BAB IV ANALISIS DATA. Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG AYAH

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF DALAM MENANGANI SIKAP EGOIS PADA SEORANG REMAJA

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah diperoleh data dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan. Terapi Rasional Emotif dalam Menangani Trauma Seorang Remaja

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis data tentangproses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENGATASI KEJENUHAN ISTRI MENGURUS

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan BKI (Bimbingan dan Konseling Islam)

BAB IV ANALISIS DATA 1. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. keefektifan dalam bimbingan dan konseling islam dengan terapi reward berbasis hobi

BAB IV ANALISIS DATA. C. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan. Pemuda di Desa Putat Kec Kebomas Kab. Gresik).

BAB IV ANALISIS DATA. diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut : A. Analisis Bimbingan dan Konseling Islam dengan pendekatan

BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG. proses bimbingan dan konseling Islam menggunakan Non-Directive Permainan

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA. analisis sesuai dengan fokus penelitian kali ini yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. membandingkan kondisi klien sebelum dan sesudah dilakukannya proses konseling. Berikut ini

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI RENDAH DIRI SEORANG SANTRI

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional. TNI di Desa Sambibulu Taman Sidoarjo

BAB IV ANALISIS KONSELING KELUARGA BAGI LANSIA YANG MENGALAMI EMPTY NEST SYNDROME DI DESA KATERBAN NGANJUK

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang bentuk-bentuk Disharmoni Keluarga yang terjadi di. Desa Mojorejo Pungging Mojokerto

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam untuk Meningkatkan Motivasi

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS PROSES DAN HASIL PELAKSANAAN TERAPI SABAR UNTUK MENGATASI STRES

BAB IV ANALISIS DATA. ketika melakukan observasi dan wawancara. dengan demikian dapat diketahui. untuk Menangani Anak Middle Child Syndrome. Tabel 4.

BAB IV ANALISIS DATA. Dengan Teknik Token Economy Dalam Membentuk Disiplin Shalat

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP PERILAKU REMAJA DALAM PELAKSANAAN IBADAH SHOLAT 5 WAKTU

yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini peneliti menggunkan analisis deskriptif komparatif

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis tentang Gejala Gejala Depresi Yang Di Tampakkan Seorang

BAB IV ANALISIS DATA. dengan Teknik Biblioterapi Dalam Mengatasi Dekadensi Ke-Imanan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir dalam

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik. lebih jelasnya lihat table di bawah ini:

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

Menangani Kecemasan pada Korban Perkosaan. membandingkan data teori dengan data yang ada di lapangan.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGATASI KESENJANGAN KOMUNIKASI SEORANG ADIK TERHADAP

BAB IV BKI DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF ANAK YANG TIDAK MENERIMA AYAH TIRINYA

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Faktor-faktor yang melatar belakangi post power syndrome. seorang pensiunan tentara di Kelurahan Kemasan Krian

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Konseling dengan Teknik Timing Of Event Models Untuk

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Terapi Shalat Tahajud Dalam

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi maka konselor/peneliti melakukan analisis data. Analisis data

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena. Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan

BAB IV ANALISIS DATA. dari lapangan berdasarkan fokus permasalahan yang diteliti. Berikut dibawah ini merupakan analisis data tentang faktor, proses

BAB IV ANALISA DATA. dengan analisa deskriptif. Adapun datayang dianalisis sesuai dengan dua focus

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data mengenai Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan. di Desa Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Proses Konseling Tawakal Untuk Meningkatkan Motivasi Hidup

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani

BAB IV ANALISA DATA. 1. Analisis Tentang Faktor yang Mempengaruhi Seorang Siswa Pelaku. Bullying di Sekolah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Self Regulation Untuk Menurunkan Tingkat Kecanduan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Terapi ISHAS (Istighfar, Sholawat,

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor yang menyebabkan perilaku maladaptif di TPA Baitul Hamid

BAB IV ANALISA DATA. Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. klien, ditemukan bahwa klien di usia yang ke- 60 sudah mengalami

BAB IV ANALISIS TERAPI REALITAS UNTUK MEMBANTU PENYESUAIAN DIRI SANTRI MADRASAH DINIYAH

BAB IV ANALISA DATA. konselor sekaligus peneliti. Analisa ini disajikan dalam bentuk penulisan analisa

