BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dukungan sosial dari atasan dengan burnout pada paramedis keperawatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian (Kerlinger, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. antara dua atau beberapa variabel. dengan teknik korelasi seorang peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan analisis regresi ganda atau regresi linear, yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006: 12). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional ini menekankan analisisnya pada data-data numerikal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (X) dengan perilaku caring perawat sebagai variabel terikat (Y). Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. kecerdasan spiritual pada mahasiswa aktivis kerohanian islam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).

BAB III METODE PENEITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. bebas dan satu variabel tergantung. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi bivariat ( bivariate

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, susah tidur, kurang nafsu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (komperatif).menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metodemetode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. korelasional yaitu korelasi product moment dari Pearson.Menurut Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional, yakni penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperanan dalam

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel, dengan teknik korelasional seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah variabel dengan variasi yang lainnya, besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi (Arikunto, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara variabel efikasi diri (sebagai variabel bebas, X) dengan burnout (sebagai variabel terikat, Y). B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, untuk kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003). Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas X (Independent Variabel) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah efikasi diri. 2. Variabel Terikat Y (Dependent Variabel) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah burnout. 33

34 C. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional dari variabel yang diteliti adalah : 1. Efikasi diri merupakan pemahaman atau penilaian akan potensi yang dimiliki individu secara subjektif yang artinya bukan menggambarkan kemampuan individu yang sebenarnya akan tetapi keyakinan yang dimiliki individu untuk memperkirakan kemampuannya dalam kondisi tertentu. Efikasi diri diungkap dengan skala efikasi diri yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi efikasi diri menurut Bandura (1997), yaitu tingkat kesukaran (magnitude atau level), luas bidang perilaku (generality), dan kekuatan keyakinan (strength). 2. Burnout merupakan suatu kondisi psikis negatif individu yang tampak dalam perilakunya, yang ditandai dengan tingkat kelelahan yang ekstrim, kejenuhan dan penurunan pencapaian prestasi diri khususnya pada pekerjaan pelayanan kemanusiaan ( human services), akibat ketidakpuasan terhadap hasil yang diperoleh serta tekanan-tekanan yang diterima dalam waktu yang relatif lama baik secara eksternal (lingkungan pekerjaan) maupun internal yang bersifat psikologis meliputi perasaan, sikap, motif, dan harapan-harapan yang tidak ideal dengan kenyataan sehingga menyebabkan kelelahan secara fisik, emosi, dan kelelahan mental. Digunakan skala burnout untuk mengungkap data tentang burnout yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi burnout menurut Maslach yakni, kelelahan ( exhaustion), depersonalisasi ( depersonalization) dan penurunan pencapaian diri individu (reduced personal accomplishment).

35 D. Subjek Penelitian 1. Populasi Menurut Sugiyono (2003) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan Azwar (2010) mendefinisikan populasi sebagai kelompok subjek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Sebagai suatu populasi, kelompok subjek ini harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek yang lain. Ciri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi dapat terdiri dari karakteristik-karakteristik individu. Jadi, yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga keperawatan yang bertugas di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dengan rincian sebaga berikut: Tabel 3.1 Jumlah Perawat RSUD Arifin Achmad Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Perawat Jumlah Perawat S1 46 D3 442 Total 488

36 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Karena ia merupakan bagian dari populasi, tentulah ia harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya (Azwar, 2010). Arikunto (2002) menyatakan bahwa apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semuanya sehingga merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar maka diambil antara 20-25% atau lebih besar dari jumlah tersebut. Dalam penelitian ini sampel yang akan dijadikan sumber data oleh peneliti adalah perawat yang bertugas di kelas II dan III berjumlah 70 orang dari 162 orang karena tidak mengikut sertakan perawat kelas I, dengan menggunakan teknik accidental sampling. Accidental sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan terhadap responden yang secara kebetulan ditemui pada objek penelitian ketika observasi sedang berlangsung (Had i, 2004). Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan skala melalui kepala perawat masing-masing ruangan. E. Metode Pengumpulan Data 1. Alat Ukur Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini menggunakan metode skala. Metode skala digunakan karena data yang ingin diukur berupa konstruk atau konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan (Azwar, 2000).

