HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SMA Al-Islam 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah menengah

Eni Yulianingsih F

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. bersiap-siap mengakses dan menangani klien-klien lansia. Terlepas dari

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SIKAP TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KETAKUTAN AKAN SUKSES PADA WANITA KARIR SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F

Ariesta Marsitho Nugrahawan F

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan rakyatnya rendah dan tidak berkualitas. Sebaliknya, suatu negara dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian

BAB I PENDAHULUAN. Mekanisme koping adalah suatu cara yang digunakan individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DAN KECERDASAN RUHANIAH DENGAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA ANGGOTA TNI AU DI LANUD ISWAHJUDI MADIUN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut merupakan proses yang diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang kredit serta memberikan suatu kredit.

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada hakekatnya manusia dari sejak awal terbentuknya, yakni sejak terjadinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. zaman sekarang dapat melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh kaum pria.

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN SOMATISASI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Ada banyak definisi mengenai lanjut usia (lansia), namun selama ini

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan.

Perilaku Koping pada Penyandang Epilepsi

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dicintai, dapat lebih memaknai kehidupannya dan memiliki perasaan. yang mengalami penderitaan dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bila dihadapkan pada hal-hal yang baru maupun adanya sebuah konflik.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. kebutuhan ini tercermin dengan adanya dorongan untuk meraih kemajuan dan

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KREATIVITAS PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan individu kompleks yang memiliki dinamika

BAB I PENDAHULUAN. Dalam tiga tahun terakhir angka perceraian di Indonesia meningkat secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum

NURDIYANTO F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang


BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja.

STRES KERJA PADA PERAWAT UNIT GAWAT DARURAT

LAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. bahwa secara kuantitas, pekerja wanita merupakan faktor tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan tahap memasuki masa dewasa dini. Hurlock (2002)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu. Humas Badan Narkotika Nasional RI (2016) telah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari hadirnya tekanan

BAB I PENDAHULUAN. dunia ini. Dalam pendidikan formal dan non- formal proses belajar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sendawa, rasa panas di dada (heartburn), kadang disertai gejala regurgitasi

BAB I PENDAHULUAN. dihadapinya, baik masalah pribadi maupun masalah yang ada di sekitar lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan perkembangan seseorang, semakin meningkatnya usia

BAB I PENDAHULUAN. Selain tekanan yang berasal dari lingkungan kerja, lingkungan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : TRI RETNO WURI HANDAYANII F. 100010263 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Kehadiran wanita dalam dunia kerja sebagai salah satu potensi yang sangat penting. Berdasar data BPS, jumlah wanita yang aktif secara ekonomi sampai tahun 2005 mencapai 40% dan laju pertumbuhan angkatan kerja wanita lebih cepat daripada laju pertumbuhan angkatan kerja pria (BPS, 2006). Hampir dalam segala lapangan pekerjaan wanita selalu ada, baik di instansi pemerintah maupun di swasta. Wanita karir atau wanita yang bekerja merupakan fenomena sosial di masyarakat yang meninggalkan nilai tradisional menyebabkan wanita menjadi orang ke dua setelah pria. Di zaman modern sekarang ini, adanya persamaan hak antara pria dengan wanita menyebabkan meningkatnya kebutuhan kaum wanita yang berpartisipasi langsung dalam dunia kerja, keinginan wanita untuk dapat mengembangkan segala potensi yang dimiliki serta kebutuhan ekonomi keluarga. Bekerja atau berkarir merupakan proses pencarian yang bermanfaat. Aktivitas wanita dalam perusahaan tidak dapat dipisahkan dari masalah kerja, kerja sebagai salah satu perwujudan aktivitasnya, baik secara fisik maupun mental. Adapun motif wanita bekerja antara lain : untuk memperoleh prestasi, untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain, untuk bersahabat serta berinteraksi terhadap orang lain (MC.Clenend dalam Siagian, 1989). Wanita dalam dunia kerja sering dihinggapi permasalahan. Konflik yang sering muncul pada wanita karir yaitu konflik antara ideal budaya dan wanita

