BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian (Sugiyono,2002). Sehingga penelitian ini mengambil obyek

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikann sistem kelembagaan (Arsyad, 2010:11)

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sangat sentral sekali untuk dibicarakan karena hal tersebut berhadapan

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013).

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menerangkan bahwa untuk variabel dependen yaitu

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

BAB I PENDAHULUAN. dunia terutama negara sedang berkembang. Masalah kemiskinan harus dihadapi

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya negara berkembang di dunia mengalami keadaan

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. merupakan data tahunan dan hanya pada sektor industri.

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit atau jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang (UU

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Pengeluaran konsumsi pemerintah atau government expenditure adalah. anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam melaksanakan

III. METODE PENELITIAN. Data sekunder adalah data yang tersedia dan telah terproses oleh pihak pihak lain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi Anggaran Pertahanan di Indonesia, yaitu :

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ekspor kayu lapis Indonesia di pasar

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional pada dasarnya dilaksanakan di daerah. Dalam

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

III. METODE PENELITIAN. A. Daerah Penelitian dan definisi operasional variabel. Penelitian ini dilaksanakandi di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PDB) tahun tertentu dengan tahun sebelumnya. Perekonomian

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan penerimaan (atau pendapatan) dimasa yang akan datang. Umumnya

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan hipotesa. Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB V TEMUAN EMPIRIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Pada bab ini akan dilakukan pembahasan terhadap hasil pengolahan data empiris

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Hal ini di Indonesia yang salah satunya

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. dari tiga motif. Motif pertama adalah motif transaksi. Ada dua hal yang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ketimpangan distribusi pendapatan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

III. METODELOGI PENELITIAN. Lampung, Disperindag Provinsi Lampung, jurnal-jurnal ekonomi serta dari

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pulau Pasaran terletak di kota Bandar Lampung berada pada RT 09 dan RT 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daerah dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Pertanyaan beranjak dari benarkah semua indikator ekonomi yang ada memberikan gambaran kemakmuran. Beberapa ekonom modern mulai mengedepankan dethronement of gross national produk (penurunan tahta pertumbuhan ekonomi), pengentasan kemiskinan, pengurangan ketimpangan, distribusi pendapatan, dan penurunan tingkat pengangguran yang ada. Perubahan paradigma ini menyoroti bahwa pembangunan harus dilihat sebagai suatu proses yang multidimensional (Kuncoro, 2004). Pembangunan ekonomi adalah pergerakan ke atas dari seluruh sistem sosial. Dengan kata lain pembangunan ekonomi tidak lagi memuja gross national product sebagai sasaran pembangunan, namun lebih memusatkan perhatian pada kualitas dari proses pembangunan. Redifinisi selama dasawarsa 1970-an pembangunan diwujudkan dalam upaya meniadakan, setidaknya mengurangi kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan (Kuncoro, 2004:63). Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi di suatu negara yang diukur dari perbedaan produk domestik regional bruto tahun tertentu dengan tahun sebelumnya. Perekonomian akan mengalami pertumbuhan apabila jumlah 1

2 total output produksi barang dan penyediaan jasa tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya, atau jumlah total alokasi output tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya, kemampuan suatu Negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan menjadi berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah keterampilan mereka. Krisis moneter yang terjadi dalam perekonomian Indonesia pada pertengahan tahun 1997 memiliki dampak serius pada berbagai sektor ekonomi Indonesia. Dampak tersebut antara lain, inflasi tinggi, kegiatan usaha terganggu, meningkatnya angka pengangguran, pelarian modal ke luar negeri, penurunan tingkat investasi dalam negeri dan pada akhirnya tingkat pertumbuhan ekonomi nasional menjadi lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya. Dalam hal ini, sektor keuangan menjadi perhatian utama dalam kebijakan pemulihan krisis moneter. Oleh karena itu serangkaian kebijakan dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatasi ketidakstabilan di sektor keuangan (Krisnamurthi, 2002). Pembangunan ekonomi daerah adalah peningkatan yang terus-menerus pada gross regional domestic product bruto. beberapa ahli menganjurkan pembangunan suatu daerah mencakup tiga nilai inti (Kuncoro, 2004:63) :

