BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan manusia. Di Indonesia masalah pendidikan menjadi hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbenah di segala bidang. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses dimana induvidu dapat

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat,bangsa dan negara. Pendidikan diarahkan untuk dapat. menciptakan sumber yang berkualitas dengan segala aspeknya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE RECIPROCAL TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dari buaian hingga liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik melalui jalur pendidikan formal maupun non formal, karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh. Kemajuan suatu bangsa diukur dari tingkat kemajuan pengetahuan dan teknologi karena semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan hidupnya. Dalam Undang-undang RI No. 2 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional (2003:3), pada Bab I bidang Ketentuan Umum, khususnya butir pertama telah digariskan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam era globalilsasi yang tumbuh pesat, menuntut Negara untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan yang kompeten, karena sumber daya yang berkualitas dan yang positif terhadap perkembangan pembangunan suatu bangsa dalam berbagai aspek kehidupan. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki untuk kemajuan bangsa dan Negara. Dalam tujuan pendidikan 1

2 nasional yang tertuang dalam Undang-undang RI No.2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional pasal 4: departemen pendidikan dan kebudayaan (1989) menyebutkan bahwa: Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, meliputi pngetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat jiwa baru dalam pelaksanaannya sejak disahkan Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selaras dengan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional visi pembangunan pendidikan nasional adalah Terwujudnya manusia Indonesia yang cerdas, produktif dan berakhlak mulia (RI,2003). Dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 pasal 3, pemerintah telah mengatur tentang tujuan dan fungsi pendidikan nasional yang berbunyi sebagai berikut : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk serta peradapan bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklhak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (RI, 2003: 12-13). Beberapa indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan dalam pembangunan pendidikan nasional adalah sistem pendidikan efektif dan efisisen. Pendidikan Nasional yang merata dan bermutu, dan peran serta

3 masyarakat dalam pendidikan. Untuk mendapat hasil yang optimal khususnya dalam proses belajar mengajar yang berlangsung disekolah banyak dipengaruhi oleh komponen-komponen belajar mengajar. Komponen tersebut adalah meliputi kemampuan guru dalam menguasai kelas, bahan pelajaran, terampil berkomunikasi, dan kemampuan dalam mengajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Ahmadi (2004:138) Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan yang berasal dari luar diri siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa antara lain adalah intelegensi, motivasi, minat, bakat, kondisi fisik, berfikir, sikap dan kebiasaan siswa. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa adalah keadaan sosial, ekonomi, lingkungan, sarana dan prasarana, keamanan, kedisiplinan, perhatian orangtua dan sebagainya. Pelajaran ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki peran penting dalam dunia pendidikan, hal ini terbukti bahwa jenjang pendidikan SMP, SMA bahkan perguruan tinggi mempelajari ilmu ekonomi. Pada umumnya guru sangat menyadari bahwa pelajaran ekonomi sering dipandang sebagai mata pelajaran yang membosankan dan tidak menarik karena terlalu banyak menghafal materi. Bahkan dalam proses pembelajaran siswa sering tidak memperhatikan dan menganggap mudah pelajaran ini. Kemampuan profesional guru sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Kegiatan perbaikan dalam proses belajar mengajar adalah salah satu bentuk kegiatan pemberian bantuan pada siswa. Suatu pemberian bantuan didalam proses pembelajaran adalah berupa

4 kegiatan perbaikan yang terprogram secara sistematis, sehingga pemberian bantuan ini akan terarah pada perbaikan pendidikan yang maksimum, contohnya penentuan metode pembelajaran yang inovatif dan menarik yang sesuai dengan kondisi kelas. Dalam pembelajaran ekonomi dibutuhkan keaktifan sebagai dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut, hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor metode pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran yang pasif akan menghambat kreatifitas pola pikir siswa dalam memahami suatu materi. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran ekonomi siswa dituntut untuk benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa terhadap apa yang dipelajari akan lebih baik. Maka hal ini menuntut kreativitas seorang guru dalam mengajar ekonomi agar mata pelajaran ekonomi menjadi pelajaran yang menarik dan tidak membosankan. Kreatifitas bukanlah suatu bakat, tetapi bisa dipelajari dan dilatih (Rohani, 2004:6). Di pihak lain secara empiris, berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, hal tersebut disebabkan proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian guru lebih suka menerapkan metode tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktek, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada dalam buku ajaran atau referensi lain. Dalam hal ini siswa tidak diajarkan metode belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir dan memotivasi diri sendiri. Masalah

5 ini banyak dijumpai dalam Kegiatan Proses Belajar Mengajar di kelas, oleh karena itu, perlu menerapkan suatu metode belajar yang dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasinya dalam kehidupan seharihari. Dalam proses belajar mengajar, guru dapat menggunakan beberapa metode pembelajaran. Menurut Depdiknas (2008: 3) metode merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Metode pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Kartasura kelas XI-IPS 2, terlihat bahwa siswa masih kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dalam proses pembelajaran, hanya ada 3 siswa (7,9%) yang aktif bertanya kepada guru, dan hanya ada 2 siswa (5,3%) yang berani mengemukakan idenya saat guru memberikan suatu permasalahan. Selain itu, siswa yang aktif menjawab pertanyaan dari guru hanya 3 siswa (7,9%), itupun didominasi oleh siswa yang mendapatkan peringkat dikelas. Dalam proses pembelajaran mereka lebih senang memfokuskan diri pada urusan yang lain, misalnya mengobrol dengan teman sebangku, mencorat-coret buku sambil melayangkan pikiran mereka ke dunia fantasi, bahkan ada yang menjahili teman mereka sendiri. Keadaan ini diperparah oleh kurangnya ketegasan guru dalam menegur siswa untuk memperhatikan

