DISUSUN OLEH : CHRYSTI ADI WICAKSONO ARENDRA HARYO P

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KESTABILAN LERENG AKIBAT VARIASI TINGGI MUKA AIR TANAH (LOKASI DESA KEMUNING KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR)

PEMBASAHAN. Proses pembasahan (wetting) adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan kadar air di dalam poripori

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

C I N I A. Karakteristik Fisik Dan Mekanik Tanah Residual Balikpapan Utara Akibat Pengaruh Variasi Kadar Air

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK TERHADAP SIKLUS PEMBASAHAN PADA TANAH LERENG DENGAN KEDALAMAN 5-20M DI NGANTANG MALANG

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

GRAFIK HUBUNGAN ( angka pori dengan kadar air) Pada proses pengeringan

Oleh: Dewinta Maharani P. ( ) Agusti Nilasari ( ) Bebby Idhiani Nikita ( )

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

I. PENDAHULUAN. bahan organik dan endapan endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I

BAB III LANDASAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG

Dosen pembimbing : Disusun Oleh : Dr. Ir. Ria Asih Aryani Soemitro,M.Eng. Aburizal Fathoni Trihanyndio Rendy Satrya, ST.

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA TANAH PADA BUKAAN TEROWONGAN (Studi Kasus: Terowongan Kawasan Green Hill, Malendeng)

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dari bebatuan yang sudah mengalami pelapukan oleh gaya gaya alam.

PENGARUH SIKLUS PENGERINGAN DAN PEMBASAHAN TERHADAP SIFAT FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK PADA TANAH TANGGUL SUNGAI BENGAWAN SOLO CROSS SECTION

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tanah dan Batuan. Definisi. TKS 4406 Material Technology I

PENGARUH PROSES PEMBASAHAN TERHADAP PARAMETER KUAT GESER c, ϕ DAN ϕ b TANAH LANAU BERPASIR TAK JENUH ABSTRAK

2.8.5 Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Air Kerusakan Permukaan Tanah Sumber dan Macam Bahan Pencemar

Oleh : FATZY HERDYANTO TUTUP HARIYADI PONCO.W

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

Keaktifan lereng adalah proses perpindahan masa tanah atau batuan 1 1. PENDAHULUAN. Ha %

RESUME APLIKASI MEKANIKA TANAH DALAM PERTAMBANGAN

Pemodelan Infiltrasi Air ke Dalam Tanah dengan Alat Kolom Infiltrasi untuk Menghitung Koefisien Permeabilitas Tanah Tidak Jenuh (k w ) ABSTRAK

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEKANIKA TANAH SIFAT INDEKS PROPERTIS TANAH MODUL 2. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air. Melalui periode ulang, dapat ditentukan nilai debit rencana. Debit banjir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu

TANAH LEMPUNG NON EKSPANSIF

STUDI PENGARUH ASPAL CUT-BACK TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG

Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia konstruksi, tanah menduduki peran yang sangat vital dalam

MODUL 4,5. Klasifikasi Tanah

Himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yg relatif lepas (loose) yg terletak di atas batuan dasar (bedrock) Proses pelapukan batuan atau

STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK TANAH TERHADAP SIKLUS PEMBASAHAN DAN PENGERINGAN PADA TANAH PERMUKAAN LERENG NGANTANG MALANG

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

Bab 1. Pendahuluan Pengaruh variasi kepadatan awal terhadap perilaku kembang susut tanah lempung ekspansif di Godong -Purwodadi

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kapasitas Daya Dukung Pondasi Dangkal Pada Tanah Jenuh Sebagian

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

COMPARISON ADDITION CEMENT AND LIME IN CLAY SOIL EXPANSIVE OF SWELLING POTENTIAL

matematis. Jika diamati contoh tanah yang berbentuk kubus dengan dimensi-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

ANALISA KESTABILAN LERENG GALIAN AKIBAT GETARAN DINAMIS PADA DAERAH PERTAMBANGAN KAPUR TERBUKA DENGAN BERBAGAI VARIASI PEMBASAHAN PENGERINGAN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

I. PENDAHULUAN. tanggul, jalan raya, dan sebagainya. Tetapi, tidak semua tanah mampu mendukung

BAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok

PENGARUH PENAMBAHAN FIBER (SERAT POLYPROPYLENE) TERHADAP KUAT GESER TANAH GAMPONG MANE KRUENG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ALTERNATIF PERKUATAN TANAH LEMPUNG LUNAK (SOFT CLAY), MENGGUNAKAN CERUCUK DENGAN VARIASI PANJANG DAN DIAMETER CERUCUK

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

I. PENDAHULUAN ANAH adalah pondasi pendukung suatu bangunan atau bahan konstruksi dari bangunan itu sendiri[1]. Untuk

KUAT GESER 5/26/2015 NORMA PUSPITA, ST. MT. 2

Mekanika Tanah 2 Konsep Tegangan Efektif

III. KUAT GESER TANAH

PENGARUH KUAT TEKAN DAN KUAT GESER SAMPEL DRYSIDE OF OPTIMUM (KERING OPTIMUM) DAN WETSIDE OF OPTIMUM (BASAH OPTIMUM) PADA TANAH LEMPUNG

BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI

I. PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai pondasi pendukung pada

PENGARUH SIFAT-SIFAT FISIS TANAH TERHADAP GERAKAN TANAH DI DUSUN DARUNGAN DESA ARJASA KECAMATAN ARJASA KABUPATEN JEMBER.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Korelasi antara Kuat Tekan Bebas dengan Kuat Tekan Geser langsung pada Tanah Lanau Disubstitusi dengan Pasir

Pengaruh Perkuatan Sheetpile terhadap Deformasi Area Sekitar Timbunan pada Tanah Lunak Menggunakan Metode Partial Floating Sheetpile (PFS)

BAB II HUBUNGAN FASE TANAH, BATAS ATTERBERG, DAN KLASIFIKASI TANAH

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di daerah kota yang padat dan sekaligus daerah dimana

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: D-122

PENGARUH DRYING TERHADAP KUAT KOKOH TANAH LEMPUNG HALUS JENUH

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH ABSTRAK

KORELASI NILAI N-SPT TERHADAP SIFAT SIFAT FISIK DAN MEKANIS TANAH

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Lapisan bumi ditutupi oleh batuan, dimana material tersebut mengandung

BAB III LANDASAN TEORI. yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan

I. PENDAHULUAN. berbagai bahan penyusun tanah seperti bahan organik dan bahan mineral lain.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-7 1

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan pada konstruksi teknik sipil akibat proses konsolidasi tanah

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

Korelasi antara OMC dengan Batas Plastis pada Proses Pemadatan untuk Tanah Timbun di Aceh

Transkripsi:

STUDI KESTABILAN TANAH PERMUKAAN AKIBAT PROSES PENGERINGAN DAN PEMBASAHAN ( STUDI KASUS KELONGSORAN TANAH PERMUKAAN LERENG, LOKASI DESA KEMUNING JEMBER ) DISUSUN OLEH : CHRYSTI ADI WICAKSONO 3105 100 100 ARENDRA HARYO P 3107 100 607

BAB I PENDAHULUAN o LATARBELAKANG o RUMUSANMASALAH o TUJUAN o BATASANMASALAH o MANFAATPENELITIAN

LATAR BELAKANG

RUMUSAN MASALAH Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini mencangkup beberapa hal sebagaimana berikut : o Bagaimana pengaruh pengeringan dan pembasahan terhadap perubahan kadar air (w),angka pori (e), dan derajat kejenuhan (Sr) dengan kepadatan dan kadar air kondisi initial lapangan. o Bagaimana pengaruh perubahan kadar air akibat proses pengeringan dan pembasahan terhadap tegangan air pori negatife (suction) dan parameter tegangan geser tanah (c). o Bagaimana perubahan angka keamanan lereng (SF) akibat pengeringan dan pembasahan pada berbagai kondisi kadar air yang berbeda. o Bagaimana permodelan pada kelongsoran.

TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah : o Mengetahui perubahan parameter tanah sebelum dan sesudah dilakukan pengeringan dan pembasahan. o Mengetahui hubungan perubahan parameter tanah sebelum dan sesudah dilakukan pengeringan dan pembasahan terhadap angka keamanan pada kestabilan lereng. o Mengetahui pengaruh energi hujan pada stabilitas tanah permukaan. o Melakukanpermodelan kelongsoran pada tanah permukaandengan menggunakan program plaxis.

BATASAN MASALAH Untuk mendapatkan hasil penelitian yang memadai, tinjauan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut : o Tanah yang digunakan adalah tanah permukaan yang diambil dari kedalaman setengah meter dari permukaan tanah. o Tidak membahas karakteristik pada tanah dalam. o Pengeringandilakukan dari kondisi tanah asli, dengan penguranganair sebesar 25%, 50%, dan 75% menuju kondisi jenuh o Pembasahan dilakukan dari kondisi tanah asli, dengan penambahan air sebesar 25%, 50%, dan 75% menuju kondisi jenuh. o Permodelan secara langsung pengaruh energi hujan terhadap pengaruh tanah permukaan tidak dilakukan, dan hanya diambil formula energi hujan yang sesuai dengan kondisi di Indonesia beserta rentang besarnya intensitas hujan disesuaikan dengan formula. o Percobaan dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil, Kampus ITS Sukolilo, ITS, Surabaya

MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pengaruh pengeringan pembasahan terhadap karakteristik tanah, termasuk pengaruh energi hujan terhadap tanah permukaan. Selain itu dari Tugas Akhir ini diharapkan dapat dibandingkan antara analisa pengaruh pembasahan dari hasil penelitian, dengan analisa permodelan kelongsoran tanah permukaan menggunakan program plaxis. Dengan analisa yang didapatkan maka diharapkan dapat menjadi panduan dalam menentukan solusi yang tepat dalam menangulangi erosi didaerah lereng, sehingga erosi tanah permukaan pada lereng dapat dikurangi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA o PARTIKEL - PARTIKEL TANAH o TANAH LEMPUNG o KONSISTENSI TANAH o KOMPOSISI TANAH o PENGUKURAN SUCTION DENGAN METODE KERTAS FILTER o UJI GESER LANGSUNG o PROSES PENGERINGAN DAN PEMBASAHAN o MEKANISME / KARAKTERISTIK TANAH DAN LONGSORAN o KONSEP ANGKA KEAMANAN o ENERGI KINETIK AKIBAT ENERGI HUJAN o PERMODELAN PLAXIS

PARTIKEL PARTIKEL TANAH Tanah umumnya dapat disebut sebagai kerikil (gravel), pasir (sand), lanau (silt), atau lempung (clay), tergantung pada ukuran partikel yang paling dominan pada tanah tersebut. Kerikil adalah kepingan-kepingan dari batuan yang kadangkadang juga mengandung partikel-partikel mineral quartz, feldspar,dan mineral lainnya. Begitu pula dengan pasir, sebagian besar terdiri dari mineral quartz dan feldspar, serta mungkin juga terdapat mineral lainnya. Sedangkan lanau sebagian besar merupakan fraksi mikroskopis dari tanah yang terdiri dari butiran-butiran quartz yang sangat halus, dan sejumlah partikel berbentuk lempengan lempengan pipih yang merupakan pecahan dari mineral mika. Dan berikutnya adalah lempung yang sebagian besar terdiri dari partikel mikroskopis dan submikroskopis yang berbentuk lempengan lempengan pipih yang merupakan partikel dari mika, mineral-mineral lempung, dan mineral mineral yang sangat halus lainnya

TANAH LEMPUNG Suatu tanah dapat dikatakan sebagai tanah lempung bila ukuran butiran tanahnya lebih kecil dari 0,002 mm (2 mikron). Sedangkan suatu tanah dapat juga dikatakan sebagai tanah lempung apabila partikel-partikel mineral yang dikandungnya dapat menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah ketika dicampur dengan air (Grim,1953). Suatu tanah yang memiliki ukuran butiran lebih kecil dari 2 mikron namun partikel-partikel mineral yang terkandung di dalamnya tidak dapat menghasilkan sifat plastis pada tanah dapat dikatakan bukan sebagai tanah lempung (non clay soil). Jadi definisi dari tanah lempung itu sendiri adalah suatu tanah yang memiliki ukuran butiran lebih kecil dari 2 mikron (0,002 mm) dan mengandung partikel-partikel mineral lempung.

KONSISTENSI TANAH Tanah berbutir halus mengandung mineral lempung, maka tanah tersebut dapat diremas-remas menimbulkan retakan. Sifat kohesif tanah ini disebabkan karena adanya air yang terserap disekeliling permukaan dari partikel lempung. Menurut Attenberg, bilamana kadar airnya sangat tinggi, campuran tanah dan air menjadi sangat lembek seperti cairan. Oleh karena itu, atas dasar air yang dikandung dalam tanah, tanahdapatdipisahkanmenjadi4 keadaandasar, yaitu: padat, semipadat, plastis, dancair. MenurutAttenberg(1911), kadarair dinyatakandalampersen, dimana terjadi transisi dari keadaan padat ke semi padat didefinisikan sebagai batas susut(shrinkage limit). Kadar air dimana transisi dari keadaan semipadat ke plastis dinamakan sebagai batas plastis(plastic limit). Dan dari keadaan plastis ke keadaan cair dinamakan batas cair(liquid limit).

Tabel 2.1.Hubungan Nilai N, Konsistensi Tanah Lempung dan Kekuatan Kompresif Bebas Konsistensi N qu Tanah Lempung (kg/cm 2 ) Sangat lunak < 2 < 0,25 Lunak 2 4 0,25-0,5 Menengah 4 8 0,5-1,0 Kaku 8 15 1,0-4,0 Sangat kaku 15 30 2,0-4,0 Keras < 30 > 4 (Terzaghi, K., dan R.B. Peck, 1993)

KOMPOSISI TANAH Mekanika tanah pada umumnya terbagi menjadi dua kondisi, yaitu tanah jenuh(saturated soil) dan tanah tidak jenuh(unsaturated soil). Perbedaan antara tanah jenuh dan tidak jenuh penting untuk diketahui mengingatkarakteristikdanperilakutanahyang berbeda. Tanah jenuh air memiliki tegangan air pori positif, sedangkan tanah tidak jenuh memiliki tegangan air porinegatif. Hal initerjadibilamukaair tanah beradadibawahmukatanah, sehinggatanahyang beradadiatasmukaair tanahmemilikiteganganair pori negatif. Tanah tidak jenuh memiliki lebih dari dua faseyaitusolid, air danudara.

TANAH TIDAK JENUH AIR Tanah di alam dapat dibagi menjadi dua kondisi, yakni tanah yang mengalami kondisi jenuh sempurna (fully saturated), dan tanah yang mengalami jenuh sebagian (partially saturated). Kondisi kejenuhan yang berbeda ini dapat disebabkan oleh adanya perbedaan fase didalam struktur partikel partikel yang membentuk suatu massa tanah. Pada kondisi tanah jenuh sempurna, pori pori tanah. Sedangkan pada tanah yang jenuh sebagian, maka pori pori tanah sebagian terisi fase udara dan sebagian terisi fase air dan berat volume dan berat tiap fase sangat berguna untuk menggambarkan dan mengevaluasi sifat sifat fisis dari tanah. Volume total tanah yang ditampilkan secara skematis dalam Gambar 2.1 adalah jumlah volume pori (Vv) dan volume bahan padat (Vs). Volume pori adalah jumlah dari volume gas(va) dan volume air(vw).

Diagram Fase Tanah( BRAJA M DAS 1988)

PENGUKURAN SUCTION DENGAN METODE KERTAS FILTER Metode pengukuran menggunakan kertas filter mampu mengukur matric suctiondari beberapa kilopascal sampai ratusan ribu kilopascal. Prinsip dasar dari metode kertas filter adalah pada suatu hipotesis bahwa pada suatu titik keseimbangan tegangan air pori negatif atau suctiondi dalam suatu contoh tanah dan di dalam suatu kertas filter yang berada dalam kondisi kontak dengan contoh tanah tersebut adalah sama

PENGUKURAN SUCTION

Grafik Kalibrasi suction untuk dua jenis kertas filter (Fredlund dan Raharjo, 1993)

UJI GESER LANGSUNG Gambar Alat Uji Direct Shear

PeNGERINGAN Proses pengeringan (drying) adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar air di dalam poripori suatu massa tanah.