BAB I PENDAHULUAN. selalu mengandung pikiran atau perasaan. Di dalam kegiatan komunikasi ini, manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul. pentingnya proses pembelajaran dalam kehidupan manusia.

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beratkan pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu. mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pembaca dan hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. buruk pula perilakunya. Belajar berbahasa dengan baik dan benar sama halnya

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk membentuk kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makna kata-kata secara individul akan dapat diketahui. diharapkan dapat melatih kreatifitas dan keterampilan siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memproduksi yaitu menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Namun pada kenyataannya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ardi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pengertian yang diutarakan oleh Chaer (2008:32), bahwasanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

tetapi tidak akan menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis cerpen merupakan kegiatan ekspresi sastra yang perlu diajarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa. tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami.

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses ketercapaian ilmu dari berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. pembelajaran merupakan tercapainya perubahan.

PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. bagi guru lebih terpusat pada transformasi nilai-nilai yang terpuji dan

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir Tarigan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan menulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi manusia, berupa lambang atau tanda, dan selalu mengandung pikiran atau perasaan. Di dalam kegiatan komunikasi ini, manusia menyampaikan pikiran dan perasaannya kepada pihak lain. Keraf (1994:2) mengatakan bahwa Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbriter, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang nyata. Ia merupakan simbol karena rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia harus diberikan makna tertentu. Simbol adalah tanda yang diberikan makna tertentu, yaitu mengacu kepada sesuatu yang dapat dicerap panca indra. Bahasa merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa memberikan kemungkinan yang lebih luas dan kompleks dari pada yang didapat dengan media. Sebagai alat komunikasi Bahasa merupakan saluran perumusan maksud, melahirkan perasaaan dan memungkinkan menciptakan kerja sama dengan sesama sebagai mengatur berbagai macam aktifitas, merencanakan dan mengarahkan yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan dalam lingkungan tersebut akan mendapatkan pengalaman, pengetahuan/ilmu se- 1

2 hingga akan menimbulkan atau menghasilkan perubahan pada diri individu tersebut. Tarigan (2008:22) menyatakan bahwa setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur. Mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut membaca merupakan suatu proses yang kompleks dan rumit karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang bertujuan untuk memetik/memahami arti/makna yang ada dalam tulisan. Membaca adalah satu tindakan komunikasi yaitu satu proses berfikir yang melibatkan idea, kenyataan, dan perasaan yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca melalui perantara lambang-lambang bahasa. Dalam pengertian ini, membaca memiliki beberapa tujuan, diantaranya yaitu menemukan gagasan utama, menemukan urutan/organisasi, bisa menyimpulkan, menemukan informasi yang diperlukan, mengklasifikasikan, menilai dan membandingkan. Tarigan (2008:24) menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukanserta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulisan. Berarti setiap siswa memiliki kemampuan membaca untuk dapat meningkatkan minat membaca sebagai suatu kegiatan yang menarik. Sumardi (1996:206) menyatakan bahwa di dalam proses pembelajaran, guru

3 lebih mendominasi proses mengajar. Sehingga pembelajaran berpusat pada guru, karena guru merupakan fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar. Namun salah satu faktor rendahnya pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak. Para pendidik sering kali memaksakan kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat, dan bakat yang dimiliki siswanya yang tentu saja memerlukan pelayanan yang berbeda. Kelemahan para pendidik yaitu terletak pada kesalahan mereka yang tidak pernah menggali masalah dan potensi para siswa. Proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk lebih kreatif. Hal itu harus dilakukan sebab pada dasarnya gaya berfikir anak tidak bisa diarahkan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, peneliti mendapatkan informasi terpercaya dari salah satu pengajar di SMK Nasional Bandung bahwa di kelas XI pada awal semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017 pada pembelajaran Bahasa Indonesia, guru mendominasi pengajaran dengan metode pembelajaran ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas yang paten, tanpa memperhatikan bakat, minat, kemampuan dan karakteristik siswa. Hal tersebut menjadikan siswa pada saat terjadinya pembelajaran hanya diam tanpa adanya proses tanya jawab atau permainan yang dapat membuat siswa senang dan tidak stres. Akibatnya pembelajaran berjalan secara monoton, dan siswa cenderung tidak tertarik dengan pembelajaran yang disampaikan. Pembelajaran bahasa seharusnya mengoptimalkan semua kemampuan berbahasa siswa yang terdiri dari mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara secara keseluruhan, sehingga kemampuan guru dalam memilih metode dan pende-

