BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya disebut perdagangan berjangka, dapat dijadikan pilihan investasi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, juga

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian hukum normatif-empiris, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua macam

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti perlengkapan rumah, transportasi dan lain-lain 1.

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya masalah yang timbul didalam lingkungan perbankan,

III. METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan kebenarannya. Metode penelitian adalah cara berfikir dan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha. Jika tidak maka ia akan tertinggal jauh dengan yang lain, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah jenis

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut MK adalah lembaga tinggi negara dalam

III. METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 24

toko modern dan kontribusinya terhadap PAD kota Metro.

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Ruang Lingkup Masalah Orisinalitas Penelitian..

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

BAB III METODE PENELITIAN. gejala yuridis yang ada dan fakta empiris yang terjadi. 1. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini adalah penelitian hukum normatif empiris.penelitian hukum

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan bidang ekonomi adalah mempercepat pemulihan ekonomi dan. mewujudkan landasan yang lebih kokoh bagi pembangunan ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. hukum empiris berorientasi pada data primer (hasil penelitian dilapangan).

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum normatif atau penelitian hukum. bahan-bahan kepustakaan untuk memahami Piercing The

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum normatif, karena tidak mengkaji pelaksanaan atau implementasi hukum.

III. METODE PENELITIAN. yuridis normatif adalah pendekatan yang menelaah hukum sebagai kaidah yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT

BAB I PENDAHULUAN. dengan kesepakatan Indonesia dalam WTO, APEC, dan AFTA serta Paket

III. METODE PENELITIAN. dalam mengolah dan menyimpulkan serta memecahkan suatu masalah.

BAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar berjangka (futures market) merupakan bagian dari pasar derivatif yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

III. METODE PENELITIAN. mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 19 Jenis penelitian

METODE PENELITIAN. penelitian guna dapat mengolah dan menyimpulkan data serta memecahkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia guna meningkatkan

III.METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka peneliti perlu

III.METODE PENELITIAN. suatu hasil penelitian yang benar dan obyektif. Pendekatan secara yuridis normatif

UPAYA PENCAPAIAN IKLIM USAHA KONDUSIF BAGI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) DALAM KEGIATAN BISNIS PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

III. METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam kerangka penulisan ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudaayaan-kebudayaan

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisa (Soerjono Soekanto,

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang menggunakan konsepsi logistis positivis. Konsepsi ini

BAB I PENDAHULUAN. berlanjut dengan krisis kepercayaan, krisis politik, krisis sosial, krisis

III. METODE PENELITIAN. empiris. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan moda transportasi massal yang murah, efisien, dan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi

III. METODE PENELITIAN. empiris sebagai penunjang. Pendekatan secara yuridis normatif dilakukan dengan

PERLINDUNGAN HUKUM INVESTOR DALAM TRANSAKSI PADA DERIVATIVES MARKET DI ASIA TRADE POIN FUTURE SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. normatif adalah penelitian hukum yang meletakkan hukum sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. methodus yang artinya adalah cara kerja yaitu untuk memahami objek sasaran ilmu yang

III. METODE PENELITIAN. Upaya untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

METODE PENELITIAN. atas permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan

III. METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris, pendekatan yuridis normatif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Dalam analisa penelitian ini, penulis memilih jenis penelitian normatif, 47 yaitu

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIAN KERJASAMA

III. METODE PENELITIAN. menggunakan dua macam pendekatan yaitu : 1. Pendekatan secara yuridis normatif yaitu pendekatan yang dilakukan

III. METODE PENELITIAN. maupun yang bersifat empiris serta ciri-cirinya, maka pendekatan masalah. yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. kas daerah, baik melalui sumber daya alam maupun dari sumber lainnya, dalam hal sumber

METODE PENELITIAN. yang dilakukan secara yuridis normatif dan yuridis empiris guna memperoleh

III. METODE PENELITIAN. konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten.

III. METODE PENELITIAN. Metode pendekatan penelitian yang digunakan penulis dalam tesis ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN.. Di dalam kondisi perekonomian saat ini yang bertambah maju, maka akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

BAB III METODE PENELITIAN. Cabang USU. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2015 sampai

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Dalam perkembangannya tidak hanya orang yang

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 22

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yuridis normatif yaitu pendekatan dengan cara menelaah kaidah-kaidah atau

III. METODE PENELITIAN. hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang

I. METODE PENELITIAN. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang menelaah hukum sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

III. METODE PENELITIAN. bertujuan untuk mempelejari suatu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu wadah yang disebut masyarakat, dan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. berjudul Tentang Sewa-Menyewa yang meliputi Pasal 1548 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke

III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan yang akan dibahas, maka pendekatan masalah dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bagi para investor, kegiatan perdagangan berjangka komoditi, yang selanjutnya disebut perdagangan berjangka, dapat dijadikan pilihan investasi yang cukup menarik, karena adanya faktor leverage. Leverage adalah suatu keadaan, dimana dengan penempatan sejumlah dana yang kecil dapat diperoleh keuntungan atau kerugian, sebagai akibat dari perubahan harga komoditi yang terjadi, yang besarnya diperhitungkan dari nilai dana yang ditempatkan. 1 Di jaman sekarang banyak orang berlomba-lomba untuk mencari dan mendapat keuntungan di lantai bursa dari perdagangan berjangka, dan banyak juga yang merugi karena kurangnya ilmu pengetahuan tentang lantai bursa ataupun tentang perdagangan berjangka. Keuntungan atau profit yang semakin sulit didapat dan kesulitan dalam mencari modal menyebabkan para pelaku bisnis mulai serius dalam melakukan investasi di dalam berbagai instrument-instrument keuangan salah satunya di dalam instrument keuangan di bursa perdagangan berjangka. 2 Di Indonesia sendiri bisnis perdagangan berjangka sudah menjadi sangat terkenal di kalangan masyarakat, pada umumnya masyarakat menyebutkan bisnis perdagangan berjangka dengan sebutan bisnis forex trading. Kemudahan dan 1 Di kutip dari,http://www.bappebti.go.id/id/edu/brochures/detail/122.html, diakses hari Rabu, tanggal 25 Maret 2015. 2 Ismail,S.Sg.,M.Pd, 2013, Jutaan Dollar Dari Bisnis Forex, PT Shafa Media, Yogyakarta, hal. 125.

keuntungan yang di berikan bisnis ini yang membuat banyak minat masyarakat untuk ambil peran dalam memperoleh keuntungan atau provit dalam bisnis perdagangan berjangka. 3 Dimanapun berada asal komputer sudah terkoneksi internet dapat menjalankan aktifitas trading tersebut, bisa memilih kapan bertransaksi dan kapan tidak melakukannya dan sangat flexible. 4 Ini menjadi alasan mengapa banyak orang menjadi sangat tertarik untuk melakukan aktifitas trading tersebut. Hanya berbekal komputer yang terkoneksi internet dapat memulainya baik dirumah ataupun di tempat lainnya. Perkembangan bisnis perdagangan berjangka tentunya di Indonesia sangatlah berkembang dan juga merupakan salah satu penunjang pertumbuhan perekonomian, namun disayangkan banyak orang yang melakukan investasi di dalam perdagangan berjangka walaupun mereka belum sepenuhnya memahami mekanisme yang ada di dalam perdagangan berjangka tersebut. Ketidak pahaman dari masyarakat terhadap perdagangan berjangka oleh masyarakat telah banyak dapat dimanfaatkan oleh perusahaan pialang berjangka dengan menjaring sebanyak-banyaknya nasabah dan menyelewengkan dana milik nasabah tersebut dengan melakukan pelanggaran-pelanggaran aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Misalkan memberikan informasi yang menyesatkan kepada nasabah secara langsung ataupun tidak langsung dengan memberikan janji keuntungan yang fantastis kepada nasabah ataupun menyalahgunakan dana nasabah di rekening terpisah, tidak mendaftarkan seluruh transaksi ke bursa dan menjadi 3 Ibid.hal. 130. 4 Ibid.hal. 134.

