PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKS PRANIKAH SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN PADA SISWA KELAS XI DI SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA 2014

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. goncangan dan stres karena masalah yang dialami terlihat begitu

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

Disusun Oleh : Henni Nunung Vitasari

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

: THERESYA GATRA STERI

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PADA SISWA DI SMK PUTRA SAMODERA YOGYAKARTA 2013

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Asti Listyani PROGRAM

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA SMK TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA MUHAMMADIYAH 4 KARTASURA

Yusnidar 1*) ABSTRAK. 1. Pendahuluan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nama Mahasiswa : Sri Setiyo Ningrum NIM :

PENGARUH PENYULUHAN PENCEGAHAN HIV/AIDS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA DI SMA MA ARIF KOTA YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE PEER EDUCATION DAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERSEPSI REMAJA MENGENAI SEKS PRANIKAH

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP DAMPAK SEKS BEBAS SISWA KELAS X USIA TAHUN DI SEKOLAH MAN GANDEKAN BANTUL 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Davita Prasti Karolina

Diyah Paramita Nugraha 1, Mujahidatul Musfiroh 2, M. Nur Dewi 2 INTISARI

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM PENCEGAHAN SEKS PRANIKAH DI SMA N I PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Data Pusat Informasi dan Layanan Remaja (PILAR) dan Perkumpulan. Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jateng tahun 2012 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. kelompok umur tahun dengan total jiwa, jenis kelamin

Lina Afiyanti 2, Retno Mawarti 3 INTISARI

Nuzulia Rahayu 1, Yusniwarti Yusad 2, Ria Masniari Lubis 2 ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa, yang disertai dengan berbagai perubahan baik secara fisik, psikis

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SEX EDUCATION

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Nurlathifah N. Yusuf

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: YASINTA NOVITA SARI

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN DI SMA NEGERI 2 UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: MUJIASIH

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMP YANG MENERAPKAN PIK-R DAN TIDAK MENERAPKAN PIK-R

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. depan. Keberhasilan penduduk pada kelompok umur dewasa sangat. tergantung pada masa remajanya (BKKBN, 2011).

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS PRANIKAH REMAJA DI SMA N 1 KRETEK BANTUL YOGYAKARTA

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

: Pengetahuan, Sikap, Kehamilan Remaja Diluar Nikah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu. berapa sering untuk memiliki keturunan (Kusmiran, 2012 : 94).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKEM SLEMAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAAN. pada masa ini terjadi peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (Batubara,

PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PUNCU TAHUN AJARAN 2016/2017

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: YULIANA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Internasional Kependudukan dan Pembangunan (International. berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

Dosen Prodi D III Kebidanan STIKes Kendedes Malang

Akademi Kebidanan dan Keperawatan Bhakti Husada Bekasi. Abstrak

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA KELAS X DAN XI DI SMA MUHAMMADIYAH SEWON BANTUL

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SYAMSUR RIJAL

PENGARUH PENYULUHAN MENARCHE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS V DAN VI DI SD NEGERI BERBAH 1 SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENCEGAHAN HIV DAN AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII DI SMPN 1 CANGKRINGAN SLEMAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SEKS PRANIKAH

Transkripsi:

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKS PRANIKAH SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN PADA SISWA KELAS XI DI SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Betty Yuwanita Isnaeni 201310104301 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2014

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKS PRANIKAH SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN PADA SISWA KELAS XI DI SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA 2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan PadaProgram Studi Bidan Pendidik Jenjang D IV Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta Disusun Oleh : Betty Yuwanita Isnaeni 201310104301 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2014 ii

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKS PRANIKAH SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN PADA SISWA KELAS XI DI SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA 2014 1 Betty Yuwanita 2, Asri Hidayat 3 INTISARI Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yang saat ini mendapat perhatian pemerintah adalah seks pranikah.kurangnya informasi tentang seksual dan reproduksi bagi remaja membuat remaja tidak pernah mendapat perlindungan dan pemeliharaan dengan tepat (Saifuddin, 2006).Penelitian ini menggunakan Quasi Experiment dengan rancangan One Group Pretest Postest Design.Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.analisa data penelitian ini menggunakan uji wilcoxon.hasil penelitian tingkat pengetahuan sebelum penyuluhan tertinggidalam kategori cukup yaitu 51 siswa (52,6%). Tingkat pengetahuan sesudah penyuluhan tertinggi dalam kategoribaik yaitu 96 siswa (99,0%). Ada perbedaan tingkat pengetahuan seks pranikah sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dengan nilai signifikan 0,000 (P<0,05). Kata Kunci Kepustakaan Jumlah Halaman : Tingkat pengetahuan, penyuluhan kesehatan : 26 buku, 3 penelitian, 4 internet, 1 jurnal : xiiv, 83 halaman, 6 tabel, 2 gambar, 14 lampiran 1 Judul Skripsi 2 Mahasiswa STIKES Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen STIKES Aisyiyah Yogyakarta iv

PREMARITAL SEX DIFFERENCES IN THE LEVEL OF KNOWLEDGE BEFORE AND AFTER COUNSELING ON CLASS XI HIGH SCHOOL STUDENTS 2 NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA YEAR 2014 1 Betty Yuwanita Isnaeni 2, Asri Hidayat 3 ABSTRACT Adolescent Reproductive Health (ARH) which is currently receiving the attention of the government is premarital sex. The lack of information about sexual and reproductive teens make teen never got the proper protection and maintenance (Saifuddin, 2006). This study uses a Quasi Experiment with one group pretest posttest design Design. Collecting data in this study using a questionnaire.analysis of research data using Wilcoxon test.the results of the study the highest level of knowledge before counseling in enough categories namely 51 students (52.6%). Highest level of knowledge after counseling in both categories is 96 students (99.0%). There are differences in the level of knowledge of premarital sex before and after counseling with significant value of 0.000 (P <0.05). Keywords Literature Number ofpages :Level ofknowledge, health education : 26books, 3study, 4the internet, 1journal : xiiv, 83pages, 6 tables, 2images, attachments14 1 Thesis title 2 Student of DIV Midwife Educator Program STIKES Aisyiyah Yogyakarta 3 Lecturer STIKES Aisyiyah Yogyakarta v

1 PENDAHULUAN Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural (Widyastuti, 2009). Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yang saat ini menjadi isu dan mendapat perhatian pemerintah adalah seks pranikah pada remaja. Menurut WHO(2010) memperkirakan ada 20 juta kejadian aborsi tidak aman (unsafe abortion) di dunia, dari 20 juta kejadian aborsi terdapat 19 atau 0,0001% tindakan aborsi tidak aman diantaranya terjadi di negara berkembang. Sekitar 13 % dari total perempuan yang melakukan aborsi tidak aman berakhir dengan kematian. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (2012) memperoleh data bahwa lebih dari seperlima remaja laki laki sudah meraba raba saat berpacaran dan lebih dari 40% remaja pernah berciuman. Hasil survei yang dilakukan BKKBN (2010) menunjukkan sebanyak 37% remaja di Yogyakarta mengalami kehamilan sebelum menikah, penyakit menular seksual (PMS), aborsi, kematian, gangguan psikologi, gangguan di lingkungan keluarga. Bahkan dari total 5.197 calon pengantin, terdapat 14-43 % yang sudah hamil diluar nikah (Hayati, 2010). Di Sleman menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman diketahui bahwa dari 366 kasus kesehatan reproduksi tercatat di Puskesmas wilayah tersebut, terdapat 176 kasus tentang seks pranikah paling banyak dilakukan remaja usia 13-19 tahun. Kurangnya informasi tentang masalah seksual dan reproduksi bagi remaja membuat remaja tidak pernah mendapat perlindungan dan pemeliharaan dengan tepat (Saifuddin, 2006).Informasi yang salah tentang seksual mudah sekali didapatkan oleh remaja, seperti media massa dan segala hal yang bersifat pornografi akan menguasai pikiran remaja yang kurang kuat dalam menahan pikiran emosinya, padahal menurut norma, adat, hukum, dan agama mereka belum boleh.

2 Keberadaan dan peranan PIK-KRR di lingkungan remaja sangat penting artinya dalam membantu remaja untuk mendapatkan informasi dan 3 pelayanan konseling yang cukup dan benar tentang KRR (BKKBN, 2008).Program KRR adalah program untuk membantu remaja agar terhindar dari risiko TRIAD-KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, dan Napza), dan memiliki status kesehatan reproduksi yang sehat melalui pemberian informasi, pelayanan konseling, rujukan pelayanan medis, pendidikan kecakapan hidup (life skills education), serta kegiatan penunjang lainnya. Dari 15 siswa yang diwawancara tentang pengetahuan seks pranikah, terdapat 3 siswa yang mengetahui tentang seks pranikah meliputi pengertian, dampak dari seks pranikah bahwa berhubungan seksual 1 kali dapat menyebabkan kehamilan dan seks pranikah dapat menyebabkan trauma kejiwaan dan 12 siswa lainnya tidak mengerti bahwa kehamilan dini akan menyebabkan resiko janin dan ibu, kemudian berganti-ganti pasangan akan menyebabkan penyakit menular seksual serta tidak setuju bahwa berhubungan seksual 1 kali dapat menyebabkan kehamilan dan akan tertular penyakit menular seksual jika 1 kali melakukan hubungan seksual. Dari hasil wawancara tersebut bisa disimpulkan bahwa pengetahuan mereka masih rendah. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experiment) menggunakan rancangan yang digunakan adalah One Group Pre Test Post Test Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA N 2 Ngagalik Sleman yang terdapat 128 siswa, laki-laki 50 siswa dan perempuan 78 siswa.berdasarkan perhitungan jumlah sampel yang digunakan diatas sebanyak 97 orang yang bersedia menjadi responden.tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah proportional random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini mengginakan kuesioner.pernyataan dalam kuesioner ini meliputi pernyataan tentang pengetahuan seks pranikah.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Tabel 3. Karakteristik responden dalam penelitian yaitu siswa kelas X usia 15-17 tahun Di SMA N 2 Ngaglik Sleman 2014 Kararteristik (Umur) Frekuensi Persentase 15 11 11,3 % 16 59 60,8 % 17 27 27,8 % Total 97 100 % Sumber: Data Primer 2014 Berdasarkan Tabel 3 Menunjukan bahwa responden dari 97 siswa dengan prosentase terbesar adalah responden umur 16 tahun sejumlah 59 responden (60,8%). 2. Tingkat Pengetahuan Seks Pranikah Sebelum Dilakukan Penyuluhan pada Siswa Kelas XI SMA N 2 Ngaglik Sleman Yogyakarta Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Sebelum Dilakukan Penyuluhan Kategori Frekuensi Persentase Baik 40 41,2 % Cukup 51 52,6 % Kurang 6 6,2 % TOTAL 97 100 % Sumber : Data Primer 2014 Berdasarkan Tabel 4 menunjukan frekuensi tingkat pengetahuan responden sebelum penyuluhan. Hasil dari 97 responden, terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup yaitu 51 siswa (52,6%). 3. Distribusi Frekuensi Instrumen Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Tabel 5. Distribusi Frekuensi Instrumen Tingkat Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Item Pertanyaan Presentase (%) Pengertian Seks Pranikah 85,56% Pengertian Kespro 85,56% Faktor Penyebab Seks Pranikah 76,28% Akibat Seks Pranikah 55,32% Cara Mencegah Seks Pranikah 72,01%

4 Sumber : Data Primer 2014 Berdasarkan Tabel 5 menunjukan frekuensi instrument tingkat pengetahuan seks pranikah pada remaja yang paling rendah pada item akibat seks pranikah yaitu sebesar 55,32%, yang dimana item paling rendah pada nomor 3 yaitu dengan presentase 20% tentang menggugurkan kandungan dengan cara aborsi tidak akan mengakibatkan kematian. 4. Tingkat Pengetahuan Seks Pranikah Sesudah Dilakukan Penyuluhan pada Siswa Kelas XI SMA N 2 Ngaglik Sleman Tabel 6. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Sesudah Penyuluhan Kategori Frekuensi Persentase Baik 96 99,0 % Cukup Kurang 1 0 1,0 % 0,0 % TOTAL 97 100 % Sumber: Data Primer 2014 Tabel 6 menunjukan distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden setelah penyuluhan. Hasil dari 97 responden, terlihat bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan yang baik yaitu 96 siswa (99,0%). 5. Distribusi Frekuensi Instrumen Tingkat Pengetahuan Sesudah Dilakukan Penyuluhan Tabel 7. Distribusi Frekuensi Instrumen Tingkat Pengetahuan Sesudah Penyuluhan Item Instrumen Presentase (%) Pengertian Seks Pranikah 98,96 % Pengertian Kespro 97,93 % Faktor Penyebab Seks Pranikah 92,09 % Akibat Seks Pranikah 76,74 % Cara Mencegah Seks Pranikah 78,93 % Sumber : Data Primer 2014 Berdasarkan Tabel 7 menunjukan frekuensi instrument tingkat pengetahuan seks pranikah pada remaja yang paling rendah pada item akibat seks pranikah yaitu sebesar 76,74%, yang dimana item paling rendah pada nomor 3 yaitu dengan

5 presentase 71% tentang menggugurkan kandungan dengan cara aborsi tidak akan mengakibatkan kematian. 6. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Seks Pranikah Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penyuluhan pada Siswa Kelas XI SMA N 2 Ngaglik Sleman Tabel 8. Hasil Analisis Wilcoxon Variabel N Mean Rank Z P value Tingkat Pengetahuan Seks Pranikah Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penyuluhan 95 48,00-8,489 0,000 Sumber : Data Primer 2014 Hasil analisis data Tabel 8 menunjukan bahwa nilai signifikan 0,000 (p<0,05), dengan demikian ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan seks pranikah sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan pada siswa kelas XI SMA N 2 Ngaglik Sleman Tahun 2014. PEMBAHASAN 1. Tingkat Pengetahuan Seks Pranikah Sebelum Dilakukan Penyuluhan pada Siswa Kelas XI Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4 menunjukan bahwa tingkat pengetahuan siswa tentang seks pranikah sebelum dilakukan penyuluhan adalah sebagian besar masih dalam kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 51 siswa (52,6%). Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah informasi.informasi mempengaruhi tingkat pengetahuan, informasi biasanya diperoleh dari guru, orang tua, teman dan buku (Notoatmojo, 2007). Sumber informasi dapat menstimulasi responden memiliki persepsi yang berbeda-beda sehingga akanmempengaruhi tingkat pengetahuan yang hanya sekedar tahu, paham

6 atau mempunyai persepsi yang salah. Jadi walaupun informasi sudah terakses secara bebas tetapi baik tidaknya pengetahuan tergantung masing-masing individu dalam perhatian, pemahaman dan penemuan terhadap informasi yang diterima. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Notoatmojo (2007), bahwa pengetahuan merupakan domain bagi seseorang untuk melakukan tindakan.semakin baik pengetahuan responden tentang seks pranikah, maka semakin tinggi pemahaman responden terhadap seks pranikah dan semakin baik persepsinya terhadap perilaku seksual. 2. Tingkat Pengetahuan Seks Pranikah Sesudah Dilakukan Penyuluhan pada Siswa Kelas XI SMA N 2 Ngaglik Sleman Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 6 menunjukan bahwa tingkat pengetahuan seks pranikah sesudah dilakukan penyuluhan adalah sebanyak 96 siswa (99,0%) pada kategori baik dan 1 siswa (1,0%) yang masih berada pada kategori cukup. Pada hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan diberikan penyuluhan kesehatan dapat merubah pengetahuan siswa mengalami kenaikan.hal ini memberikan gambaran bahwa pelaksanaan penyuluhan tentang seks pranikah berhasil meningkatkan pengetahuan siswa tentang seks pranikah. Keberhasilan penyuluhan tersebut tidak lepas dari beberapa faktor yang melatarbelakanginya seperti yang dikemukakan Effendi (2003), fakor-faktor keberhasilan penyuluhan yaitu 1) tingkat pendidikan, 2) tingkat sosial ekonomi, 3) adat istiadat, 4) kepercayaan masyarakat, 5) ketersediaan waktu. Tingkat pengetahuan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.tingkat sosial ekonomi berpengaruh terhadap informasi baru, semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang semakin mudah pula dalam menerima informasi yang baru.adat istiadat pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat Indonesia sangat menghargai dan

7 menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan. Kepercayaan masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampaian informasi. Ketersediaan waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas siswa untuk menjamin tingkat kehadiran siswa dalam penyuluhan. 3. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Seks Pranikah Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penyuluhan pada Siswa Kelas XI Di SMA N 2 Ngaglik Sleman Dari hasil uji wilcoxon test menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan seks pranikah sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan pada siswa kelas XI di SMA N 2 Ngaglik Sleman Tahun 2014. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan p value = 0,000<0,05. Adanya perbedaan pada pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan, hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh setelah pemberian penyuluhan kesehatan. KETERBATASAN PENELITIAN Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu: 1. Intervensi dalam pemberian materi oleh peneliti melalui penyuluhan dan leaflet, peneliti sulit membedakan apakah peningkatan pengetahuan karena informasi dari penyuluhan, dari leaflet atau keduanya. 2. Pada saat pengisian kuesioner, peneliti tidak dapat mengetahui apakah siswa jujur atau tidak dalam pengisian kuesioner. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Pengetahuan siswa sebelum dilakukan penyuluhantertinggi dalam kategori cukup yaitu 51 responden (52,6%).

8 2. Sedangkan pengetahuan siswa sesudah dilakukan penyuluhan tertinggi dalam kategori baik yaitu sebanyak 96 responden (99,0%). Ada peningkatan yang signifikan tingkat pengetahuan seks pranikah setelah dilakukan penyuluhan. 3. Ada perbedaan tingkat pengetahuan seks pranikah sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan pada siswa kelas XI dengan nilai signifikan p value = 0,000<0,05. Saran 1. Bagi Guru SMA N 2 Ngaglik Sleman Diharapkan lebih meningkatkan kualitas pembelajaran tentang seks pranikah dengan memberikan informasi secara dini terhadap siswa-siswi dengan bekerja sama dengan pelayanan kesehatan atau institusi kesehatan dan lebih mengaktifkan program PIK-RR agar para siswa lebih memahami pengetahuan seks pranikah. 2. Bagi siswa kelas XI SMA N 2 Ngaglik Sleman Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan tentang seks pranikah terutama tentang akibat seks pranikah melalui sumber informasi yang ada seperti internet, buku kesehatan, majalah kesehatan sehingga dengan pengetahuan yang baik diharapkan dapat melakukan upaya pencegahan terhadap seks pranikah. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk memberikan intervensi secara jelas sehingga tidak terjadi bias. Misalnya penyuluhan atau pemberian leaflet saja karena keduanya adalah sama-sama strategi untuk menyampaikan informasi atau promosi kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Badan Pusat Statistik (BPS). 2010. Penduduk Indonesia menurut Provinsi Available from: http://yogyakarta.bps.go.id/ [Acceses 26 Mei 2014] BKKBN, 2008.Panduan Pengelolaan Pusat Informasi Dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR). Jakarta : Direktorat Remaja Dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi.. 2009. Panduan Pengelolaan Pusat Informasi Dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR). Jakarta : Direktorat Remaja Dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi.. 2012. Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja dan Mahasiswa (PIK R/M).Jakarta: Direktorat Bina Ketahanan Remaja. Chyntia, 2003.Pendidikan Seks. Available from:http:/www.ejournal.unp.ac.id/. [Acceses 07 June 2014] Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, 2010. Kesehatan Reproduksi. Available from:http://www.dinkes.slemankab.go.id/. [Acceses 24 Mei 2014] Depkes RI, 2004. Buku Panduan Strategi Promosi Kesehatan di Indonesia. Jakarta: Depkes RI. 2011. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Available from:http://www.kesehatananak.depkes.go.id/.[acceses 24 Mei 2014] Dewi, S. 2009. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Seksual Pranikah di Pedukuhan Gunung Mujil Kelurahan Bumirejo Kebumen. Karya Tulis Ilmiah tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Stikes Aisyiyah Yogyakarta. Effendy, N. 2003.Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Hayati, A. 2010.Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dengan Seks Pranikah di SMA N 1 Seyegan Sleman. Karya tulis ilmiah tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Poltekes Mangkuyudan Kusmiran, E. 2011.Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Bandung: Salemba Medika. Ningsih, H. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Seksual Remaja pada Anak Jalanan Di Yayasan Girlan Nusantara Sleman. Karya tulis ilmiah tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Stikes Aisyiyah Yogyakarta Notoatmojo, S. 2003. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Rahmadiliyani, N., Hasanbasri, M., Mediastuti, F.2010. Kepuasan Siswa SLTA Terhadap Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 26, No. 4, Desember 2010. Riwidikdo. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Bina Pustaka. Saifuddin, A.F. 2006.Seksualitas Remaja. Jakarta : Sinar Harapan. Sarwono, S.W. 2003. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.. 2007. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Soetjiningsih. 2004. Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Jakarta: Sagung seto Sugiyono, 2007.Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta