BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. World Travel and Tourism Council mencatat bahwa Australia memiiki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. pengelolaan kebersihan lingkungan pantai di Bali dan Pantai Sanur Kaja.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.program pengembangan dan

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal penting bagi suatu negara. Pariwisata bagi

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Pemerintah daerah hendaknya

BAB I. Pendahuluan. terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata disuatu daerah akan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. baik kepada seluruh pelaku pariwisata dan pendukungnya. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. daya bagi kesehjateraan manusia yakni pembangunan tersebut. Adapun tujuan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasikan sektor-sektor produktif lainnya (Pendit,

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. ditengarai terdapat pergeseran orientasi, dari mass tourism menuju ke alternative

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek wisata. Berkembangnya sektor pariwisata di suatu negara akan menarik sektor lain untuk berkembang pula karena produk-produknya diperlukan untuk menunjang industri pariwisata, seperti sektor pertanian, peternakan, perkebunan, kerajinan rakyat, peningkatan kesempatan kerja, dan lain sebagainya. Mata rantai yang kegiatan yang terkait dengan industri pariwisata tersebut mampu menghasilkan devisa dan dapat pula digunakan sebagai sarana untuk menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesempatan kerja. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang telah diubah menjadi Undang-Undang 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah merupakan landasan bagi Pemerintah Daerah dalam menjalankan roda pemerintahan di daerahnya. Otonomi daerah menciptakan ruang gerak yang lebih bebas dalam membuat kebijakan dan peraturan daerah yang melibatkan pihak-pihak terkait yang sesuai dengan

2 pemahaman dan kebutuhan masyarakat masing-masing daerah tersebut, tidak terkecuali dengan pembangunan sektor pariwisata. Pembangunan sektor pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan (leading sector) dalam perekonomian nasional yang senantiasa perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Jika ditinjau dari aspek sosial ekonomi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, perluasan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan pemerintah, peningkatan penerimaan devisa meningkatkan kewirausahaan nasional dan turut mendorong pembangunan di daerah. Kemajuan dan kesejahteraan yang makin tinggi telah menjadikan pariwisata sebagai bagian pokok dari kebutuhan atau gaya hidup manusia, dan menggerakkan jutaan manusia untuk mengenal alam dan budaya ke belahan atau kawasan dunia lainnya. Pergerakan jutaan manusia selanjutnya mengerakkan mata rantai ekonomi yang saling berkaitan menjadi industri jasa yang memberikan kontribusi penting bagi perekonomian dunia, perekonomian bangsabangsa, hingga peningkatan kesejahteraan ekonomi di tingkat masyarakat lokal. Dari perspektif pembangunan sumber daya manusia, pariwisata mempunyai potensi untuk dijadikan instrumen dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya penduduk sekitar Destinasi Pariwisata. Dengan demikian, pariwisata dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bukan saja kesejahteraan material dan spiritual, tetapi juga sekaligus meningkatkan

3 kesejahteraan kultural dan intelektual. Ditilik dari perspektif bangsa yang lebih luas, pariwisata mempunyai potensi yang jauh lebih besar dan juga lebih mulia, yaitu dapat meningkatkan kualitas hubungan antar manusia dan antar bangsa sehingga terjalin saling pengertian yang lebih baik, sikap saling menghargai, persahabatan, solidaritas, bahkan perdamaian. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan digariskan bahwa pembangunan pariwisata perlu ditingkatkan untuk memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, meningkatkan penerimaan devisa serta memperkenalkan alam kebudayaan bangsa Indonesia. Dalam menghadapi perubahan global dan penguatan hak pribadi masyarakat untuk menikmati waktu luang dengan berwisata, perlu dilakukan pembangunan kepariwisataan yang bertumpu pada keaneka- ragaman, keunikan, dan kekhasan bangsa dengan tetap menempatkan kebhinekaan sebagai suatu yang hakiki dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan demikian, pembangunan kepariwisataan dapat dijadikan sarana untuk menciptakan kesadaran akan identitas nasional dan kebersamaan dalam keragaman. Pembangunan kepariwisataan dikembangkan dengan pendekatan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat dan pembangunan yang berorientasi pada pengembangan wilayah, bertumpu kepada masyarakat, dan bersifat memberdayakan masyarakat yang mencakup berbagai aspek, seperti sumber daya manusia, pemasaran, destinasi, ilmu pengetahuan dan

