PERBANDINGAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI ANTARA SISWA SMAN, SMKN, DAN MAN (Studi Pada Siswa SMAN, SMKN, dan MAN Se Kec Sampang Kab Sampang)

dokumen-dokumen yang mirip
MINAT SISWI SMA Dr. SOETOMO SURABAYA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA KELAS XI SMA ISLAM BRAWIJAYA, SMA TARUNA NUSA HARAPAN, DAN SMA TAMAN SISWA DI KOTA MOJOKERTO

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA SMPN 1 SAMBENG DENGAN SISWA MTs 45 ASSA ADAH KANDANGAN

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA PROGRAM IPA DAN SISWA PROGRAM IPS KELAS XII DI SMA NEGERI 1 LAMONGAN

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL DI SMAN 2 LAMONGAN DAN SMKN 1 LAMONGAN

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani

Perbandingan Motivasi Belajar PJOK SMP Negeri Dan SMP Swasta

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

Perbandingan Pelaksanaan PPL Tahun 2013 Dengan PPP Tahun 2014 Mahasiswa FIK Unesa

PENERAPAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 BANYUWANGI

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 21 SURABAYA DAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 36 SURABAYA

Perbandingan Tingkat Kohesivitas Antara Siswa RSBI dan SSN

PENGARUH PERMAINAN LARI ESTAFET TERHADAP KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

Pengaruh Pemberian Permainan Kecil dalam Pemanasan Terhadap Minat Siswa dalam Pembelajaran Bolabasket

MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 2 TEMPEL KAB. SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

SKRIPSI. Oleh: SUGIYARNO NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERBANDINGAN KECERDASAN EMOSI DAN PERCAYA DIRI ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DAN PENCAK SILAT DI SMA NEGERI 1 BLUTO

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA BERDASARKAN POLA TRANSPORTASI KE SEKOLAH YANG BERBEDA (Studi Pada Kelas VIII SMP Negeri 3 Sampang)

PENERAPAN MEDIA MINI SOCCER BALL TERHADAP PEMBELAJARAN SEPAK SILA PADA SEPAK TAKRAW SISWA KELAS V SD NEGERI KETABANG SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWI SMK NEGERI 1 SURABAYA KELAS X TAHUN AJARAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR TEKNIK KERJA BENGKEL SISWA KELAS X TAV SMK NEGERI 2 SURABAYA BERDASARKAN MOTIVASI BELAJAR DAN TIPE GAYA BELAJAR SISWA

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

Nurasia Jurusan Kimia Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan pengaruh

Penerapan Modifikasi Permainan Bolavoli Terhadap Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014,

PERBEDAAN SIKAP SPORTIVITAS ANTARA SISWA PUTRA DAN PUTRI DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Pengaruh Metode Time Token Arends 1998 Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 1 Waru

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

IDENTIFIKASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWI SMK WIDYA KARYA TAHUN AJARAN (studi pada siswi SMK Widya Karya, Kabupaten Sidoarjo)

Penerapan Modifikasi Permainan Softball Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

SKRIPSI. Oleh: TRI SANDI ADI PANGESTU NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP MINAT MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 DONOROJO KECAMATAN DONOROJO

BAYU ADHY TAMA K

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI II NAWANGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Indonesian Journal of History Education

PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 PANTI KABUPATEN PASAMAN

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

Penerapan Permainan Tradisional untuk Meningkatkan Kerja Sama Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani,

MINAT SISWI SMA Dr. SOETOMO SURABAYA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL

PENGARUH MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA NURUL AMALIYAH TANJUNG MORAWA

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SDN 22 SERINGKUYANG KECAMATAN MENJALIN

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan

Fashion and Fashion Education Journal

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 14-19

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI SE KECAMATAN BANTUL ARTIKEL E-JURNAL

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH. (Studi pada SMA Negeri se Kabupaten Ponorogo) SKRIPSI

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMA AL-ISTIQAMAH SIMPANG EMPAT ABSTRACT

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,

MINAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 NGAGLIK TERHADAP PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI

AKTIVITAS GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH

PEMANFAATAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN BOX JUMP TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA FLOP

BAB IV HASIL PENELITIAN

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 1, pp Januari 2014

PENGARUH PEMBERIAN TES FORMATIF TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KESEHATAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KRIAN

PENGARUH MODIFIKASI PEMBELAJARAN BOLAVOLI TERHADAP HASIL BELAJAR PASING BAWAH (Studi Pada Siswa Kelas X Elektro SMKN III Jombang)

Pengaruh Modifikasi Permainan Bolavoli Terhadap Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

AKTIVITAS BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL TC DAN MAM MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Antara Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA

THE EFFECT OF VIDEO MEDIA VARIATION TO LEARNING INTEREST OF FOURTH GRADE STUDENT

Widhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek

KEEFEKTIFAN STRATEGI TIMBAL BALIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

Rizal Dzul Fadly dkk. Universitas Negeri Makassar Abstract

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

Esa Gunarti Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SMA MUHAMMADIYAH KEDIRI

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PASSING DAN STOPING

HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SERVICE BAWAH DALAM PEMBELAJARAN BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMK MUHAMMADIYAH KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

Pengaruh Pemberian Permainan Tradisional Terhadap Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

Kata Kunci : strategi belajar peta konsep, hasil belajar, penelitian eksperimen, kurikulum KTSP.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI AKADEMIK ( SISWA KELAS XI PERAWAT 2 SMK 10 NOVEMBER SIDOARJO)

Transkripsi:

