Sejarah Perkembangan Makna dan Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah

dokumen-dokumen yang mirip
SEJARAH PERKEMBANGAN, MAKNA, DAN NILAI FILOSOFIS BATIK SRIKIT KHAS KABUPATEN KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syafrida Eliani, 2013

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

Analisis Estetika dan Semiotik Motif Batik Tulis di Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen

Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tedi Fedriansah, 2015 SENI KERAJINAN GERABAH BUMIJAYA SERANG BANTEN Universitas Pendidikan Indonesia \.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 KEARIFAN LOKAL PADA JENIS DAN MOTIF BATIK TRUSMI BERDASARKAN NILAI-NILAI FILOSOFIS MASYARAKAT CIREBON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik

BAB III METODE PENELITIAN. dengan bulan Oktober pertimbangan sebagai berikut: kategori usia dewasa awal.

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO (United Nation Educational, Scientific, and Culture Organization) telah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Kajian Folklor Tradisi Larungan di Desa Pagubugan Kulon Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

Pola Perilaku Agama Kejawen Padepokan Bedogol Desa Sidaurip Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen

Kajian Semantik Nama Julukan Orang di Desa Sidomulyo Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen

Kajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,

KAJIAN ESTETIKA DAN PROSES PEMBUATAN KERIS KARYA SUTIKNO KANTHI PRASOJO KELURAHAN KLEDUNG KRADENAN KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik

I. PENDAHULUAN. kerajinan batik itu sendiri yang juga ditopang oleh peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode studi kasus (case study), yaitu sebuah pencarian fakta dengan

BAB III METODE PENELITIAN. ini adalah Desa Wonorejo Kecamatan Sematu Jaya Kabupaten Lamandau.

SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HARI BATIK NASIONAL PEKALONGAN, 3 OKTOBER 2011

Oleh: Ratna Lestari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

Bab 1. Pendahuluan. Kesenian dan kerajinan ini merupakan aset penting budaya lokal yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Alokasi waktu dalam penelitian ini berlangsung selama 2 bulan sejak

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti buddhayah, yang

BAB III METODE PENELITIAN. bulan, terhitung dari bulan Desember 2014 sampai dengan Oktober 2015.

TRADISI SEDHEKAH LAUT DI DESA KARANG DUWUR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN ( ANALISIS MAKNA DAN FUNGSI)

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar

BAB I PENDAHULUAN. Di daerah Sumatera Utara terdapat beberapa suku, salah satunya adalah suku Batak,

Pandangan Masyarakat Islam di Desa Tegalsari, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang terhadap Kesenian Sintren

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan pedoman wawancara (semi terstruktur) dan pengamatan langsung menyangkut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BENTUK, MAKNA, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN KUDA LUMPING TURONGGO TRI BUDOYO DI DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan penelitian seperti pendekatan kualitatif, pendekatan kuantitatif dan

Eksistensi Penggunaan Ragam Bahasa Jawa Krama Pada Anak Usia 9-10 Tahun di Desa Tanjunganom Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

Pola Perilaku Spiritual dalam Kelompok Kebatinan Santri Garing di Desa Kajoran Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen

BAB III METODE PENELITIAN. ini yaitu selama 2 bulan karena disesuaikan dengan permasalahan yang

Kerajinan dan Wirausaha Tekstil

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pelanggaran prosedur perceraian bagi PNS di

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan. Di sini subjek dipandang secara holistik (menyeluruh) dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita

BENTUK DAN MAKNA SIMBOLIK KESENIAN KUBRO DI DESA BANGSRI KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

Persepsi Masyarakat terhadap Kirab Budaya dalam Nawu Sendhang Seliran di Mataram Islam Sayangan Jagalan Banguntapan Bantul

BAB III METODE PENELITIAN. Palangka Raya yaitu tanggal 4 Januari sampai tanggal 4 Maret 2016.

BAB I PENDAHULUAN. yang berada di sebelah timur pulau Sumbawa yang berbatasan langsung dengan NTT adalah

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu dalam penelitian dilaksanakan dalam 6 bulan, 2

Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo (Kajian Folklor)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan menganalisa data adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif sebagai jenis penelitian. Data yang di kumpulkan terutama kata-kata,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat meningkatkan ekonomi dengan cara melakukan pemasaran lebih luas,

MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN. (STAIN) Palangka Raya, terhitung sejak tanggal 7 Oktober sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul MONUMEN BATIK SOLO Monumen Batik : Solo :

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini telah dilaksanakan selama empat bulan dari. bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dari pihak IAIN Palangka Raya yakni tanggal 30 Maret 2015

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <

Transkripsi:

Sejarah Perkembangan Makna dan Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Oleh : Diah Ayu Purnamasari Progam Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Jawa diahayupurnamasari45@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) sejarah perkembangan batik srikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah, (2) makna simbolik yang terdapat dalam batik srikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah, dan (3) nilai filosofis yang terkandung dalam batik srikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah, (1) sejarah perkembangan batik srikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah sejalan dengan motif batik lain dari Kabupaten Kebumen dan sangat erat hubungannya dengan sejarah perjuangan di Kebumen dalam rangka mengusir penjajah Belanda (2) makna simbolik yang terdapat dalam batik srikit khas Kabupaten Kebumen yaitu makna simbolik rante mempunyai makna suatu ikatan yang tidak terputus, beras wutah mempunyai makna kemakmuran, gringsing mempunyai makna kesehatan, kembang cengkeh bermakna keharuman, kopi pecah sama seperti kembang cengkeh, lung pakis maknanya tumbuh dengan penuh kedinamisan, warna hijau artinya ke Tuhanan,warna biru artinya ketinggian, warna sogan melambangkan warna tanah, dan (3) nilai filosofis yang terkandung dalam batik srikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah yaitu suatu keindahan yang mengikat, suatu persatuan dari perbedaan yang indah. Kata kunci: batik, srikit Pendahuluan Indonesia merupakan negara kepulauan. Beribu-ribu pulau di Indonesia, baik besar maupun kecil, tersebar dari Sabang sampai Merauke. Beribu-ribu pulau yang berjajar di Indonesia, menjadikan Indonesia kaya. Indonesia kaya akan keindahan alamnya, yang luar biasa. Kekayaan alam raya Indonesia dan segala kebudayaan yang mempesona menjadikan Indonesia kaya. Kekayaan Indonesia dengan beribu-ribu macam kebudayaan dan alam yang menghiasi hendaklah dipelihara, dijaga, dan dilestarikan. Memelihara, menjaga keutuhan Indonesia adalah tugas semua warga negara Indonesia, tidak hanya tugas anggota TNI saja. Menengok ke belakang untuk menggali nilai-nilai positif budaya lama, tidaklah berarti bahwa lantas akan tenggelam dalam kebesaran masa lalu yang melenyapkan semangat juang untuk membangun masa depan yang lebih baik. Penulis tertarik untuk mengkaji suatu warisan kebudayaan dari nenek moyang yang sudah diakui sebagai warisan budaya dunia, karena dunia sudah memakai hasil dari kebudayaan ini, yaitu BATIK. Hal ini terbukti dengan hari Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 7

Batik, diperingati sebagai hari Batik Internasional. Batik Indonesia oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi sejak 2 Oktober 2009 (Anindito Prasetyo,2010: 1-2). Batik memiliki banyak motif dengan makna dan nilai filosofis yang berbeda-beda. Indonesia banyak daerah yang menghasilkan Batik. Kabupaten Kebumen adalah salah satu kota di Jawa Tengah yang menghasilkan Batik. Kabupaten Kebumen Jawa Tengah adalah salah satu penghasil Batik yang memiliki kekhasan, kualitas yang bagus dan kaya akan motif batiknya, sehingga banyak pecinta batik dari Jawa, sampai luar negeri menginginkan Batik dari Kebumen. Salah satu motif batik Kebumen adalah Srikit yang namanya sama dengan nama Ratu dari negeri Thailand. Hal tersebut sangat menarik perhatian kerajaan Thailand sehingga pada kesempatan kunjungan ke Indonesia tanggal 26 Maret 2014 rombongan utusan keluarga Kerajaan Thailand mengagendakan pertemuan dan jamuan dengan Tim dari Kabupaten Kebumen yang dipimpin Ibu Ketua Dekranasda Kabupaten Kebumen di Yogyakarta. Motif batik Srikit atau nama lainnya Clorotan / Mancungan / Jengki, hanya ada di Kebumen yang merupakan hasil karya cipta masyarakat Kebumen. Batik Srikit dan motif klasik lain dari Kabupaten Kebumen sudah bisa menembus pasar dunia, namun eksistensi batik Srikit di Kabupaten Kebumen tidak seeksis di luar negeri. Banyak masyarakat Kebumen yang tidak mengetahui tentang batik Srikit, utamanya bagi para generasi muda dan masyarakat yang tidak berprofesi sebagi pengrajin Batik. Dengan adanya hal tersebut penulis semakin bersemangat untuk mengkaji tentang batik Srikit dari Kebumen dan mengangkat eksistensi batik Srikit di tengah masyarakat Kebumen sendiri dan masyarakat sekitar Kabupaten Kebumen. Kajian ini barjudul Sejarah Perkembangan, Makna dan Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Metode Penelitian Pada penelitian Sejarah, Makna, dan Nilai Filosofis Batik Sirikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dimana penelitian ini cenderung pada pemaparan yang naturalistik. Sumber data dalam penelitian ini yaitu informan atau orang yang Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 8