37 Skala yang digunakan dalam pengumpulan data untuk penelitian ini adalah skala efikasi diridan skala burnout sebagai berikut: a. Skala efikasi diri yang digunakan dalam penelitian ini disusun mengacu pada dimensi-dimensi efikasi diri menurut Bandura (1997) yang telah diadaptasi oleh peneliti dengan merubah kata-kata yang diperlukan, yaitu tingkat kesukaran ( magnitude atau level), luas bidang perilaku (generality), dan kekuatan keyakinan (strength), skala disusun berdasarkan model skala Likert yang terdiri dari dua kategori aitem yaitu aitem mendukung ( favorable) dan aitem yang tidak mendukung (unfavorable) serta menyediakan lima alternatif jawaban yang terdiri dari sangat sesuai (SS), sesuai (S), netral (N), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Pemberian skor untuk skala i ni bergerak dari 5 sampai 1 untuk item favorabel, sedangkan untuk aitem yang unfavorabel bergerak dari 1 sampai 5.

38 Berikut ini blueprint skala efikasi diri untuk try out dapat dilihat pada tabel 3.2 yaitu: Tabel 3.2 Blueprint Tryout Skala Efikasi Diri (X) Dimensi No. Aitem Indikator Efikasi Diri Efikasi Diri Favorable Unfavorable Total 1. Memiliki pandangan yang optimis 18,20,51 15,17,34 6 2. Berminat terhadap tugas 29,46 38,56 4 3. Memandang tugas sebagai tantangan bukan 12,50 2,53 4 Magnitudeatau sebagai beban Level 4. Merencanakan penyelesaian tugas 43,47 35,54 4 5. Mengatasi kesulitankesulitan yang dihadapi 7,21 25,57 4 6. Kemampuan dalam menyelesaikan tugas 8,60 45,52 4 1. Berkomitmen 16,48 5,27 4 melaksanakan tugas 2. Bertahan menyelesaikan tugas dalam kondisi 13,14,32 22,30 5 Strength apapun 3. Memiliki keuletan 9,28,37 40,59 5 dalam melaksanakan tugas 4. Yakin akan kemampuan yang dimiliki 4,26,33 6,23,31,39 7 1. Belajar dari pengalaman 11,44 3,36 4 2. Menyikapi situasi dan kondisi yang beragam 19,49 10,24,41 4 Generiality dengan cara yang baik dan positif 3. Memiliki cara menangani stres yang tepat 1, 55 42,58 4 Total 30 30 60

39 b. Skala burnout diadaptasi dan disusun oleh peneliti dengan mengacu pada skala burnout milik Maslach yaitu Maslach Burnout Inventory yang meliputi aspek kelelahan emosional, depersonalisasi, dan penurunan pencapaian diri individu. Skala disusun berdasarkan model skala Likert yang terdiri dari dua kategori aitem yaitu aitem mendukung ( favorable) dan aitem yang tidak mendukung (unfavorable) serta menyediakan lima alternatif jawaban yang terdiri dari selalu (SL), sering (SR), kadang (KD), jarang (JR), dan tidak pernah (TP). Pemberian skor untuk skala ini bergerak dari 5 sampai 1 untuk item favorabel, sedangkan untuk aitem yang unfavorabel bergerak dari 1 sampai 5.