3 1. Ketahanan (sustenance): kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok guna mempertahankan hidup. 2. Harga diri (self esteem): pembangunan haruslah memanusiakan- manusiakan orang. 3. Freedom from servitude: kebebasan bagi setiap individu suatu negara untuk berpikir, berkembang, berperilaku. Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Grobogan Tahun 1984-2009 (Ribuan Rupiah) Tahun Harga konstan Tahun Harga konstan 1984 237.396,25 1997 770.949,72 1985 256.176,90 1998 697.230,89 1986 278.536,24 1999 676.482,89 1987 297.589,08 2000 2.105.031,31 1988 330.683,36 2001 2.195.206,73 1989 338.175,56 2002 2.321.920,48 1990 352.321,72 2003 2.372.922,55 1991 301.284,60 2004 2.462.661,26 1992 322.186,88 2005 2.579.283,26 1993 709.715,14 2006 2.682.467,18 1994 737.250,30 2007 2.799.700,55 1995 764.375,50 2008 2.948.793,80 1996 790.129,45 2009 3.097.093,25 Sumber: BPS Jawa Tengah, berbagai terbitan Berdasarkan produk domestik regional bruto atas dasar harga Konstan Kabupaten Grobogan Tahun 1984-2009 pada tabel 1.1 secara nilai absolut mengalami peningkatan secara terus-menerus, dan pada tahun 1991 mengalami penurunan. Namun pada selanjutnya mengalami peningkatan kembali secara terus menerus yaitu tahun 1992-1996 dan penurunna berturutturut kembali terjadi pada tahun 1997-1999. Tahun 2000 terus mengalami

4 kenaikan sampai tahun 2009. Dan berdasarkan hal tersebut di atas cukup menarik untuk diteliti maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dalam skripsi yang mengambil judul: Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Grobogan Tahun 1984-2009. B. Perumusan Masalah Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh variabel Jumlah Penduduk, nilai Inflasi, Pendapatan Asli Daerah, dan variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Grobogan tahun 1984-2009? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Menganalisis pengaruh variabel Jumlah Penduduk, nilai Inflasi, Pendapatan Asli Daerah, dan yang paling berpengaruh terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Grobogan Tahun 1984-2009. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan, dalam usaha meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Grobogan.

5 2. Sebagai bahan pertimbangan BAPEDA dalam mengambil kebijakankebijakan yang terkait dengan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Grobogan. 3. Sebagai referensi penelitian di masa yang akan datang yang terkait dengan permasalahan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Grobogan. E. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah model regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Persamaan Estimasi yang digunakan adalah Y = β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + µ Keterangan: Y : Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Konstan (Ribuan Rupiah) X 1 X 2 X 3 : Jumlah Penduduk (Jiwa) : Inflasi (Persen) : Pendapatan Asli Dearah (Ribuan Rupiah) µ : Error term Dalam menggunakan Metode analisis data dengan model regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan hasil terbaik harus melewati beberapa uji kelayakan model. 1. Uji Normalitas Asumsi normalitas gangguan U t adalah asumsi untuk mengetahui validitas pengaruh variabel independen itu sendiri. Pengujian ini bertujuan

6 untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak berlaku. Uji normalitas U t yang digunakan disini adalah uji Jarque Berra yang memiliki langkah-langkah sebagai berikut (Gujarati, 2003): a. Regresi model lengkap, dapatkan nilai residulanya Ut b. Hitung nilai Jarque Berra N - k 2 1 2 JB = S + K 6 4 Keterangan = S K N k : Skewness : Kurtosis : Jumlah : Jumlah parameter dalam model (jumlah variabel independen ditambah konstanta) c. Apabila nilai Jarque Berra statistik lebih besar dari X 2 (α,2) maka distribusi U t adalah tidak normal (Ho : distribusi U t tidak normal ditolak). 2. Uji Spesifikasi Model (Uji Ramsey-Reset) Uji spesifikasi model adalah Pengujian terhadap pengaruh semua variabel independen di dalam model, dapat dilakukan dengan uji simultan (uji F). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang terdapat dalam model secara bersama-sama terhadap

