BAB I PENDAHULUAN. kita dan lain pihak merupakan suatu siksaan. Definisi menurut The International

dokumen-dokumen yang mirip
Taufiqurrachman 1, Kuswartono Mulyo 2

BAB I PENDAHULUAN. disertai oleh kerusakan jaringan secara potensial dan aktual. Nyeri sering dilukiskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil karya tulis ilmiah mahasiswa Program Strata-1 Kedokteran Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur femur memiliki insiden berkisar dari 9,5-18,9 per per

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI

BAB I PENDAHULUAN. beberapa dekade terakhir ini, namun demikian perkembangan pada

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. modalitas sensorik tetapi adalah suatu pengalaman 1. The

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya. International

PERBANDINGAN PENGARUH PEMBERIAN ANALGETIK COX-2 DENGAN ASAM MEFENAMAT TERHADAP RASA NYERI PASCA ODONTEKTOMI (IMPAKSI KELAS 1, MOLAR 3 RAHANG BAWAH)

BAB I PENDAHULUAN. Pada kasus-kasus pembedahan seperti tindakan operasi segera atau elektif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. prostaglandin, bradykinin, dan adrenaline. Mediator-mediator inilah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. kita. Salah satu komplikasi awal dari fraktur yang terjadi pada tulang adalah nyeri. Nyeri ini

BAB IV METODE PENELITIAN. Semarang. Waktu penelitian selama 15 bulan sejak usulan penelitian proposal,

BAB 1 PENDAHULUAN. dari dalam soket gigi dan menanggulangi komplikasi yang mungkin terjadi. 1 Di

BAB I PENDAHULUAN. manajemen neoplasma primer dan metastasis neoplasma pada otak. 1 Tindakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut The International Associaton for the Study of Pain (IASP), nyeri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S)

BAB I PENDAHULUAN. sembuh tanpa jaringan parut. Penyembuhan fraktur bisa terjadi secara langsung atau

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan obat golongan anti-inflamasi nonsteroid

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Berdasarkan intensitasnya, nyeri

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian nomor 7 (5,7%). Menurut statistik rumah sakit dalam Sistem

EFEKTIVITAS ANALGETIK PREEMTIF TERHADAP KEDALAMAN ANESTESI PADA ODONTEKTOMI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. bersih, tidak mudah lecet/iritasi, terhindar dari ejakulasi dini) (Harsono, et al.,

Clinical Science Session Pain

BAB I PENDAHULUAN. proliferatif, dan fase remodeling. Proses-proses tersebut akan dipengaruhi oleh faktor

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

anak didapatkan persebaran data hasil penelitian sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP), nyeri

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. 7 Sedangkan The International

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

OBAT ANALGETIK, ANTIPIRETIK dan ANTIINFLAMASI

Perbandingan efektivitas pemberian asam mefenamat dan natrium diklofenak sebelum pencabutan gigi terhadap durasi ambang nyeri setelah pencabutan gigi

PENGARUH PEMBERIAN ANALGESIK PREEMTIF TERHADAP DURASI ANALGESIA PASCA ODONTEKTOMI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pindah ke ruang perawatan atau langsung dirawat di ruang intensif. Fase

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuatya semakin parah. Ambang batas nyeri yang dapat ditoleransi seseorang

Pendahuluan. Bab Pengertian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan. A. Definisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH ANALGESIA AKUPUNTUR FREKUENSI KOMBINASI TERHADAP ONSET NYERI PASIEN PASCA OPERASI KRURIS TERTUTUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Inflamasi adalah respons protektif jaringan terhadap jejas yang tujuannya

BAB I PENDAHULUAN. sekarang para ahli tidak henti-hentinya meneliti mekanisme kerja dari obat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

UJI EFEK PEMBERIAN ASAM MEFENAMAT SEBELUM PENCABUTAN GIGI TERHADAP DURASI AMBANG NYERI SETELAH PENCABUTAN GIGI

[FARMAKOLOGI] February 21, Obat Anti Inflamasi Non Steroid ( OAINS ) Pada th/ sistomatis, tidak u/ th/ kausal. Ibuprofen, asam mefenamat,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Association for Study of Pain (IASP) dalam Potter & Perry

BAB I PENDAHULUAN. nyeri. Nyeri menjadi penyebab angka kesakitan yang tinggi di seluruh dunia.

