BAB I PENDAHULUAN. melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2000). Disini proses interaksi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Televisi berasal dari kata tele dan vision yang berarti tele yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen

BAB I PENDAHULUAN Latar Balakang

BAB VI PENUTUP. Bagian ini memaparkan tentang kesimpulan secara keseluruhan pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi buatan manusia. Internet adalah singkatan dari Interconnected

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Hampir setiap rumah memiliki televisi. Tidak jarang kegiatan lainnya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, sehingga munculah berbagai alat sebagai hasil pemanfaatan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin mengedepankan pendidikan sebagai salah satu tolak ukur dan

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Media Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang digemari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi di segala

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. oleh dinamika-dinamika untuk mengakarkan diri dalam menghadapi

2 orang tua mempunyai pengaruh lebih positif dari pada pengaruh televisi (Wong, 2000) Pada kenyataanya anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk m

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. tidak mantap. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999: 118) secara psikologis masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Media dapat diartikan sebagai: 1. Alat. 2.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB I PENDAHULUAN. tradisi baru dalam pola hidup masyarakat kita. televisi yang menghasilkan audio (suara) dan visualisasi (gambar

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang didapatkan manusia, manfaat tersebut berupa dukungan identitas. rumah, sekolah, kampus, maupun lingkungan kerja 1.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. kelamin manuasia mencapai kematangan. Pada masa remaja, perubahan biologis,

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. mana yang harus dipegang dan mana yang harus dibuang jauh-jauh. Oleh karena itulah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyelesaikan Tugas Akhir (TA) atau skripsi, skripsi merupakaan karya ilmiah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel penelitian dilihat dari usia (N=134)

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. verbal dan non verbal tetapi banyak melakukan komunikasi melalui media, baik

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. elektronik yang hampir selalu ada di setiap rumah adalah televisi. Televisi

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam rangka

BAB 4 METODE PERANCANGAN Masalah yang akan dikomunikasikan

BAB I PENDAHULUAN. dan film terhadap masyarakat, hubungan antara televisi, film dan masyarakat

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Hampir semua orang memiliki televisi di rumahnya. Daya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu sarana untuk mendapatkan informasi. Informasi yang diterima pun harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Setelah TVRI sebagai televisi pertama,

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap perilaku kita di kehidupan sehari-hari. Seharusnya, televisi bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam Djumhur

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2000). Disini proses interaksi dengan lingkungan hidup menjadi tekanan yang utama. Proses interaksi ini melahirkan pengalaman-pengalaman hidup. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seperti yang diharapkan. Suatu aktifitas yang tidak menghasilkan perubahan tingkah laku banljah proses belajar. Artinya, seseorang yang berkata telah belajar, tetapi tidak menunjukkan perubahan tingkah laku berarti ia belum belajar. Dalam perjalanan hidup, individu mengalami perkembangan (development), yaitu proses perubahan yang berlangsung terus-menerus sejak terjadinya pembuahan (conception) hingga meninggal dunia. Perubahan dalam perkembangan individu terjadi karena kematangan (maturation) da belajar (learning).kematangan adalah perubahan-perubahan pada diri individu sebagai hasil dari pertumbuhan fisik atau perubahan biologis daripada seabagai perubahan melalui pengalaman.sedangkan belajar permanen adalah perubahan tingkah laku pada diri individu yang bersifat relative permanen dan terjadi sebagai hasil pengalaman.kombinasi dari kematangan dan pengalaman berperan sebagai penentu kesiapan belajar. 1

2 Yelon and Weinstein (dalam Wahyudin, 2009). Lima prinsip perkembangan individu menurut Yelon dan Weistein (dalam Wahyudin, 2009) yaitu: (a) Perkembangan individu berlangsung terus menerus sejak perubahan hingga meninggal, (b) Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda-beda, tetapi pada umumnya mempunyai perkembangan normal, (c) Semua aspek perkembangan yang bersifat fisik, sosial, mental an emosional yang saling berhubungan, (d) Arah perkembangan individu dapat diramalkan, (e) Perkembangan berlangsung secara bertahap, setia tahap mempunya karakteristik tertentu, sejalan dengan usia dan berlangsung terus menerus. Hakikatnya pendidikan berlangsung sepanjang hayat.dalam konteks ini, pendidikan dapat berlangsung di dalam berbagai lingkungan, yaitu di dalam lingkungan informal (keluarga), lingkungan formal (sekolah), dan lingkungan non formal (masyarakat). Adapun dalam Pasal 13 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, informal, dan nonformal. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama.dikatakan sebagai pendidikan yang pertama karena pertama kali anak mendapatkan pengaruh pendidikan dari dan di dalam keluarganya (dalam Wahyudin, 2009).Sedangkan dikatakan sebagai pendidikan yang utama karena sekalipun anak mendapatkan pendidikan dari sekolah dan masyarakatnya, namun tanggung jawab kodrati pendidikan terletak pada orang tuanya.dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa fungsi pendidikan

