Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana MODUL PERKULIAHAN MATA KULIAH OPINI PUBLIK BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS

dokumen-dokumen yang mirip
KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK

MODUL SEMBILAN PROPAGANDA

Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana MODUL PERKULIAHAN MATA KULIAH OPINI PUBLIK BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS

Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana MODUL PERKULIAHAN MATA KULIAH OPINI PUBLIK BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS

Menurut Cultip dan Center dalam Sastropoetro (1987), opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial.

Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana MODUL PERKULIAHAN MATA KULIAH OPINI PUBLIK BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

STRATEGI KPUD KOTA PEKALONGAN DALAM MENSOSIALISASIKAN PELAKSANAAN PEMILUKADA KOTA SUMMARY TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

MODUL PERKULIAHAN. Propaganda & Komunikasi Politik. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana MODUL PERKULIAHAN MATA KULIAH OPINI PUBLIK BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia

KOMUNIKASI EFEKTIF DISAMPAIKAN PADA MATA KULIAH ETIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Asrori,MA. Modul ke: Fakultas FASILKOM

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan dengan agak akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :

Partai Politik dan Kelompok Penekan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Era kompetisi yang kian ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk

2015 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KOMUNIKASI POLITIK DALAM MEDIA MASSA

Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana MODUL PERKULIAHAN MATA KULIAH OPINI PUBLIK BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS

Komunikasi Politik

MODUL DELAPAN KOMUNIKASI POLITIK DAN OPINI PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis

BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu

KAPITA SELEKTA KOMUNIKASI : OPINI PUBLIK. Pengantar

TEORI KOMUNIKASI MASSA

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI Jln. Prof. KH. Zainal Abidin Fikry KM 3,5 Palembang

BAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

OPINI PUBLIK DALAM TEORI DAN PRAKTIK

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI

Ema Apriyani, M.Sc CAKUPAN KOMUNIKASI INTERNASIONAL (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bahan ajar handout Komunikasi Politik (pertemuan 4 ) STUDI KOMUNIKASI POLITIK 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2

BAB II KAJIAN TEORITIS. agar terhubung dengan lingkungan dengan orang lain. Menurut Handoko (1994)

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

UPAYA PARTAI POLITIK DALAM MEMBANGUN KEPERCAYAAN PUBLIK

Smile Indonesia LOBI LO DAN NEGO DAN SIASI NEGO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. melakukan proses pengubahan atau pembentukan sikap komunikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat

I. PENDAHULUAN. pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi

2015 PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK MASA REFORMASI DI INDONESIA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Komunikasi Politik dan Opini Publik

BAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

KOMUNIKASI BISNIS PENGANTAR & RUANG LINGKUP KOMUNIKASI BISNIS. Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

Psikologi Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penulisan

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu media komunikasi yang efektif untuk menyebarkan. bagi mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Komunikasi Politik & Rekrutmen Politik. Pertemuan 11-12

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STRATEGI DAN MARKETING PUBLIC RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan menurut UUD. Dalam perubahan tersebut bermakna bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum melalui penggunaan media berbayar (surat kabar, radio, TV, dll)

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Partai Gerindra sebagai realitas sejarah dalam sistem perpolitikan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan. dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

HANDOUT MATAKULIAH: PROPAGANDA PRODI: ILMU KOMUNIKASI FISIP UNIVERSITAS MALIKUSSALEH Semester: Genap 2010/2011 Pertemuan 9

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman sekarang Public Relations menjadi sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Pengantar Ilmu Komunikasi

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan itu

MEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations.

BAB I PENDAHULUAN. editing, dan skenario yang ada sehingga membuat penonton terpesona. 1

Transkripsi:

MODUL PERKULIAHAN MATA KULIAH OPINI PUBLIK BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM PT.Indeks Humas 03 MK10230 Novi Erlita, Sos.M.A Abstract Petunjuk Penggunaan Template Modul Standar untuk digunakan dalam modul perkuliahan Universitas Mercu Buana Kompetensi Dosen Pengampu dapat menerapkan dan menggunakan template modul standar untuk modul-modul yang akan dipergunakannya

Standarisasi Modul POKOK BAHASAN : PEMBENTUKAN OPINI DESKRIPSI : Modul 3 menjelaskan pembentukan opini dilihat dari hubungan antara sikap dan opini, opini dan modernisasi, hubungan opini dan propaganda. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Setelah mempelajari modul 3 ini, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan hubungan antara sikap dan opini 2. Menjelaskan pembentukan opini dan modernisasi 3. Menjelaskan hubungan opini publik dan propaganda. 2

