I. PENDAHULUAN. individu sering melupakan bahkan mempertanyakan nilai-nilai yang ada dalam

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

ABSTRACT THE INFLUENCE OF VALUES INTERNALITATION IN HIERARCHIAL CONCEPT OF PANCASILA TOWARDS NASIONALISM ATTITUDE OF STUDENTS

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

I. PENDAHULUAN. ketuntasan belajar siswa. Moral merupakan nilai yang berlaku dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif

I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara baik

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

ANALISA MODEL PEMBELAJARAN DAN PERAN PENDIDIKAN PANCASILA DIKALANGAN MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi diri, sehingga manusia memiliki derajat yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan

PROSES PEMBELAJARAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI. Sulistyanto. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ketidak-konsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masa sekarang tempat dan waktu bukan lagi penghalang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. yang kondusif. Di mana proses belajar lebih berpusat kepada siswa (student

BAB I PENDAHULUAN. SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada awalnya merupakan SMPP 51. (Sekolah Menengah Perintis Pembangunan), yang mulai melaksanakan

I. PENDAHULUAN. Tentunya siswa banyak mengalami interaksi yang cukup leluasa dengan. yang dihuni oleh beberapa suku dan budaya.

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi

I. PENDAHULUAN. satu usaha pembangunan watak bangsa. Pendidikan ialah suatu usaha dari setiap diri

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

I. PENDAHULUAN. sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai tugas dalam memenuhi harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bermacam-macam kebudayaan, diantaranya bahasa daerah,

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaqnya. Apabila. akhlaqnya buruk, rusaklah lahir dan batinnya.

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjan S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

I. PENDAHULUAN. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman didunia pendidikan yang terus berubah secara signifikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak bisa dipisahkan dari

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. dan berakhlak adalah tugas dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

BAB I PENDAHULUAN. berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang perlu dipenuhi, kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dan. dengan potensinya (Pusat Kurikulum Depdiknas, 2006:19).

Salah satu faktor yang memengaruhi memudarnya sikap nasionalisme adalah kurangnya pemahaman siswa tentang sejarah nasional Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No.20 Tahun 2003 dalam Sagala,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan derasnya arus globalisasi saat ini, setiap individu sering melupakan bahkan mempertanyakan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila serta bagaimana pengamalan nilai-nilai Pancasila tersebut. Pada proses pelaksanaan pembelajaran Pancasila disekolah dan dunia pendidikan Indonesia belakangan ini, dapat dikatakan bahwa pengamalan nilai-nilai Pancasila mengalami degradasi yang mempengaruhi sikap Nasionalismepeserta didik. Indikasi sikap nasionalisme peserta didik dalam kehidupan sekolah yakni peserta didik seharusnya menjaga nama baik sekolah, mengharumkan nama baik sekolah, misalnya menjadi juara dalam lomba di berbagai bidang, belajar tekun untuk mendapatkan prestasi yang membanggakan bagi sekolah atau bagi diri sendiri, melaksanakan hak dan kewajiban sebagai peserta didik sesuai dengan tata tertib sekolah, sumbangan dari para peserta didik untuk korban bencana alam merupakan partisipasi peserta didik yang menunjukkan keluhuran budi pekertinya. Nasionalisme dapat dikatakan sebagai sebuah situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara total diabadikan langsung kepada Negara atas nama sebuah bangsa. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengertian nasionalisme adalah pencinta nusa dan bangsa sendiri, memperjuangkan kepentingan bangsanya, semangat kebangsaan.

2 Nasionalisme dibedakan menjadi 2, yaitu nasionalisme dalam arti luas dan nasionalisme dalam arti sempit. Dalam arti luas, nasionalisme adalah paham kebangsaan, yaitu mencintai bangsa dan Negara dengan tetap mengakui keberadaan bangsa dan Negara lain. Dalam arti sempit, nasionalisme diartikan sebagai mengagung-agungkan bangsa dan Negara sendiri dan merendahkan bangsa lain.paham ini disebut dengan paham chauvimisme, dikembangkan pada masa jerman di bawah Hitler dan di italia di bawah Musolini.Dalam arti sederhana, nasionalisme adalah sikap mental dan tingkah laku individu atau masyarakat yang menunjukan adanya loyalitas atau pengabdian yang tinggi terhadap bangsa dan negaranya. Berbanding dari keadaan ideal sikap nasionalisme yang seharusnya dimiliki siswa. Kenakalan remaja sampai menurunnya mutu dan kualitas pribadi peserta didik yang terjadi dalam lingkup pendidikan adalah beberapa dari sekian banyak contoh kasus degradasi sikap Nasionalisme yang terjadi. Sehingga perlu ada desakan untuk mengkaji akan keberadaan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila untuk diterapkan dan diamalkan dalam dunia pendidikan. Karena peserta didik adalah harapan bangsa yang akan membawa arah pembangunan bangsa Indonesia. Hal ini didasarkan bahwasanya nilai-nilai Pancasila merupakan pedoman hidup yang berlaku di negara Republik Indonesia. Dalam pembicaraan mengenai nilai, maka nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila memiliki arti yang penting dan mendalam baik itu secara historis maupun pengamalannya dalam kehidupan kependidikan dan pembelajaran. Nilainilai Pancasila ini dalam proses pendidikan dan pembelajaran di Indonesia