6 pelajaran. Guru kadang merasa kewalahan mengatasi kegaduhan yang terjadi dikelas XI-IPS 2 ketika proses pembelajaran. Hal ini disebabkan, karena siswa bosan dengan metode pembelajaran yang di gunakan guru yaitu guru masih cenderung menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran berperan untuk meningkatkan rasa keingintahuan siswa untuk belajar sehingga siswa dapat turut berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Menurut Suryani (2010: 3) seorang guru harus dapat menerapkan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi yang bisa mengubah cara belajar siswa dari pasif menjadi aktif sehingga akan membuat siswa tertarik dan paham dengan apa yang diajarkan oleh guru. Berdasarkan fakta-fakta yang terjadi diatas, maka peneliti berusaha untuk mencari alternatif metode pembelajaran yang lain yang mampu menarik perhatian siswa dan mampu mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Maka dari itu harus diadakan penelitian tindakan kelas untuk mencari solusi dari masalah tersebut agar tidak berkelanjutan, dan mencari inovasi metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa, salah satunya adalah dengan penerapan metode pembelajaran Peer Lessons. Metode pembelajaran Peer Lessons berperan penting untuk mengajak siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran yaitu dengan mendengar, melihat dan mengajukan pertanyaan serta membahas bersama teman-temannya sehingga siswa akan lebih memahami materi. Menurut Widodo (2010: 16)

7 pembelajaran aktif Peer Lessons mengajak siswa untuk turut serta dalam proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Peer Lessons adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Metode pembelajaran Peer Lessons merupakan sebuah metode yang mengembangkan peer teaching (pola belajar antar sesama siswa) dalam kelas yang menempatkan seluruh tanggung jawab untuk mengajar para peserta didik sebagai anggota kelas (Silberman, 2009: 173). Metode Peer Lessons didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri dan menuntut saling ketergantungan yang positif terhadap teman sekelompoknya karena setiap kelompok bertanggung jawab untuk menguasai materi pelajaran yang telah ditentukan dan mengajarkan atau menyampaikan materi tersebut kepada kelompok lain. Pola belajar antar sesama siswa juga mempengaruhi keaktifan siswa dalam bertanya karena siswa tidak merasa takut ataupun malu jika bertanya dengan temannya. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengadakan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kartasura, dengan judul: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAN METODE PEMBELAJARAN PEER LESSONS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2011/2012.

8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas timbul permasalahan antara lain : 1. Masih rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi. Hal ini tampak dari hasil nilai ulangan yang dicapai oleh siswa kelas XI. Hampir 40% siswa tidak tuntas dan mendapat nilai dibawah 60, sedangkan siswa yang tuntas mencapai 60%. 2. Kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan dalam proses penyampaian materi. 3. Masih kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran ekonomi. Hal ini terlihat dari pasifnya siswa dalam proses pembelajaran. Mereka jarang sekali bertanya tentang materi yang diajarkan walaupun mereka tidak jelas dengan materi tersebut. C. Pembatasan Masalah Permasalahan yang berkaitan dengan judul sangat luas, oleh karena itu perlu adanya suatu pembatasan masalah, sehingga yang diteliti akan lebih jelas dan kesalahpahaman bisa lebih dihindari. Pada penelitian ini peneliti membatasi masalah hanya pada: 1. Metode pembelajaran Peer Lessons meliputi : Tipe I kesulitan siswa dalam memahami materi ekonomi. Tipe II adalah aspek langkah-langkah metode pembelajaran Peer Lessons.

9 Tipe III adalah aspek kompetensi yaitu kemampuan siswa dalam melakukan proses pembelajaran ekonomi. 2. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran ekonomi hanya dibatasi pada keaktifan mengajukan pertanyaan, keaktifan mengemukakan ide atau pendapat, keaktifan menjawab pertanyaan, keaktifan dalam diskusi kelompok, dan keaktifan mempresentasikan hasil pemikiran. D. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan bagian terpenting yang harus ada dalam penulisan karya ilmiah. Oleh karena itu, sebelum melakukan penelitian harus mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada. Dengan permasalahan yang jelas maka proses pemecahannya akan terarah dan terfokus. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah ada peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran ekonomi dengan metode pembelajaran Perr Lessons pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2011/2012. E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum a. Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran ekonomi.

10 b. Untuk mengetahui kreatifitas siswa. c. Untuk mengetahui keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat. d. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa. 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran ekonomi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kartasura. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan peneliti dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis a. Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberi kontribusi baru untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran ekonomi melalui metode pembelajaran Peer Lessons. b. Sebagai dasar untuk kegiatan penelitian selanjutnya yang sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi Siswa: 1) Menumbuh kembangkan daya tarik dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran ekonomi 2) Untuk mengembangkan ide dan kreatifitas siswa. 3) Menumbuh kembangkan keberanian mengungkapkan ide atau pendapat siswa. 4) Untuk meningkatkan keaktifan siswa.

11 b. Manfaat bagi Guru: 1) Untuk mengembangkan profesionalisme guru terutama guru ekonomi. 2) Untuk mengembangkan ketrampilan guru dalam mengajar. c. Manfaat bagi Sekolah: 1) Untuk pengembangan metode pelajaran ekonomi yang sudah ada di sekolah dengan inovasi baru sesuai dengan kemajuan zaman. 2) Meningkatkan mutu dan kualitas sekolah.