PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

MAKALAH PROGRAM PPM. Pemilahan Sampah sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Yang Baik

1

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar

KINERJA KEGIATAN DAUR ULANG SAMPAH DI LOKASI DAUR ULANG SAMPAH TAMBAKBOYO (Studi Kasus: Kabupaten Sleman)

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

SATUAN ACARA PENYULUHAN. Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PPM REGULER. Oleh : Suhartini

BAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

BAB I. PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian yang tak terpisahkan

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk

Mulai. Sistem Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik. Formulasi Masalah. Menentukan Tujuan sistem. Evaluasi Output dan Aspek

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

Tentang Lingkungan Hidup. Wan Muhamad Idris Baros Management

BAB I PENDAHULUAN. mulai menggalakkan program re-use dan re-cycle atas sampah-sampah yang ada.

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

KERJA SAMA BISNIS PENDIRIAN BANK SAMPAH MODEL BARU

PRODUK DAUR ULANG LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

Model Pengelolaan Sampah Berbasis Rumah Tangga dengan Bak Komposter Untuk Menghasilkan Pupuk Cair

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia akhir-akhir ini mengalami tingkat

BAB III STUDI LITERATUR

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang

VI. PENGELOLAAN, PENCEMARAN DAN UPAYA PENINGKATAN PENGELOLAAN SAMPAH PASAR

1. Pendahuluan PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MENDUKUNG PROGRAM URBAN FARMING

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

TPST Piyungan Bantul Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua kegiatan manusia pada awalnya adalah untuk memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan manusia

Cara menanggulangi pencemaran seperti pada gambar diatas adalah...

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MENGURANGI PERMASALAHAN SAMPAH

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

BAB I PENDAHULUAN. yang belum bisa ditangani dengan tuntas, terutama dikota-kota besar. Rata-rata

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh peneliti yaitu dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

STRATEGI PENGEMBANGAN PERUSAHAAN DAERAH KEBERSIHAN KOTA BANDUNG UNTUK MEWUJUDKAN BANDUNG BERSIH dan HIJAU SECARA BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Derajat kesehatan merupakan

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU-BAU,

Gambar 2.1 organik dan anorganik

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Meningkatnya angka kepadatan penduduk di Indonesia terutama di kotakota besar seperti DKI Jakarta dalam kurun waktu yang singkat ternyata memberikan banyak pengaruh, salah satu pengaruh yang cukup dirasakan oleh masyarakat adalah meningkatnya volume sampah seiring peningkatan kepadatan penduduk. Pada tahun 2005 sampah yang dihasilkan DKI Jakarta sebanyak 6000 ton/hari (25.687 m 3 / hari) atau setara dengan 2671/jiwa/hari. Sampah ini langsung dibuang ke TPA Bantar Gebang tanpa dilakukan pemisahan organik dan non organik (Sagala,2005). Sudah banyak kasus yang terjadi sebagai akibat dari peningkatan volume sampah yang tidak diikuti dengan penanganan yang baik, sebagai contoh kasus yang hingga kini selalu diperbincangkan yaitu masalah tempat pembuangan akhir Bantar Gebang. Berdasarkan survey yang dilakukan selama dua tahun terhitung sejak tahun 2004, lokasi pembuangan sampah di Bantar Gebang sangat memprihatinkan, sampah yang dibuang tidak disortir terlebih dahulu. Segala macam jenis sampah di buang di tempat yang sama dan akhirnya para pemulunglah yang mengais-ais sampah-sampah tersebut. Sebagian besar blok-blok pembuangan sampah di sana telah penuh dengan gunungan sampah, sebagian tempat sampah yang menggunung telah diurug dengan tanah. Sementara itu, lokasi yang masih dapat menampung sampah terus digunakan untuk penampungan sampah hingga saat ini (Suwardi et al.,2005). Hal-hal tersebutlah yang menuai banyak protes dari berbagai pihak terutama masyarakat yang tinggal di sekitar TPA tersebut, mereka merasa tidak nyaman dengan adanya TPA yang berlokasi dekat pemukiman warga, ini dikarenakan timbunan sampah yang ada mengeluarkan bau yang sangat menyengat yang berasal dari pembusukan sampah dan cairan yang keluar dari timbunan sampah tersebut. Bau tersebut mengundang lalat dan serangga lain datang ke tempat sampah sehingga dapat menimbulkan penyakit. Cairan busuk yang keluar dari tumpukan sampah tersebut menjadi salah satu sumber pencemaran air dan udara di sekitar tempat pembuangan sampah, cairan tersebut juga mengandung logam berat yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat (Suwardi et al.,2005) Selain dari segi kesehatan, meningkatnya volume sampah juga berdampak secara sosial. Keberadaan TPA Bantar Gebang mengundang penduduk sekitar dan pendatang untuk mengais rejeki dari keberadaan sampah. Pendatang yang sebagian besar sebagai pemulung umumnya mendirikan rumah di sekitar tempat sampah dan membentuk komunitas tersendiri. Mereka membangun dan mendirikan rumah dari bahan seadanya, dan akhirnya terbentuklah pemukimanpemukiman kumuh. Ditambah lagi mereka mengumpulkan dan menyimpan barang-barang hasil memulung di rumahnya menimbulkan pemandangan yang tidak sedap (Suwardi et al.,2005). Hal ini tentunya akan dapat teratasi jika ada penanganan yang baik. Namun pada kenyataannya sampai saat ini berbagai cara yang dilakukan pemerintah dapat dikatakan nihil hasilnya, seperti pembuatan tempat sampah yang berbeda untuk tiap jenis sampah yang dihasilkan akhirnya hanya menjadi sebuah wacana yang diacuhkan oleh masyarakat. Masalah berikutnya adalah manajemen pengangkutan sampah yang ada masih banyak mengalami permasalahan. Sebagai contoh yang dapat kita