40 Berikut ini blue prints kala burnout untuk try out dapat dilihat pada tabel 3.3 yaitu: Tabel 3.3 Blue Print Tryout Skala Burnout (Y) Dimensi Burnout Kelelahan Emosional (Emotional Exhaustion) Depersonalisasi (Depersonali -zation) Penurunan Pencapaian Pribadi (Low or Reduced Personal Accomplishment) No. Aitem Indikator Burnout Unfavorabl Total Favorable e 1. Marah tanpa sebab dan cepat tersinggung 1,23 16,37 4 2. Merasa terperangkap di dalam pekerjaannya 3,6,7,18 30,43 6 3. Sedih dan tertekan 28,31,33 41,44 5 4. Mengalami depresi 57,61 10,48 4 1. Bersikap sinis terhadap orang lain 42,60 20,24 4 2. Bersikap negatif 52,56 29,66 4 3. Cenderung merugikan diri sendiri, pekerjaan 9,51 36,46 4 maupun organisasi 4. Menjauhnya individu dari lingkungan sosial 4,59,62 15,45,64 6 5. Bersikap apatis 8,25,58 14,27 5 6. Tidak perduli terhadap lingkungan sekitarnya 11,13 39,69 4 1. Menurunnya 19,22,34 5,12 5 kepercayaan mengenai kemampuan dalam menjalankan tugas 2. Kehilangan semangat dalam bekerja 3. Merasakan kehilangan kepercayaan terhadap orang lain 4. Tidak puas terhadap diri sendiri 5. Merasa tidak bermanfaat bagi diri sendiri atau orang lain 2,26,54 32,47,50 6 65,67 21,68 4 40,49,55 35,53 5 38,63 17,70 4 Total 38 32 70

41 F. Validitas dan Reliabilitas Sebelum penelitian ini dilaksanakan, maka alat ukur yang digunakan harus diuji coba ( tryout) terlebih dahulu. Uji coba alat ukur dilakukan untuk menentukan sejauh mana alat ukur penelitian tersebut dapat mengungkap dengan tepat gejala-gejala yang akan diukur dan sejauh mana alat ukur tersebut dapat menunjukan dengan sebenarnya gejala yang akan diukur, baik itu alat ukur untuk efikasi diri maupun alat ukur untuk burnout. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam penelitian ini, maka peneliti melakukan ujicoba terlebih dahulu ( try out) kepada sejumlah pegawai. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan ( validitas) dan kekonsistenan ( reliabilitas) guna mendapatkan aitem-aitem yang layak sebagai alat ukur. Uji coba penelitian ini diberikan pada perawat RSUD Arifin Achmad Pekanbaru yang bertugas di kelas II dan III (Ruangan Cendrawasih 1 dan 2, dan ruangan Mawar) dengan jumlah 75 orang. Kemudian data tersebut diolah menggunakan teknik Product Moment dengan bantuan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 17.0 for windows untuk dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Alat ukur yang akan diuji validitas dan reliabilitasnya adalah alat ukur variabel efikasi diri dan alat ukur burnout. Ujicoba alat ukur dilakukan di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru yang berjumlah 75 orang pegawai yang memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Pegawai yang bekerja di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Kelas II dan III b. Berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.

42 1. Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2009). Tujuan dilakukannya uji validitas ini untuk menunjukkan tingkat kesahihan atau ketepatan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian. Jenis validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji validitas isi, yang merupakan pengujian validitas instrumen terhadap isi instrumen yang dilakukan melalui analisis rasional atau melalui professional judgement (Azwar, 2009). Perhitungan validitas alat ukur dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis korelasi product moment dari Karl Pearson dengan menggunakan bantuan program komputerisasi SPSS ( Statistical Product and Service Solution) 17.0 for windows. Penentuan kesahihan kriteria menurut Azwar (2009) yang menyatakan bahwa skala psikologi yang digunakan untuk indeks daya diskriminasi minimal 0,30. Dengan demikian aitem yang berkoefisien < 0,30 dinyatakan gugur, sedangkan aitem yang dianggap valid adalah aitem dengan koefisien korelasi 0,30.

43 Tabel 3.4 Blueprint Skala Efikasi Diri yang Sahih dan Gugur Dimensi Aitem Sahih Aitem Gugur Indikator Efikasi Diri Efikasi Diri Favo Unfavo Favo Unfavo 1. Memiliki pandangan 15,17,3 18,20 yang optimis 4 51-2. Berminat terhadap tugas 29,46 38-56 3. Memandang tugas sebagai tantangan 12,50 2-53 Magnitude bukan sebagai beban atau Level 4. Merencanakan penyelesaian tugas 43,47 35,54 - - 5. Mengatasi kesulitankesulitan yang 7,21 57-25 dihadapi 6. Kemampuan dalam menyelesaikan tugas 8 52 60 45 Strength 1. Berkomitmen 16,48 5,27 - - melaksanakan tugas 2. Bertahan menyelesaikan tugas dalam kondisi apapun 13,14,32 30-22 3. Memiliki keuletan dalam melaksanakan tugas 9,28,37 40-59 4. Yakin akan kemampuan yang dimiliki 4,26,33 6,23-31,39 1. Belajar dari 11,44 3,36 - - Generality pengalaman 2. Menyikapi situasi dan kondisi yang beragam dengan cara yang baikdan positif 3. Memiliki cara menangani stres yang tepat 19,49 10,24,4 1 - - 55 58 1 42 Total 27 21 3 9

