BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Sebagai pendidik, guru

BAB I PENDAHULUAN. negara menjadi lebih baik. Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan pada saat ini. Bukan karena adanya peningkatan melainkan

BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.

Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU TAMAN KANAK-KANAK KABUPATEN KEDIRI

LAPORAN AKHIR IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu fungsi manajemen pendidikan yang harus diaktualisasikan.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROBLEM KENAIKAN PANGKAT GURU Oleh : Istamaji, S.I.Kom (Analis Kepegawaian Pertama Kantor Kementerian Agama Kab. Way Kanan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG. Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel :

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Pengertian, Prinsip, dan Karakteristik PTK) Oleh: Dwi Rahdiyanta *)

A. Latar Belakang Masalah

PEMENUHAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BAGI GURU SDN DAN SDN KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengelolaan program dalam layanan pendidikan bisa terselenggara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DI SD NEGERI KALONGAN 02, DESA KALONGAN, UNGARAN TIMUR Semion Nuh,

BAB I PENDAHULUAN. dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan atas dasar prestasi dan kinerjanya. dengan meningkatkan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan sebagai guru.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

448 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab 2 Pasal 2 yakni mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta. dilaksanakan melalui wadah yang disebut dengan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi. aspek kompetensi pedagogik adalah guru mampu melakukan tindakan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Seiring zaman yang selalu berkembang dan dunia pendidikan yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Tekhnologi sangat besar. Semua dapat dilihat dalam fenomena kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal ini berkaitan dengan ha kikat pendidikan yaitu sebagai upaya

Artikel Jurnal. Oleh : Diaz Wiryawan NIM

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

I. PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, pendidikan sangatlah penting. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang mampu bersaing di dunia internasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah kota Malang mengharapkan supaya semua pegawai negeri tak

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan

A. Minat Belajar B. Prestasi Belajar... 8 C. Metode Diskusi D. Mata Pelajaran IPS SD BAB III TUJUAN DAN MANFAAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang- Undang Sisdiknas No. 2 Tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih baik. Sebuah proses perubahan yang dilakukan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah program. Program yang melibatkan sejumlah komponen

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan efektif apabila satuan

Keywords: pengembangan keprofesian berkelanjutan, penelitian tindakan kelas

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian pendidikan

PEDOMAN PEMBIMBINGAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ONLINE (KTI ONLINE) TAHUN 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Produktif di SMK Negeri 1 Tarakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara siswa dengan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10

PEDOMAN. ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. muda penerus bangsa untuk membangun negeri ini. menjalankan profesinya. Tidak hanya dalam mengajar kepada siswa didik, tetapi

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd.

PEMBERDAYAAN PROFESIONALISME GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DALAM ANALISIS STATISTIK PENELITIAN EKSPERIMEN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu tempat untuk mendapatkan pendidikan secara formal. Sekolah juga merupakan tempat dimana proses belajar mengajar berlangsung antar guru dan peserta didik. Salah satu dari tujuannya adalah mendapatkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadiajn, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Guru merupakan salah faktor yang sangat penting dalam tercapainya tujuan pendidikan diatas. Disamping itu guru juga mempunyai peranan yang cukup penting yaitu sebagai sarana penyampai materi pembelajaran. Dan juga dapat dikatakan sebagai sentra pembelajaran. Pendidikan yang bermutu dan berkualitas membutuhkan guru yang profesional dibidangnya. Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menyebutkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan 1 Udang-undang Republik Indonesia, No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1, pasal 1, ayat 1. 1

mengevaluasi peserta didk pada pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. 2 Guru yang profesional juga harus benar-benar sadar dengan tugas dan tangggung jawabnya sebagai seorang pendidik. Dalam proses belajar mengajar guru juga harus dapat mengintrospeksi diri, selalu berusaha ingin maju agar mampu menyelesaikan tugasnya sebagai seorang pendidik dengan baik dan benar. Untuk itu guru dituntut agar selalu kompeten,selalu berusaha meningkatkan kualiatas kemampuannya dengan menambah pengetahuan, memperkaya pengalaman, memperbanyak buku bacaan, mengikuti seminar lokakarya dll. Guru yang profesional juga harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan dan merencanakan proses pembelajaran. Sebagai seorang pendidik guru mempunyai tugas dan wewenang mengarahkan kegiatan belajar siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu guru juga harus menguasai materi pelajaran yang diajarkan dan sekiranya dapat menyampaikan materi bahan pelajaran dengan baik sehinggga muncul ketertarikan serta semangat siswa untuk belajar dan mendapatkan hasil belajar yang optimal. Guru yang efektif dan kompeten secara profesional memiliki kemampuan untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif serta mampu mengembangkan strategi dan manajemen pembelajaran. Kemampuan memberikan umpan balik(feedback) dan penguatan 2 Undang-undang Republik Indonesia, No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, bab 1 ayat 1, pasal 1. 2