A. Hubungan antara Sikap dan Opini Santoso Sastropoetro (1990) mengutip Cutlip dan Center (1961), opini adalah pernyataan tentang sikap mengenai masalah tertentu yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah kontroversial yang menimbulkan pendapat berbeda-beda. Lalu, bagaimana dengan sikap? Menurut Cutlip & Center, sikap (attitude), adalah kecenderungan memberikan respons terhadap masalah atau situasi tertentu. Opini dan sikap memiliki pengertian yang berbeda. Akan tetapi, kedua istilah itu sama-sama mengacu ke interaksi yang berkesinambungan. Sikap ada di dalam diri seseorang, sedangkan opini (ekspresi) keluar dari seseorang. Dengan demikian, sikap dan opini mengacu ke kerja sama yang berkesinambungan di dalam diri manusia dalam menghadapi masalah atau situasi tertentu. Sikap masyarakat diupayakan agar bisa menguntungkan dan mendukung penyebaran opini baru. Sikap yang bertentangan diusahakan dinetralisir ataupun dibelokkan, sehingga opini baru itu menang. 3

B. Pembentukan Opini dan Modernisasi Masyarakat di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia (terutama di daerah-daerah terpencil) sering memiliki tradisi yang buruk. Akibatnya modernisasi lebih sukar diwujudkan. Komunikator kearah modernisasi harus memiliki kecakapan mengidentifikasikan kemungkinan penolakan yang disebabkan oleh sikap yang dialaminya. Komunikator harus menyelidiki dan mengetahui sikap kelompok. Komunikator harus menggunakan sikap masyarakat yang mendukung opini baru. Komunikator harus bertindak dengan teknik persuasi. Penggunaan sikap dan tradisi masyarakat yang mendukung penyebaran opini akan mampu menyumbangkan dan mewujudkan pembaruan secara harmonis dan demokratis. Penyebaran opini dengan menggunakan sikap masyarakat akan menghasilkan partisipasi pada pihak yang diajak bicara (komunikan). Dengan demikian, tujuan pembaruan tercapai Banyak komunikasi dan penyebaran opini yang dilakukan pihak swasta maupun pemerintah mengalami kegagalan karena mengandalkan persuasi yang sekedar sebagai pemberian data. Stimuli yang diterima masyarakat bermanfaat untuk mencari pemecahan masalah. Komunikator menggunakan pengetahuannya untuk memberikan stimuli kepada masyarakat. Jelas, pemecahan persoalan dapat dilakukan dengan komunikasi yang serasi. Kedudukan ilmu komunikasi ada di antara sosiologi dan psikologi sosial. Ilmu komunikasi menyelidiki dan memengaruhi keadaan masyarakat. 4

Penentu Keberhasilan Pembentukan Opini 1. Diskusi dan Pembentukan Opini Pembentukan opini atas persoalan tertentu diawali dengan diskusi. Keberhasilan mencapai opini yang benar atau baik untuk pemecahan persoalan tergantung sekali pada : a) Apakah minoritas dapat juga berbicara yang berbeda dari mayoritas? b) Apakah informasi yang cukup dan benar dapat dipakai sebagai landasan atau titik tolak pembentukan opini? c) Apakah ada keberpihakan? Komunikator yang memahami ilmu komunikasi cenderung menciptakan kondisi yang kondusif dan memberikan informasi yang memadai dan secara jujur. Komunikator seperti itu biasanya mampu bersikap berdiri di atas semua golongan dan kepentingan pribadi serta memberikan informasi yang benar. Komunikator dapat memberikan stimuli atau rangsangan kepada publik sebelum terbentuknya public opinion dengan menggunakan persuasi. Dengan demikian, komunikator mampu memengaruhi publik agar mewujudkan proses sosial menuju masyarakat yang harmonis. 5

