BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi negara yang kaya dengan keunikan dari masing-masing suku tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. karya dihasilkan dari imajinasi dan temporer seniman. Batasan dari cetak tradisional,

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

2015 APLIKASI KARAKTER MONSTER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CROCHET PADA PRODUK TAS REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Salam Bhakti, 2014 Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Mengenal Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Nisa Apriyani, 2014 Objek Burung Hantu Sebagai Ide Gagasan Berkarya Tenun Tapestri

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prio Rionggo, 2014 Proses Penciptaan Desain Poster Dengan Tema Bandung Heritage

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni Budaya dalam Kurikulum 2013 dirumuskan untuk mencakup

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta


BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekhasan budaya dari setiap suku bangsa merupakan aset yang tidak terhitung

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang dimilikinya. Manusia tidak dapat hidup sendiri-sendiri, mereka

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk ekspresi pribadi(

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

III. METODE PENCIPTAAN

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

BAB III METODE PENCIPTAAN

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik

2015 BATIK BERMOTIF ANGKLUNG PADA TIRAI PINTU (DOOR CURTAIN PORTIERE)

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO sejak tahun 1983 M. Taj Mahal terletak disalah satu kota di India yang

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, maupun lingkungan kehidupan masyarakat. Alam dapat dikatakan. terpisahkan antara manusia dengan lingkungan alam.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. setelah ditenun dengan tali sebagai perintang atau menolak warna. Ikat celup di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indikator Esensial Mengindentifikasi tahapan dalam membuat benda kerajinan

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Nelson Mandela 1960 Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN MOTIF HIAS SUMATERA BARAT

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

BAB V PENUTUP. rumah limas di desa Sirah Pulaupadang dan arsitektur rumah limas di Palembang

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012

EKSPLORASI SERAT KAPUK SEBAGAI BAHAN BAKU TEKSTIL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tradisi dan

BAB III DATA, PROSES EKSPLORASI DAN ANALISA

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :


54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

PENERAPAN RAGAM HIAS RELIEF CANDI PRAMBANAN SEBAGAI PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL UNTUK CINDERAMATA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia merupakan salah satu negara yang mengikuti perkembangan mode (trend) di dunia. Menurut buku Perancangan Buku Ilustrasi Motif Navajo pada Pelaku Streetwear di Jakarta dan Bandung oleh Destrie Nur Ulfa, pada tahun 2012 motif Navajo masuk ke kota-kota besar di Indonesia. Melalui berbagai macam barang dari mulai rok, baju, tas, hingga sepatu, semua terinspirasi oleh motif Navajo. Navajo merupakan suku Indian di Amerika Utara, menurut surat kabar online Fitinline nama Navajo pertama kali digunakan pada tahun 1940-an. Kerajinan yang dibuat suku Navajo hampir sama dengan suku-suku Indian lainnya yaitu tenunan dan aksesoris dengan penampilan dan pengerjaan yang cukup rumit, serta motif-motif yang tidak jauh berbeda pada setiap suku suku di Indian. Menenun bagi suku Navajo bukan hanya membuat kain akan tetapi lebih ke ekspresi estetik. Motif Navajo awalnya dikenalkan oleh suku Pubelo (suku Indian Amerika Utara). Setiap tenunan memiliki konsep atau makna spritual dan setiap desain tenun hanya mengalir dalam pikiran pembuatnya. Setiap desain yaitu memiliki bentuk komunikasi tersendiri seperti berkomunikasi tentang sejarah, budaya, dan keluarga khususnya. Pembuatan motif Navajo pada awalnya hanya bergaris-garis pada setiap tenunannya namun pada tahun 1860 motif Navajo mulai pada desain geometris seperti segitiga yang banyak sekali dipergunakan pada motif Navajo. Motif Navajo itu sendiri diambil dari simbol, maka dari itu motif Navajo memiliki makna setiap simbolnya seperti segitiga atau Teepee dengan makna temporary home dan masih banyak simbol yang memiliki makna pada setiap gambarnya. Pada pewarnaan motif Navajo biasanya dengan warna terang yang akan 1

2 mengesankan tegas dan etnik pada setiap tenunnya. Bahan yang biasanya dipakai yaitu kapas, woll, nilon, olefin atau bahan campuran, dan buatan mesin. Motif Navajo berbentuk geometris membuat lebih menarik dan tampak modis pada balutan pakaian dan aksesoris, tidak hanya pakaian kini motif Navajo mulai merambah untuk berbagai dekorasi interior rumah. Seperti lukisan, keramik, dan sebagainya disesuaikan dengan konsep ruangan tersebut. Penulis mencari informasi lebih banyak lagi mengenai motif Navajo dan dirasa menarik ketika penulis melihat berbagai motif Navajo yang memiliki makna dari setiap bentuknya. Dari alasan tersebut penulis menjadikan motif Navajo sebagai objek berkarya seni grafis. Ini merupakan cara penulis untuk bereksperimen dalam pembuatan karya motif Navajo dengan mengunakan teknik-teknik yang terdapat pada seni grafis dengan media canvas sebagai hiasan dinding, karena motif Navajo ini lebih banyak digunakan dalam hal fashion atau karpet dan masih cukup sedikit dalam bentuk dekorasi interior rumah, dengan ini semoga akan muncul kreatifitas lebih banyak lagi untuk berbagai benda benda dengan motif Navajo yang menghiasi berbagai sudut rumah. Seni grafis dipilih penulis dengan beberapa alasan yaitu. Agar seni grafis bisa dikenal lebih luas dimasyarakat sehingga dapat menambah wawasan kesenirupaan yang tidak hanya mengenal seni patung, batik maupun lukisan. Bagi penulis seni grafis memiliki kelebihan sendiri, diantaranya harus menguasai teknik, ketelitian, kesabaran, serta kerapihan dalam aspek visualisasi karya dan tentu saja paling utama gagasan/ide. Didalam seni grafis terdapat beberapa teknik diantaranya cetak tinggi (relief print), cetak dalam (intaglio), cetak datar (planografi), dan cetak saring (serigrafi/screen printing). Pada karya dengan objek motif Navajo, penulis menggunakan dua teknik dalam yaitu cetak saring dan cetak dalam. Tujuannya dengan teknik cetak saring akan menghasilkan tekstur khas dari oil pastel yang terekam dan lebih rapi, dengan teknik cetak tinggi penulis menginginkan bertekstur agar terhindar dari kesan kaku. Tujuannya agar menampilkan tekstur yang dapat menambahkan kesan artistik pada karya.

3 Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengaplikasikan ide gagasan melalui karya seni grafis menggunakan media canvas. Dengan, mengangkat tema dan judul: APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK B. Rumusan Masalah Penciptaan Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang akan dibahas seperti, berikut ini: 1. Bagaimana mengembangkan gagasan berkarya seni grafis dengan tema motif Navajo? 2. Teknik apa saja yang digunakan dalam proses pembuatan karya seni grafis? 3. Bagaimana visualisasi motif Navajo dalam teknik cetak saring dan cetak tinggi? C. Tujuan Penciptaan Tujuan penciptaan yang ingin dicapai dalam penciptaan karya seni grafis sebagai berikut: 1. Mengambangkan gagasan berkarya seni grafis dengan tema motif Navajo. 2. Memperoleh gambaran teknik yang digunakan dalam proses pembutan karya seni grafis. 3. Menganalisis visualisasi objek motif Navajo dalam karya seni grafis D. Manfaat penciptaan Diharapkan ada manfaat dari karya rupa inovatif yang dapat diambil dari karya tersebut, diantaranya: 1. Bagi penulis ini merupakan pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga, selain itu meningkatkan motivasi dalam untuk menjadai lebih kreatif terhadap dunia kesenirupaan. 2. Adanya keragaman objek dalam berkarya seni rupa yang inovatif dalam berkatya seni grafis.

4 3. Bagi masyarakat luas agar dapat meningkatkan dalam apresiasi terhadap kesenian khususnya seni rupa dengan penciptaan karya ini supaya dapat menjadi sebuah wawasan tentang keterampilan manfaat seni grafis. 4. Pembuatan karya ini dapat bermanfaat sebagai pengembangan ilmu kesenirupaan. E. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam penulisan serta pembacaan laporan penciptaan karya Seni Grafis yang berjudul APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK, maka dalam karya tulis ini disusun dalam sistematika penulisan sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan terdiri dari latarbelakang mengenai alasan penulis mengambil tema motif Navajo sebagai objek berkarya, rumusan masalah penciptaan agar masalah yang akan dibahas bisa terarah, tujuan penciptaan agar tercapainya penciptaan karya grafis, manfaat penciptaan. 2. BAB II LANDASAN TEORI Berisikan mengenai kajian-kajian teori, sehingga penulis memiliki latarbelakang untuk mempermudah mengkaji tema yang diangkat. Pengetahuan tersebut meliputi kajian seni grafis, cetak saring, cetak tinggi, unsur-unsur seni rupa, prinsip seni rupa serta penjelasan mengenai motif Navajo. 3. BAB III METODE PENCIPTAAN Menjelaskan mengenai bagaimana proses pembuatan karya. Dimulai dari proses pertama kali munculnya ide berkarya, teknik pengumpulan data, cara penulisan karya, mengolah ide, dan dilanjutkan dengan proses pembuatan karya. 4. BAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA Pada bab ini menampilkan hasil karya yang berupa dokumentasi lengkap beserta analisis karya. Setiap analisis karya tersebut mengacu kepada teori-teori yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya yaitu landasan toeri.

5 5. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan dan saran mengenai keseluruhan proses dalam pembuatan karya dan saran yang akan disampaikan oleh penulis sebagai masukan agar lebih baik lagi kepada pihak-pihak tertentu.