(treatment), serta memiiki kemampuan untuk peningkatan diri. 3 Guru juga membimbing siswa agar dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar dan mampu membantu siswa untuk memecahkan materi yang diajarkan. Proses belajar mengajar yang dilakukan dikelas itulah yang akan mempengaruhi mutu dan kualitas pendidikan peserta didiknya. Guru mengalami banyak persoalan pembelajaran baik itu yang berhubungan dengan pemahaman materi, penggunaan metode, media alat peraga maupun alat evaluasi. Untuk mengatasi persoalan tersebutseharusnya guru bisa melakukan tindakan-tindakan secara sistematis, terarah dalam suatu proses, sehingga ada perubahan dan perbaikan. Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal dibutuhkan guru yang kreatif dan inovatif yang selalu mempunyai keinginan terus menerus untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses belajar mengajar dikelas. Karena dengan peningkatan mutu proses belajar mengajar dikelas, mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Oleh karena itu upaya untuk memperbaiki proses dan meningkatkan mutu proses belajar mengajar dikelas harus selalu dilakukan. Upaya tersebut salah satunya adalah dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 4 Dengan PTK kelemahan dan kekurangan dalam proses belajar mengajar akan dapat teridentifikasi dan terdeteksi untuk selanjutnya dicari solusi yang tepat.di dalam PTK guru dapat meneliti sendiri praktik pembelajaran yang dilaksanakannya dikelas. Baik dilihat dari interaksinya dikelas dalam proses belajar mengajar atau hasil pembelajaran secara reflektif. PTK dapat 3 E Mulyasa, 2009, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, Remaja Rosdakarya, hal. 147. 4 Kunandar,Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, hal. 48. 3

dilaksanakan secara terintregasi dengan kegiatan pembelajaran dikelas seharihari sehingga tidak mengganggu tugas pokok guru. 1.2.Permasalahan Aturan baru Angka Kredit bagi kenaikan Pangkat dan Jabatan Guru telah berlaku efektif sejak 1 Januari 2013 lalu. Aturan itu merupakan pelaksanaan dari Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permen PAN dan RB) Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam Peraturan yang disahkan pada 10 November 2009 itu dinyatakan bahwa untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru serendah-rendahnya Golongan III/b diwajibkan membuat Karya Inovatif berupa Penelitian, Karya Tulis Ilmiah, Alat Peraga, Modul, Buku, atau Karya Teknologi Pendidikan yang nilai angka kreditnya disesuaikan. 5 Salah satu dari karya inovatif tersebut adalah membuat penelitian. Sedangkan Penelitian secara umum dapat diartikan sebagai kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut metode ilmiah yang sistematis untuk menemukan informasi ilmiah dan atau teknologi baru, membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis sehingga dapat dirumuskan teori atau proses gejala sosial. Penelitian Tindakan Kelas merupakan bagian dari suatu penelitian yang diharapkan dapat menciptakan budaya belajar dikalangan para guru. Selain itu juga PTK mempunyai peranan yang sanagat penting untuk meningkatkan mutu pembelajaran di dalam kelas. 5 Permen PAN dan RB, No 16 Tahun 2009, Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, Bab VII, Pasal 17, ayat 6. 4

Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan yang kreatif dan inovatif sebagai pengembangan untuk profesionalitasnya mengharuskan guru mampu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dikelasnya. Penelitian Tindakan kelas (PTK) adalah suatu bentuk kegiatan refleksi yang dilakukan oleh para pelaku dunia pendidikan daam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionaitas dan keadilan tentang:a)praktikpraktik pendidikan mereka;b) pemahaman mereka tentang praktik praktik tersebut;c) situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan. 6 Penelitian Tindakan Kelas atau PTK memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran dikelas. PTK juga dapat membantu memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran dikelas melalui tindakan bermakna yang dapat digunakan untuk memperbaiki mutu pembelajaran yang dilakukan guru saat proses belajar mengajar berlangsung.tindakan-tindakan kelas yang dilakukan guru dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran di kelas pada dasarnya merupakan esensi dari sebuah PTK. Guru-guru akan dengan mudah melakukan PTK sesuai dengan prosedur dengan menemukan masalah di kelas, mengamati, dan melakukan penelitian serta solusi perbaikan mutu pembelajaran. Tugas dan tanggung jawab apabila guru benar-benar memahami bahwa dalam upaya meningkatkan profesionalitasnya, guru harus mengamati, meneliti, menulis, dan menemukan solusi atas permasalahan pembelajaran di kelas. 6 Kunandar, 2011, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi guru, Jakarta, Media Press, hal. 46. 5

Kenyataannya, ketika guru dituntut untuk membuat PTK sebagai bagian dari tuntutan profesinya, guru masih enggan untuk membuat PTK. Di Ambarawa dari jumlah Sekolah Menegah Pertama Negeri sebagian besar guru belum membuat PTK. Data dibawah ini menjelaskan bahwa jumlah sebagian besar guru yang mengajar di Ambarawa belum membuat Penelitian Tindakan Kelas. Tabel 1.1 Daftar guru yang Mengajar Di SMP N di Kecamatan Ambarawa yang belum membuat PTK Pada bulan Januari-April 2014. Nama Sekolah Jumlah Guru Yang Mengajar Jumlah Guru Yang belum Membuat PTK SMP N 1 Ambarawa 41 37 SMP N 2 Ambarawa 45 40 SMP N 3 Ambarawa 30 27 SMP N 4 Ambarawa 25 24 SMP N 5 Ambarawa 23 20 Sumber: Data lapangan peneliti bulan Januari-April 2014 Hasil penelitian pendahuluan melalui wawancara dan pengamatan penulis pada Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kecamatan Ambarawa ada guru yang sudah membuat dan melaksanakan PTK dan ada guru yang belum membuat PTK. Berdasarkan data dan uraian yang penulis paparkan diatas dapat dirumuskan permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian adalah Apakah Faktor Penyebab Sebagian Guru Sekolah Menegah Pertama Negeri Di Kecamatan Ambarawa Belum Membuat Penelitian Tindakan Kelas? 6

1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab sebagian guru Sekolah Menegah Pertama Negeri di Kecamatan Ambarawa belum membuat Penelitian Tindakan Kelas? 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang baik bagi pihak peneliti maupun bagi pengembangan ilmu pengetahuan secara akademik. Secara lebih rinci penelitian ini bermanfaat bagi: 1. Memberikan masukan kepada sekolah untuk memahami arti pentingnya Penelitian Tindakan Kelas dilakukan. 2. Sebagai bahan gambaran dan masukan bagi guru guru yang sedang melakukan PTK dalam rangka meningkatkan dan memajukan mutu dan kualitas pendidikan yang ada didalam lembaga sekolah formal saat ini. 1.4.2. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini mendukung pendapat dari Elliot yang berpendapat: penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi social dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi social tersebut. 7 7 Kunandar, Op.Cit.,hal.43. 7

1.5.Keterbatasan Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui faktor penyebab sebagian guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Ambarawa belum membuat Penelitian Tindakan Kelas. Mengingat biaya dan waktu yang terbatas, penelitian ini hanya menfokuskan pada Penyebab sebagian guru yang belum membuat PTK. Keterbatasan lainnya adalah kurangnya kooperatif guru guru pada saat melakukan wawancara seperti memindahkan hari dan waktu untuk wawancara serta sedikitnya waktu wawancara yang diberikan guru. Waktu yang terbatas yang diberikan guru pada saat penelitian ini disebabkan karena jadwal mengajar guru yang padat dan penelitian ini berbarengan dengan berbagai kegiatan sekolah seperti TTS, UAS dan UAN yang menjadikan guru sulit ditemui untuk wawancara sehingga penelitian ini menjadi semakin lama. 8