3 merupakan landasan, bagian dari kurikulum, serta acuan dalam pelaksanaan tata nilai yang berlaku disekolah dan mempengaruhi langsung terhadap mutu, kualitas pribadi dan sikap Nasionalisme seorang peserta didik. Dalam proses pembelajaran dan kependidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Talangpadang saat ini, nilai-nilai ke-pancasilaan berupa sikap Nasionalisme yang diterapkan oleh peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, seakan sedikit dikesampingkan dan itu menjadi awal dari permasalahanpermasalahan yang terjadi. Kurangnya kesadaran akan nilai dan moral serta sikap Nasionalismepeserta didik seperti tidak mengikuti upacara, tidak menaati peraturan sekolah, tidak menghargai guru, tidak menghargai teman, bolos, berkelahi sampai nilai pelajaran yang buruk adalah sekelumit permasalahan yang terjadi. Bahkan melalui survei sederhana yang dilakukan oleh peneliti selama proses KKN KT FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG 2014 dalam waktu 2 bulan 15 hari dan saat penelitian pendahuluan pada tanggal 27 oktober 2014, bahwa dari sepuluh peserta didik SMP N 2 Talangpadang hanya 1orang yang hafal Pancasila dan pembukaan UUD 1945. Pertanyaan yang paling dikedepankan adalah bagaimana bentuk nyata penerapan yang cocok terhadap nilai-nilai Pancasila tersebut didalam proses kegiatan belajar mengajar disekolah. Karena penerapan nilai-nilai dalam bentuk kegiatan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan saja dirasa tidak cukup untuk memberikan pemahaman kepadapeserta didik tentang penerapan nilai-nilai Pancasila dalam proses kegiatan belajar mengajar disekolah, untuk mampu bersikap Nasionalis.

4 Proses pembelajaran dan penanaman nilai-nilai Pancasila tidak hanya cukup melalui proses pembelajaran formal didalam kelas, karena Pancasila merupkan kesatuan pedoman hidup Negara yang kompleks. Perlu ada sebuah konsep pembelajaran tambahan dalam bentuk seminar atau program khusus berupa materi tambahan (pengayaan) melalui pendekatan-pendekatan yang mampu menanamkan nilai-nilai Pancasila ke dalam pola fikir peserta didik, sehingga peserta didik mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila (bersikap nasionalis) dalam proses kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Dalam memberikan materi konsep nilai-nilai Pancasila agar peserta didik mampu mengamalkan sikap Nasionalisme dalam proses kegiatan belajar mengajar disekolah. Peserta didik harus diajarkan konsep secara sederhana yakni dengan konsep diskusi moral induksi konflik-kognitf mengenai masalah-masalah moral Pancasila dalam memberikan keterbukaan berpikir di atas tahap berpikir peserta didik (Blatt dalam buku psikologi remaja Moh. Ali 2007:149), bahwa Pancasila merupakan sebuah sistem yang terdiri atas kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling mengkualifikasi dan saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan sebuah kesatuan utuh. Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila, setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri tetapi bersifat hierarki atau berurutan yang secara ontologis hakikat sila-sila Pancasila mendasarkan pada landasan Pancasila yakni Tuhan, Manusia, Satu, rakyat dan Adil (Kaelan, 2007:10-14). Sehingga dalam proses transfer informasi,peserta didik dibawa ke dalam proses pengkualifikasian nilai-nilai Pancasila dari satu sila ke sila yang lain.