2. Perbedaan Opini Bernard Hennessy dalam buku Pendapat Umum (1990) menguraikan para ilmuwan sosial, wartawan, mahasiswa, dan pihak lain sering tertarik memelajari perbedaan opini. Para sosiolog mungkin tertarik pada alasan dan sejauh mana opini penduduk kota berbeda dengan opini penduduk pinggiran kota. Para ilmuwan politik mungkin tertarik mengapa konstituen partai Golkar dan PDIP mempunyai pandangan yang berbeda. Para ekonom tertarik pada perbedaan sudut pandang antara pembeli dan penjual tentang harga produk tertentu. Setiap orang ambil bagian ke dalam sejumlah opini bersama orang lain. Opini mereka dapat menyatu meskipun mereka berasal dari latar belakang masyarakat atau keluarga yang berbeda-beda. Akan tetapi, opini tentang isu tertentu tidak selalu bersifat tunggal. Konflik dan ketidaksepakatan opini sering dijumpai di masyarakat. Substrata kesepakatan begitu banyak muncul di masyarakat. Fakta dan opini banyak bermunculan, dan itu bukan untuk dipertanyakan tetapi untuk dihayati. Perlu disadari kadang-kadang banyaknya opini mendorong munculnya pertengkaran antarorang atau antar kelompok masyarakat. Pertimbangan atas banyaknya opini sangat bermanfaat ketika kita menganalisis kebijakan pemerintah dan upaya gerakan ke perubahan sosial. Yang perlu digarisbawahi adalah pembuat kebijakan tidak mampu mengendalikan munculnya banyak opini. Yang dapat dilakukan oleh pembuat kebijakan adalah memahami banyak opini yang muncul dan mengambil kebijakan yang selaras dengan banyak opini tersebut. Beberapa individu mempunyai opini pribadi yang saling bertentangan secara simultan dari waktu ke waktu. Demikian pula, kelompok sosial mempunyai anggota yang memiliki opini yang tidak sesuai dengan opini anggota lain dalam kelompok bersangkutan. Komunikator dituntut untuk : 1) mampu mencari cara mencapai kesepakatan atas sejumlah opini; 2) mampu menggolong-golongkan opini antar kelompok kebudayaan; dan 3) mampu memahami pola opini tertentu yang inklusif dan eksklusif dalam diri individu. 6

c. Proses Pembentukan Opini Proses pembentukan opini dalam setiap kasus mungkin cepat, lambat, atau ditangguhkan. Faktor-faktor tertentu membatasi dan memengaruhi sejumlah fakta, pengalaman, dan penilaian yang menjadi dasar perumusan opini. Ada kemungkinan terjadi sejumlah kombinasi antarfaktor yang berakhir dengan berbagai intensitas dan berbagai macam hasil. Ada sejumlah faktor yang menguatkan kesamaan opini, tetapi ada sejumlah faktor lain yang menguatkan keanekaragaman opini. Dalam beberapa kasus, satu atau beberapa faktor memberikan pengaruh yang tertentu. Dalam kasus lain, sejumlah faktor memberikan pengaruh yang melemahkan pembentukan opini. Akhirnya, proses pembentukan opini dapat ditangguhkan karena tidak adanya informasi, atau karena tidak ada resolusi yang kuat. Yang ada hanyalah pengaruh yang saling bertentangan. Dalam kasus demikian, dikatakan tidak terjadi pembentukan opini. E. Hubungan dan Propaganda Apakah ada hubungan antara komunikasi dan propaganda? Propaganda merupakan salah satu bagian dari komunikasi. Dengan kata lain propaganda adalah salah satu metode komunikasi. 1. Pengertian Propaganda Apa propaganda itu? Propaganda berasal dari bahasa Latin propagare yang artinya mengembangkan atau memekarkan. Dari sejarahnya, propaganda awalnya mengembangkan dan memekarkan agama Katholik Roma baik di Italia maupun di negaranegara lain. Sejalan dengan perkembangan manusia, selain digunakan dalam bidang keagamaan, propaganda juga digunakan dalam bidang pembangunan, politik, bisnis, pendidikan, kehumasan, kampanye politik, dan periklanan. Beberapa pengertian mengenai propaganda : a. Dalam Ensiklopedia Internasional dikatakan propaganda adalah jenis komunikasi yang berusaha memengaruhi pandangan dan reaksi orang tanpa mengindahkan nilai benar atau tidaknya pesan yang disampaikan. b. Everyman s Encyclopedia menyatakan propaganda adalah seni yang menyebarkan dan meyakinkan kepercayaan tertentu, khususnya kepercayaan agama atau politik. c. Qualter mengatakan propaganda adalah usaha yang dilakukan secara sengaja oleh beberapa individu atau kelompok untuk membentuk, mengawasi, atau mengubah sikap 7