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1mm/KgBB + tramadol. Dalam hal ini, masing-masing data akan

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL BATANG BRATAWALI (Tinospora crispa (L) Miers) SEBAGAI ANALGETIKA TERHADAP MENCIT BETINA GALUR Swiss Webster

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi dua jenis yaitu nyeri fisiologis dan nyeri patologis, pada nyeri sensor normal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menonjol yang disebabkan oleh gagalnya pengaturan gula darah. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang

EFEKTIVITAS PARASETAMOL UNTUK NYERI PASCA OPERASI DINILAI DARI VISUAL ANALOG SCALE JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. kecenderungan konsumsi (pola penggunaan) obat, sebagai ukuran untuk

ANALGETIKA. Non-Steroidal Antiinflamatory Drugs (OAINS/Obat Antiinflamasi Non-Steroid) Analgetika opioid. Analgetika opioid

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun infeksi. Inflamasi merupakan proses alami untuk mempertahankan

ANALGETIKA. dr. Agung Biworo, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sementara di tahun 2011 terdapat korban. Korban luka ringan pada

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut

I. PENDAHULUAN. memiliki aktifitas penghambat radang dengan mekanisme kerja

BAB I PENDAHULUAN. saraf pusat tanpa menghilangkan kesadaran. 2,3 Parasetamol umumnya digunakan

Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1,2. Nyeri apabila tidak diatasi akan berdampak

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB 1 1. PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. masyarakat mencari upaya untuk menghilangkannya.

banyak digunakan tanpa resep dokter. Obat obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen secara kimiawi. Walaupun demikian obatobat ini

mengakibatkan reaksi radang yang ditandai dengan adanya kalor (panas), rubor (kemerahan), tumor (bengkak), dolor (nyeri) dan functio laesa (gangguan

PENILAIAN NYERI DAN SEDASI PADA BAYI DAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DEFENISI. Merupakan suatu gejala yang menunjukkan adanya gangguangangguan. peradangan, infeksi dan kejang otot.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Rasa nyeri merupakan masalah unik, disatu pihak bersifat melindugi badan kita dan lain pihak merupakan suatu siksaan. Definisi menurut The International Association For The Study Of Pain (IASP), nyeri merupakan pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang disertai oleh kerusakan jaringan secara potensial dan aktual. Nyeri sering dilukiskan sebagai suatu yang berbahaya (noksius dan protofatik) atau tidak berbahaya (nonnoksius, epikritik) misalnya: sentuhan ringan, kehangatan, tekanan ringan. 1 Menurut Oxford Concise Medical Dictionary, nyeri adalah sensasi tidak menyenangkan yang bervariasi dari nyeri yang ringan hingga ke nyeri yang berat. Nyeri ini adalah respons terhadap impuls dari nervus perifer dari jaringan yang rusak atau berpotensi rusak. 2 Sebagian besar penyakit yang melibatkan gigi memberikan efek nyeri yang luar biasa. Hal ini disebabkan oleh aktivasi reseptor nyeri pada pulpa gigi oleh rangsang termal, mekanik, kimia, ataupun elektrik. Selain itu, pengeluaran mediator inflamasi juga dapat merangsang reseptor nyeri pada serabut yang menghantarkan rasa nyeri (serabut aferen nosiseptif). Serabut ini tersebar di seluruh tubuh dan ditemukan paling banyak pada nervus trigeminalis yang menginervasi pulpa dan jaringan periapikal gigi. 3 1

2 Seperti yang kita ketahui bahwa tingkat kesadaran masyarakat Indonesia pada kesehatan gigi dan mulutnya masih sangat rendah, sehingga sering kali pasien yang datang ke klinik gigi adalah pasien yang sudah mengalami sakit luar biasa. Sehingga pemberian analgetik dalam mengatasi rasa nyeri terkadang dilakukan sesudah melakukan odontektomi. Hal ini juga sebagai pertimbangan untuk melakukan tindakan odontektomi dengan meminimalisir rasa nyeri sesudah dilakukan odontektomi. 4 Pada tindakan odontektomi, rasa nyeri timbul akibat perusakan jaringan. Transmisi sinyal rasa sakit yang ditimbulkan oleh kerusakan jaringan lain, menyebabkan peningkatan kepekaan dari jalur nyeri perifer dan pusat. Ada beberapa persiapan yang harus di perhatiakan sesudah tindakan odontektomi, diantaranya adalah bagaimana upaya dokter gigi mengatasi nyeri pada pasien dengan pemberian analgetik. 7 Untuk mengatasi nyeri pada pasien memerlukan pemberian analgetik sesudah dilakukan odontektomi. Analgetik di bagi 2 kelompok : analgetik nonnarkotika (non-opioid) dan analgetik opiod. Analgetik non-narkotika yang paling sering digunakan dalam bidang kedokteran gigi. Obat NSAID bekerja sangat baik dalam menangani nyeri. Obat NSAID yang bekerja dengan menghambat siklooksigenase yang mensintesis mediator nyeri seperti prostaglandin, tromboksan, dan prostasiklin, digunakan sebagai obat pilihan utama dalam mengatasi nyeri akibat inflamasi 5 Natrium diclofenak (derivat fenilasetat) merupakan non-steroidal anti inflammatory drug (NSAID) yaitu obat antiinflamasi yang kuat dengan efek