4 teknologi, keterkaitan lintas sektor, kerja sama antar negara, pemberdayaan usaha kecil, serta tanggung jawab dalam pemanfaatan sumber kekayaan alam dan budaya. Pariwisata adalah sektor yang semakin penting peranannya baik dalam skala global maupun nasional. Pertumbuhan yang pesat dalam industri pariwisata ini ditunjang dengan semakin besarnya pengeluaran wisata serta luasnya jangkauan dalam arti geografis maupun lapisan-lapisan masyarakat yang melakukan kegiatan wisata. Pengembangan pariwisata dewasa ini cenderung meningkat kegiatannya bersamaan dengan semakin digiatkannya pembangunan di bidang kepariwisataan. Pemerintah senantiasa berusaha meningkatkan pembangunan di sektor pariwisata, dengan harapan terjadi peningkatan jumlah wisatawan khususnya wisatawan manca negara. Selain mempunyai keuntungan dalam penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan, sektor pariwisata di kawasan pesisir dan laut juga berpotensi untuk meningkatkan kegiatan ekonomi lokal antara Iain peningkatan pendapatan masyarakat sekitar dan peningkatan pendapatan daerah. Peranan pariwisata dalam pembangunan negara pada garis besarnya berintikan pada 3 segi yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak), segi sosial (penciptaan lapangan kerja), dan segi kebudayaan (memperkenalkan kebudayaan kepada para wisatawan). Oleh karena itu pengembangan pariwisata harus diarahkan sedemikian rupa sehingga dapat membawa dampak terhadap

5 kesejahteraan ekonomi yang tersebar luas dalam masyarakat. Di samping itu pariwisata juga memberikan pengaruh yang besar pada peningkatan serta pemerataan pendapatan penduduk setempat. Sumber daya alam kepulauan, pantai dan laut dapat dikembangkan menjadi kawasan pariwisata yang berupa pemandangan kepulauan, pantai yang indah dan keaslian lingkungan seperti kehidupan di bawah air, bentuk pantai dan hutan pantai dengan berbagai jenis tumbuhan dan hewannya. Pengembangan pantai sebagai tempat wisata merupakan jasa lingkungan dari alokasi sumberdaya yang cenderung akan memberikan manfaat pada kepuasan batin seseorang dikarenakan mengandung nilai estetika tertentu. Pengembangan sektor pariwisata hakekatnya merupakan interaksi antara proses sosial, ekonomi, dan industri. Oleh karena itu unsur-unsur yang terlibat di dalam proses tersebut mempunyai fungsi masing-masing. Peran serta masyarakat diharapkan mempunyai andil yang sangat besar dalam proses ini. Untuk itu masyarakat ditempatkan pada posisi memiliki, mengelola, merencanakan dan memutuskan tentang program yang melibatkan kesejahteraannya (Korten dalam Kusmayadi dan Ervina, 1999:106). Dari sudut sosial, kegiatan pariwisata akan memperluas kesempatan tenaga kerja baik dari kegiatan pembangunan Prasarana dan Sarana maupun dari berbagai sektor usaha yang langsung maupun yang tidak langsung berkaitan dengan kepariwisataan. Pariwisata akan dapat menumbuhkan dan meningkatkan