5 Suatu konsep internalisasi hierarki Pancasila yang diberikan pada peserta didik secara langsung merupakan salah satu faktor penting yang dirasa penulis mampu untuk meningkatkan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam sekolah tersebut. Sehingga muncul pertanyaan apakah ada pengaruh internalisasi nilai dalam konsep hieraki Pancasila dengan pendekatan moral induksi konflik-kognitif Blatt dan Kohlberg terhadap sikap Nasionalismepeserta didik SMP N 2 Talangpadang. Berdasarkan permasalahan dan pertanyaan di atas maka disusunlah penelitian yang berjudul Pengaruh Internalisasi Nilai dalam Konsep Hierarkial Pancasila terhadap Sikap Nasionalismepeserta didik SMP N 2 Talangpadang tahun pelajaran 2014/2015. Harapan dari penelitian ini adalah dapat meningkatkan lebih banyak pemahaman nilai-nilai Pancasila terhadap peserta didik SMP tersebut, apabila melalui hasil penelitian pemberian materi konsep Hierarki Pancasila dengan pendekatan induksi konflik-kognitif Blatt dan Kohlberg dapat mempengaruhi tingkat pengamalan nilai-nilai Pancasila. Kemudianpeserta didik mampu menerapkan sikap Nasionalisme dalam proses kegiatan belajar mengajar sehari-hari. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut : 1.Proses pendidikan politik dalam penyelenggaraan negara berpengaruh pada terbentuknya sikap nasionalisme warganegara.

6 2. Proses kegiatan kepemudaan melalui aktivitas keorganisasian dapat berpengaruh pada kuatnya semangat belanegara dan semangat berbangsa bagi para pemuda. 3. Proses internalisasi nilai dalam konsep hierarkial Pancasila berpengaruh pada sikap nasionalisme warganegara. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, maka penelitian ini dibatasi pada masalah : Internalisasi nilai dalam konsep hierarkial Pancasila dan pengaruhnya pada sikap nasionalisme peserta didik SMP Negeri 2 Talangpadang tahun 2015 1.4 Rumusan Masalah. Berdasakan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas, dirumuskan masalahnya sebagai berikut : Adakah pengaruh internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam konsep hierarki Pancasila terhadap sikap Nasionalismepeserta didikdi kelas VIII SMP Negeri 2 Talangpadang Kabupaten Tanggamus tahun pelajaran 2015? 1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian Tujuan dari peneltian ini adalah menjelaskan pengaruh internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam konsep hierarki Pancasila terhadapsikap Nasionalisme peserta didik SMP Negeri 2 Talangpadang tahun 2015.

7 1.5.2 Kegunaan Penelitian 1) Kegunaan Teoritis Penelitian pengaruh Internalisasi Nilai dalam Konsep Hierarki Pancasila terhadap Sikap NasionalismePeserta didik SMP N 2 Talangpadang Tahun Pelajaran 2014/2015, secara teoritis berguna untuk pengembangan ilmu pendidikan, khususnya pendidikan kewarganegaraan dengan wilayah kajian pendidikan nilai dan moral warganegara. 2) Kegunaan Praktis Secara praktis penelitian ini berguna untuk: a) Bagipeserta didik, agar lebih mengetahui fungsi dan dapat menerapkan nilainilai yang terkandung dalam Pancasila sehingga mampu bersikap Nasionalis, dalam artianmemahami materi nilai-nilai Pancasila, dapat mengaplikasikan sikap nasionalsime secara nyata dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. b) Bagi guru agar lebih memahami kandungan, isi, keluasan, tingkat kesulitan, tingkat keterbacaan dari internalisasi nilai-nilai Pancasila dan menambah pengetahuan terkait konsep hierarki Pancasila, sehingga dapat melakukan proses internalisasi dan personalisasi nilai-nilai Pancasila melalui proses pembelajaran PKn dengan cara menjelaskan konsep, memfaktualisasikan konsep, mengklarifikasi konsep menjadi nilai dalam rangka pembentukan dan pengamalan sikap nasionalisme bagi siswa.

8 1.6 Ruang Lingkup Penelitian 1) Ruang Lingkup Ilmu Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan, khususnya pendidikan kewarganegaraan yang terkait dengan konsep pendidikan nilai moral Pancasila. 2) Ruang Lingkup Subjek Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah peserta didik SMP Negeri 2 Talangpadang Tahun pelajaran 2014/2015. 3) Ruang Lingkup Objek Objek dalam penelitian ini adalah internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam konsep hierarki Pancasila dan sikap Nasionalismepeserta didik. 4) Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup penelitian ini di laksanakan di SMP Negeri 2 Talangpadang Kec. Talangpadang Kab. Tanggamus. 5) Ruang Lingkup Waktu Ruang lingkup waktu penelitian adalah sesuai dengan dikeluarkannya surat izin penelitian oleh Dekan FKIP Universitas Lampung yakni tanggal 22 Oktober 2014.