memberikan informasi tentang sejarah perkembangan batik sirikit, makna batik sirikit, dan nilai filosofis batik sirikit. Sumber data tambahannya yaitu dokumen, artikel, buku, dan majalah tentang batik sirikit di Kabupaten Kebumen. Pada penelitian ini penentuan informan dengan metode snow-ball sampling dilakukan dengan menggunakan jaringan, yakni berdasarkan informasi yang diperoleh dari, Kepala Dinas Perindagsar Kabupaten Kebumen, Camat Kebumen, Camat Alian, dan Camat Pejagoan. Dari informan awal peneliti akan mendapat rekomendasi subjek dan informan lain yang dianggap mampu untuk memberikan informasi tenteng sejarah, makna, dan nilai filisofis batik sirikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: observasi partisipatif, wawancara semi terstruktur, dan dokumen. Teknik analisis data yang digunakan yaitu ada 3 tahap yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Penyajian hasil analisis dengan menggunakan metode penyajian secara informal. Hasil Penelitian 1. Sejarah Perkembangan Batik Kebumen Kabupaten Kebumen merupakan Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Kebumen terletak di pesisir pulau Jawa. Sebelah selatan Kabupaten Kebumen adalah Samudera Hindia. Kabupaten Kebumen memliki banyak kebudayaan. Kebudayaan batik yang awalnya hanya menjadi kebudayaan kerajaan dan keraton juga masuk ke Kebumen. Meluasnya pembatikan keluar dari keraton setelah berakhirnya perang Diponegoro dan banyaknya keluarga keraton yang pindah ke daerah-deerah luar Yogya dan Solo karena tidak mau bekerjasama dengan pemerintah kolonial. Keluarga keraton itu membawa pengikut-pengikutnya ke daerah baru seperti di Kebumen. Di Kebumen karajinan batik terus dilanjutkan dan kemudian menjadi pekerjaan untuk pencaharian. Sejarah perkembangan batik di Kebumen erat hubungannya dengan sejarah perjuangan di Kebumen dalam rangka mengusir penjajah Belanda. Dalam catatan sejarah, batik di Kebumen memang dibawa oleh para pendatang yang berasal dari daerah Yogyakarta dalam misi mendakwahkan Agama Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 9

Islam. Disana para pendatang mewariskan ketrampilan dan kebiasaan membatik kepada penduduk sekitarnya hingga akhirnya dibeberapa wilayah timur sungai Lukulo menjadi area tetap bagi para pendatang. Perkembangan batik di Kebumen berpusat di daerah Desa Watubarut dan Desa Tanuraksan yang sekarang kedua desa tersebut bergabung menjadi satu dengan nama Desa Gemeksekti Kecamatan Kebumen. 2. Sejarah Perkembangan Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Sejarah perkembangan batik srikit tidak banyak yang mempublikasikan. Batik srikit berkembang bersama-sama dengan motif lain di Kebumen. Batik srikit yang menjadi motif khas Kabupaten Kebumen ini merupakan hasil kreasi dari pengrajin batik Kebumen. Batik srikit ini memang fenomenal karena namanya sama dengan nama Ratu Sirikit dari kerajaan Thailand. 3. Makna Simbolik Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Gambar 1 Gambar Motif Srikit Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 10

Gambar diatas adalah gambar motif batik srikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Makna-makna yang terkandung dalam motif tersebut adalah sebagai berikut: 1. Ditinjau dari warna a) Coklat Tembaga (sogan) Warna coklat memiliki makna atau manandakan bahwa kematian atau kehidupan akhir itu tetap berguna. Warna coklat juga melambangkan warna tanah. b) Warna Biru Kehitaman Warna biru kehitaman memiliki makna simbolik ketinggian di atas langit. Biru kehitaman merupakan warna keabadian. Jadi warna biru kehitaman memiliki makna bahwa orang yang meninggal itu masih mempunyai harga atau makna, kemuliaan, dimana badan kembali ke tanah dan roh kembali ke Rahmat Tuhan (langit). c) Warna Hijau Warna hijau pada batik srikit memiliki makna ke Tuhanan. Makna ke Tuhanan disini adalah bahwa manusia mati itu untuk kembali pada Tuhan. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang juga kembali ke Tuhan. 2. Ditinjau Dari Simbol Motif a) Lung Pakis Lung pakis memiliki makna tumbuh dengan penuh kedinamisan akan menimbulkan keindahan seperti yang tergambar dalam batik srikit. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 11

Gambar 2 Gambar Motif Lung Pakis Lung Pakis Gambar 3 Gambar Lung Pakis (https://www.google.com/search?q=gambar+lung+pakis&ie= utf-8&oe=utf-8#q=gambar++pakis+haji) b) Gringsing Gringsing yaitu geringe sumingkir. Makna dari gringsing adalah bahwa orang yang sehat itu tidak gering atau tidak kurus artinya tidak berbadan kurus sehingga badan sehat, terhindar dari penyakit. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 12