7 variabel dependen. Pada penelitian ini digunakan uji Ramsey-Reset yang terkenal dengan sebutan uji kesalahan spesifikasi umum atau general test of specification error, yang memiliki langkah-langkah sebagai berikut (Gujarati, 2003): a) Regresi model lengkap dan dapatkan nilai residual Ut b) Hitung nilai F dengan rumus: F h = ( R 2 new (1 R R new 2 old / p / p )( n k) c) Apabila nilai F > F ( α, p, n-k ) model yang diuji adalah model salah, maka spesifikasi model tidak linear (linear ditolak). 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas Multikoliniaritas adalah masalah yang timbul berkaitan dengan adanya hubungan linier diantara variabel-variabel penjelas. Uji Multikoliniearitas digunakan untuk mengetahui terjadi tidaknya korelasi diantara variabel independen dalam proses regresi. Jika dalam model terdapat multikoliniearitas maka model tersebut memiliki kesalahan standart yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan tinggi. Untuk menguji masalah multikoliniearitas, dilakukan pengujian dengan metode Klein. Uji Klein meliputi langkah-langkah sebagai berikut (Arief, 1993:26-7):

8 1) Regres model lengkap, misalnya: Y = β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + µ dapatkan nilai R² 2) Regres masing-masing variabel independen terhadap seluruh variabel independen lainnya, dapatkan nilai Ri². Regresi ini disebut auxiliary regression 3) Apabila terdapat R i ² > R² berarti terdapat masalah multikolinieritas yang serius. b. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana sebaran atau varian faktor penganggu tidak konstan sepanjang observasi. Heteroskedastisitas terjadi jika muncul gangguan dalam fungsi regresi yang tidak sama sehingga penaksir OLS tidak efisien baik dalam sampel kecil ataupun besar (tetapi masih tetap tidak bisa dan konsisten). Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan Uji White. Uji White memiliki langkah-langkah sebagai berikut (Gujarati,1995:379): 1) Regres suatu model regresi dan dapatkan nilai residualnya (u t ) Misalnya: Y = β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + µ

9 2) Regres regresi auxiliary sbb: u t ² = 1 + 2 X 1t + 3 X 2t + 4 X 3t + 5 X² 1t + 6 X² 2t + 7 X² 3t + 8 X 1t X 2t + 9 X 1t.X 3t + 10 X 2t.X 3t +v t dapatkan nilai R²-nya. 3) Hitung x 2 dengan rumus n.r² 4) Apabila x 2 lebih besar dari x 2 (α.df) maka terdapat heteroskedastisitas dalam model (H 0 : Homoskedastisitas ditolak). Nilai df adalah banyaknya variabel independen dalam regresi auxiliary. c. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah keadaan dimana terdapat trend di dalam variabel yang diteliti sehingga mengakibatkan e t juga mengandung trend. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t- 1 (sebelumnya), dimana jika terjadi korelasi dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi terjadi karena adanya korelasi yang kuat antara e t dengan series e t-1. Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan uji Breusch & Godfrey Test (BG test) (Siti Aisyah, 2007). Langkah-langkah pengujian ini adalah: 1) Estimasi persamaan regresi untuk mendapatkan nilai residual (u t )

10 2) Regresi u t terhadap variabel bebas dan u t-i... u t-p 3) Hitung (n-p) R 2 X 2. Jika lebih besar dari tabel chi-square dengan df p, menolak hipotesa bahwa setidaknya ada satu koefisien autokorelasi yang berbeda dengan 0. Apabila regresi dilakukan dengan menggunakan Eviews maka dapat dilihat dari nilai probabilitasnya. Apabila nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05 maka hipotesa yang menyatakan pada model tidak terdapat autokorelasi ditolak. Berarti model lolos dari masalah autokorelasi. 4. Uji Statistik a. Uji t Uji statistik t adalah pengujian terhadap variabel-variabel penjelas secara individu. Pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan, jika asumsi normalitas error yaitu terpenuhi, maka kita dapat menggunakan uji t untuk menguji koofesien parsial dari regresi. Bertujuan untuk melihat signifikasi dari pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis H 0 : β 1 = 0 (variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen) H a : β 1 > 0 (variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen secara positif)

11 H a : β 1 < 0 (variabel independen secara individu berpengaruh 2) Menentukan nilai α terhadap variabel dependen secara negatif) 3) Melakukan perhitungan nilai t seperti berikut: Keterangan = ; 2 α N K : derajat signifikansi : banyaknya data yang digunakan : banyaknya parameter regresi plus konstanta Keterangan = β 1 S e : koefisien regresi variabel ke-1 : standar eror Gambar 1.1 Daerah Kritis Uji t Ho ditolak Ho ditolak 4) Kesimpulan Ho diterima - t tabel t tabel Sumber: Gujarati (2003) a) Jika t hitung < t tabel, maka H 0 diterima Ha ditolak. Artinya koefisien regresi variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. b) Jika t hitung > t tabel, maka H 0 ditolak Ha diterima.

12 Artinya koefisien regresi variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. b. Uji F Uji F adalah pengujian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independent) secara keseluruhan terhadap variabel tidak bebas (dependent). Bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen yang ada secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependennya. Langkah-langkah dalam melakukan uji F ini adalah: 1) Menentukan hipotesis H 0 : β 1 = β 2 = β 3 = 0 (variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen) H a : β 1 β 2 β 3 0 (variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen) 2) Menentukan nilai α 3) Melakukan perhitungan nilai F seperti berikut: ; ; 1 Keterangan = α N K : derajat signifikansi : banyaknya data yang digunakan : banyaknya parameter atau koefisien regresi plus konstanta

13 Keterangan = 1 1 R 2 K n : koefisien determinan berganda : banyaknya parameter : banyaknya observasi Gambar 1.2 Daerah Kritis Uji F H 0 diterima H 0 ditolak Sumber: Gujarati (2003) F tabel 4) Kriteria Pengujian H 0 diterima apabila F hitung F tabel H 0 ditolak apabila F hitung > F tabel 5) Kesimpulan Jika F hitung F tabel, maka H 0 diterima Ha ditolak. Artinya koefisien regresi variabel independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Jika F hitung > F tabel, maka H 0 ditolak Ha diterima. Artinya koefisien regresi variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. c. Koefisien Adjusted R² Koefisien determinasi Adjusted R² adalah sebuah fungsi yang tidak pernah menurun dan jumlah variabel bebas yang terdapat dalam

14 model regresi. Koofesien Adjusted R² dapat digunakan untuk menunjukan besarnya pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap variabel terikat, Menurut Sumodiningrat (2002). Bertambahnya jumlah variabel bebas, maka Adjusted R² akan meningkat dan tidak pernah menurun Menurut Algifari (1997), untuk menginterpretasikan koofesien determinasi dengan memasukkan pertimbangan banyaknya variabel independen dan sampel yang digunakan dalam penelitian, khususnya dalam model regresi linier berganda, menggunakan koofesien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R²). Semakin koefisien determinasi mendekati satu maka dapat diartikan variabel independen semakin berpengaruh terhadap variabel dependen. Rumus Adjusted R 2 adalah sebagai berikut: 1 1 1 Keterangan : R 2 N k : koefisien determinasi : jumlah observasi : jumlah variabel

15 F. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode analisis data dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka Berisi tentang pengertian pertumbuhan ekonomi, pembangunan ekonomi, pembangunan ekonomi daerah, teori pertumbuhan ekonomi, produk domestik regional bruto, jumlah penduduk, pendapatan asli daerah, inflasi, penelitian terdahulu, dan hipotesis penelitian. BAB III Metodologi Penelitian Berisi tentang objek penelitian, jenis dan metode pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, penurunan model, dan alat dan model analisis. BAB IV Analisis Data Dan Pembahasan Menguraikan tentang gambaran umum Kabupaten Grobogan, analisis hasil estimasi, uji asumsi klasik, uji statistik dan interpretasi ekonomi. BAB V Kesimpulan dan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Membahas tentang kesimpulan dan saran