44 Pada skala efikasi diri diketahui 60 aitem diperoleh 48 aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem total 0,30, sedangkan sisanya 12 aitem dianggap gugur dan tidak dimasukkan ke dalam skala penelitian. Koefisien korelasi aitem total berkisar antara 0,309-0,721. Peneliti menggunakan 48 aitem yang lulus seleksi tersebut untuk skala penelitian.

45 Tabel 3.5 Blueprint Skala Burnout yang Sahih dan Gugur Dimensi Aitem Sahih Aitem Gugur Indikator Burnout Burnout Favo Unfavo Favo Unfavo 1. Marah tanpa sebab dan cepat 1,23 16,37 - - tersinggung Kelelahan Emosional (Emotional Exhaustion) Depersonalisasi (Depersonaliza tion) Penurunan Pencapaian Pribadi (Low or Reduced Personal Accomplishmen ) 2. Merasa terperangkap di dalam pekerjaannya 3,6,1 8 30 7 43 3. Sedih dan tertekan 28,31 41,44 33-4. Mengalami depresi 57,61 10-48 1. Bersikap sinis terhadap orang lain 42,60 20,24 - - 2. Bersikap negatif 52,56 - - 29,66 3. Cenderung merugikan diri sendiri, pekerjaan maupun organisasi 4. Menjauhnya individu dari 9,51 36,46 - - 4,59 45 62 15,64 lingkungan sosial 5. Bersikap apatis 8,25 14,27 58-6. Tidak perduli terhadap lingkungan sekitarnya 13 39,69 11-1. Menurunnya kepercayaan mengenai kemampuan dalam menjalankan tugas 2. Kehilangan semangat dalam bekerja 3. Merasakan kehilangan kepercayaan terhadap orang lain 4. Tidak puas terhadap diri sendiri 5. Merasa tidak bermanfaat bagi diri sendiri atau orang lain 19,22,34 5,12 - - 2, 54 47 26 32,50 67 21,68 65-40, 53 49 35 55 38,63 70-17 Total 30 22 8 10

46 Tabel 3.5 menjelaskan bahwa setelah diuji cobakan pada subjek penelitian, 70 aitem pada skala burnout dinyatakan 18 aitem gugur sedangkan 52 aitem lain dinyatakan sahih. Hasil ujicoba skala burnout menunjukkan koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0.302-0.673. Berikut ini blueprint skala efikasi diri (X1) dengan burnout (Y) yang digunakan untuk penelitian, dapat dilihat pada tabel 3.6: Tabel 3.6 Blueprint skala efikasi diri untuk penelitian (X) Dimensi No. Aitem Efikasi Indikator Efikasi Diri Total Favorable Unfavorable Diri 1. Memiliki pandangan yang 17,19 14,16,30 5 optimis Magnitude atau Level Strength Generiality 2. Berminat terhadap tugas 26,39 34 3 3. Memandang tugas sebagai tantangan bukan sebagai beban 11,43 1 3 4. Merencanakan penyelesaian tugas 37,40 31,45 4 5. Mengatasi kesulitankesulitan yang dihadapi 6,20 47 3 6. Kemampuan dalam menyelesaikan tugas 7 44 2 1. Berkomitmen 15,41 4,24 4 melaksanakan tugas 2. Bertahan menyelesaikan 12,13,28 27 4 tugas dalam kondisi apapun 3. Memiliki keuletan dalam 8,25,33 35 4 melaksanakan tugas 4. Yakin akan kemampuan yang dimiliki 3,23,29 5,21 5 1. Belajar dari pengalaman 10,38 2,32 4 2. Menyikapi situasi dan 18,42 9,22,36 5 kondisi yang beragam dengan cara yang baik dan positif 3. Memiliki cara menangani stres yang tepat 46 48 2 Total 27 21 48

