PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
2016, No dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2014 TENTANG SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Kepelabuhan. Perikanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2012 TENTANG KEPELABUHANAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016

PETA FUNGSI KERJA PROSES BISNIS PUSAT PEMASARAN DAN DISTRIBUSI IKAN DI PPN BRONDONG

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Area Pasar;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG

Peraturan...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republ

BERITA NEGARA. No.955, 2011 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Juknis. DAK. Tahun 2012 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam surat Nomor B/07/M.LB.01/2017, tanggal 11 Januari 2017; c. bahwa berdasarkan pertimbanga

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan

2017, No Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 T

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 111 TAHUN 2008 TENTANG

6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TENTANG WALIKOTA CIMAHI, selain. Kota. Cimahi;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.../PERMEN-KP/2016 TENTANG PENGENDALIAN IMPOR KOMODITAS PERGARAMAN

2017, No diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepela

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

2 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2014 TENTANG ANDON PENANGKAPAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136,

4 KONDISI UMUM PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

2 Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3647); 3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lemb

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/M-DAG/PER/5/2017 TENTANG PERDAGANGAN ANTARPULAU

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No yang Tenggelam tentang Penghentian Sementara (Moratorium) Perizinan Survei dan pengangkatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Teng

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pera

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5073); 2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir

WALlKOTA MAKASSAR. PERATURAN WALlKOTA MAKASSAR NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KILANG MINYAK DI DALAM NEGERI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan

2017, No logistik guna mengembangkan pertumbuhan ekonomi nasional, perlu menyesuaikan ketentuan permodalan badan usaha di bidang pengusahaan an

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi Pelabuhan Perikanan

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2013, No.6 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemberdayaan Peternak adalah segala upaya yang dila

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PEMASARAN HASIL PERIKANAN DI PASAR IKAN TERINTEGRASI PADA PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan dan fasilitasi pemasaran usaha perikanan perlu menyiapkan sarana dan prasarana pemasaran yang memenuhi kaidah sanitasi dan higienis, serta mutu dan keamanan hasil perikanan untuk konsumsi dan kebutuhan bahan baku industri dalam negeri, dibangun Pasar Ikan Terintegrasi di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman; b. bahwa dalam rangka mendukung pengelolaan Pasar Ikan Terintegrasi sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pemasaran Hasil Perikanan di Pasar Ikan Terintegrasi pada Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

2. Peraturan Pemerintah tentang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Perusahaan Umum (Perum) Perikanan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 30); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2015 tentang Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan serta Peningkatan Nilai Tambah Produk Hasil Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726); 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 5. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111); 6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PEMASARAN HASIL PERIKANAN DI PASAR IKAN TERINTEGRASI PADA PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pasar Ikan Terintegrasi, yang selanjutnya disebut PIT, adalah tempat transaksi perdagangan ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang didalamnya dilengkapi dengan fasilitas penunjang. 2. Industri Pengolahan Ikan adalah kegiatan ekonomi yang menggunakan unit pengolahan ikan sebagai tempat untuk mengolah ikan dengan

menggunakan peralatan penanganan dan pengolahan ikan, sehingga menjadi produk dengan nilai yang lebih tinggi, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan. 3. Pemasaran Hasil Perikanan adalah rangkaian kegiatan memasarkan Ikan dan produk olahannya mulai dari merencanakan, menentukan harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan sampai kepada konsumen. 4. Pelelangan Ikan adalah proses penjualan ikan dihadapan umum dengan cara penawaran bertingkat. 5. Retail adalah 6. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 7. Menteri adalah Menteri Kelautan dan Perikanan. 8. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan. Pasal 2 Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi: a. tujuan dan fungsi; b. fasilitas; c. pengoperasian; d. pembinaan dan pengendalian; dan e. pelaporan. BAB II TUJUAN DAN FUNGSI Pasal 3 (1) Pemerintah berkewajiban menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan pemasaran usaha perikanan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman.