4 katan pembelajaran merupakan sebuah tuntutan yang sangat penting. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan siswa adalah metode pembelajaran inkuiri yang mengarahkan siswa untuk dapat belajar dengan cara bekerja sama dengan teman, sehingga teman yang lebih mampu dapat menolong teman yang lemah, dan setiap anggota kelompok tetap memberi sumbangan pada prestasi kelompok. Para siswa juga mendapat kesempatan untuk bersosialisasi dengan bertanya-jawab. Kegiatan bertanya dan menjawab merupakan hal yang sangat esensial dalam pola interaksi antara guru dan siswa. Kegiatan bertanya dan menjawab yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam proses belajar mengajar mampu menumbuhkan pengetahuan baru pada diri siswa. Sehingga siswa tidak lagi dilihat sebagai objek yang pasif, tetapi lebih dilihat sebagi subjek yang sedang belajar atau mengembangkan segala potensinya. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang Pembelajaran Membandingkan Teks Cerita Pendek dengan Teks Cerita Ulang dengan Menggunakan Metode inkuiri pada Siswa Kelas XI SMK Nasional Bandung Tahun Pelajaran 2016/2017. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan, penulis mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut. a. Siswa kelas XI SMK Nasional Bandung kurang berminat dalam melaksanakan pembelajaran membandingkan dua jenis teks. b. Guru kurang menarik dan kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran.

5 c. Metode inkuiri diharapkan lebih efektif dalam pembelajaran membandingkan teks cerita pendek dengan cerita ulang pada siswa kelas XI SMK Nasional Bandung. 1.3 Rumusan dan Batasan Masalah 1.3.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikembangkan, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut. a. Mampukah penulis melaksanakan pembelajaran membandingkan teks cerita pendek dengan cerita ulang dengan menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas XI SMK Nasional Bandung? b. Mampukah siswa kelas XI SMK Nasional Bandung melakukan pembelajaran membandingkan teks cerita pendek dengan cerita ulang dengan menggunakan metode inkuiri? c. Efektifkah metode inkuiri diterapkan dalam pembelajaran membandingkan teks cerita pendek dengan cerita ulang pada siswa kelas XI SMK Nasional Bandung? 1.3.2 Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis membuat batasan masalah sebagai berikut. a. Kemampuan penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan pembelajaran membandingkan teks cerita pendek dengan cerita ulang dengan menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas XI TKJ SMK Nasional Bandung. b. Kemampuan siswa kelas XI TKJ SMK Nasional Bandung dalam mengikuti

6 pembelajaran membandingkan teks cerita pendek dengan teks cerita ulang berdasarkan struktur dengan menggunakan metode inkuiri. c. Keefektifan metode inkuiri dengan teknik inkuiri terbimbing yang diukur berdasarkan ada tidaknya peningkatan kemampuan melalui pretes ke postes. 1.4 Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai, yaitu: a) untuk mengetahui keberhasilan penulis dalam melaksanakan pembelajaran membandingkan teks cerita pendek dengan cerita ulang dengan menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas XI SMK Nasional Bandung; b) untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMK Nasional Bandung dalam membandingkan teks cerita pendek dengan cerita ulang dengan menggunakan metode inkuiri; dan c) untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran membandingkan teks cerita pendek dengan cerita ulang pada siswa kelas XI SMK Nasional Bandung. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, guru, dan peneliti lain sebagai berikut. a. Bagi penulis Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman, serta keterampilan penulis di dalam pembelajaran membandingkan teks cerita pendek dengan cerita ulang menggunakan metode inkuiri. b. Bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia

7 Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran keterampilan membaca, terutama dalam membandingkan teks cerita pendek dengan cerita ulang dengan menggunakan metode inkuiri. c. Bagi Peneliti lain Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar dan rujukan teori penelitian selanjutnya yang akan dilakukan oleh peneliti berikutnya yang berpedoman pada penelitian ini. 1.6 Kerangka Pemikiran Banyak faktor yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran, salah satunya adalah kreativitas guru dalam menciptakan proses pembelajaran. Interaksi dalam proses pembelajaran bukan hanya guru dengan siswa, tetapi antara materi dan siswa juga harus saling memberikan timbal balik. Pemahamannya terhadap materi pelajaran dapat dibuktikan dengan produk yang dihasilkan siswa. Penggunaan model atau teknik pembelajaran yang inovatif dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan antusias dan apresiasi siswa terhadap proses pembelajaran. Penulis mencoba untuk menerapkan metode inkuiri untuk dijadikan teknik pembelajaran membandingkan teks cerita pendek dengan teks cerita ulang. Teknik inkuiri terbimbing digunakan untuk menarik siswa agar dapat berinteraksi dan aktif dalam pembelajaran dan mengetahui keefektifan teknik tersebut dalam membangun ide siswa terhadap suatu teks.