2 perhatikan adalah pengangkutan sampah di kota besar khususnya DKI Jakarta yang melewati beberapa ruas jalan protokol pada jam sibuk yang berakibat timbulnya kemacetan lalu lintas yang berakibat timbulnya kemacetan lalu lintas dan tingkat penggunaan angkutan sampah pun tidak optimal. Belum lagi jumlah armada pengangkutan sampah yang ada, khususnya Dinas Lingkungan Hidup (DLHKP) sepertinya belum mencukupi untuk mengangkut volume sampah per hari Kota Jakarta. Tentu saja biaya yang dikeluarkan pemerintah daerah untuk pengangkutan sampah ini tidak sedikit. Maka dari itu perlu adanya unit sistem manajemen pengolahan sampah mandiri di DKI Jakarta agar permasalah sampah dapat teratasi dengan baik. Tujuan Karya tulis ini bertujuan memberikan solusi dalam hal penanganan sampah yang ada di wilayah perkotaan khususnya di DKI Jakarta. Manfaat Penanganan yang baik dalam pengolahan sampah khususnya sampah organik dan sampah non organik berupa botol plastik memberikan manfaat bagi banyak pihak, antara lain : Dari segi masyarakat, mereka terhindar dari serangan penyakit akibat timbunan sampah plastik yang sulit terurai dan dapat menghindari bencana akibat tumpukan sampah seperti banjir dan longsor yang biasa melanda kota Jakarta. Dari segi pemerintah, mereka akan terbantu dalam hal pengelolaan sampah yang semakin hari menimbulkan banyak masalah serta dapat meningkatan taraf hidup para pemungut sampah kemasan botol plastik dengan memberikan pekerjaan yang lebih layak dari sebelumnya. Dan dari segi produsen makanan dan minuman, mereka dapat mendaur ulang kemasan produknya untuk digunakan kembali sehingga biaya produksi dapat ditekan.