6 pengenalan dan cinta terhadap tanah airnya, sehingga dapat memotifasi sikap toleransi dalam pergaulan yang merupakan kekuatan dalam pembangunan bangsa, selain itu juga pariwisata mampu memperluas cakrawala pandangan pribadi terhadap nilai-nilai kehidupan. Dari sudut ekonomi bahwa kegiatan pariwisata dapat memberikan sumbangan terhadap penerimaan daerah bersumber dari pajak, retribusi parkir dan karcis atau dapat mendatangkan devisa dari para wisatawan manca negara yang berkunjung. Adanya pariwisata juga akan menumbuhkan usaha-usaha ekonomi yang saling merangkai dan menunjang kegiatannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Pariwisata juga merupakan komoditas yang dibutuhkan oleh setiap individu. Alasannya karena aktivtas berwisata bagi seorang individu dapat meningkatkan daya kreatif, menghilangkan kejenuhan kerja, relaksasi, berbelanja, bisnis, mengetahui peninggalan sejarah dan budaya suatu etnik tertentu, kesehatan dan pariwisata spiritualisme. Karimunjawa adalah bagian dari Kabupaten Jepara merupakan gugusan 27 pulau kecil dengan luas daratan 7.120 ha. Kebijakan nasional telah menetapkan 22 pulau diantaranya berfungsi sebagai Taman Nasional Laut dengan luas perairan 111.625 ha (Purwanti, 2003). Dalam skala nasional, regional dan lokal, kawasan Karimunjawa juga berfungsi dan berperan sebagai daerah tujuan wisata andalan.

7 Karimunjawa merupakan wilayah yang memiliki ekologi yang unik akibat lokasi Kepulauan Karimunjawa berada terpisah dengan daratan besar, sehingga hal ini menimbulkan suatu keunikan tersendiri bagi wisatawan yang menyukai tantangan dan keindahan alam. Kepulauan Karimunjawa sangat potensial untuk digunakan sebagai wilayah pengembangan ekowisata dengan tanpa mengabaikan lingkungan. Karimunjawa kini dikembangkan menjadi pesona wisata Taman Laut yang mulai banyak digemari wisatawan lokal maupun manca negara sebagai surga wisata laut di Pulau Jawa. Kehidupan bawah laut dengan berbagai biotanya yang luar biasa, pantai-pantai berpasir putih nan indah, pulau-pulau kecil mempesona, serta masyarakat yang ramah dan bersahaja menjadi daya pikat taman laut nasional. Selain objek wisata, faktor pendukung sangat menentukan ketertarikan seseorang untuk mengunjungi objek tujuan wisata. Kita dapat melihat pendukung fisik dan non fisik yaitu keadaan yang membuat wisatawan aman dan nyaman. Untuk menjaga dan melestarikan hal tersebut pemerintah mengeluarkan program Sapta Pesona. Logo Sapta Pesona berbentuk matahari tersenyum menggambarkan semangat hidup dan kegembiraan sebagai sumber kehidupan. Tujuh sudut pancaran sinar yang tersusun rapi menggambarkan unsur-unsur Sapta Pesona yang terdiri dari 7 unsur aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan.

8 Sapta Pesona merupakan pendukung non fisik yang sangat penting keberadaanya. Sapta Pesona juga dapat menjaga keasrian lingkungan daerah tujuan wisata. Dalam hal ini, persepsi mengenai pariwisata diharapkan dapat meningkatkan kualitas hubungan antar manusia, hidup penduduk setempat, dan kualitas lingkungan hidup (Suwantoro, 1997 : 80). Masyarakat karimunjawa sebagian besar sumber pendapatannya dari nelayan, sejak adanya Surat Keputusan Mentri Kehutanan Nomer 123 tanggal 09 April 1986 tentang Cagar Alam Laut Karimunjawa (Luas 111.625 Ha), Surat Keputusan Mentri Kehutanan Nomer 78 tanggal 22 Februari 1999 tentang Taman Nasional Karimunjawa seluas 111.625 Ha terdiri dari Perairan seluas 110.117,30 Ha dan daratan seluas 1.507,70 HA, Surat Keputusan Mentri Kehutanan Nomer 74 tahun 2001 Tentang Penetapan Kawasan Taman Nasional Karimunjawa seluas 110.117,30 Ha sebagai Kawasan Pelestarian Alam (KPA) Perairan dan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 14 Tahun 2004 tanggal 26 Agustus tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP), Karimunjawa termasuk dalam Kawasan Unggulan, sejak saat itu penduduk mulai pindah profesi dari nelayan menuju pelaku usaha dengan membuka berbagai jenis usaha pariwisata diantara dengan membuka Jasa Penginapan, biro perjalanan wisata karimunjawa, penyewaan kapal, jasa pemandu wisata, souvenir, dan lain sebagainya. Diperkuat lagi dengan program pemerintah dengan Sapta Pesona sehingga mampu mendongkrak nama Karimunjawa sebagai

9 tempat wisata yang mempuyai daya pikat yang tinggi dan indah, ini terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan ke Karimunjawa. Adapun data kunjungan Wisatawan yang datang berkunjung ke Karimunjawa dalam periode 4 tahun terakhir dimana pada tahun 2009 jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Karimunjawa mencapai 15.836 orang, dan dari wisatawan manca negara mencapai 1.844 orang, pada tahun 2010 jumlah wisatawan nusantara mencapai 25.192 orang dan wisatawan mancanegara mencapai 2.267 orang, pada tahun 2011 jumlah wisatawan nusantara mencapai 32.729 dan wisatawan manca negara mencapai 2.848 dan pada tahun 2012 jumlah wisatawan nusantara 47.228 orang, wisatawan Mancanegara berjumlah 3.542 orang. Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Karimunjawa akan membuka kesempatan berusaha bagi masyarakat lokal untuk melakukan kegiatan dengan menyediakan berbagai macam kebutuhan wisatawan selama berada di Karimunjawa. Peluang ini dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat dengan menyediakan berbagai macam jasa atau barang-barang yang dibutuhkan maupun menyediakan barang-barang yang sekiranya dapat menarik minat wisatawan. Kegiatan dimaksud meliputi penyediaan Jasa pemandu wisata, hotel, makanan, dan minuman, souvenir, transportasi laut, dan lain sebagainya. Sebagian besar masyarakat yang melakukan kegiatan tersebut merupakan penduduk Karimunjawa. Peningkatan wisatawan yang berkunjung ke Karimunjawa akan

10 membawa dampak pada bertambahnya permintaan kebutuhan jasa dan barang yang dibutuhkan wisatawan, sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan/penghasilan masyarakat yang muaranya rakyat karimunjawa sejahtera. 1.2. Ruang Lingkup Masalah Dalam penelitian ini, peneliti mennggunakan metode penelitian kualitatif dan peneliti memberi batasan masalah sebagai berikut: a. Penelitian ini hanya dikhususkan untuk mengetahui Pola pikir masyarakat dari masyarakat nelayan menuju pelaku wisata pada pengembangan pariwisata di Karimunjawa. b. Penelitian ini mendokumentasikan aktivitas pariwisata sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi masyarakat Karimunjawa, mengidentifikasikan permasalahan masyarakat Karimunjawa dalam kesiapan diterapkanya Sapta Pesona. c. Penelitian ini untuk mengetahui dinamika permasalahan Pariwisata di Karimunjawa dan pengaruhnya terhadap peningkatan ekonomi dari masyarakat nelayan menuju pelaku wisata. 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan Perumusan masalah dilakukan guna memudahkan pelaksanaan penelitian agar tidak menyimpang dari permasalahan. Berdasarkan

11 pemaparan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana memberdayakan masyarakat nelayan menuju pelaku wisata pada pengembangan pariwisata di Karimunjawa. b. Mengetahui kendala apa yang dihadapi dalam Peningkatan wisatawan di Karimunjawa dan pertumbuhan ekonomi masyarakat Karimunjawa dari nelayan ke sektor barang dan jasa. 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan, menganalisis dan menginterpretasikan: a. Untuk mengetahui pemberdayaan masyarakat nelayan menuju pelaku wisata pada pengembangan pariwisata di Karimunjawa. b. Untuk mengetahui kendala apa yang dihadapi dalam pemberdayaan masyarakat dan pengembangan wisata karimunjawa.. 1.5. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk dijadikan sumbangan pada almameter.

12 b. Bagi peneliti dapat dijadikan sebagai bahan masukan sehingga dapat menerapkan perpaduan yang tepat dan sesuai antara praktek dan keadaan teoritis yang diterima di bangku kuliah. c. Untuk memberi sumbangan teoritis dalam bidang ilmu sumber daya manusia, terutama mengenai pemberdayaan masyarakat nelayan menuju pelaku wisata 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi mengenai kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Karimunjawa dalam meningkatkan pendapatan keluarga, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Pemda maupun dinas/instansi terkait dalam upaya mengembangkan obyek wisata dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Karimunjawa.