Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No 1. Februari 2015

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN ROLE PLAYING TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENCEGAHAN SEKS BEBAS MAHASISWA PRODI D-III KEBIDANAN

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Fitriani Nur Damayanti 1), Lia Mulyanti 2), Novita Nining Anggraini 3)

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

PENGARUH PENYULUHAN MENARCHE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS V DAN VI DI SD NEGERI BERBAH 1 SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Data Pusat Informasi dan Layanan Remaja (PILAR) dan Perkumpulan. Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jateng tahun 2012 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. goncangan dan stres karena masalah yang dialami terlihat begitu

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN DI SMA NEGERI 2 UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Oleh : ROBBI ARSYADANI J

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah-masalah pada remaja yang berhubungan dengan kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki jumlah remaja sebesar 43,5 juta jiwa (usia 10-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aktivitas seksual remaja juga cenderung meningkat baik dari segi kuanitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

BAB 1 PENDAHULUAN. orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan fisik remaja di awal pubertas terjadi perubahan penampilan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIV/AIDS PADA ANAK JALANAN TERHADAP SIKAP TENTANG HIV/AIDS PADA ANAK JALANAN DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Perilaku Seksual Remaja Di Smk Bina Patria 1 Sukoharjo

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007). World Health

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang meliputi semua perkembangannya yang dialami sebagai. persiapan memasuki masa dewasa (Rochmah, 2005). WHO mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. akurat khususnya teman (Sarwono, 2006). menarik secara seksual, apakah mereka akan bertumbuh lagi, apakah orang

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. depan. Keberhasilan penduduk pada kelompok umur dewasa sangat. tergantung pada masa remajanya (BKKBN, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Kelompok usia remaja menurut WHO (World Health Organization) adalah kelompok umur tahun (Sarwono, 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi yang terunggul dalam berbagai aspek kehidupan. Pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lina Afiyanti 2, Retno Mawarti 3 INTISARI

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Sarah Dessy Oktavia, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Rancangan Penelitian. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi experiment. Quasi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS PRANIKAH REMAJA DI SMA N 1 KRETEK BANTUL YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dan berada di jl Purwodadi-Semarang KM 32 desa Pilang Wetan

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

P R O S I D I N G ISBN:978-602-8047-99-9 SEMNAS ENTREPRENEURSHIP Juni 2014 Hal:209-217 PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG PENCEGAHAN SEKS BEBAS DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 6 SEMARANG Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2) 1), 2) Prodi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang dewiunimus@gmail.com Abstrak-Masalah seksualitas yang akhir-akhir ini mengganggu ketenangan orang tua dan remaja adalah hubungan seks pranikah atau seks bebas di kalangan remaja baik remaja laki-laki maupun remaja perempuan. Berdasarkan data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja (SKRR) 2012 mengungkap beberapa perilaku berpacaran remaja yang belum menikah antara lain sebanyak 16,9% remaja wanita dan 49,4% remaja lakilaki setuju melakukan hubungan seksual pranikah. Dengan adanya data tersebut maka sangat diperlukan adanya penyuluhan tentang pencegahan seks bebas dalam penelitian menggunakan metode penelitian pra-eksperimen atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One Group Design Pretest-Postest dengan sampel 50 siswa SMK N 6 Semarang. Dan hasil penelitian didapatkan bahwa umur responden usia 16-19 tahun sebesar 42 remaja (84%), pekerjaan orang tua responden wiraswasta sebesar 31 orang (62%), pendidikan orang tua responden adalah SMA sebesar 29 orang (58%), hasil nilai koefisien Z sebesar -2.071 dan Asym.Sig (nilai p) sebesar 0.038. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Asym.Sig (nilai p < 0,05) bahwa ada beda rata-rata antara nilai sebelum dilakukan penyuluhan dengan sesudah dilakukan penyuluhan tentang pencegahan seks bebas, dan hasil sikap responden diperoleh hasil nilai koefisien Z sebesar -1.387 dan Asym.Sig (nilai p>0,05) sebesar 0.166 diartikan tidak ada beda rata-rata antara nilai sikap remaja sebelum dilakukan penyuluhan dengan sesudah dilakukan penyuluhan tentang pencegahan seks bebas. Kesimpulan dan saran dalam penelitian ini diharapkan agar masyarakat, orang tua dan pihak sekolah lebih meningkatkan pengetahuan informasi terbaru tentang pencegahan seks bebas dan tidak menganggap tabu segala informasi tentang pencegahan seks bebas. Kata Kunci : Pencegahan seks bebas, penyuluhan

210 Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal:209-217 PENDAHULUAN Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang dimulai saat anak menunjukkan tanda-tanda pubertas dan dilanjutkan dengan terjadinya perubahan-perubahan dari yang bukan seksual menjadi seksual pada individu. World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai kriteria biologi dengan ciri individu berkembang mulai saat pertamakali dengan menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai masa kematangan seksual (Eli, 2012). Data yang diperoleh dari Pusat Informasi dan Layanan Remaja (PILAR) Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah dari bulan Januari sampai Desember 2010 telah tercatat sebanyak 397 remaja yang melakukan konsultasi melalui telepon, surat dan tatap muka. Konsultasi remaja meliputi melakukan hubungan seksual pranikah sebanyak 98 remaja (32,13%), hamil pranikah sebanyak 85 remaja (27,86%), aborsi sebanyak 78 remaja (25,57%), masalah menstruasi sebanyak 56 remaja (18,36%), remaja yang terkena terkena Infeksi Menular Seksual sebanyak 28 remaja (9,18%), remaja yang memakai kontrasepsi sebanyak 25 remaja (8,19%), dipaksa melakukan hubungan seksual sebanyak 16 remaja (5,24%). Berdasarkan data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja (SKRR) 2012 mengungkap beberapa perilaku berpacaran remaja yang belum menikah antara lain sebanyak 29,5% remaja pria dan 6,2% remaja wanita pernah meraba atau merangsang pasangannya, sebanyak 48,1% remaja laki-laki dan 29,3% remaja wanita pernah berciuman bibir, sebanyak 79,6% remaja pria dan 71,6% remaja wanita pernah berpegangan tangan dengan pacarnya. Selain itu bahwa 16,9% remaja wanita dan 49,4% remaja laki-laki setuju melakukan hubungan seksual pranikah. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2010, di Puskesmas Halmahera menunjukkan kasus kehamilan di luar nikah paling tinggi dibandingkan dengan Puskesmas lainnya, yaitu terdapat 24 kasus (13,7%) kehamilan di luar nikah. Dari 24 remaja yang hamil di luar nikah diantaranya 4 (16%) melakukan aborsi. Berdasarkan data dari Puskesmas Halmahera tahun 2010, didapatkan kasus kehamilan di luar nikah sebanyak 4 (16%) siswi dari sekolah binaan puskesmas Halmahera. SMK Negeri 6 Semarang dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 siswa pada tanggal 22 November

Dewi,dkk-Sains 211 2013 oleh peneliti melalui kuesioner sebanyak 6 siswa masih belum paham bagaimana pencegahan seks bebas. Berdasarkan data tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Sebelum dan Sesudah Dilakukan Penyuluhan Tentang Pencegahan Seks Bebas di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Semarang. Dalam membicarakan masalah seksual adalah yang sifatnya sangat pribadi dan membutuhkan suasana yang akrab, terbuka dari hati kehati antara orang tua dan anak. Sebaiknya pada saat anak menjelang remaja dimana proses kematangan baik fisik, maupun mentalnya mulai timbul dan berkembang kearah kedewasaan (Notoatmojo, 2007). Pendidikan seks adalah suatu cara untuk mengurangi atau mencegah penyalahgunaan seks. Khususnya untuk mencegah dampakdampak negative yang tdak diharapkan seperti kehamilan yang tidak direncanakan, penyakit menular seksual, depresi, dan perasaan berdosa. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pra-eksperimen atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One Group Design Pretest-Postest Populasi adalah 50 siswa SMK N 6 Semarang dan sampel yang digunakan adalah sampel sebanyak 50 siswa dengan teknik sampling jenuh. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, instrumen penelitian dengan kuesioner pengetahuan sebanyak 25 butir pernyataan dan 15 butir pernyataan tentang sikap remaja tentang pencegahan seks bebas. Sebelumnya kuesioner di Uji Validitas di SMK N 5 Semarang, Kemudian diolah data uji normalitas pada kuesioner sikap dengan menggunakan kolmogorov smirnov dan olah data univariat dan bivariat. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan design One Group Design Pretest- Postest untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap remaja mengenai pencegahan seks bebas sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan di SMK Negeri 6 Semarang dengan hasil dan pembahasan sebagai berikut : Karakteristik Responden a. Umur Responden

212 Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal:209-217 Tabel 1 Umur Remaja Di SMK Negeri 6 Semarang No Umur Responden Frekuensi Persentase (%) 1. 13-15 Tahun 8 16 2. 16-19 Tahun 42 84 Total 50 100 Pada tabel 1 diatas bahwa menunjukkan umur responden paling banyak pada usia 16-19 tahun sebesar 42 remaja (84%). Pada hasil tersebut untuk responden paling banyak di usia remaja akhir, dimana menurut Sarwono (2006) bahwa remaja akhir merupakan masa konsolidasi menuju periode dewasa. Selain itu menurut Gunawan (2011) masa remaja adalah ambang dari masa dewasa, dimana mereka dianggap dewasa secara hukum, mereka juga mulai memperhatikan perilaku atau simbol yang berhubungan dengan status orang dewasa seperti mengenai hubungan seksual, selain itu remaja juga merupakan masa pencarian identitas diri dengan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompok sebayanya. b. Pekerjaan Orang Tua Responden Tabel 2 Pekerjaan Orang Tua Responden No Pekerjaan Responden Frekuensi Persentase (%) 1. Pedagang 5 10 2. Wiraswasta 31 62 3. PNS 4 8 4. Lainnya 10 20 Total 50 100 Pada tabel 2 diatas bahwa menunjukkan pekerjaan orang tua responden paling banyak mempunyai pekerjaan wiraswasta sebesar 31 orang (62%).

Pros Sem Nas Biodiv. Hal: 162-173 2. Wiraswasta 31 62 3. PNS 4 8 4. Lainnya 10 20 Total 50 100 Pada tabel 2 diatas bahwa menunjukkan pekerjaan orang tua responden paling banyak mempunyai pekerjaan wiraswasta sebesar 31 orang (62%).

Dewi,dkk-Sains 213 c. Pendidikan Terakhir Orang Tua Responden No Tabel 3 Pendidikan Orang Tua Responden Pendidikan Terakhir Orang Tua Responden Frekuensi Persentase (%) 1. SD 5 10 2. SLTP 5 10 3. SMA 29 58 4. Akademi 6 12 5. Sarjana 4 8 6. Pasca Sarjana 1 2 Total 50 100 Pada tabel 3 paling banyak pendidikan orang tua responden adalah SMA sebesar 29 orang (58%). Menurut Notoatmojo (2007) bahwa tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar, seseorang dengan pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang akan datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin mereka peroleh dari gagasan tersebut. Uji Bivariat a. Pengetahuan Remaja Tentang Pencegahan Seks Bebas Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di SMK N 6 Semarang. Dan penggunaan uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov dengan hasil pada tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Pengetahuan Tentang Pencegahan Seks Bebas Dilakukan Penyuluhan Sebelum dan Sesudah di SMK Negeri 6 Semarang Penyuluhan Tentang Pencegahan p-value Distribusi Data Seks Bebas Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan 0.000 0.000 Tidak Normal Tidak Normal

214 Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal:209-217 Berdasarkan tabel 4 bahwa menunjukkan hasil olahan data berdistribusi tidak normal, karena pada p-value sebelum dilakukan penyuluhan tentang pencegahan seks bebas sebesar 0.000 (<0,05) dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang pencegahan seks bebas nilai p-value 0,000 (<0,05) sehingga untuk mengetahui perbedaan pengetahuan remaja saat penyuluhan sebelum dan sesudahnya tentang pencegahan seks bebas digunakan uji Wilcoxon. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5 Uji Statistik Perbedaan Pengetahuan Penyuluhan Sebelum Dan Sesudah Tentang Pencegahan Seks Bebas di SMK Negeri 6 Semarang Penyuluhan Tentang Pencegahan Seks Bebas N Mean rank Koefisien Z p-value Sebelum 50 11.50-2.071 0.038 Sesudah 50 13.71 Berdasarkan tabel 5 diperoleh hasil nilai koefisien Z sebesar -2.071 dan Asym.Sig (nilai p) sebesar 0.038. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Asym.Sig (nilai p) < 0,05 maka hasilnya bahwa Ho ditolak. Jadi dapat diartikan bahwa ada beda rata-rata antara nilai sebelum dilakukan penyuluhan dengan sesudah dilakukan penyuluhan tentang pencegahan seks bebas, sehingga bisa dikatakan bahwa ada perbedaan pengetahuan responden antara penyuluhan sebelum dan sesudah tentang pencegahan seks bebas. Sesuai dari Notoatmojo (2003) bahwa penyuluhan kesehatan diharapkan pengetahuan dapat berpengaruh terhadap perilaku dan agar penyuluhan mencapai optimal dengan adanya masukan, materi yang sesuai sasaran kemudian alat bantu yang sesuai akan membantu kelancaran hasil yang lebih baik setelah penyuluhan, selain itu dengan adanya pengalaman seseorang yang dapat memperluas informasi baik melalui hubungan sosial dalam berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi serta adanya

Dewi,dkk-Sains 215 paparan media pada media cetak maupun elektronik, sehingga memberikan respon positif maupun negatif pada seseorang yang bisa mempengaruhi tingkat pengetahuan. b. Sikap Remaja Tentang Pencegahan Seks Bebas Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di SMK N 6 Semarang Selain variabel pengetahuan juga ada sikap responden sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang pencegahan seks bebas dilakukan uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov dengan hasil pada tabel 6 sebagai berikut: Tabel 6 Hasil Uji Normalitas Sikap Tentang Pencegahan Seks Bebas Dilakukan Penyuluhan Sebelum dan Sesudah di SMK Negeri 6 Semarang Penyuluhan Tentang Pencegahan p-value Distribusi Data Seks Bebas Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan 0.000 0.000 Tidak Normal Tidak Normal Berdasarkan tabel 6 bahwa menunjukkan hasil olahan data berdistribusi tidak normal, karena pada p-value sebelum dilakukan penyuluhan tentang pencegahan seks bebas sebesar 0.000 (<0,05) dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang pencegahan seks bebas nilai p-value 0,000 (<0,05) sehingga untuk mengetahui perbedaan sikap penyuluhan sebelum dan sesudahnya tentang pencegahan seks bebas digunakan uji Wilcoxon. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut: Tabel 7 Uji Statistik Perbedaan Sikap Remaja Tentang Pencegahan Seks Bebas Penyuluhan Sebelum Dan Sesudah di SMK Negeri 6 Semarang Penyuluhan Tentang Pencegahan Seks Bebas N Mean rank Koefisien Z p-value Sebelum 50 7.00-1.387 0.166 Sesudah 50 7.00

216 Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal:209-217 Berdasarkan tabel 7 diperoleh hasil nilai koefisien Z sebesar -1.387 dan Asym.Sig (nilai p) sebesar 0.166. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Asym.Sig (nilai p) > 0,05 maka hasilnya bahwa Ho diterima. Jadi dapat diartikan bahwa tidak ada beda rata-rata antara nilai sikap remaja sebelum dilakukan penyuluhan dengan sesudah dilakukan penyuluhan tentang pencegahan seks bebas, sehingga bisa dikatakan bahwa tidak ada perbedaan sikap responden antara penyuluhan sebelum dan sesudah tentang pencegahan seks bebas. Dengan tidak ada perbedaan sikap responden sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan, menurut Dewi (2010) sikap bisa dipengaruhi beberapa faktor karena sikap merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial, sehingga masih bisa bersifat tertutup, selain itu faktor pengalaman pribadi pun bisa mempengaruhi dimana apa yang telah dan sedang alami akan ikut membentuk sehingga mempengaruhi stimulus sosial, juga faktor pengaruh orang lain karena mungkin menganggap teman sebaya sangat andil dalam mempengaruhi sikap pada remaja yang mudah berubah-ubah, selain pengaruh orang lain adalah media massa dalam menyajikan berita masih bersifat membingungkan bagi remaja. Dan juga sikap yang tidak konsisten pada remaja antara pernyataan sikap, yang mudah berubah-ubah mengenai respon terhadap objek sikap tersebut. Atau mungkin dari beberapa remaja masih sulit menginterpretasikan fenomena situasi sosial. KESIMPULAN Apabila pengetahuan responden baik belum tentu sikap juga berespon positif, karena sikap bisa banyak dipengaruhi faktornya seperti karena lingkungan, teman, pengalaman serta adanya sikap remaja yang masih mudah berubah-ubah sehingga mempengaruhi stimulus sosial. DAFTAR PUSTAKA Azwar S. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2011. Dahlan S. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2011. Depkes R. Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta. 2010. Dewi Wd. Teori Dan Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010. Eli D. Seks Bebas Di Kalangan Remaja Dan Upaya Pencegahannya2011:

Dewi,dkk-Sains 217 Available from: http://komunitaspemuda.blogspot.com/seksbebas-di-kalangan-remajadanupaya.html.diakses7agustus 2012. Gunawan A. Remaja dan Permasalahannya Yogyakarta: Hanggar Kreator; 2011. Green LW. Health Promotion Planning : An Educational and Environmental Approach. Second Edition ed. Mountain View-Toronto- London: Mayfield Publishing Company; 2000..Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta: Rhineka Cipta; 2007. --------------------. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007. PKBI P. Info Kasus. Semarang: PKBI Jawa Tengah; 2010. SDKI. Kesehatan Reproduksi Remaja http://fkm.unej.ac.id/publik asi/lain lain/category/8 laporan?download=45:lapor an-pendahuluan-sdki-2012 Halmahera P. Jumlah Remaja Yang Hamil Di Luar Nikah Tahun 2010. Semarang: Data Remaja; 2010.