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK BIBLIOTERAPI DALAM MENANGANI FRUSTRASI

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis dari proses pelaksanaan Family Therapy dalam Menangani. Wilayah Perumnas Sukomulyo Lamongan

BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan

2. Faktor pendidikan dan sekolah

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Tentang Proses Konseling Keluarga Dalam Mengatasi Perilaku

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PGRI 1 Tulungagung, terlihat bahwa secara terus-menerus bahwa guru

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pikiran secara seksama dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah

BAB IV ANALISIS DATA TERAPI GROWTH MINDSET ( CAROL S. DWECK, PH.D.) DAN KETERAMPILAN ADAPTASI DIRI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis proses dari pelaksanaan bimbingan dan konseling islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. data-data yang sudah diperoleh dan dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Analisis

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dalam

BAB IV ANALISIS DATA. bimbingan dan konseling Islam yang terjadi di lapangan dengan teori yang

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB III PENERAPAN TEKNIK TOKEN ECONOMY DALAM MENGATASI PERILAKU TERLAMBAT

BAB IV ANALISIS DATA. yang didasarkan pada kenyataan dan fakta-fakta yang tampak pada obyek tersebut. Sehingga

BAB III BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG REMAJA AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,

BAB IV ANALISIS DATA. observasi yang disajikan pada awal bab, adapun data yang di analisis. sesuai dengan fokus penelitian yaitu sebagai berikut:

AYO BUDAYAKAN SHOLAT SUBUH DI MASJID

Bab 5 PENUTUP. 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebencian Hd. a. Ayah Hd melakukan poligami. contoh yang baik bagi anaknya.

BAB IV ANALISIS KONSELING PANTI ASUHAN DALAM MENANGANI PENYIMPANGAN PERILAKU ANAK DI PANTI ASUHAN AL JIHAD SURABAYA

Lampiran 1 Pedoman Waancara Guru Pedoman Wawancara Siswa

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Tentang Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

BAB IV ANALISIS DATA. Remaja di Desa Tobaddung Bangkalan. terutama keluarganya. Diantaranya yaitu: sangat besar bagi klien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beradaptasi dengan baik terhadap kegiatan-kegiatan dan peraturan yang berlaku di

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi seperti yang sudah dipaparkan peneliti maka peneliti. Anak Berkebutuhan Khusus (Down Syndrom) di SDN ۱ Inklusi

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih

BAB IV ANALISIS DATA. broken home di SMP Al Amanah Bilingual, maka analisis tersebut adalah

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK JALANAN DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswa Sekolah Menengah Pertama merupakan tahap anak berada pada masa

BAB IV ANALISIS DATA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari lapangan yang berupa observasi dan wawancara yang telah disajikan pada bab sebelumnya, maka pada bab ini peneliti akan menganalisis data tersebut dengan data deskripstif. Adapun yang akan dianalisis sesuai dengan fokus penelitian meliputi: A. Analisis data tentang Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dalam Melatih Shalat Subuh Berjamaah Tepat Waktu Melalui Terapi Behavioral dengan Teknik Modelling pada Anak yang sering melalaikan shalat Subuh di Desa Poseh Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep. Dalam proses bimbingan Konseling Islam, Melatih Shalat Subuh Berjamaah Tepat Waktu Dengan Terapi Behavioral dengan Teknik Modelling yang dilakukan oleh konselor dalam kasus ini menggunakan langkahlangkah yaitu: identifikasi masalah, diagnosa, prognosa, terapi / treatment, dan evaluasi atau follow-up. Analisa tersebut menggunakan analisis deskriptif komparatif sehingga peneliti membandingkan data teori dan data yang terjadi di lapangan. Berikut tabel menjelaskan tentang perbandingan pelaksanaan di lapangan Dengan Teori Bimbingan dan Konseling islam: 96

97 Tabel. 4.1 Perbandingan proses pelaksanaan di lapangan Dengan Teori Bimbingan dan Konseling islam No Data Teoritis Data Empiris (Lapangan) 1 Identifikasi masalah Konselor mengumpulkan data dari Langkah yang digunakan berbagai sumber; mulai dari konseli untuk mengumpulkan data sendiri, Keluarga Konseli (orang tua dari berbagai sumber yang konsei), tetangga konseli, dan teman berfungsi untuk mengenal terdekat konseli. Maka, hasil yang kasus beserta gejala-gejala diperoleh dari proses wawancara dan yang nampak pada klien. observasi dalam penggalian data mengenai masalah yang dihadapi oleh konseli, menunjukkan bahwa: konseli merupakan anak yang sosialis; yang setiap hari, ia habiskan waktu kosongnya bersama temannya. Dalam hal bermain, tanpa mengenal waktu,. 2 Diagnosa Menetapkan masalah yang dihadapi konseli beserta latar belakangnya. Berdasarkan dari hasil identifikasi masalah yang telah dilakukan konselor pada langkah awal dengan mewawancarai konseli sendiri, keluarga konseli, tetangga dekat konseli dan teman-teman konseli. Maka, konselor menetapkan masalah yang dihadapi oleh konseli adalah seringnya melalaikan kewajiban (shalat subuh). Faktor-faktor yang menyebabkan konseli lalai dalam melaksanakan shalat subuh adalah sebagai berikut: 1. Seringnya jalan-jalan dimalam hari yang tidak mengenal waktu, sehingga tidurnya terlalu larut malam 2. Nongkrong bersama teman sampai tidak mengenal waktu. Sehingga interval waktu untuk istirahat kurang maksimal.

98 3 Prognosa Menentukan jenis bantuan atau terapi yang sesuai dengan permasalahan klien. Langkah ini ditetapkan berdasarkan kesimpulan dari diagnosis. 4 Terapi/treatmen Proses pemberian bantuan terhadap klien berdasarkan prognosis. Adapun terapi yang digunakan adalah Terapi Behavioral dengan teknik Modelling. Yang digunakan dalam teknik Modelling adalah model nyata ( Live Model). 3. Mainan android (sosmed) chattingan sampai larut malam, sehingga waktu untuk istirahat tidur kurang maksimal. 4. Telfonan dengan temannya sampai larut malam, sehingga waktu luang untuk tidur kurang maksimal. Dan membuat konseli susah bangun saat dibangunkan oleh orang tuanya unruk melaksanakan shalat subuh. Dalam hal ini, konselor memberikan jenis bantuan berupa terapi Behavior dengan teknik Modelling (pencontohan). Yaitu dengan cara belajar melalui proses pengamatan, penituan dan percontohan, serta memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk. Memberikan modelling dengan percontohan melalui pengamatan dan peniruan kepada konseli dengan bantuan model (orang yang mencontohkan). Dalam hal ini yang menjadi model adalah bapak dari konseli, dan konselor sendiri. Model Nyata ( Live Model) yang diberikan pada konseli, merupakan kebiasaan seorang model. Yaitu sebagai berikut: 1. Memahami segala aktivitas konseli Konselor pergi kerumah konseli dan ikut serta dalam Aktivitas konseli. 2. Membentuk pola kehidupan yang baru a. Tidur disiang hari, minimal 1-2 jam. b. Membatasi waktu dalam

99 5 Evaluasi dan Follow Up Mengetahui sejauh mana langkah terapi yang dilakukan dalam mencapai hasil bermain dan membuat jadwal tidur dimalam hari, paling lambat jam 22.00. c. Niat yang kuat untuk bangun malam dan bersungguhsungguh dalam melaksanakan shalat subuh berjamaah d. Wudhu' sebelum tidur e. Baca do a sebelum tidur. f. Menghidupkan alarm sebelum tidur. g. Bangun saat alarm menyala dan membaca do a bangun tidur h. Shalat subuh di masjid dengan berjamaah. Menindaklanjuti perkembangan selanjutnya setelah proses konseling sekaligus evaluasi berhasil tidaknya terapi behavioral yang telah dilakukan konselor. Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dalam Melatih Shalat Subuh Berjamaah Tepat Waktu Dengan Terapi Behavioral dengan Teknik Modelling, pada individu yang sering melalaikan shalat subuh di Desa Poreh Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep, yang dilakukan oleh konselor dengan langkah-langkah bimbingan konseling pada umumnya yaitu meliputi identifikasi masalah, diagnosa, prognosa, terapi (treatment), dan evaluasi (follow up). Fakta dilapangan menunjukkan bahwa memang tampak pada perilaku konseli yang sering melalaikan keawajiban sebagai seorang muslim yaitu shalat subuh; seringnya melaksanakan shalat subuh diakhir waktu, bahkan

100 sampai meninggalkannya. Lantaran dengan faktor penyebab yang suka begadang dimalam hari hingga larut malam; tengah malam. Sehingga waktu untuk tidur malam kurang maksimal dan membuatanya sukar saat dibangunkan dari tidurnya guna untuk melaksanakan shalat subuh. Hal ini apabila dibiarkan akan menjadi kebiasaan pada diri konseli, untuk itulah konselor mengupayakan bantuan secara maksimal yaitu melalui proses konseling islam dalam melatih shalat subuh tepat waktu dengan menggunakan teknik modelling dalam terapi behavioral. Pemberian treatment pada proses konseling ini, disamping pengarahan dan pengajaran dari konselor, konseli juga memiliki tujuan dan benar-benar berkeinginan untuk berubah agar bisa melaksanakan shalat subuh tepat waktu lagi (berjamaah), sebagaimana dulu menjadi kebiasaannya saat di pondok. Sehingga proses konseling ini bisa berjalan dengan lancar karena kedua belah pihak saling mendukung. Maka berdasarkan perbandingan antara data teori dan data lapangan yang dihimpun pada saat proses konseling diperoleh kesesuaian dan persamaan yang mengarah pada proses terapi behavior B. Analisis data tentang Hasil Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dalam Melatih Shalat Subuh Berjamaah Tepat Waktu Dengan Terapi Behavioral dengan Teknik Modelling pada Anak yang sering melalaikan shalat Subuh di Desa Poseh Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep. Berhasil tidaknya proses konseling dengan teknik modelling dalam terapi behavioral ini, dalam melatih shalat subuh tepat waktu pada individu

101 yang sering melalaikan shalat subuh ini, sebagian besar tergantung pada diri konseli sendiri. Apakah konseli benar-benar ingin berubah menjadi lebih baik atau tetap dengan kondisi sebelumnya yakni belum bisa melaksanakan shalat subuh tepat waktu; melakukan shalat subuh diakhir waktu (hampir terbitnya matahari). Setelah beberapa minggu proses konseling dilakukan dalam melatih shalat subuh tepat waktu (berjamaah) telah membawakan hasil yang diharapkan walaupun belum seratus persen mampu mengatasi masalah yang dihadapi oleh konseli tersebut. Perubahan yang terlihat pada konseli diamati oleh peneliti melalui pengamatan langsung maupun tidak langsung. Pengamatan yang dilakukan secara tidak langsung diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa informan yang mengetahui betul perilaku konseli dalam kehidupan sehari-hari yakni keluarga konseli, tetangga dekat konseli serta teman-teman konseli. Untuk lebih jelas analisis tentang data akhir hasil proses pelaksanaan terapi behavior dengan teknik modelling yang dilakukan dari awal konseling hingga tahap-tahap akhir proses konseling, apakah ada perubahan pada diri konseli antara sebelum dan sesudah dilaksanakan terapi behavior dengan teknik modelling dapat digambarkan pada tabel dibawah ini:

102 Tabel 4.2 Perbandingan hasil proses konseling dengan teknik Modelling dalam terapi Behavioral antara sebelum dan sesudah diberikan Konseling. No Gejala yang Nampak Sebelum Sesudah A B C A B C 1 Jalan-jalan dimalam hari sampai larut malam (tengah malam) 2 Nongkrong sampai tengah malam 3 Mainan android sampai tengah malam 4 Telfonan sampai tengah malam 5 Sulit dibangunkan untuk melaksanakan shalat subuh 6 Tidak mengikuti Shalat subuh berjamaah dimasjid Keterangan : A: Tidak Pernah B: Kadang-kadang C: Sering dilakukan Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa setelah mendapatkan Bimbingan dan Konseling Islam tersebut terjadi perubahan sikap dan pola fikir (pemahaman) pada diri klien, Sehingga problem yang selama ini ada pada diri klien sudah tidak lagi menjadi masalah bagi klien, karena semuanya akan bisa teratasi dengan mudah dan ringan apabila klien memiliki niat yang kuat serta mau berusaha untuk lebih baik lagi dalam melaksanakan ibadah Sholat subuh Berjama ah di Masjid. Sebelum diberikannya proses konseling, konseli mempunyai kebiasaankebiasaan yang membuat konseli susah saat dibangunin untuk melaksanakan shalat subuh. Kebiasaan tersebut adalah seringnya tidur di tengah malam; kebiasaan jalan-jalan dimalam hari yang tidak mengenal waktu, sehingga

103 tidurnya terlalu larut malam, kebiasaan Nongkrong bersama teman sampai tidak mengenal waktu. Sehingga interval waktu untuk istirahat kurang maksimal, kebiasaan Mainan android (sosmed) chattingan sampai larut malam, sehingga waktu untuk istirahat tidur kurang maksimal, kebiasaan telfonan dengan temannya sampai larut malam, sehingga waktu luang untuk tidur kurang maksimal. Kebiasaan-kebiasaan tersebut membuat konseli susah bangun saat dibangunkan oleh orang tuanya unruk melaksanakan shalat subuh, dan jarang sekali mengikuti shalat subuh berjamaah di masjid. Sedangkan setelah diberikannya proses konseling, konseli mulai berubah, mengurangi kebiasaan-kebiasaannya, bahkan jarang sekali konseli tidur di tengah malam melainkan tidur di awal waktu (paling akhir jam 21.30-22.00), konseli mudah dibangunin saat waktu shalat subuh tiba dan mulai bisa mengikuti shalat subuh berjamaah di masjid. Sedangkan untuk melihat tingkat keberhasilan dan kegagalan Proses Bimbingan Konseling Dalam Melatih Shalat Subuh Tepat Waktu Dengan Teknik Modelling dalam Terapi Behavioral, yang telah dilakukan. peneliti mengacu pada prosentase kualitatif dengan standart uji sebagai berikut: a. 75 % - 100 % (dikategorikan berhasil) b. 60 % - 75 % (cukup berhasil) c. < 60 % (kurang berhasil) Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa setelah mendapatkan Bimbingan Konseling Dengan Teknik Modelling dalam Terapi Behavioral, terjadi perubahan kearah yang lebih baik. Untuk lebih jelasnya mengenai

104 perubahan gejala yang tampak pada konseli sesudah dilakukan konseling sesuai dengan prosentase sebagai berikut: a. Gejala yang tidak pernah = 5/6 X 100 = 83% b. Gejala kadang-kadang = 1/6 X 100 = 17% c. Gejala masih dilakukan = 0/6 X 100 = 0% Berdasarkan hasil prosentase diatas dapat diketahui bahwa Bimbingan dan Konseling Islam Dengan Tehnik Modelling dalam Terapi Behavioral, dalam melatih shalat subuh tepat waktu pada seorang individu yang sering melalaikan shalat subuh di Desa Poreh, kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep. Menunjukkan keberhasilan dengan hasil perbandingan prosentase yaitu sebagai berikut: Gejala yang sebelum pelaksanaan konseling sering dilakukan menjadi kadang-kadang dilakukan oleh konseli setelah pelaksanaan konseling dengan prosentase 16%. Sedangkan untuk gejala-gejala yang sebelum pelaksanaan konseling sering dilakukan konseli menjadi tidak pernah dilakukan konseli sesudah pelaksanaan konseling dengan prosentase 83%. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian proses Bimbimbingan Konseling Islam Dengan Teknik Modelling dalam Terapi Behavioral yang dilakukan oleh konselor dapat dikatakan berhasil dengan prosentase 83%. Hal ini sesuai dengan standar uji yang tergolong dalam kategori 75% sampai dengan 100% yang dikategorikan berhasil. Hal ini, atas niat yang kuat untuk berubah dan semata-mata atas izin Allah Swt.