3 GAGASAN Sistem Manajemen Sampah yang sudah ada saat ini Deskripsi Skema : Skema 1. Manajemen sampah Sumber :www.bappedajakarta.go.id Pewadahan meliputi volume, jumlah, bahan, serta penempatan tempat sampah yang harus disediakan untuk menampung sementara sampah yang dihasilkan. Pengumpulan meliputi aktivitas pengambilan sampah dari tempat sampah ke alat pengumpul dan membawa ke tempat penampungan sampah yang umumnya terletak di luar Pengangkutan. Pengangkutan adalah aktifitas pada lokasi penampungan sementara (LPS), serta pengangkutan sampah ke lokasi pembuangan akhir (LPA). Pembuangan akhir adalah aktifitas pemusnahan sampah berupa pengolahan sampah ataupun dengan menimbun sampah ke dalam tanah, seperti yang dilakukan pada umumnya. Dengan sifatnya sampah pasar dapat dipilah, diolah, menjadi kompos. Kekurangan sistem yang sudah ada saat ini : Tidak ada pemilahan sampah pada proses pewadahan, sehigga semua sampah tercampur. Terjadi penumpukan sampah pada TPS, sehingga menimbulkan berbagai macam masalah kebersihan lingkungan. Biaya yang tinggi pada proses pengangkutan.

4 Semua sampah berakhir di TPA,yang menyebabkan penumpukan sampah tak terkendali. Adanya penimbunan sampah di TPA yang mengakibatkan pencemaran tanah. Proses pengolahan atau daur ulang sampah hanya dilakukan di proses pemindahan dan TPA, yang menyebabkan tidak efisiennya waktu, tenanga dan biaya. Sistem Manajemen Sampah Mandiri Sumber Sampah (TPS) Pemilahan Sampah Dengan sistem kotak sampah mandiri Sampah Organik Sampah Botol plastik Pengangkutan oleh Pihak swasta yang telah bekerja sama dengan pemerintah Sisa Sampah TPA Proses pembuatan pupuk kompos oleh para pemungut sampah organik dan botol plastik yang telah di beri pelatihan Pupuk Kompos Proses daur ulang oleh perusahaan swasta Botol Plastik kemasan minuman (recycle) Deskripsi Skema : Skema 2. Sistem Manajemen Pengolahan Sampah Mandiri Pemilahan sampah langsung pada sumber sampah dengan menggunakan sistem kotak sampah mandiri, yaitu kotak sampah yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembuangan akan tetapi dapat secara langsung mengolah secara langsung sampah yang dibuang ke dalamnya. Kotak ini

5 hanya berlaku untuk sampah yang berupa botol plastik dan sampah organik yang ditempatkan di tempat tempat umum. Pengangkutan sampah botol plastik dilakukan oleh pihak swasta dan didaur ulang secara mandiri oleh perusahan yang telah bertanggung jawab akan sampah tersebut khususna produsen minuman. Untuk pengangkutan sampah organik di lakukan oleh para pemulung dan langsung diolah menjadi kompos di unit pengolahan yang telah dibangun oleh pemerintah. Sisa sampah selain organik dan botol plastik akan dibawa ketempat pembuangan akhir sehingga tempat pembuangan akhir tidak terjadi penumpukan yang berlebih dan bisa dimafaatkan oleh para pemilik usaha daur ulang lainnya. Keunggulan sistem manajemen pengolahan sampah mandiri : Ada pemilahan sampah pada proses pewadahan, sehingga sampah yang terpisah ini akan mudah dalam proses daur ulang dan tidak melibatkan para pemungut sampah botol plastik dalam pengambilannya. Penumpukan sampah pada TPS tidak terjadi sebab kotak sampah mandiri ini secara otomatis akan mengpress botol plastik dan akan memberikan peringatan jika sampah tersebut sudah penuh dan pihak yang bertanggung jawab akan segera mengambilnya untuk segera diproses, sehingga kebersihan tetap terjaga. Begitu juga dengan sampah organik namun sistem pengepresan tidak ada dalam kotak sampah ini. Pengurangan volume sampah di TPA dapat diminimumkan sebab sampah organik dan botol plastik tidak lagi menumpuk diakhir tetapi sudah diproses langsung. Pencemaran bisa diminimumkan sebab sampah botol plastik sulit diurai jika ditimbun dalam tanah atau membahayakan jika dibakar dalam memusnahkannya. Dengan begitu banyak pihak yang diuntungkan mulai dari pemerintah, pihak swasta,pemulung dan masyarakat. Semua ini juga harus di imbangi dengan kesadaran masyarakat dalam membuang sampah. Pengklasifikasian Sampah Sampah yang ada di wilayah perkotaan umumnya dibagi ke dalam dua kelompok besar yaitu sampah organik dan sampah non organik. Sampah organik yang dihasilkan biasanya berupa sisa-sisa kegiatan rumah tangga seperti sisa sayur-sayuran, kulit buah-buahan, dan sisa-sisa makanan, tidak hanya itu sampah daun-daunan yang biasa dijalan-jalan atau tempat umum juga merupakan sampah organik. sedangkan sampah anorganik biasanya berupa bungkus makanan dan botol-botol plastik minuman. Pengklasifikasian ini dimaksudkan untuk menghindari pencampuran sampah yang tidak sesuai dengan jenisnya. Pencampuran sampah ini sangat dikhawatirkan karena akan membawa dampak yang buruk bagi lingkungan dan masyarakat disekitarnya, ini dikarenakan

6 sampah-sampah yang seharusnya dapat didaur ulang sesuai dengan jenisnya masing-masing menjadi sulit diproses akibat telah tercampur dengan sampah dari jenis lain sehingga sampah tersebut hanya dapat menjadi timbunan yang tak terurus dan menghasilkan cairan busuk yang menimbulkan bau tak sedap, cairan ini bukan hanya menimbulkan bau yang mengganggu melainkan menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya pencemaran air dan membahayakan kesehatan masyarakat. Hal-hal inilah yang kemudian menjadi pertimbangan mengenai pentingnya pemisahan sampah berdasarkan jenisnya masing-masing sebelum dibuang. Dalam karya tulis ini pengklasifikasian sampah difokuskan pada sampah organik yang dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan kompos dan sampah makanan dan minuman berupa botol-botol plastik yang dapat didaur ulang sehingga dapat kembali digunakan oleh pihak yang berhak. Pengklasifikasian ini dimulai dari lingkup kecil seperti sampah rumah tangga hingga ke lingkup yang besar seperti limbah hasil kegiatan produksi. Dalam hal ini cakupan wilayahnya terfokus pada daerah perkotaan di DKI Jakarta, ini dikarenakan wilayahnya yang telah dipadati dengan pemukiman penduduk dan ratusan pabrik yang setiap harinya menjadi penyumbang sampah tetap namun tidak diiringi dengan pengelolaan yang baik. Pembuatan Kotak Sampah Mandiri Setelah sampah-sampah yang ada terklasifikasi dengan baik, tentunya diperlukan tempat pembuangan yang sesuai agar sampah tersebut nantinya tidak kembali menumpuk seperti halnya sampah-sampah di Tempat Pembuangan Sampah yang ada di sekitar kita. Tempat pembuangan sampah yang diperlukan bukanlah tempat sampah biasa, melainkan tempat yang dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membuang sampah sesuai dengan jenis dan tempat yang ada. Hal ini dapat diwujudkan dengan pembuatan kotak sampah mandiri. Yang dimaksud dengan kotak sampah mandiri adalah kotak sampah yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembuangan, akan tetapi kotak sampah yang dapat mengolah secara langsung sampah yang telah dibuang ke dalamnya. Kotak sampah ini hanya berlaku untuk sampah berupa kemasan botol-botol plastik. Kotak-kotak sampah ini dapat ditempatkan di pusat-pusat perbelanjaan, di halte-halte bus, terminal, stasiun, dan tempat-tempat umum lainnya. Cara kerja kotak sampah ini yaitu, pertama-tama kotak sampah ini telah diberi petunjuk berupa gambar kemasan botol plastik pada bagian depan sehingga orang yang hendak membuang sampah mengetahui bahwa kotak ini diperuntukan sampah berjenis plastik, kemudian saat sampah yang ada dibuang ke dalamnya, kotak ini akan secara otomatis mengepress sampah tersebut sehingga tidak memenuhi kotak, kotak ini juga dilengkapi dengan dua jenis sensor yang akan memberi peringatan kepada mereka yang membuang sampah ke dalam kotak ini, sensor yang pertama akan berbunyi saat sampah yang dibuang tidak sesuai jenisnya, peringatan ini berupa kata teguran yang keluar secara otomatis sehingga orang yang membuang tersebut wajib mengambil sampahnya kembali, sensor yang kedua akan berbunyi saat kotak sampah ini telah berfungsi secara maksimum dan tidak dapat ditambah muatannya, pada saat itu petugas yang bertanggung jawab akan kotak tersebut harus memindahkan sampah-sampah itu pada tempat yang telah ditentukan untuk disortir dan dikirim kembali ke produsen yang

7 memproduksi produk tersebut, sehingga tidak perlu ada pemungut sampah kemasan plastik yang mengumpulkan sampah atau pun mobil pengangkut sampah. Pemberian Pengarahan pada Pemungut Kemasan Botol Plastik (Pemulung) Adanya kotak sampah mandiri yang pada akhirnya tidak lagi membutuhkan pemungut kemasan botol plastik (pemulung) mungkin akan menuai banyak protes, untuk itu perlu adanya semacam pengganti mata pencaharian bagi mereka. Dalam hal ini penggantian tersebut akan terkait dengan pengelolaan sampah-sampah organik. Seperti yang kita ketahui, sampah-sampah organik berupa sisa-sisa sayuran, kulit buah-buahan, dan sisa-sisa makanan berpotensi untuk diolah menjadi pupuk kompos, oleh karena itu diperlukan orang-orang yang dapat mengolahnya mulai dari sampah hingga menjadi pupuk siap pakai. Hal inilah yang kemudian menjadi bahan pertimbangan untuk mengikutsertakan pemungut kemasan botol plastik (pemulung) di dalamnya, untuk itu perlu dilakukan semacam penyuluhan dan pengarahan kepada para pemungut botol plastik mengenai langkah-langkah yang tepat dalam pengolahan pupuk kompos yang berasal dari sampah-sampah organik, sehingga mereka paham betul proses dan cara kerjanya. Dengan begitu para pemungut sampah botol plastik tidak perlu khawatir akan kehilangan mata pencahariannya dan di sisi lain pengelolaan sampah baik sampah plastik maupun sampah organik dapat terlaksana dengan baik Pembangunan Unit-unit Pembuatan Pupuk Kompos Bahan-bahan dasar pembuatan pupuk kompos yang telah terkumpul tersebut tentunya memerlukan tempat pengolahan yang sesuai. Untuk itu perlu dibangun semacam unit-unit pembuatan pupuk kompos di setiap tempat yang memiliki potensi untuk dijadikan sumber pengumpulan sampah sebagai bahan dasar pembuatan kompos. Pada praktiknya para pemungut kemasan botol plastik yang telah mendapatkan pembekalanlah yang nantinya akan bekerja pada unit-unit ini, mereka juga yang akan mengatur proses pengerjaannya mulai dari sampah hingga menjadi pupuk siap pakai. Pengelolaan Kompos Siap Pakai Pupuk kompos yang telah melalui serangkaian proses hingga siap digunakan tentunya memerlukan pendistribusian yang tepat agar hasil yang telah diperoleh dapat mendtangkan nilai jual yang sesuai. Untuk itu diperlukan adanya penataan mengenai jalur distribusi yang dapat dilalui oleh para pemulung dalam rangka pemasaran kompos produksi mereka.

8 Tabel 1. Inovasi Sistem Manajemen Pengolahan Sampah Mandiri Pemilahan Sampah Penumpukkan Sampah Biaya Pengangkutan Akhir pembuangan sampah Pencemaran Lingkungan Sistem Lama Tidak ada pemilahan sampah pada proses pewadahan, sehigga semua sampah tercampur. Terjadi penumpukan sampah pada TPS, sehingga menimbulkan berbagai macam masalah kebersihan lingkungan Biaya yang tinggi pada proses pengangkutan, karena semua sampah harus diangkut setiap pagi dan sore ke TPA Semua sampah berakhir di TPA,yang menyebabkan penumpukan sampah tak terkendali. Adanya penimbunan sampah di TPA yang mengakibatkan pencemaran tanah Sistem Baru Ada pemilahan sampah pada proses pewadahan, sehingga sampah yang terpisah ini akan mudah dalam proses daur ulang Penumpukan sampah pada TPS tidak terjadi sebab kotak sampah mandiri ini secara otomatis akan mengpress botol plastik dan akan memberikan peringatan jika sampah tersebut sudah penuh dan pihak yang bertanggung jawab akan segera mengambilnya untuk segera diproses, sehingga kebersihan tetap terjaga. Biaya pengangkutan tidak terlalu tinggi, karena diangkut sekali oleh perusahaan swasta Tidak semua sampah berakhir di TPA. Hanya sampah sisa dari pemilahan yang diangkut ke TPA, lainnya dibuat kompos dan didaur ulang langsung. Pencemaran bisa diminimumkan sebab sampah botol plastik sulit diurai jika ditimbun dalam tanah atau membahayakan jika dibakar dalam memusnahkannya Langkah-langkah dalam mewujudkan sistem : Pemerintah melakukan kerjasama dengan pihak swasta, dalam hal ini perusahaan daur ulang dan perusahaan air minum untuk menangani masalah sampah botol plastik yang akan didaur ulang. Kegiatan ini untuk mencapai kesepakatan dan penandatanganan kontrak agar pihak swasta bertanggung jawab untuk setiap sampah botol yang dibuang oleh masyarakat, dengan timbal balik, pihak swasta dapat memanfaatkan sampah tersebut untuk didaur ulang secara mandiri. Pemerintah bekerjasama dengan pihak LSM yang menangani masalah

9 lingkungan, melakukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan kompos kepada pemungut sampah botol plastik. Agar mereka dapat beralih dari pekerjaan memungut sampah menjadi pembuat pupuk kompos yang lebih bernilai ekonomis. Setelah Kesepakatan dari pihak swasta dicapai, maka proses selanjutnya adalah pengadaan kotak sampah pemilah otomatis yang diproduksi sendiri oleh pihak swasta dan kotak sampah organik yang dibiayai oleh pemerintah. Pemerintah bekerjasama dengan pihak LSM secara terus menerus melakukan kegiatan sosialisasi tentang sistem yang baru ini kepada masyarakat dan sosialisasi mengenai pembuangan sampah yang benar, berupa pembuatan poster dan iklan di tempat-tempat umum. Pemerintah melakukan kerjasama dengan pihak swasta Pihak swasta (perusahaan air minum dan perusahaan daur ulang) LSM Lingkungan Hidup dan Dinas Terkait Mencapai kesepakatan dan penandatanganan kontrak Penyuluhan dan pelatihan Pembuatan pupuk kompos Pengadaan kotak sampah botol plastik Pengadaan Kotak Sampah Organik Skema 3. Langkah Pelaksanaan Sistem Sampah Mandiri

10 Tabel 2. Inovasi untuk mengatasi kendala yang ada Kendala- kendala yang dihadapi Kemungkinan kendala dalam mengajak pihak swasta untuk bergabung dalam sistem ini Biaya awal yang cukup tinggi akibat adanya penyediaan fasilitas-fasilitas untuk mewujudkan sistem ini. Kurangnya pemahaman dan kesadaran dari masyarakat untuk menerapkan sistem pembuangan sampah sesuai dengan jenisnya baik organik dan non organik Kemungkinan adanya kontra dari para pemungut sampah botol plastik akibat sistem ini Solusi Permasalahan Pemerintah dapat menekankan kepada pihak swasta bahwa pihak tersebut akan mendapat timbal balik yang besar dalam sistem ini dengan mendapat sampah plastik Pengadaan kotak sampah botol plastik dilakukan oleh pihak swasta yang bersangkutan khususna para produsen yang menggunakan kemasan botol plastik pada produknya, sedangkan pemerintah hanya menyediakan fasilitas untuk pengolahan organik. Pemerintah bekerjasama dengan LSM untuk terus mengadakan penyuluhan dan sosialisasi mengenai sampah organik dan non organik serta pengenalan sistem sampah mandiri ini. Pemerintah memberikan penjelasan akan keuntungan yang bisa didapatkan para pemungut sampah botol plastik tersebut jika mereka beralih menjadi pembuat pupuk kompos dengan diberikan pelatihan khusus. KESIMPULAN Sampah merupakan sumber masalah di Jakarta bagi semua pihak jika dalam penanganan dan pengolahannya tidak baik. Pertambahan jumlah penduduk dan aktivitas yang beragam menyebabkan volume sampah yang meningkat tiap tahun.unit sistem manajemen pengolahan sampah mandiri merupakan langkah yang tepat sebagai solusi penanganan sampah di kota Jakarta. Dengan sistem ini banyak pihak-pihak yang diuntungkan. Dari segi Pemerintah, mereka akan terbantu dalam hal penangan sampah yang sudah tak tertampung di TPA sebab dengan sistem ini sebagian sampah sudah langsung diolah serta dapat membantu kehidupan para pemungut sampah botol plastik dengan mata pencaharian baru yang lebih baik, dari pihak swasta akan mendapat sampah botol plastik tanpa harus membeli untuk didaur ulang ke pengumpul sampah kemasan botol plastik dan dari segi masyarakat tentunya akan terhindar dari penyakit akibat tumpukan sampah dan terhindar dari banjir yang selama ini melanda Jakarta akibat sampahsampah yang menumpuk. Tentunya semua dapat terwujud jika disertai kerjasama yang baik dengan berbagai pihak yang terkait

11 DAFTAR PUSTAKA A. Setiana. 2005. Kondisi TPA Bantar Gebang Saat ini. Prosiding Lokakarya Pengelolaan Sampah Pasar DKI Jakarta. Fakultas Pertanian IPB. Bogor, 17 Februari 2005. Bintoro, H.M.H. Sampah Kota, Kompos dan Banjir. Bogor: IPB Press Majalah PIP. 2008. Pengusaha Rongsok Terpojok. http://www.majalahpip.com/majalah2008/. [28 Februari 2011] Sagala, R. 2005. Pengelolaan Sampah DKI Jakarta. Prosiding Lokakarya Pengelolaan Sampah Pasar DKI Jakarta. Fakultas Pertanian IPB. Bogor, 17 Februari 2005 Suwardi, G. Djajakirana, H.M. H. Bintoro, M. Syakir, M. Zairin Jr., A. Setiana.2005.Manajemen dan Teknik Pengolahan Sampah Pasar DKI Jakarta. Prosiding Lokakarya Pengolahan Sampah Pasar DKI Jakarta. Fakultas Pertanian IPB. Bogor, 17 Februari 2005.

12 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Ketua Nama Lengkap : Ledyta Hindiani Nama Panggilan : Ledyta Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Juli 1991 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor Departemen/Fakultas : Teknik Mesin dan Biosistem/Teknologi Pertanian Semester : 4 (empat) Alamat : Grand Depok City, Sektor Anggrek 3 Blok D1 No.1-2 Rt 005/006, Depok No. Ponsel : 081310390519 e-mail : ledyta_hindiani@yahoo.co.id Anggota 1 Nama Lengkap : Nugrahaning Sani Dewi Nama Panggilan : Haning Tempat/Tanggal Lahir : Batang, 30 Maret 1991 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor Departemen/Fakultas : Teknik Mesin dan Biosistem/Teknologi Pertanian Semester : 4 (empat) Alamat : Sojomerjo Rt 2/1 Kec.Reban, Kab.Batang Jateng No. Ponsel : 085640466589 e-mail : sani_nugrahaning@hotmail.com Karya Tulis yang Pernah Dibuat 1. Proposal PKM-T tahun 2011 Mesin Pengupas Kulit Biji Melinjo sebagai Solusi bagi Daerah Penghasil Emping di Kabupaten Batang."didanai dikti Anggota 2 Nama : Feraliana Audia Utami NRP : C34100005 Fak/Program studi : FPIK / Teknologi Hasil Perairan Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Tempat/Tgl lahir : Jakarta, 30 Juli 1992 Alamat : Asrama TPB IPB gedung A1 No telp/hp : 085697384186 E-mail :feralianaaudia@gmail.com Karya Tulis yang Pernah Dibuat 1. Kapul Herbal Pendamping Suntik Insulin tahun 2010

13

14