sebagai sumber daya manusia (Karpicke dan Suratijah dalam Sahrah, 2005). Berdasarkan penelitian, seorang pegawai yang melanjutkan studi ke S2 (program magister) dengan berhasil, maka ia harus membagi ke dalam bagian-bagian tertentu, misalnya bagaimana mengatur waktu antara bekerja dengan mengikuti kuliah dan mengerjakan tugas-tugas kantor dan rumah tangga, mengatur keuangan untuk kebutuhan kuliah, pribadi dan keluarga, dan bagaimana kondisi fisik dan psikologis harus disiapkan agar dapat melaksanakan semua tugas tersebut. Adapun keluhan yang dirasakan, yaitu : pusing, nyeri leher, nyeri punggung. Hal ini menjadi dilema bagi wanita karir, di satu sisi wanita karir sebagai ibu rumah tangga yang harus mengurus keluarga dan di sisi lain sebagai pegawai yang harus bekerja mengabdikan diri di kantor. Keadaan seperti ini menuntut wanita karir untuk bisa menyesuaikan diri dan menyeimbangkan perannya baik di rumah maupun di kantor. Konflik ini sering membuat wanita karir menghindari sukses, karena merasa dirinya cenderung kurang feminim dan mementingkan diri sendiri. Menghadapi masalah yang komplek, ada wanita karir yang berhasil menyesuaikan diri dan ada yang tidak dapat menyesuaikan diri sehingga mengalami stres, yaitu keadaan tertekan baik secara fisik maupun psikologis (Chaplin, 1997). Stres ini menjadi faktor pemicu munculnya keluhan-keluhan fisiologis individu yang berulang-ulang seperti pusing, sakit perut, keringat dingin, jantung berdebar-debar, sesak nafas, dan sejumlah keluhan fisik lainnya (Martaniah, 1994). Perubahan kondisi tersebut merupakan beberapa gejala yang umum diderita oleh individu yang mengalami somatisasi. Menurut Kaplan, dkk (1997),

somatisasi merupakan gangguan yang tidak dapat dijelaskan secara medis serta berhubungan dengan stres. Somatisasi merupakan salah satu gangguan yang sering digunakan individu untuk menghindari diri dari permasalahan karena enggan menerima teguran ataupun hukuman. Hal ini dilakukan karena efek somatisasi hanya berpengaruh pada diri sendiri dan tidak berpengaruh pada orang lain. Respon yang bisaanya muncul yang tidak diharapkan dan cukup menekan tersebut adalah rasa takut, tidak menyenangkan, gelisah dan sering kali diikuti gejala somatik seperti nyeri kepala, berkeringat, kekakuan pada dada, dan gangguan lambung ringan (Martaniah, 1994). Dalam menghadapi situasi ini wanita karir akan mengalami keadaan yang tidak menyenangkan dan menegangkan, sehingga wajar bila wanita karir akan melakukan berbagai cara untuk mengatasinya. Somatisasi yang dialami wanita karir akibat dari kegagalan dalam menyesuaikan diri terhadap suatu masalah atau konflik. Masalah merupakan hal yang direspon banyak individu lebih baik dihindari daripada dihadapi. Padahal sebenarnya apabila individu bersedia mencoba menemukan inti masalah terlebih dulu, hal ini akan memberikan peluang bagi pertumbuhan dan keberuntungan serta dapat membantu individu mencapai tujuan (Olson, 1998). Tidak semua masalah diselesaikan oleh wanita karir, hal ini tergantung pada sikap wanita karir. Sikap terhadap penyelesaian masalah pada masing-masing individu berbeda satu sama lain walaupun dihadapkan pada masalah yang sama. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan sikap individu dalam memandang suatu

masalah. Wanita karir yang bersikap positif, menilai masalah sebagai tantangan dan cenderung berusaha untuk mencari solusi dari setiap permasalahan. Sebaliknya wanita karir yang bersikap negatif, menilai masalah sebagai hambatan yang mengancam dan cenderung menolak atau menghindar dari masalah sehingga solusi yang diharapkan tidak akan tercapai. Adanya sikap yang positif dalam penyelesaian masalah, maka wanita karir akan berhasil dalam bekerja dan berumah tangga. Hal ini sesuai dengan pendapat As ad (1995), yang menyatakan bahwa sikap individu terhadap penyelesaian masalah merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam menyelesaikan masalah dan memungkinkan individu untuk lebih berhasil dan mempunyai tanggung jawab besar atas peran yang dijalani. Besar kecilnya sikap wanita karir terhadap penyelesaian masalah ditentukan oleh kesanggupan, pengalaman, perhatiannya dalam menemukan solusi. Untuk menghadapi suatu permasalahan, diperlukan suatu kreativitas yang tinggi dan perilaku yang tepat. Sikap negatif atau sikap menghindari masalah bukanlah solusi yang ideal bahkan bisa mengganggu kondisi fisik dan stabilitas jiwa. Diantaranya ketegangan, frustasi, cemas, dan stres. Inilah yang lama-lama menjelma dalam penyakit fisik yang jika diperiksa ke dokter tidak ditemukan adanya gangguan fisik atau sering disebut somatisasi. Individu dengan sikap menerima masalah terhadap masalah akan lebih mudah menemukan inti masalah, peka terhadap masalah dan aktif dalam menyelesaikan masalah (Vincent, 2004). Pada kondisi penuh masalah wanita karir perlu bersikap aktif dan kreatif berdasarkan kemapuan dan pengalaman yang

dimiliki untuk menyelesaikan masalah, sehingga tidak bersomatisasi untuk lari dari masalah. Hal ini didukung oleh penelitian Indrayanti (2003), berpikir positif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap somatisasi. Hadjam,dkk (2004) dalam penelitiannya mengungkapkan kepribadian tahan banting mempunyai pengaruh dalam gangguan somatisasi. Selain sikap terhadap penyelesaian masalah faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap somatisasi adalah kebermaknaan hidup. Kebermaknaan hidup merupakan sebuah kekuatan hidup manusia untuk memiliki sebuah komitmen kehidupan (Ancok dalam Frankl, 2003). Makna hidup ini bermula dari adanya sebuah visi kehidupan, haranpan dalam hidup, dan adanya alasan mengapa seseorang harus tetap hidup. Kebermaknaan hidup dapat diwujudkan dalam sebuah keinginan individu yang berguna bagi orang lain apakah itu anak, suami, keluarga dan komunitas pekerjaan. Bagi wanita karir bekerja merupakan hal yang berarti, karena ketika ia bekerja, berprestasi berarti pribadi tersebut telah memberikan sesuatu pada kehidupan. Hal ini didukung dengan penelitian Anggriany (2006), motif berprestasi mempunyai pengaruh terhadap kebermaknaan hidup. Peran yang dijalani wanita karir tidak mudah terlebih jika karir yang dibina mengalami stagnasi. Hal ini akan memunculkan perasaan tidak berguna, karena karir yang dibina tidak berkembang. Perasaan ini bisa bertambah parah bila atasan tidak memenuhi harapan atas didikasinya, sehingga wanita karir menyalahkan dirinya dan merasa gagal. Keadaan inilah yang membuat wanita karir mengembangkan konsep diri yang negatif, sehingga mengalami ketidakbermaknaan hidup.

Ketidakbermaknaan hidup berarti seseorang merasa hampa, gersang, tidak memiliki tujuan hidup yang jelas, merasa hidup tidak berarti, merasa bosan dan apatis. Perasaaan ini akan memunculkan sikap mental dan citra diri yang negatif terhadap diri sendiri dan lingkungan, yang pada akhirnya akan menimbulkan sejumlah gangguan organik dan psikis serta perilaku menyimpang (Bastaman, 1996). Ketidakbermaknaan hidup yang dialami oleh wanita karir bisa menjadi stressor yang memunculkan stres. Menurut Schneiders (Prihartanti, dkk, 2003), terdapat beberapa bentuk penyesuaian diri seseorang dalam menghadapi stressor. Individu dapat secara langsung menghadapi sumber stresornya atau secara tidak langsung dengan jalan lari untuk sakit. Sakit ini merupakan salah satu bentuk penyesuaian diri yang sering digunakan untuk menghindari diri dari rasa tanggung jawab. Demikian wanita karir menghayati ketidakbermaknaan hidup, sebagai akibat penerimaan negatif terhadap perannya dan tidak mampu memanfaatkan keadaan dirinya secara efektif dan kreatif sehingga memunculkan perasaan hampa, kosong, bosan, sepi dan menjadi tidak bermakna hidupnya yang pada akhirnya akan memunculkan keluhan fisik yang secara medis tidak ditemukan suatu penyakit apapun atau sering disebut somatisasi. Dengan somatisasi, seorang wanita karir dapat mengatasi stresor yang dialami dan berharap akan mendapat simpati sebagai usaha untuk memperoleh perhatian dari rekan sejawat dan atasan. Pada kondisi ini wanita karir membutuhkan dukungan sosial dari lingkungan untuk menumbuhkan perasaan bahwa ia masih dicintai, dihargai dan diperhatikan

dengan kata lain membantu menemukan kebermaknaan hidup, sehingga somatisasi yang dialami wanita karir cenderung berkurang. Melalui uraian di atas dapat dibuat suatu rumusan masalah, yaitu : apakah ada hubungan antara sikap penyelesaian masalah dan kebermaknaan hidup dengan somatisasi pada wanita karir?. mengacu dari rumusan masalah tersebut peneliti ingin mengkaji secara empirik dengan melakukan penelitian berjudul : HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR. B. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hubungan antara sikap penyelesaian masalah dan kebermaknaan hidup dengan somatisasi pada wanita karir. 2. Untuk mengetahui hubungan antara sikap penyelesaikan masalah dengan somatisasi pada wanita karir. 3. Untuk mengetahui hubungan antara kebermaknaan hidup dengan somatisasi pada wanita karir. 4. Untuk mengetahui sumbangan efektif sikap penyelesaian masalah terhadap somatisasi pada wanita karir. 5. Untuk mengetahui sumbangan efektif kebermaknaan hidup pada wanita karir.

C. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis Memberikan perluasan cakrawala pada ilmu pengetahuan, khususnya pada disiplin ilmu psikologi klinis tentang hubungan antara sikap penyelesaian masalah dan kebermaknaan hidup dengan somatisasi pada wanita karir. 2. Manfaat praktis Memberikan informasi mengenai keterkaitan antara sikap penyelesaian masalah dan kebermaknaan hidup dengan somatisasi pada wanita karir, sehingga wanita karir dapat menemukan solusi guna meminimalkan gangguan somatisasi.