8 KONDISI AWAL SISWA Dalam pembelajaran membaca, masalah yang dihadapi siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca, disebabkan oleh hal sebagai berikut: 1. Rendahnya minat baca siswa, dan; 2. Siswa belum bisa memahami cara membandingkan dua jenis teks yang berbeda. GURU Cara pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat menjadi faktor tumbuh kembang keterampilan siswa.. TEKNIK PEMBELAJARAN Penggunaan metode dan media pembelajaran sangatlah memengaruhi proses belajar pembelajaran siswa di sekolah. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode inkuiri,untuk membantu siswa mencari persamaan dan perbedaan dari dua jenis teks yang berbeda. PEMBELAJARAN MEMBANDINGKAN TEKS CERITA PENDEK DENGAN TEKS CERITA ULANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS XI SMK NASIONAL BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 1.7 Asumsi dan Hipotesis 1.7.1 Asumsi Asumsi atau anggapan dasar merupakan teori yang dijadikan sebagai kerangka berpikir oleh peneliti yang telah diyakini kebenarannya. Asumsi penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Penulis telah lulus perkuliahan MKDK (Mata Kuliah Dasar Keguruan) diantaranya: Pengantar Pendidikan, Profesi Pendidikan, Belajar dan Pembelajaran, serta Psikologi Pendidikan, dan lulus MKK (Mata Kuliah Keahlian) yaitu: Kebahasaan, Kesusastraan, Keterampilan Berbahasa, Perencanaan Pembelajaran, Strategi Belajar Mengajar, dan Penilaian Pembelajaran. b. Pembelajaran membandingkan teks cerita pendek dengan teks cerita ulang ialah salah satu pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa karena memban-

9 dingkan merupakan kegiatan untuk mengetahui persamaan dan perbadaan dari dua hal yang akan diteliti. c. Metode inkuiri merupakan metode untuk membantu proses pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subyek dalam pembelajaran. Artinya, siswa mampu merekonstruksi pengetahuannya sendiri sedangkan guru hanya fasilitator saja. Metode ini dikembangkan untuk membuat siswa termotifasi dalam kemampuan berpikir dan keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan, karena pada dasarnya media tersebut merupakan alat untuk membantu proses pembelajaran agar lebih menarik. 1.7.2 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara atas masalah yang diteliti, yang perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang bersangkutan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut. a. Penulis mampu melaksanakan pembelajaran membandingkan teks cerita pendek dengan teks cerita ulang dengan menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas XI SMK Nasional Bandung. b. Siswa kelas XI SMK Nasional Bandung mampu mengikuti pembelajaran membandingkan teks cerita pendek dengan teks cerita ulang dalam bentuk tulisan berdasarkan struktur kedua teks. c. Metode inkuiri efektif digunakan dalam pembelajaran membandingkan teks cerita pendek dengan teks cerita ulang pada siswa kelas XI SMK Nasional Bandung.

10 1.8 Definisi Operasional Sebagai upaya untuk menghindari kesalah pahaman penafsiran dalam melakukan tindak lanjut penelitian dapat didefinisikan sebagai berikut. a. Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu proses, cara yang dilakukan untuk menjadikan siswa mengalami perubahan dan memperoleh pencapaian dari suatu yang dipelajari. b. Membandingkan teks cerita pendek dengan teks cerita ulang. Mebandingkan teks adalah proses untuk mengetahui perbedaan dan persamaan antara karangan yang berbentuk prosa fiksi dengan karangan yang menceritakan kembali pengalaman masa lalu. c. Metode inkuiri Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Penerapan strategi ini merupakan upaya untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Berdasarkan uraian tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran adalah proses perubahan siswa dalam memperoleh pencapaian dari suatu yang dipelajari khususnya dalam pembelajaran membandingkan cerita yang berbentuk prosa fiksi yang bisa selesai dibaca sekali duduk dengan cerita yang menceritakan kembali pengalaman masa lalu dengan menggunakan metode yang mengembangkan kreativitas siswa dalam memecahkan masalah.

11 1.9 Stuktur Organisasi Skripsi Gambaran mengenai keseluruhan skripsi dan pembahasanya dapat di jelaskan dalam sistematika penulisan sebagai berikut. a. Bab I Pendahuluan Bagian pendahuluan mejelaskan mengenai latar belakang masalah, Identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, definisi oprasional dan stuktur organisasi skripsi. a. Bab II kajian Teoritis Bagian ini membahas mengenai kajian teoritis (mengenai variabel penelitian yang diteliti) analisis dan pengembangan materi pembelajaran yang diteliti meliputi a) keluasan dan kedalaman materi b) karakteristik materi c) bahan dan media d) strategi pembelajaran e) dan sistem evaluasi. b. Bab III Metode Penelitian Bagian ini membahas mengenai komponen dari metode penelitian yaitu metode penelitian, desain penelitian, partisipan (untuk penelitian survei) serta populasi dan sampel (untuk penelitian eksperimen), instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan rancangan analisis data. c. Bab VI Hasil Penelitian dan Pembahasan Bagaian ini membahas mengenai deskripsi hasil dan temuan penelitian mendeskripsikan hasil dan temuan penelitian sesuai dengan rumusan masalah dan atau pertanyaan penelitian yang ditetapkan dan pembahasan penelitian membahas tentang hasil dan temuan penelitian yang hasilnya sudah disajikan pada bagianya sesuai dengan teori yang sudah dikemukakan di bab II.

12 d. Bab V kesimpulan dan Saran Bagian ini membahas mengenai penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian.