BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk. salah satunya dengan pendidikan di sekolah. Pendidikan di sekolah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memiliki NSS , dan NIS No Surabaya. Mulai tahun pelajaran SMA Hang Tuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar adalah tolok ukur yang dipakai dalam mengukur

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi adalah mahasiswa yang rata-rata masuk perguruan tinggi pada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, nilai, dan sikap sehingga dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat(3) mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan. Sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

STUDI KORELASI ANTARA FASILITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SD NEGERI SONOREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

HUBUNGAN ANTARA KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan di masa mendatang. Pendidikan dapat diraih salah satunya dengan pendidikan di sekolah. Pendidikan di sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh warga negara Indonesia, untuk itu pemerintah telah mencanangkan wajib belajar 9 tahun. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang menyatakan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi individu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003). Salah satu kesuksesan siswa dalam pendidikan yaitu ditunjukkan dengan prestasinya di sekolah baik yang bersifat akademik maupun non akademik. Kesuksesan yang ada pada siswa tentunya tidak jauh dari dorongan atau motivasi yang melatarbelakanginya. Motivasi berprestasi merupakan bekal untuk meraih sukses. Sukses ini berkaitan dengan perilaku produktif dan 1

2 selalu memperhatikan atau menjaga kualitas produknya. Motivasi berprestasi merupakan konsep personal yang merupakan faktor pendorong untuk meraih atau mencapai sesuatu yang diinginkan agar meraih kesuksesan. Siswa dalam hal ini yang merupakan seorang remaja, pada dasarnya memiliki minat pada prestasi. Prestasi yang baik dapat memberikan kepuasan pribadi dan ketenaran. Inilah sebabnya mengapa prestasi, baik dalam olahraga, tugas-tugas sekolah maupun berbagai kegiatan sosial, menjadi minat yang kuat sepanjang masa remaja (Hurlock, 1980). Siswa dalam menempuh pendidikan selalu berkaitan dengan sekolah, dimana sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan. Menurut Wiji Suwarno, sekolah adalah lembaga pendidikan yang secara resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja, dan terarah, yang dilakukan oleh pendidik yang profesional dengan program yang dituangkan ke dalam kurikulum tertentu mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi (dalam http://repository.upi.edu/ operator/uploads/s_pea_0704658_chapter2.pdf). Anak remaja yang sudah duduk di bangku SMP atau SMA umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya. Ini berarti bahwa hampir sepertiga dari waktunya setiap hari dilewatkan remaja di sekolah (Sarwono, 1994). Sebagian besar waktu yang dimiliki siswa, berada di sekolah daripada di rumah, sehingga lingkungan sekolah menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi motivasi berprestasi siswa. Hal ini sejalan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi yang

3 diungkapkan Mc. Clelland, yaitu salah satunya adalah faktor lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah terdiri dari tiga komponen yaitu fisik yang terkait dengan sarana dan prasarana sekolah, sosial yang terkait dengan hubungan siswa, dan akademis yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Lingkungan sekolah menjadi memiliki peranan penting bagi motivasi berprestasi pada siswa. Dalam fenomena, banyak orangtua ingin menyekolahkan anaknya di sekolah yang baik dengan harapan anaknya dapat menempuh pendidikan yang baik dan dapat menyalurkan minat dan bakatnya melalui fasilitasfasilitas yang ada di sekolah tersebut, sehingga anaknya dapat meningkatkan prestasi yang dimilikinya. Sekolah yang baik sedikit banyak memiliki pengaruh pada motivasi berprestasi siswa. Sekolah yang kaya dengan aktivitas belajar, memiliki sarana dan prasarana yang memadai, terkelola dengan baik, diliputi suasana akademis yang wajar, akan sangat mendorong semangat belajar para siswanya (Sukmadinata, 2005). Menurut Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), sekolah dikatakan baik apabila memiliki delapan kriteria: (1) siswa yang masuk terseleksi dengan ketat dan dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan prestasi akademik, psikotes dan tes fisik; (2) sarana dan prasarana pendidikan terpenuhi dan kondusif bagi proses pembelajaran; (3) iklim dan suasana mendukung untuk kegiatan belajar; (4) guru dan tenaga kependidikan memiliki profesionalisme yang tinggi dan tingkat kesejahteraan yang

4 memadai; (5) melakukan improvisasi kurikulum sehingga memenuhi kebutuhan siswa yang ada pada umumnya memiliki motivasi belajar yang tinggi dibandingkan dengan siswa seusianya; (6) jam belajar siswa umumnya lebih lama karena tuntutan kurikulum dan kebutuhan belajar siswa; (7) proses pembelajaran lebih berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan kepada siswa maupun wali siswa; (8) sekolah unggul bermanfaat bagi lingkungannya (dalam http:// tobroni.staff.umm.ac.id/ 2010 /11 /25 /teori-teori-tentang-mutusekolah/). Penilaian terhadap sekolah dapat diukur berdasarkan akreditasi sekolah yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan. Menurut Achmad Sudrajat, akreditasi sekolah adalah kegiatan penilaian (asesment) sekolah secara sistematis dan komprehensif melalui kegiatan evaluasi diri dan evaluasi eksternal (visitasi) untuk menentukan kelayakan dan kinerja sekolah (dalam http://repository.upi.edu/operator/upload/s_a0151_060328_chapter2.pdf). Dari penilaian tersebut didapat hasil dari kriteria akreditasi yang dilakukan Dinas Pendidikan, antara lain akreditasi A, B atau C pada sekolah. Sekolah yang telah terakreditasi tidak lantas lepas dari penilaian siswasiswinya. Sekolah yang memiliki akreditasi baik belum tentu dinilai baik pula oleh siswa-siswinya, begitu pula sebaliknya. Hal ini dikarenakan, siswa-siswi sendiri yang merasakan bagaimana lingkungan di sekolahnya dalam mendukung kegiatan belajarnya. Siswa memiliki persepsi sendiri mengenai lingkungan sekolahnya, yang mana persepsi siswa tersebut kemudian bisa menjadi sama atau berbeda dari penilaian yang dilakukan pemerintah melalui akreditasi sekolah.

5 Sekolah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo. SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo terletak di Jalan KRI. Ratulangi 1 Sidoarjo, sekolah ini memiliki akreditasi sekolah kategori A. Merujuk pada pembahasan diatas, maka peneliti mencoba menghubungkan antara persepsi siswa pada lingkungan sekolah dengan motivasi berprestasi siswa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka dapat diketahui rumusan masalahnya, yaitu: Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa pada lingkungan sekolah dengan motivasi berprestasi siswa? C. Keaslian Penelitian Penelitian terdahulu yang relevan: 1. Penelitian yang dilakukan Nitya Apranadyanti (2010), dengan judulnya Hubungan Antara Regulasi Diri Dengan Motivasi Berprestasi Pada Siswa Kelas X SMK Ibu Kartini Semarang. Penelitian ini menggunakan uji analisis regresi sederhana. Berdasarkan output dari hasil analisis regresi sederhana diperoleh koefisien sebesar r xy = 0,752 dan p = 0,000 (p< 0,01). Nilai positif pada koefisien r xy menunjukkan bahwa semakin baik regulasi diri siswa maka semakin

6 tinggi motivasi berprestasinya, atau semakin buruk regulasi diri maka semakin rendah pula motivasi berprestasi. Nilai signifikansi 0,000 (p<0,01) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara regulasi diri dengan motivasi berprestasi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis adanya hubungan positif antara regulasi diri dengan motivasi berprestasi pada siswa kelas X SMK Ibu Kartini Semarang dapat diterima. 2. Desiani Maentiningsih (2008), dengan judulnya Hubungan Secure Attachment dan Motivasi Berprestasi pada remaja. Penelitian ini menggunakan uji korelasi rank spearman atau yang biasa disebut dengan spearman s rho. Dari hasil uji korelasi diperoleh nilai korelasi spearman s rho sebesar 0,995 yang menunjukkan korelasi sangat kuat dan positif, sedangkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,01) yang menunjukkan bahwa korelasi antar skor secure attachment dan motivasi berprestasi sangat signifikan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang berbunyi bahwa terdapat hubungan antara secure attachment dengan motivasi berprestasi pada remaja diterima. 3. Ramon Diaz dan Anita Zulkaida (2009), dengan judulnya Hubungan Antara Burnout dengan Motivasi Berprestasi Akademis pada Mahasiswa yang Bekerja. Penelitian ini menggunakan uji korelasi product moment. Hasil analisis tersebut menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara

7 burnout dengan motivasi berprestasi akademis. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa semakin tinggi burnout, semakin rendah motivasi berprestasi akademis pada mahasiswa yang bekerja dan semakin rendah burnout, semakin tinggi motivasi berprestasi mahasiswa yang bekerja. Penelitian ini juga menggunakan analisis regresi sederhana untuk mengetahui kontribusi burnout yang signifikan terhadap motivasi berprestasi akademis, yaitu sebesar 63,3%. 4. Lili Garliah dan Fatma Kartika Sary Nasution (2005), dengan judulnya Peran Pola Asuh dalam Motivasi Berprestasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik ANOVA diperoleh nilai F sebesar 2,979 dengan Sig. 0,037. Dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti Ada perbedaan motivasi berprestasi mahasiswa pada berbagai bentuk pola asuh orangtua. Hasil uji lanjutan (Post Hoc test) dengan menggunakan Tuckey s HSD, yang bertujuan telling, pola asuh selling dan pola asuh participating, namun demikian perbedaan yang signifikan hanya terlihat antara pola asuh delegating dengan selling. 5. Adi Kristianto (2012), dengan judulnya Hubungan Lingkungan Pendidikan dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas II Jurusan Teknik Mekanik Otomotif SMK Se-Kabupaten Sleman. Penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis Product Moment, diperoleh kesimpulan bahwa lingkungan keluarga memiliki hubungan positif dengan prestasi belajar siswa sebesar 0,391, lingkungan sekolah

8 memiliki hubungan positif dengan prestasi belajar siswa sebesar 0,556, dan lingkungan masyarakat memiliki hubungan positif dengan prestasi belajar siswa sebesar 0,249. Berdasarkan hasil uji korelasi product moment diperoleh kesimpulan bahwa lingkungan sekolah memiliki hubungan yang paling kuat dan lingkungan masyarakat memiliki hubungan yang terlemah dengan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan, terdapat kesamaan variabel Y dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu membahas mengenai motivasi berprestasi, namun penelitian yang akan dilakukan kali ini memiliki perbedaan yaitu meneliti variabel X yang belum ada pada penelitian sebelumnya yaitu persepsi siswa pada lingkungan sekolah, sedangkan penelitian yang terdahulu mengambil variabel X dari dalam diri (regulasi diri) dan dari keluarga (secure attachment, dan peran pola asuh). Pada variabel X memiliki hampir kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adi Kristianto, namun memiliki perbedaan pada variabel Y yaitu prestasi belajar siswa, sedangkan penelitian yang akan dilakukan yaitu motivasi berprestasi pada siswa.

9 D. Tujuan Penelitian Adapun maksud dan tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah dapat diketahui sebagai berikut: Mengetahui hubungan persepsi siswa pada lingkungan sekolah dengan motivasi berprestasi siswa. E. Manfaat Penelitian Merujuk pada tujuan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya dapat diketahui manfaat penelitian, yaitu: 1. Manfaat teoritis: a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan khususnya bidang ilmu pendidikan dan psikologi pendidikan, khususnya yang terkait dengan persepsi siswa pada lingkungan sekolah dan motivasi berprestasi pada siswa. b) Menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak tertentu guna menjadikan skripsi ini menjadi acuan untuk penelitian lanjutan terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini. 2. Manfaat praktis: a) Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk memaksimalkan motivasi berprestasi siswa melalui peningkatan kualitas lingkungan sekolah.

10 b) Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan agar siswa selalu menjaga lingkungan sekolahnya sehingga dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa di sekolah c) Bagi calon pendidik, dapat menambah wawasan bahwa terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi pada siswa di sekolah, salah satunya yaitu lingkungan sekolah. F. Sistematika Pembahasan Sistematika dalam penulisan penelitian digunakan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam setiap pembahasan. Dalam penelitian ini terdiri dari lima bab dan masing-masing memiliki pembahasan tersendiri. BAB I : PENDAHULUAN Bab satu merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab dua merupakan kajian pustaka yang memuat uraian singkat tentang variabel-variabel yang diteliti berdasarkan kajian pustaka. Dalam hal ini bisa berupa teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu. Uraian yang dimaksud meliputi pengertian dan substansi masing-masing variabel serta kaitan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.

11 BAB III : METODE PENELITIAN Bab tiga merupakan metode penelitian yang berisi uraian tentang rancangan penelitian; identifikasi variabel (variabel X dan variabel Y); definisi operasional penelitian; populasi, sampel, dan teknik sampling; instrumen penelitian, serta analisis data. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab empat merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang berisi hasil penelitian yang meliputi persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan deskripsi hasil penelitian; pengujian hipotesis; dan pembahasan. BAB V : PENUTUP Bab lima merupakan penutup yang berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran bagi penelitian selanjutnya.