Gringsing Gambar 4 Gambar motif gringsing c) Rantai Makna rantai adalah suatu ikatan yang tidak terputus tetap tersambung, sehingga rantai pada batik srikit memiliki makna simbol yang juga dikaitkan dengan gringsing yaitu bahwa suatau kesehatan itu tidak terputus antara kesehatan jasmani dan rohani ini mempunyai ikatan yang tidak terputus. Gambar 5 Gambar rantai Motif Ranten Gambar 6 Gambar Rante (https://www.google.com/search?q=gambar+rantai) Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 13

d) Bunga Kopi dan Bunga Cengkeh Bunga kopi dan bunga cengkeh memiliki makna yang sama yaitu bahwa keharuman hanya satu kali untuk selamanya. Bunga kopi dan bunga cengkeh mempunyai aroma yang khas yang enak, nikmat dan ketika bunga ini mekar akam mengeluarkan aroma yang khas dan aroma ini akan menjadi manfaat yang lama setelah mekar. Gambar 7 Gambar Motif Bunga Kopi dan Bunga Cengkeh Bunga kopi dan bunga cengkeh Gambar 8 Gambar Bunga Kopi dan Bunga Cengkeh (https://www.google.com/search?q=gambar+bunha+kopi+dan+bunga+ceng keh) Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 14

d) Beras Wutah (Beras Tumpah) Makna yang terkandung dalam beras wutah adalah suatu kemakmuran. Beras wutah Gambar 9 Gambar Motif Beras Wutah Gambar 10 GambarBeras (https://www.google.com/search?q=gambar+beras&ie=utf-8&oe=utf-8) 4. Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Batik srikit khas Kabupaten Kebumen memiliki nilai filosofis. Nilai filosofis dari batik srikit ditinjau dari asal katanya yaitu srikit, sri artinya indah dan kit artinya mengikat, jadi srikit artinya keindahan yang mengikat. Mengikat menjadi satu kesatuan yang indah. Dari arti katanya batik srikit memiliki nilai filosofis bahwa suatu persatuan atau suatu kesatuan dari beberapa perbedaan yang bersatu akan menjadi keindahan. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 15

Simpulan Dari hasil analisis data yang telah dilakukan peneliti, mengenai sejarah perkembangan, makna, dan nilai filosofis batik srikit khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Sejarah perkembangan Batik Kabupaten Kebumen erat hubungannya dengan sejarah perjuangan di Kebumen dalam rangka mengusir penjajah Belanda. Batik di Kebumen mengalami kejayaan pada tahun 1970-an hingga sekarang. Batik srikit di Kebumen berkembang sejalan dengan batik-batik lain yaitu tahun 1970-an hingga sekarang. 2. Makna simbolik dalam batik srikit khas Kabupaten Kebumen terdapat pada isenisen. a. Makna simbolik dari isen-isen yang terdapat pada batik srikit adalah sebagai berikut: (a) Lung pakis menggambarkan pertumbuhan yang dinamis akan menimbulkan keindahan (b) gringsing diartikan geringe sumingkir, terkandung maksud bahwa orang yang geringe sumingkir terhindar dari kurus berarti orang itu sehat, (c) Rante (ranten) menggambarkan bahwa suatu ikatan yang tak terputus tetap tersambung. (d) Bunga kopi dan bunga cengkeh menggambarkan suatu keharuman yang digambarkan dengan bunga kipo dan bunga cengkeh hanya satu kali aroma harum. Bunga ini akan mengeluarkan aroma yang khas yang memiliki banyak manfaat, (e) beras wutah atau beras tumpah menggambarkan suatu kemakmuran, karena beras sebagai makanan pokok orang Indonesia. b. Nilai filosofis yang terkandung dalam batik srikit khas Kabupaten Kebumen yaitu suatu keindahan yang mengikat. Dari banyak perbedaan yang tergambar dalam satu batik yaitu batik srikit yang menghasilkan suatu keindahan. Walaupun berbeda-beda tetap saling bersatu tumbuh dalam kedinamisan yang menjadikan keindahan. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 16

Daftar Pustaka J. Moleong, Lexy. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Prasetyo, Anindito. 2010. Batik Karya Agung Warisan Budaya Dunia. Yogyakarta: Pura Pustaka. https://www.google.com/search?q=gambar+beras&ie=utf-8&oe=utf-8 https://www.google.com/search?q=gambar+bunha+kopi+dan+bunga+cengkeh https://www.google.com/search?q=gambar+rantai https://www.google.com/search?q=gambar+lung+pakis&ie=utf-8&oe=utf- 8#q=gambar++ pakis+haji Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 17