47 Tabel 3.7 Blueprint Skala Burnout untuk Penelitian (Y) Dimensi No. Aitem Indikator Burnout Burnout Favorable Unfavorable Kelelahan Emosional (Emotional Exhaustion) Depersonalisasi (Depersonali -zation) Penurunan Pencapaian Pribadi (Low or Reduced Personal Accomplishment) Total 1. Marah tanpa sebab dan cepat tersinggung 1,19 13,28 4 2. Merasa terperangkap di dalam pekerjaannya 3,6,14 24 4 3. Sedih dan tertekan 23,25 32,34 4 4. Mengalami depresi 44,47 9 3 1. Bersikap sinis terhadap orang lain 33,46 16,20 4 2. Bersikap negatif 39,43-2 3. Cenderung merugikan diri sendiri, pekerjaan 8,38 27,36 4 maupun organisasi 4. Menjauhnya individu dari lingkungan sosial 4,45 35 3 5. Bersikap apatis 7,21 12,22 4 6. Tidak perduli terhadap lingkungan sekitarnya 11 30,51 3 1. Menurunnya 15,18,26 5,10 5 kepercayaan mengenai kemampuan dalam menjalankan tugas 2. Kehilangan semangat dalam bekerja 3. Merasakan kehilangan kepercayaan terhadap orang lain 4. Tidak puas terhadap diri sendiri 5. Merasa tidak bermanfaat bagi diri sendiri atau orang lain 2, 41 37 3 49 17,50 3 31, 42 40 3 29,48 52 3 Total 30 22 52 2. Reliabilitas Reliabilitas merupakan penerjemahan yang berasal dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Menurut Azwar (2009)

48 Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kematangan pengukuran (Azwar, 2007). Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur koefisien reliabilitas adalah dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, sebagai berikut: α = 2(1 S1² + S2²) S x 2 Keterangan : α S 1 2 S 2 2 S x 2 = Koefisien reliabilitas alpha = Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan2 = Varians skor tes Dalam perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS ( Statistical Product and Service Solutions) 17.0 for windows. Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefesien reliabilitas yang angkanya berada peda rentang 0-1.00, koefisien reliabilitas semakin tinggi jika mendekati angka 1.00. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0, berarti semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2007). Dari perhitungan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows diketahui nilai koefisien alpha reliabilitas efikasi diri (X) dari 48 aitem yang sahih adalah 0,957 dan koefisien alpha reliabilitas burnout (Y) dari 52 aitem yang sahih adalah 0,940. Semakin dekat dengan skor 1,00, maka istrumen skala efikasi diri

49 dan burnout dinyatakan reliablel dan dapat dipergunakan sebagai alat pengumpulan data.

50 G. Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisis dengan uji korelasi yang digunakan untuk menguji hipotesis, yaitu untuk menguji hubungan efikasi diri dengan burnout pada perawat RSUD Arifin Achmad Pekanbaru adalah korelasi Pearson product moment. Menurut Hadi (2004) korelasi Pearson product moment dipakai untuk melukiskan hubungan antara dua gejala dengan skala interval. Penggunaan teknik analisa data ini, dikarenakan korelasi Pearson product moment menunjukkan ada atau tidaknya hubungan antara variabel X dengan variabel Y, rumusnya adalah sebagai berikut : r xy = Keterangan : N : Jumlah subjek X : Skor aitem/butir Y : Skor total tiap subjek X 2 : Jumlah kuadrat skor tiap aitem Y 2 : Jumlah kuadrat skor total aitem XY : Jumlah hasil perkalian skor tiap aitem dan skor total aitem rxy : Korelasi skor aitem dan total aitem Untuk melakukan perhitungan dengan rumus-rumus diatas, peneliti menggunakan bantuan program SPSS ( Statistical Product and Service Solution) 17.0 for windows.