Medsains Vol. 1 No.01, Maret 2015 : 7-12

dokumen-dokumen yang mirip
ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGISIAN PARTOGRAF SECARA LENGKAP OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, No. 2 Juni 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN LEMBAR PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA IBI RANTING NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

HUBUNGAN SIKAP DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Karakteristik Dukun Bersalin Tentang Kemitraan dengan Bidan di Wilayah Puskesmas Mataraman Kabupaten Banjar

PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN UMUR IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN POSYANDU (D/S) Beatric Maria Dwi Jayanti Baga

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

MENGANALISIS PERBEDAAN KEPATUHAN IBU MEMBAWA BUKU KIA SERTA KELENGKAPAN PENGISIAN BUKU KIA

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

Ratna Feti Wulandari Akademi Kebidanan Pamenang Pare - Kediri

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

Meningkatkan Kinerja Bidan dalam Upaya Menurunkan Angka Kejadian Partus Lama di RSUD Rokan Hulu. Andriana* Syafneli**

Hubungan Pengetahuan Bidan Dengan Penerapan Penggunaan Partograf di Ruang Kebidanan RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN NGUDI SARAS KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Pada proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ASUHAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MASASE FUNDUS UTERI TERHADAP PENGETAHUAN DAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 7 Juli 2017

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI POLINDES KHARISMA DEPOK CONDONG CATUR

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

**) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl Nakula I N Semarang ABSTRACT

TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PENULISAN PARTOGRAF KNOWLEDGE LEVEL WITH ACCURACY PARTOGRAPH WRITING

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

ANALISYS THE FULFILLMENT PARTOGRAPH IN MONITORING PHASE I FOR DECREASE MORTALITY IN DELIVERING BABY SeptiRianawati 1, YuliTrisnawati 2 ABSTRACT

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada Hari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

Teguh Pribadi 1 ABSTRAK

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

DETERMINAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K)

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN LEMBAR PARTOGRAF DALAM MEMONITOR PERSALINAN DI RSUD KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN UMUR IBU DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TAHUN

PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENCY DASAR (PONED)

Dian Azani Dosen Akbid 165 Pekanbaru, Indonesia ABSTRACT

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PELATIHAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DALAM PELAKSANAAN STANDAR ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)

Hubungan Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dengan Lamanya Persalinan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM PONTIANAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP RISIKO 4T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Primigravida. Relationship With Birth Weight Normal On Labor Perineal Rupture Primigravida

Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN DALAM PENGGUNAAN PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 Lia Aria Ratmawati *1, Dewie Sulistyorini *2 1 Dosen Program Studi DIII Kebidanan Politeknik Banjarnegara E-mail : aria_lie13@yahoo.co.id 2 Dosen Program Studi DIII Kebidanan Politeknik Banjarnegara E-mail : dewiesulistyorini@gmail.com Received date: 27/11/2014, Revised date: 29/11/2014, Accepted date: 4/12/2014 ABSTRACT Maternal mortality in Banjarnegara have shown a decline for 3 years in a row, that is 140,3/100.000 KH (2008); 125/100.000 KH (2009); 66,7/100.000 KH (2010). However, there is an increase 74,1/100.000 KH in 2011, so the efforts to maintain maternal mortality remain under MDGs target, still requires commitment and continuous effort. Ability and skill in monitoring labor by using partographs must be possessed by health workers who help births. The research airmed to determine factors which relates to midwives compliance in partographs using in the area of Health Department Banjarnegara year 2014. This research used analytic and cross sectional method. Questioner was used to review age, education and knowledge of partographs. Partographs sheet is to determine compliance. Sampling method used total sampling with 13 Public Health Center in the area of Health Department Banjarnegara. Data was analyzed by frequency distribution and chi-square test. The result showed that 56% respondents are 20-30 years old, 98% respondents are educated DIII midwifery and 82% respondents are disobedient using partographs. There was no relation between respondents age and obedience partographs using (p-value 0,316). There was no relation between respondents education and obediencepartographs using (p-value 0,636). There was relation between knowledge and obedience partographs using (p-value 0,02). Public Health Center is hoped especially coordinator midwife to do evaluation with Public Health Center about disobedience in partographs making by evaluating so that it is hoped all midwives in the area of Banjarnegara to be understand and obey in observing birth using partographs, it is to detect early emergency. Keywords : Age, education, obedience, partographs. ABSTRAK AKI di Kabupaten Banjarnegara telah menunjukkan penurunan selama 3 tahun berturut-turut, yaitu sebesar 140,3/100.000 KH (2008); 125/100.000 KH (2009); 66,7/100.000 KH (2010). Namun demikian terjadi kenaikan pada tahun 2011 menjadi 74,1/100.000 KH, sehingga upaya untuk mempertahankan AKI tetap dibawah target MDGs, masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus. Kemampuan dan keterampilan dalam pemantauan persalinan dengan menggunakan partograf harus dimiliki setiap petugas kesehatan yang menolong persalinan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan bidan dalam penggunaan partograf di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2014.. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Instumen yang digunakan adalah kuesioner untuk mengkaji usia, pendidikan, pengetahuan tentang partograf, lembar partograf untuk mengetahui kepatuhan. Metode pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah 13 Puskesmas PONED di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi dan uji chi-square. Hasil penelitian 56% responden berumur 20-30 tahun, 98% responden berpendidikan DIII Kebidanan, 82% responden tidak patuh penggunaan partograf. Tidak ada hubungan antara usia responden dengan kepatuhan penggunaan partograf (p-value 0,316). Tidak ada hubungan antara pendidikan responden dengan kepatuhan penggunaan partograf (p-value 0,636). Ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan partograf (p-value 0,02). Saran dalam penelitian diharapkan pada pihak 7