3 samping yang lemah dibandingkan dengan NSAID lainnya. Cara kerjanya dengan menghambat enzim siklo-oksigenase sehingga menghambat terbentuknya prostaglandin. Efek sampingnya yang dapat terjadi adalah distres gastrointestinal, pendarahan gastrointestinal dan timbulnya ulserasi lambung, namun timbulnya ulkus lebih jarang terjadi dibandingkan dengan beberapa obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) lainnya. 8 Etoricoxib suatu turunan bipiridin, adalah penghambat selektif COX-2 generasi kedua yang memiliki rasio selektif tertinggi dari semua coxib untuk inhalasi COX-2 relatif terhadap COX-1. Obat ini di metabolisasi oleh enzim P450 hati dan kemudian di ekskresi melalui ginjal serta memiliki waktu paruh sebesar 22 jam. Etoricoxib efek samping lebih ringan terhadap lambung dan platelet. Mengurangi terjadinya perdarahan, perforasi ulkus peptikum dan dapat di pakai indikasi pada nyeri akibat trauma dan prosedur pembedahan. Memiliki profil keamanan terhadap saluran cerna dan fungsi hati. 9 Berdasarkan uraian tersebut di atas, penelitian tertarik untuk meneliti perbandingan pengaruh pemberian analgetik Etoricoxib dan natrium diclofenak terhadap rasa nyeri pasca odontektomi. 1.2 Permasalahan Uraian ringkas dalam latar belakang masalah di atas memberi dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apakah terdapat makna perbandingan pengaruh pemberian analgetik Etoricoxib dengan Natrium diclofenak terhadap rasa nyeri pasca odontektomi?

4 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum Mengetahui makna pengaruh pemberian analgetik etoricoxib dengan Natrium diclofenak terhadap rasa nyeri odontektomi 1.3.2 Tujuan khusus A. Membandingkan rasa nyeri pasca odontektomi pada pasien yang mendapatkan analgetik etoricoxib dengan Natrium diclofenak 1.4 Manfaat penelitian A.Hasil penelitian ini dapat di jadikan landasan teori dalam upaya menerangkan makna perbandingan pemberian analgetik etoricoxib dan Natrium diclofenak terhadap rasa nyeri pasca odontektomi. B.Penelitian ini dapat menjadi landasan untuk penelitian selanjutnya C.Jika hasil penelitian menunjukan analgetik etoricoxib lebih bermakna terhadap rasa nyeri pasca odontektomi, maka analgetik etoricoxib dapat menjadi rekomendasi di gunakan dalam praktek dalam klinik. 1.5 Keaslian Penelitian Terdapat penelitian terdahulu tentang analgetik Etoricoxib, diantara penelitian yang dilakukan oleh Kerstin Malmstrom,dkk berfokus Etoricoxib in acute pain associated with dental surgery: A randomized, double-blind, placeboand active comparator-controlled dose-ranging study

5. Penelitian ini berbeda dengan beberapa penelitian sebelumnya, dimana penelitian ini menggunakan Etoricoxib dengan beberapa dosis obat pada nyeri akut pasca odontektomi. Terdapat penelitian mengenai sodium diclofenac pada pasien dengan nyeri post ekstraksi molar ketiga yang dilakukan oleh zuniga JR, dkk yang berjudul analgesic safety and efficacy of diclofenac softgel on postoperative third molar extraction pain. Penelitian ini berbeda dari segi sediaan obat yang digunakan yaitu sodium diclofenac softgel untuk mengobati pasien nyeri pasca ekstraksi molar ketiga. Tabel 1. Keaslian penelitian No. Judul Metode Hasil 1. Kerstin M, dkk. 2004. Terdapat sampel 389 Dari penelitian ini Etoricoxib in acute pain pasien yang ikut didapatkan hasil associated with dental penelitian ini bahwa etoricoxib surgery: A randomized, etoricoxib 60 mg (n = 120 mg merupakan double-blind, placebo- and 75), etoricoxib 120 dosis minimum active comparatorcontrolled mg (n = 76), tetapi dengan hasil dose-ranging etoricoxib 180 mg (n yang maksimal study. = 74), etoricoxib 240 sebagai obat mg (n = 76), analgesik pada ibuprofen 400 mg (n = 48), and placebo (n = 49). pasien nyeri sedang sampai berat pasca operasi gigi

6 2. Zuniga JR, dkk. 2004. Analgesic safety and efficacy of diclofenac sodium softgel on postoperative third molar exctraction pain 3. Chang DJ, dkk. 2002. Comparison of the analgesic efficacy of rofecoxib and entericcoated diclofenac sodium in the treatment of postoperative dental pain: a randomized, placebocontrolled clinical trial Terdapat sampel 55 pasien yang mengikuti penelitian ini.cataflam 100mg (n= 32), doclofenac sodium softgel 100mg (n= 32) Terdapat sampel 305 pasien yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Single dose Rofecoxib 50 mg (n = 121), 3 doses sodium diclofenac 50 mg (n= 121), placebo (n= 63) Daro penelitian didapatkan hasil bahwa softgel sodium diclofenac memiliki onset analgesik yang cepat dan durasi analgesik yang lama karena formulasinya yang mudah diserap pada pasien nyeri post operasi molar ketiga Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa dosis tunggal rofecoxib 50 mg memiliki efek analgesik yang cepat dan durasi analgesik yang bertahan lama untuk mengobati pasien dengan nyeri sedang hingga berat setelah operasi bedah mulut