Bandar terhadap nasabah itu sendiri yakni mereka memegang posisi nasabah dan menjadi lawan nasabah ketika nasabah untung, pihak pialang menjadi rugi, begitu sebaliknya, dan juga memanupulasi harga, ataupun pengaturan nilai deposit yang tidak sesuai standart. 5 Seolah-olah seperti di besarkan nilai nominalnya dengan tujuan mengangkat nilai liquiditas perusahaan tersebut dan juga menawarkan banyak bonus-bonus yang di luar kewajaran. Sehingga banyak pialang selalu berusaha menjaring banyak nasabah dengan janji keuntungan cepat. Setelah nasabah itu terjaring, dalam beberapa waktu uang itu akan habis dan nasabah di minta lagi untuk menambah dananya agar investasinya tidak akan hilang. Dengan semakin banyaknya peminat pelaku bisnis dalam melakukan transaksi di perdagangan berjangka maka semakin banyak pula perusahaan pialang berjangka yang bermunculan yang ingin ikut andil dalam menjalankan bisnis perdagangan berjangka tersebut. Akibat dari perbuatan pelanggaranpelanggaran aturan yang dilakukan oleh perusahaan pialang berjangka tersebut dapat berujung kepada pencabutan izin perusahaan oleh badan pengawas perdagangan berjangka yang selanjutnya disebut Bappebti. Karena modal nasabah yang ada pada pialang adalah bagian dari perusahaan, maka pencabutan izin ini dapat merugikan pihak nasabah. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan untuk dijadikan bahan pembuatan karya ilmiah dengan judul skripsi perlindungan hukum terhadap nasabah perusahaan pialang berjangka. 5 Ibid.hal. 155.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap nasabah dalam hal perusahaan pialang berjangka yang dibubarkan? 2. Bagaimanakah tanggung jawab perusahaan pialang berjangka yang dibubarkan terhadap nasabah? 1.3. Ruang Lingkup Masalah Untuk permasalahan pertama tentang perlindungan hukum terhadap nasabah perusahaan pialang berjangka, dengan ruang lingkup ketentuan hukum yang mengatur tentang pialang berjangka, faktor-faktor yang menyebabkan dibubarkan pialang berjangka, perlindungan hukum terhadap nasabah perusahaan pialang berjangka, untuk permasalahan yang kedua yaitu tangung jawab perusahaan pialang berjangka yang dibubarkan terhadap nasabah dengan ruang lingkup bentung pertanggung jawaban perusahaan pialang, akibat hukum dari kelalaian untuk memenuhi tanggung jawab, dan juga upaya-upaya hukum yang dilakukan oleh nasabah akibat tidak adanya terpenuhi tanggung jawab dari perusahaan pialang berjangka. 1.4. Originalitas Penelitian Berdasarkan penelusuran di internet pada tanggal 3 Maret 2015 pukul 20.00 WITA telah ditemukan 1 (satu) judul skripsi yang membahas tentang

perlindungan hukum dalam perdagangan berjangka komoditi. Judul tersebut adalah perdagangan berjangka komoditi di Indonesia (studi kasus Fakultas Hukum Universitas Palangkaraya). Pada tanggal 24 Maret 2015 jam 12.00 WITA, peneliti mencari skripsi yang berkaitan dengan perlindungan hukum, judul tersebut adalah perlindungan hukum bagi investor dalam transaksi di pasar modal melalui derivatives market (studi kasus Fakultas Hukum Universitas Udayana), sedangkan yang peneliti angkat adalah perlindungan hukum terhadap nasabah pemsahaan pialang berjangka. Dalam penulisan skripsi ini peneliti melakukan penelitian yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap nasabah perusahaan pialang berjangka dalam perdagangan berjangka komoditi. Mendasarkan pada judul dan rumusan masalah yang peneliti angkat tentu berbeda dengan judul perlindungan hukum bagi investor dalam transaksi di pasar modal, Oleh karena itu skripsi yang peneliti angkat adalah masih original dan dapat di pertanggungjawabkan. 1.5. Tujuan Penelitian Setiap pembahasan pasti memiliki tujuan tertentu karena dengan adanya tujuan yang jelas maka akan memberikan arah yang jelas pula untuk mencapai tujuan tersebut. Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah : a. Tujuan umum. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlindungan hukum bagi investor dalam hal perusahaan pialang yang dibubarkan. Di

samping itu, juga bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana strata 1 (S-1) dalam jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Udayana. b. Tujuan khusus. 1. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap nasabah perusahaan pialang berjangka yang dibubarkan. 2. Untuk mengetahui tanggung jawab perusahaan pialang berjangka yang dibubarkan terhadap nasabah. 1.6. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan pengembangan hukum pada khususnya 2. Manfaat Praktis Untuk memberikan sumbangan pemikiran khususnya dalam aspek perlindungan hukum terhadap perusahaan pialang berjangka 1.7. Landasan Teoritis Pasal 1313 KUH Perdata memberikan rumusan tentang perjanjian sebagai berikut: suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

Syarat sahnya suatu perjanjian secara umum di atur dalam pasal 1320 KUHPerdata; terdapat 4 (empat) syarat yang harus di penuhi untuk sahnya perjanjian syarat-sayarat tersebut adalah: a. sepakat mereka yang mengikat dirinya b. kecakapan untuk membuat perjanjian c. suatu hal tertentu d. suatu sebab yang halal Syarat pertama dan kedua di atas dinamakan syarat-syarat subjektif, apabila salah satu dari kedua syarat tidak dapat dipenuhi, maka perjanjian dapat dibatalkan, sedangkan syarat ketiga dan keempat merupakan syarat-syarat obyektif, yakni jika salah satu dari kedua syarat tersebut tidak di penuhi maka perjanjian menjadi batal demi hukum. 6 Konsep perlindungan hukum menurut Philipus M. Hadjon membagi bentuk perlindungan hukum menjadi 2 (dua). Yaitu: 7 1) Perlindungan hukum yang preventif Perlindungan hukum ini memberikan kesempatan kepada rakyat untuk mengajukan keberatan (inspraak) atas pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitive. Sehingga perlindungan hukum ini bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa dan sangat besar artinya bagi tindak pemerintah yang di dasarkan pada kebebasan bertindak. Dan dengan adanya perlindungan hukum yang preventif ini mendorong pemerintah 6 Johanes Ibrahim dan Lindawaty Sewu, 2004, Hukum Bisnis Dalam Persepsi Manusia Modern. Refika Aditama, Bandung, hal. 44. 7 Philipus M. Hadjon, 2001, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Peradaban, Jakarta, hal. 2,

untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan asas fretes ermrsse, dan rakyat dapat mengajukan keberatan atau di mintai pendapatnya mengenai rencana keputusan tersebut. 2) Perlindungan hukum yang refresif Perlindungan hukum ini berfungsi untuk menyelesaikan apabila terjadi sengketa. Indonesia dewasa ini terdapat berbagai badan yang secara partial menangani perlindungan hukum bagi rakyat. 1.8. Metode Penelitian a. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normatif dengan melakukan pendekatana terhadap perundang-undang dengan dikombinasikan dengan menggunakan peningkatan khusus yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun penulisan dalam penelitian ini dilakukan dengan penelitian hukum empiris yaitu dengan melakukan penelitian dan pendekatan kepada masyarakat. Untuk dapat melihat hukum dalam arti nyata serta meneliti bekerjanya hukum tersebut di lingkungan masyarakat. b. Jenis Pendekatan Pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan (the statute approach) yakni pendekatan yang dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani, yaitu dengan

membaca, mempelajari, menerapkan, dan menguraikan norma-norma dan pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan. Selain itu pendekatan perundang-undangan ini di kombinasikan dengan menggunakan pendekatan khusus (the case approach), yakni pendekatan yang beranjak dari kasus yang barkaitan di dalam penelitian ini. 8 c. Sumber bahan hukum Data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder. Data sekunder yang dimaksud penulis adalah sebagai berikut: 9 1. Bahan hukum primer, antara lain: a) Norma atau kaedah dasar b) Peraturan dasar c) Peraturan perundang-undangan yang terkait 2. Bahan hukum sekunder berupa data wawancara yang ditemukan dilapangan dan juga buku yang berkaitan dengan judul penelitian, artikel, dan laporan-laporan. 3. Bahan hukum tersier yang mencangkup bahan yang memberi petunjukpetunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hokum sekunder, seperti: kamus umum, kamus hukum, majalah, jurnal ilmiah, serta bahan-bahan diluar bidang hukum yang relevan dan dapat dipergunakan untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini. 8 Bambang Sunggono, 2007, Metodologi Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo, Jakarta, hal. 184 9 Amiruddin, 2000, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo, Jakarta, hal. 118-119.

4. Teknik pengumpulan bahan hukum Dalam penulisan penelitian ini metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah metode penelitian kepustakaan (library research), yakni melakukan penelitian dengan menggunakan data dari berbagai sumber bacaan seperti perundang-undangan, buku-buku, majalah dan internet yang dinilai relevan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, antara lain: a) Pengumpulan bahan huktun primer dilakukan dengan cara mengumpulkan peraturan perundang-undangan yang ada kaitannya dengan perrnasalahan penelitian. b) Pengumpulan bahan hukum sekunder dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan yang bertujuan untuk mendapatkan bahan hukum yang bersumber dari buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dengan cara mengutip buku-buku literature ilmu hukum serta tulisan-tulisan hukum lainnya yang relevan dengan permasalahan. Studi pustaka disini dilakukan melalui tahap-tahap identifikasi pustaka sumber data, identifikasi bahan hukum, yang diperlukan dan inventarisasi bahan huktun (data) yang diperlukan tersebut. 5. Teknik analisis Adapun teknik pengolahan bahan hukum yaitu setelah bahan hukum terkumpul kemudian mengadakan sistematisasi terhadap bahanbahan hukum tersebut. Sistematisasi berarti membuat klasifikasi terhadap bahan-bahan hukum tersebut untuk memudahkan pekerjaan analisis,

kemudian setelah mengadakan sistematisasi bahan hukum dianalisis lalu melakukan interpretasi atau penafsiran terhadap bahan hukum tersebut. Bahan-bahan hukum yang diperoleh baik bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder adalah data kualitatif kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Sehingga tulisan ini bersifat diskriptif analisis. Analisis data yakni dengan analisis kualitatif untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. b. Memilih kaedah-kaedah hukum yang sesuai dengan penelitian. c. Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep pasal yang ada. d. Menarik kesimpulan dengan pendekatan dedukatif kualitatif.