Puskesmas khususnya bidan koordinator melakukan evaluasi bersama di puskesmas tentang ketidakpatuhan dalam pembuatan partograf dengan cara pembahasan sehingga diharapkan semua bidan di wilayah kabupaten Banjarnegara akan lebih memahami dan patuh dalam pemantauan persalinan menggunakan partograf untuk mendeteksi secara dini kegawatdaruratan yang terjadi. Kata kunci : usia, pendidikan, kepatuhan, partograf. PENDAHULUAN Derajat kesehatan ibu dan bayi baru lahir di Indonesia masih memprihatinkan, hal ini dapat dilihat dari tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu target dalam Millennium Development Goals (MDGs) ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 diharapkan turun menjadi 102/100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tujuan ke-4 dari MDGs yaitu mengurangi tingkat kematian anak hingga mencapai 23/1000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2008; h. 2). AKI di Kabupaten Banjarnegara telah menunjukkan penurunan selama 3 tahun berturut-turut, yaitu sebesar 140,3/100.000 KH (2008); 125/100.000 KH (2009); 66,7/100.000 KH (2010). Namun demikian terjadi kenaikan pada tahun 2011 menjadi 74,1/100.000 KH, sehingga upaya untuk mempertahankan AKI tetap dibawah target MDGs, masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus (Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, 2012). Salah satu faktor yang penting dalam tingginya tingkat kematian maternal menurut Hakimi (2010) adalah faktor-faktor pelayanan kesehatan. Penanganan yang tidak tepat atau kurang memadai oleh petugas kesehatan di laporkan merupakan faktor yang ikut berperan dalam 11-47% kejadian kematian maternal di Negara Berkembang. Selain itu, menurut Saefudin (2008) 90% kematian ibu terjadi di saat persalinan dan penyebab kematian ibu adalah komplikasi obstetrik yang sering tidak dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya pendarahan, partus lama atau partus tak maju. Deteksi dini pada tiap kemajuan persalinan dan pencegahan partus lama bermakna dapat menurunkan risiko terjadinya sepsis, pendarahan pasca persalinan, ruptur uteri dengan segala akibatnya. Bidan sebagai salah satu ujung tombak pemberian pelayanan kesehatan khususnya kebidanan terhadap masyarakat juga mempunyai andil yang sangat besar dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi. Bidan dalam memberikan pelayanan sesuai fungsinya harus sesuai dengan protap pelayanan yang telah distandarkan, salah satunya Bidan harus menerapkan Asuhan Persalinan Normal (APN) sebagai dasar dalam melakukan pertolongan persalinan. Salah satu upaya deteksi dini persalinan adalah pengamatan dengan menggunakan partograf (Depkes RI, 2008). Partograf merupakan alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama dari partograf adalah untuk mencatat hasil observasi, kemajuan persalinan dan mengambil keputusan. Pemantauan partograf meliputi kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2008). Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara sampai akhir tahun 2013 terdapat 15.182 persalinan. Penulis juga melakukan wawancara terhadap 10 bidan, diantaranya yaitu Bidan Puskesmas maupun Bidan Desa, mereka mengatakan ada persalinan yang kadang tidak dibuatkan partograf dengan alasan pasien datang sudah dengan pembukaan lengkap dan Bidan tidak sempat membuatkan partograf terlebih dahulu dan format partograf habis belum sempat diperbanyak, sejumlah 5 orang (50%) dan ada 5 bidan (50%) yang kurang paham tentang kaidah pengisian partograf yang benar, sehingga sering terjadi kesalahan dalam pengisian partograf sejumlah 5 orang (50%). Berdasarkan kenyataan dan fakta di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Bidan dalam Penggunaan Partograf di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2014. 8

BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan pendekatan Cross Sectional yang artinya yaitu pengumpulan dapat dilakukan sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah bidan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara sejumlah 13 Puskesmas PONED di wilayah Kerja Kabupaten Banjarnegara. Sampel dalam penelitian ini yaitu 13 Puskesmas PONED di wilayah kerja Kabupaten Banjarnegara. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling yaitu pengambilan sampel secara keseluruhan (Arikunto, 2006). Metode Penelitian yang digunakan adalah metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Instument yang digunakan adalah kuesioner untuk mengkaji usia, pendidikan, kuesioner pengetahuan tentang partograf, lembar partograf untuk mengetahui kepatuhan. Metode pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah 13 Puskesmas PONED di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. Metode pengambilan datanya dilakukan dengan cara wawancara, pencatatan dan observasi serta data dikumpulkan dari data primer. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi yang menggambarkan persentase usia, pendidikan, pengetahuan dan kepatuhan partograf. Sedangkan untuk mengetahui adanya hubungan pada masing-masing variabel dilakukan perhitungan dengan uji Chi-Square. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Umur Tabel 1. Distribusi frekuensi umur responden No. Umur Frekuensi Prosentase (%) 1. 20-30 tahun 28 56 2. 31-40 tahun 18 36 3. 40-50 tahun 4 8 Tabel 1. menunjukkan bahwa umur responden mayoritas pada usia 20-30 tahun sebanyak 56%. Menurut Elisabet BH yang dikutip oleh Nursalam (2003) umur adalah usia yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. 2. Pendidikan Responden Tabel 2. Distribusi frekuensi pendidikan responden No. Pendidikan Frekuensi Prosentase (%) 1. DI Kebidanan 1 2 2. DIII Kebidanan 49 98 Tabel 2 menunjukkan bahwa responden 98% berpendidikan DIII Kebidanan. Notoatmodjo (2003) menambahkan, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai yang diperkenalkan. Tingkat pendidikan merupakan faktor utama kemampuan untuk mencerna dan memahami suatu informasi. Hasil pemahaman dan ilmu yang diterima oleh responden berpendidikan Diploma III akan berbeda dengan responden yang berpendidikan Diploma I. Disini tingkat pendidikan juga mencerminkan lamanya proses belajar, seperti diungkapkan oleh Notoatmodjo (2003). Banyaknya responden yang berpendidikan Diploma III diharapkan akan meningkatkan kualitas persalinan yang dilaksanakan, terutama dalam pemantauan menggunakan partograf. 9

3. Pengetahuan Responden tentang Partograf Tabel 3. Distribusi frekuensi pengetahuan tentang responden partograf No. Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%) 1. Baik 46 92 2. Cukup 2 8 3. Kurang 0 0 Tabel 3 menunjukkan bahwa pengetahuan responden mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 92%. Wawan dan Dewi (2010) menyatakan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya. Oleh karena itu semakin tinggi pendidikan dan keterampilan seseorang kemungkinan makin baik tingkat pengetahuan yang dimiliki. 4. Kepatuhan Penggunaan Partograf Tabel 4. Distribusi frekuensi kepatuhan pengunaan partograf No. Kepatuhan Frekuensi Prosentase (%) 1. Patuh 9 18 2. Tidak Patuh 41 82 Tabel 4 menunjukkan bahwa 82% responden tidak patuh penggunaan partograf. Menurut Prijadarmito (2003), kepatuhan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana tidak dapat berbuat sebagaimana lazimnya. Ketidakpatuhan bidan dalam melakukan pemantauan persalinan dengan partograf akan menyebabkan tidak segera terdeteksinya jika ada masalah dalam proses persalinan yang dapat mengakibatkan terlambatnya penanganan. Mengatasi hal tersebut, perlu adanya evaluasi bersama di puskesmas tentang ketidakpatuhan dalam pembuatan partograf dengan cara pembahasan sehingga diharapkan semua bidan di wilayah kabupaten Banjarnegara akan lebih memahami dan patuh dalam pemantauan persalinan menggunakan partograf. Pada penelitian ini ketidakpatuhan bidan pada pengisian partograf pada item no register tidak terisi; pada tindakan pada bayi normal tidak diberi tanda centang ( ) pada tindakan yang dilakukan; penulisan lama waktu kala I, II dan III tidak ditulis (contoh Kala I 8 jam 20 menit); tempat laserasi tidak ditulis lengkap; tanggal partus tidak ditulis; pengisian tabel pemantauan tidak lengkap; serta pencoretan pada tindakan yang tidak dilakukan ( ). 5. Hubungan Antara Umur Responden Dengan Penggunaan Partograf Tabel 5. Tabulasi silang usia responden dengan penggunaan partograf Kepatuhan Jumlah p-value Usia Patuh Tidak Patuh ƒ % ƒ % ƒ % 20-30 tahun 24 85,7 4 14,3 28 100 31-40 tahun 13 72,2 5 27,8 18 100 41-50 tahun 4 100 0 0 4 100 41 82 9 18 50 100 0,316 Tabel 5 menunujukkan hasil bahwa usia 20-30 tahun yang patuh dalam menggunakan partograf sebanyak 85,7% dan yang tidak patuh dalam menggunakan partograf sebanyak 14,3%. Dalam perhitungan chi square diperoleh hasil nilai p-value 0,316, karena nilai p-value > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara usia responden dengan kepatuhan menggunakan partograf. 10

6. Hubungan Antara Pendidikan Dengan Penggunaan Partograf Tabel 6. Tabulasi silang pendidikan responden dengan penggunaan partograf Kepatuhan Jumlah p-value Pendidikan Patuh Tidak Patuh ƒ % ƒ % ƒ % DI Kebidanan 1 100 0 0 0 0 0,636 DIII Kebidanan 40 81,6 9 18,4 50 100 41 82 9 18 50 100 Tabel 6 menunjukkan hasil bahwa pendidikan responden DIII Kebidanan, yang patuh dalam menggunakan partograf sebanyak 81,6% dan yang tidak patuh dalam penggunaan partograf sebanyak 18,4%. Dalam perhitungan chi square diperoleh hasil nilai p-value 0,636, karena nilai p-value > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan responden dengan kepatuhan penggunaan partograf. Tabel 5 menunjukkan hasil bahwa responden kisaran umur 31-40 tahun yang tidak patuh dalam menggunakan partograf sebanyak 27,8% sedangkan responden dengan umur 20-30 tahun sebanyak 14,3%. Pengalaman yang dimiliki berdampak terhadap kualitas pelayanan yang diberikan pada masyarakat dan juga menjadi salah satu hal yang membuat bidan tidak patuh dalam penggunaan partograf untuk pemantauan kemajuan persalinan maupun pemantauan keadaan ibu dan janin saat proses Kala I sampai Kala IV. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi rutin dari bidan koordinator agar bidan pada saat penggunaan partograf atau setelah penggunaan partograf. 7. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Penggunaan Partograf Tabel 7. Tabulasi silang pengetahuan responden dengan penggunaan partograf Kepatuhan Jumlah p-value Pengetahuan Patuh Tidak Patuh ƒ % ƒ % ƒ % Cukup 0 0 2 100 2 100 0,02 Baik 41 85,4 7 14,6 48 100 41 82 9 18 50 100 Tabel 7 menunjukkan hasil bahwa yang berpengetahuan baik 48 responden yang patuh dalam penggunaan partograf sebanyak 85,4% dan yang tidak patuh dalam penggunaan partograf sebanyak 14,6%. Dalam perhitungan chi square diperoleh hasil nilai p-value 0,02, karena nilai p-value < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan partograf. Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa seseorang dengan pengetahuan yang baik, berawal dari tahu, seseorang tersebut akan memahami setiap ilmu ataupun informasi yang diperoleh, saat seseorang tersebut paham akan baiknya informasi tersebut maka ia akan mengaplikasikan informasi tersebut. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan mempengaruhi kepatuhan pemantauan persalinan dengan partograf. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut, 56% reponden berumur 20-30 tahun; 98% responden berpendidikan DIII Kebidanan; 82% responden tidak patuh penggunaan partograf; tidak ada hubungan antara usia responden dengan kepatuhan penggunaan partograf (p-value 0,316); tidak ada hubungan antara pendidikan responden dengan kepatuhan penggunaan partograf (pvalue 0,636) dan ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan partograf (p-value 0,02). 11

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta. Depkes RI. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. JNPKKR, Jakarta. Dewi, Wawan. 2010. Teori Dan Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Manusia. Nuha Media, Yogyakarta. Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. Banjarnegara. Hakimi, Muhammmad. 2010. Ilmu Kebidanan patologi dan Fisiologi Persalinan. Yayasan Esensia Medika, Yogyakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, S., 2003, Ilmu Kesehatan Masayarakat Prinsip-Prinsip dasar, PT Rineka Cipta, Jakarta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta. Prijadarminto. 2003. Pengertian Kepatuhan. www.psykologymania.com/2012/08/. Diperoleh 21 Oktober 2012. Saefudin, Abdul Bari. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBS-SP, Jakarta. 12