3 dalam keluarga adalah (a) sebagai peletak dasar pendidikan anak, dan (b) sebagai persiapan ke arah kehidupan anak dalam masyarakatnya. Karakteristik pendidikan keluarga yang tergolong pendidikan informal antara lain : (a) tujuan pendidikannya lebih menekankan pada pengembangan karakter; (b) peserta didiknya bersifat heterogen; (c) isi pendidikannya tidak terprogram secara formal / tidak ada kurikulum tertulis; (d) tidak berjenjang; (e) waktu pendidikan tidak terjadwal secara ketat, relative lama; (f) cara pelaksanaan pendidikan bersifat wajar; (g) evaluasi pendidikan tidak sistematis dan insedental; (h) credentials tidak ada dan tidak penting. Masa anak-anak di dunia modern dianggap sebagai sebuah kategori penting dan berpengaruh dalam berbagai bidang sosial.pendidikan anak di dunia modern sebagai salah satu hal yang menghadapi berbagai masalah dan hambatan. Kajian terhadap norma-norma social menunjukkan bahwa di masa anak-anakmemainkan peran penting dalam menciptakan penyimpangan social atau penyakit-penyakit psikis pada usia remaja dan pemuda (dalam Wahyudin,2009). Dalam proses itu, dapat disinggung dampak media-media visual seperti TV, sinema, video, parabola, dan computer. Hampir semua anak duduk rapi di depan layar televisi dan suara TV sudah menjadi bagian dari lingkunganmereka sepanjang sarana itu menyala. Dua pertiga anak secara sadar mengikuti acara TV dan sekitar usia 2,5 tahun mereka menjadi pemirsa setia dan mengikuti berbagai program TV. Menonton televisi dapat menstimulasi siswa untuk membaca buku yang isi ceritanya berkaitan dengan tayangan yang ada di televisi.tayangan televisi

4 dapat membentuk sebuah kebiasaan seseorang. Tingkat pengetahuan seseorang akan terlihat berbeda antara yang sering menonton tayangan televisi dan yang tidak menonton.dalam keluarga, anak tumbuh dan berkembang. Membiarkan anak menonton TV secara berlebihan, berarti membiarkan tumbuh kembang dan pendidikan anak terganggu. Orang tua juga berkewajiban untuk memantau kegiatan belajar anak di rumah. Perkembangan si anak tidak bisa terlalu dibebankan pada sekolah saja. Begitu besarnya peran dan daya pikat yang dibuatnya membuat pengaruh TV sering amat dominan dalam kehidupan anak.bahkan akibat lebih ekstrim, TV dianggap anak-anak sebagai panutan. Ada hal yang sangat menggelisahkan saat menyaksikan tayangantayangan TV. Hampir semua stasiun televisi, banyak menayangkan program acara (terutama sinetron) yang mengandung unsur kekerasan (sadisme), pornografi, mistik, dan kemewahan (hedonisme). Tayangan-tayangan tersebut terus berlomba demi rating tanpa memperhatikan dampak bagi pemirsanya. Kegelisahan itu semakin bertambah karena tayangan-tayangan tersebut dengan mudah bisa dikonsumsi oleh anak-anak.hal yang lebih mengkhawatirkan lagi, kebanyakan orang tua tidak sadar dengan kebebasan media yang kurang baik terhadap anak-anak.anak-anak tidak diawasi dengan baik saat menonton televisi.dengan kondisi ini, sangat dikhawatirkan dampaknya bagi perkembangan anak-anak, yaitu dengan adanya penundaan tugas yang harus dikerjakan.

5

6 Penundaan atau prokrastinasi adalah fenomena yang umum, seseorang yang melakukan prokrastinasi biasa disebut Prokrastinator. Berdasarkan pengamatan awal di SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga khususnya kelas 5, terdapat beberapa tanggapan dan alasan ketika seluruh siswa ditanya tentang berapa jam siswa menonton acara TV dalam sehari. Jawaban yang dilontarkan sangat variasi, ada yang menjawab kurang dari 4 jam, ada yang 4 sampai 5 jam dalam sehari. Saat ditanya tentang acara atau tayangan yang paling disukai berapa kali siswa melihatnya, jawabannya pun sangat beragam ada yang kurang dari 3 judul tayangan dalam sehari, ada yang cuma melihat 2 judul tayangan dalam sehari, ada pula yang menjawab lebih dari 4 tayangan dalam sehari. Durasi anak dalam menonton TV sangat bervariasi, ada yang menjawab lebih dari 6 jam sehari, ada yang kurang dari 4 jam sehari kebanyakan acara yang di tonton oleh anak-anak adalah film kartun mulai dari dragon baal, spongbob, upin dan ipin, ultramen. Apakah siswa sering menunda pekerjaan rumah atau tugas yang telah diberikan. Jawabannya pun beragam ada yang menjawab menunda mengerjakan tugas karena ada acara TV yang paling disenangi, ada yang sama sekali lupa kalau ada tugas. Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan pekerjaan secara keseluruhan dengan melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga pekerjaan menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu, serta

7 sering terlambat dalam menghadiri pertemuan-pertemuan (Solomon & Rothblum,1984; dalam Ferari, 1995). Prokrastinasi ini biasanya didefinisikan sebagai sebuah sifat atau perilaku kecenderungan untuk menunda atau memperlambat melakukan tugas atau keputusan (Milgram dkk 1998; Haycock dkk 1998; Kachgal dkk 2001). Prokrastinasi akademik banyak berakibat negatif, karena melakukan penundaan banyak waktu terbuang dengan sia-sia tugas menjadi terbengkalai bahkan bila diselesaikan hasilnya menjadi tidak maksimal.penundaan juga bisa mengakibatkan seseorang kehilangan kesempatan dan peluang yang datang. Banyak upaya yang dilakukan untuk menghindarkan segi negatif dari TV.Dengan TV dapat menjadi bagian kecil dari keseimbangan hidup anak.anak-anak punya waktu cukup untuk bermain dengan teman-teman dan mainannya, punya waktu cukup untuk membaca cerita dan istirahat/tidur, punya waktu untuk berjalan-jalan dan menikmati makan bersama keluarga. Hasil penelitan Kurniawati dyah (2007) Dengan judul hubungan kebiasaan menonton televise dengan prokastinasi dengan sempel 90 orang.menonton acara televise seperti ultramen,spongbob banyak mengundang dampak negative dari pada positif,dengan nilai koofisien kolerasi 0,758 kesimpulan ada hubungan yang signifikan antara menonton televise dengan prokastinasi. Penelitian Anisa Wati (fakultas psikologi universitas sultan agung semarang) dengan subjek siswa yang sering menonton televise di smp 6

8 semarang menunjukan bahwa ada hubungan positif antara menonoton televise dengan prokastinasi koefisien determinan (R 2 ) sebesar 0,525 yang menunjukan bahwa 2,5% dari prokastinasi pada siswa yang sering nenonton televise,sedangkan 47,5 % lainya dipengaruhi variable lain. Dari kajian di atas peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul yang sama. Televisi sebagai mediatelekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara.anak yang mempunyai kebiasaan menonton apakah berhubungan terhadap Prokastinasi anak tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang Hubungan menonton TV terhadap Prokrastinasi siswa kelas 5 di SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Adakah hubungan yang signifikan antara kebiasaan menonton TV Dengan Prokrastinasi siswa kelas 5 di SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga pada semester II Tahun Ajaran 2012 / 2013? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

9 Untuk mengetahui signifikansi hubungan kebiasaan menonton TV denganprokrastinasi siswa kelas 5 di SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga pada semester II Tahun Ajaran 2012 / 2013 1.4 Manfaat Penelitian Segala sesuatu yang dimulai dengan prosedur mempunyai keguanaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Demikian juga halnya dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun manfaat yang diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan manfaat praktis pada masyarakat luas, khususnya di bidang pendidikan. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dibidang pendidikan khususnya yang berkaitan dengan pengaruh kebiasaan menonton TV terhadap prestasi belajar siswa. 2. Manfaat Praktis Sebagai masukan bagi sekolah agar hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk mengetahui tingkat kebiasaan siswa dalam menonton acara TV sesuai tingkat waktu dan penundaan tugas yang dilaksanakan

10