(2) Kegiatan pemasaran hasil perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui Pasar Ikan Terintegrasi. Pasal 4 (1) Pasar Ikan Terintegrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) bertujuan: a. menyediakan fasilitas pemasaran ikan yang memenuhi standar mutu dan keamanan hasil perikanan dan prinsip-prinsip pemasaran ikan yang efektif dan efisien; b. memberikan akses bagi pelaku usaha perikanan untuk melakukan transaksi perdagangan ikan secara terbuka, adil, dan setara atau sederajat. (2) Pasar Ikan Terintegrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) mempunyai fungsi sebagai berikut: a. pelayanan pemasaran hasil perikanan; dan b. pelayanan data dan informasi. (3) Fungsi pelayanan pemasaran hasil perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a antara lain: a. jual beli hasil perikanan; b. pengepakan hasil perikanan; c. distribusi hasil perikanan; dan d. promosi hasil perikanan. (4) Fungsi pelayanan data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b antara lain: a. jenis kapal dan alat penangkapan ikan; b. jenis, ukuran, dan volume ikan; c. harga ikan; d. asal ikan; dan e. pelaku usaha perikanan; BAB III FASILITAS Pasal 5

(1) Dalam rangka pelaksanaan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasar Ikan Terintegrasi memiliki fasilitas pokok, fungsional, dan penunjang. (2) Fasilitas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. tempat pembongkaran; b. tempat penimbangan; c. tempat pelelangan; d. tempat pemasaran; e. tempat pengepakan; f. peralatan sanitasi dan higiene; g. tempat penyimpanan peralatan; dan h. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). (3) Fasilitas fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. instalasi air bersih; b. instalasi listrik; c. jaringan internet; d. mesin pembuat es; e. kantor administrasi pasar ikan; f. sarana pengangkutan ikan; dan g. Tempat Pembuangan Sementara (TPS). (4) Fasilitas penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. ruang pertemuan; b. kantin/restoran; c. bank; d. kios; e. tempat ibadah; f. mandi cuci kakus (MCK); g. gudang; h. parkir; dan i. pos jaga.

BAB IV PENGOPERASIAN Pasal 6 Dalam rangka menunjang operasional pemasaran hasil perikanan, Pasar Ikan Terintegrasi menjalankan aktivitas yang terdiri dari: a. kapal bongkar; b. penggunaan ban berjalan (conveyor belt); c. penimbangan; d. pemasaran; e. pengangkutan ikan; f. pengamanan; dan g. pengelolaan parkir. Pasal 7 (1) Kapal bongkar sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 huruf a harus dilakukan pada: a. dermaga PIT; atau b. dermaga yang terdapat timbangan online (2) Proses kapal bongkar dilakukan paling lama 2 (dua) hari. Pasal 8 (1) Penggunaan ban berjalan (conveyor belt) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b meliputi: a. operator ban berjalan; b. pemeriksaan fasilitas dan kesiapan fasilitas ban berjalan; c. pemeriksaan kesiapan operator ban berjalan; d. pengangkutan ikan dengan ban berjalan; e. perawatan fasilitas ban berjalan; dan f. waktu operasi fasilitas ban berjalan. (2) Penggunaan ban berjalan (conveyor belt) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai operasional penggunaan ban berjalan ditetapkan oleh Pengelola PIT.

Pasal 9 Penimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c merupakan penimbangan yang dilakukan dengan menggunakan alat timbang yang secara resmi diizinkan dan dilakukan oleh petugas yang berwenang. Pasal 10 Pemasaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d dilaksanakan dengan cara: a. lelang daring; b. pemasaran daring; dan c. retail. Pasal 11 (1) Lelang daring sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a merupakan proses transaksi pemasaran hasil perikanan dengan cara penawaran bertingkat melalui aplikasi daring. (2) Pemasaran daring sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b merupakan proses transaksi pemasaran hasil perikanan melalui aplikasi daring. (3) Retail sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf c merupakan proses transaksi pemasaran hasil perikanan melalui pertemuan langsung penjual dan pembeli. Pasal 12 Lelang daring sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dilakukan oleh penjual dan pembeli. Pasal 13 (1) Penjual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 meliputi: a. Nelayan; b. Koperasi; c. Pemilik kapal; dan d. Asosiasi. (2) Penjual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki kriteria: a. teregistrasi pada Penyelenggara Lelang; dan

b. mempunyai pelabuhan pangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman. (3) Penjual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melakukan lelang ikan hasil tangkapan paling sedikit 40% dari jumlah hasil tangkapan yang didaratkan. (4) Penjual sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mendapatkan: a. jaminan pembayaran tunai pada hari yang sama; b. jaminan pasokan bahan bakar solar; c. jaminan pasokan es dengan harga yang kompetitif; d. prioritas tambat dan labuh dari otoritas pelabuhan perikanan; dan e. pendampingan akses permodalan. (5) Penjual wajib menandatangani kontrak jual beli dengan Pembeli pemenang lelang. Pasal 14 (1) Pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 meliputi: a. unit pengolahan ikan; b. importir; c. pedagang besar/wholesaler; d. eksportir; e. koperasi; dan f. retail. (2) Pembeli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki kriteria: a. teregistrasi pada Penyelenggara Lelang; b. mempunyai rekening di bank yang ditetapkan oleh Penyelenggara Lelang; dan c. menyetorkan deposit dengan nilai dan tata cara yang ditentukan oleh Penyelenggara Lelang. (3) Pembeli yang memenangkan lelang wajib menandatangani kontrak jual beli dengan Penjual dan membayar secara lunas dan tunai. Pasal 15 Mekanisme pelaksanaan lelang daring ditentukan oleh Penyelenggara Lelang.

Pasal 16 (1) Pemasaran daring sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) dilakukan oleh Pengelola PIT sebagai Penjual dan Pembeli. (2) Hasil perikanan yang dipasarkan berasal dari kapal yang melakukan pembongkaran ikan di dermaga PIT maupun ikan yang bukan berasal dari kapal yang melakukan pembongkaran ikan di dermaga PIT. Pasal 17 Dalam pelaksanaan pemasaran daring, Pengelola PIT harus menyajikan informasi jenis, ukuran, berat, harga, dan kualitas ikan secara jelas. Pasal 18 Mekanisme pelaksanaan pemasaran daring ditentukan oleh Pengelola PIT. Pasal 19 Retail sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) dilakukan oleh penjual dan pembeli. Pasal 20 (1) Penjual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 meliputi: a. Perorangan; atau b. Koperasi; (2) Penjual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki kriteria: a. terdaftar pada Pengelola PIT; b. menyewa tempat penjualan ikan di PIT; dan c. mempunyai bukti kepemilikan dan tanda sebagai penjual ikan yang sah dan masih berlaku. (3) Komoditas ikan yang dijual mempunyai kualitas premium. (4) Ikan yang dijual berasal dari kapal yang melakukan pembongkaran ikan di dermaga PIT maupun ikan yang bukan berasal dari kapal yang melakukan pembongkaran ikan di dermaga PIT. Pasal 21

Mekanisme pelaksanaan reta il ditentukan oleh Pengelola PIT. Pasal 22 (1) Pengangkutan ikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf e memiliki ketentuan yang meliputi: a. pengepakan; b. pemuatan ikan; c. petugas; dan d. armada pengangkut. (2) Pengangkutan ikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi dan menggunakan sarana pengangkutan ikan yang memenuhi kelayakan teknis pengangkutan sistem rantai dingin. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai operasional pengangkutan ikan ditetapkan oleh Pengelola PIT. Pasal 23 (1) Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf f dilakukan untuk melindungi aset dan proses-proses di wilayah operasi Pasar Ikan Terintegrasi. (2) Pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh petugas keamanan yang mempunyai kompetensi. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengamanan ditetapkan oleh Pengelola PIT. Pasal 24 (1) Pengelolaan Parkir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf g meliputi: a. area parkir; b. kendaraan yang boleh diparkir; c. lama waktu parkir; d. biaya parkir; dan e. pengawasan parkir.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan parkir ditetapkan oleh Pengelola PIT. Pasal 25 (1) Seluruh aktivitas yang dilakukan di PIT harus memenuhi persyaratan sanitasi dan higiene. (2) Semua pihak yang melakukan aktivitas pada wilayah operasi Pasar Ikan Terintegrasi harus menjaga sanitasi dan higiene. BAB V PENGELOLA Pasal 26 (1) Pasar Ikan Terintegrasi dioperasionalkan oleh Pengelola Pasar Ikan Terintegrasi; (2) Pengelola Pasar Ikan Terintegrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan: a. berbadan hukum; b. memiliki SIUP; c. minimal pengalaman 5 tahun dalam bidang usaha perikanan ; dan d. memiliki kemampuan teknis, manajerial, dan keuangan. (3) Kemampuan teknis sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (2) huruf d adalah kemampuan Pengelola Pasar Ikan Terintegrasi dalam mengelola Pasar Ikan Terintegrasi sesuai dengan metode dan prosedur kerja serta pengoperasionalan peralatan agar Pasar Ikan Terintegrasi dapat dioperasionalkan sesuai dengan fungsinya. (4) Kemampuan manajerial sebagaiamana dimaksud pada ayat (2) huruf d adalah kemampuan untuk mengatur, mengoordinasikan, dan menggerakkan seluruh komponen yang terlibat untuk mencapai tujuan pembangunan Pasar Ikan Terintegrasi. (5) Kemampuan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d adalah kemampuan Pengelola Pasar Ikan Terintegrasi dalam menyediakan anggaran untuk seluruh kegiatan yang berkaitan dengan operasional Pasar Ikan Terintegrasi.

Pasal 27 (1) Dalam mengoperasikan Pasar Ikan Terintegrasi, Pengelola Pasar Ikan Terintegrasi harus menyediakan anggaran untuk operasionalisasi Pasar Ikan Terintegrasi. (2) Anggaran operasional Pasar Ikan Terintegrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber dari anggaran Pengelola Pasar Ikan Terintegrasi atau sumber lain yang tidak bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 28 (1) Direktur Jenderal sesuai dengan kewenangannya melaksanakan pembinaan teknis operasional terhadap Pasar Ikan Terintegrasi; (2) Pembinaan teknis operasional Pasar Ikan Terintegrasi dilakukan melalui sosialisasi, rapat koordinasi, bimbingan teknis, dan supervisi. Pasal 29 Pengawasan pengoperasian Pasar Ikan Terintegrasi dilakukan oleh pe ngawas pe rikanan se suai de ngan ke te ntuan pe raturan pe rundang - undangan. BAB VII PELAPORAN Pasal 30 (1) Pengelola Pasar Ikan Terintegrasi wajib menyampaikan laporan kegiatan ope rasional Pasar Ikan Terintegrasi se tiap bulan dan/atau se waktuwaktu apabila dibutuhkan kepada Direktur Jenderal. (2) Laporan kegiatan Pasar Ikan Terintegrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. operasionalisasi Pasar Ikan Terintegrasi;

b. permasalahan yang dihadapi dan upaya tindak lanjut dalam pengelolaan Pasar Ikan Terintegrasi; dan c. rencana pengembangan Pasar Ikan Terintegrasi. (3) Laporan operasionalisasi Pasar Ikan Terintegrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, meliputi: a. frekuensi dan jumlah kapal yang mendaratkan ikan; b. jumlah, jenis, dan ukuran ikan yang didaratkan; dan c. jumlah, jenis, ukuran, dan harga ikan yang dipasarkan. (4) Laporan kegiatan Pasar Ikan Terintegrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja dan penyusunan kebijakan pengembangan dan pengelolaan Pasar Ikan Terintegrasi. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tang gal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia Ditetapkan di Jakarta pada tanggal MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, SUSI PUDJIASTUTI