kelompok-kelompok lain dengan menggunakan media komunikasi dengan tujuan bahwa setiap situasi yang tersedia dan reaksi dari mereka yang dipengaruhi akan seperti yang diinginkan si propagandis. d. Barnays mengatakan propaganda modern adalah usaha yang bersifat konsisten dan terus menerus untuk menciptakan atau membentuk peristiwa-peristiwa guna memengaruhi hubungan publik terhadap dunia bisnis atau kelompok tertentu. e. Leonard W. Dobb mengatakan propaganda adalah usaha sistematis yang dilakukan individu yang masing-masing berkepentingan mengontrol sikap kelompok atau individu lainnya dengan cara menggunakan sugesti dan sebagai akibatnya mengontrol kegiatan tersebut. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan beberapa komponen propaganda yang perlu diperhatikan sebagai berikut : a. Ada pihak yang menyebarkan pesan. b. Penyebaran pesan dilakukan secara terus menerus (kontinyu). c. Terjadi proses penyampaian ide/gagasan, kepercayaan, atau doktrin. d. Mempunyai tujuan mengubah opini, sikap, dan perilaku individu atau kelompok. e. Menggunakan cara yang sistematis prosedural dan dengan perencanaan yang matang. f. Memiliki program yang mempunyai tujuan konkret. 8

2. Propaganda dan Propaganda dan opini publik mempunyai hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Menurut Nurudin (2001), Laswell (1927) mengatakan propaganda semata-mata merupakan alat pengontrol opini publik. Propaganda dilakukan untuk memengaruhi atau mengontrol opini publik yang menjadi sasaran propaganda. Contohnya, pada Pemilu Presiden 2004 di Indonesia, sejumlah orang mencalonkan diri sebagai presiden dan memilih pendamping sebagai wakil presiden. Partai-partai berebutan mencalonkan mereka. Partai menjadi tim sukses bagi mereka. Para calon presiden berjanji akan menegakkan demokrasi yang selama ini diabaikan. Para calon mendukung sepenuhnya kebebasan mengeluarkan pendapat demi mengangkat derajat orang lain. Slogan-slogan ini bergema selama kampanye di seantero persada Indonesia. Berkat para propagandis dari tim sukses, terbentuklah opini publik bahwa calon presiden X akan melakukan kebaikan ini dan itu. Dengan berbagai slogan, para calon presiden menciptakan citra baik atas dirinya di mata masyarakat. Jelas, propaganda menjadi perantara dari perubahan sikap dan perilaku masyarakat yang mengarah ke opini publik yang diinginkan oleh para propagandis. Propaganda dipersiapkan dulu untuk memengaruhi opini publik. Opini publik yang sudah terbentuk secara baik dapat menjadi kekuatan bagi demokrasi. Masalahnya, opini publik yang dibentuk lewat propaganda kadang-kadang digunakan pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab. Di Indonesia banyak contoh propaganda digunakan secara tidak bertanggung jawab untuk memengaruhi opini publik. Pada masa Orde Baru, opini publik digunakan untuk memaksakan konsep Dwi Fungsi ABRI, mayoritas tunggal, asas tunggal, sakralisasi Pancasila dan UUD 45 yang dijadikan mantra melebihi kitab suci, kekuasaan pemimpin yang dianggap titisan dewa karena menjadi simbol ratu adil, penggunaan jargon-jargon keagamaan untuk mendukung dan mengabsahkan kekuasaan politik. Berbagai propaganda ini digunakan oleh pembentuk opini secara tidak bertanggung jawab hanya untuk tujuan dan target kekuasaan politik semata. 9

PERTANYAAN LATIHAN : 1. Mengapa Penciptaan Proses Komunikasi Menimbulkan? 2. Pengalaman membuktikan bahwa pergesaran opini publik dari satu opini ke opini lain disebabkan oleh beberapa factor. Sebutkan factor-faktor tersebut? 3. Apakah opini public dapat menghancurkan atau mempertashankan kelangsungan budaya? Berikan contohnya? 10

DAFTAR BACAAN Susanto, Astrid Dr. Phil. 1975. Pendapat Umum. Bandung: Karya Nusantara. (hlm. 1-7) Bauhofer, Oskar. 1946. Rechenschaft der Demokratie. Luzern. (hlm. 73-76) Ernest, Barker. 1963. Principles of Social and Political Theory. London. (hlm. 143-150, 170) Siebert, Fred S. 1954. The Role of Mass Communication in American Society. Dalam kumpulan tulisan Mass Media and Education, NSSE, Chicago-Illinois (hlm. 15-16) Sumber ilustrasi : http://advokasirakyat.blogspot.com http://forum.banjarmasinpost.co.id http://prbsicengkareng.wordpress.com 11