Perbandingan Minat Belajar Pendidikan Jasmani Antara SISWA S, SMKN, dan PERBANDINGAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN JASI ANTARA SISWA S, SMKN, DAN (Studi Pada Siswa S, SMKN, dan Se Kec Sampang Kab Sampang) Ahmad Fuad S-1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya shuvit91@yahoo.co.id Faridha Nurhayati S-1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilisasi emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olahraga. Sebagai salah satu bagian dari mata pelajaran yang ada di sekolah dengan sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya untuk mengembangkan keterampilan olahraga saja, tetapi juga ada pemantauan perkembangan dan karakter siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan minat belajar siswa S, SMKN, dan dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, dan untuk mengetahui mana yang lebih baik minat belajar siswa antara S, SMKN, dan dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Sasaran penelitian ini adalah siswa S, SMKN, dan Se-Kecamatan Sampang. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif (non-eksperimen). Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket. Analisis data yang digunakan adalah anova. Berdasarkan perhitungan data melalui uji Anova didapatkan hasil nilai alpha sebesar 0,130, sehingga apabila dibandingkan dengan alpha 0,05 (0,130>0,05), dinyatakan Ho diterima dan Ha ditolak. Jadi tidak ada perbedaan yang signifikan minat belajar siswa antara S, SMKN, dan dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Analisis lebih lanjut juga membuktikan bahwa dari nilai ratarata minat yang lebih baik yaitu S dengan nilai rata-rata sebesar 105,13, kemudian SMKN dengan nilai rata-rata sebesar 103,7, dan dengan nilai rata-rata sebesar 100,29. Kata Kunci: Minat, Pendidikan jasmani, S, SMKN, Abstract Physical education becomes an important part in education. Thus, the physical educational should be held in order to achieve that goal. The goal of physical education is not only to develop the physical aspect but also to develop the aspects of health, physical fitness, critical thinking skill, emotional stabilization, social competent, logical thinking and moral through the various activities of physicsand exercise. As one of the lessons in school which has its own aims not only to develop the physical skill but also to monitor the development of the students character. The aim of this observation are to know the different interest in joining the lesson of physical education among the students of all the S, SMKN and in Sampang sub district and to know which one is better among them. The object of this observation is the students of all S, SMKN and in Sampang sub district. The method which is used in this observation is descriptive quantitative (nonexperimental). The instrument of this observation is using inquiry. The data analysis that is used is Anova. According to the data accounting usinganova, it can be found that the alpha score is 0,130 so if it is compared with alpha 0,05 (0,130 > 0,05) the result is Ho accepted and Ha refused. It shows that there is no significant difference of the motivation in joining the lesson of physical education among the students of S, SMKN and. The more analysis also shows that the best average score is those who are the students of S 105,13, the second one is SMKN 103,7 and the last one is 100,29. Keywords: Interest, Physical Education, S, SMKN, PENDAHULUAN Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilisasi emosional, keterampilan sosial, penalaran dan 329

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 329-333 tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olahraga Sebagai guru pendidikan jasmani seharusnya mampu menjalankan profesinya secara profesional dan bertanggung jawab untuk mendidik siswa secara sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Karena dalam pendidikan jasmani, peran guru harus mengembangkan kemampuan dan ketrampilan siswa secara menyeluruh baik fisik, mental, maupun intelektual, yang artinya siswa tidak hanya pandai di prakteknya tetapi juga pandai dalam teorinya. Disamping itu, guru harus dapat membangkitkan atau menarik minat belajar siswa yang nantinya dapat membuat siswa mempunyai perilaku yang positif terhadap pelajaran yang diberikan. Peran penting perilaku dan minat adalah dapat mendorong siswa untuk belajar di sekolah. Karena, minat adalah suatu kekuatan motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatiannya terhadap objek atau kegiatan tertentu. Berdasarkan pada program pengalaman lapangan (PPL) kemarin, pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah umumnya siswa-siswi malas atau bosan untuk mengikuti proses belajar mengajar karena cenderung hanya itu-itu saja artinya pemanasan berupa pemanasan statis kemudian metode pengajarannya tidak bisa membuat siswa tertarik pada pembelajaran jasmani di sekolah. Menurut Theodore, Roosvelt Jr, (dalam Soemitro, 1992:3), bahwa keinginan bermain bagi anak itu ada hubungannya dengan naluri bergerak, yang merupakan kodrat bagi anak. Naluri atau dorongan bergerak ini harus dipuaskan dengan hal-hal yang menggembirakan atau menarik bagi anak. Orang dewasa atau pendidik harus mengarah bermain itu ke arah yang positif. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan mengkaji tentang Perbandingan Minat Belajar Pendidikan Jasmani Antara Siswa S, SMKN, dan di Kecamatan Sampang. Minat belajar pendidikan jasmani adalah rasa suka atau ketertarikan peserta didik terhadap pelajaran pendidikan jasmani sehingga mendorong peserta didik untuk menguasai pengetahuan dan pengalaman, yang ditunjukkan melalui partisipasi dan keaktifan dalam mengikuti proses pembelajaran, yang diukur dengan menggunakan angket minat. S merupakan ( Menengah Atas Negeri), adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Menengah Pertama atau sederajatnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/_menengah_atas di akses tanggal 22 Oktober 2012). SMKN merupakan ( Menengah Kejuruan Negeri), adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/ setara SMP/ MTs. (http://id.wikipedia.org/wiki/_menengah_kejuru an di akses tanggal 22 Oktober 2012). merupakan (Madrasah Aliyah Negeri), adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan sekolah menengah atas, yang pengelolaannya dilakukan oleh kementerian Agama. (http://id.wikipedia.org/wiki/madrasah_aliyah di akses tanggal 22 Oktober 2012). Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan terbentuk dari interaksi terhadap sesuatu hal sehingga menimbulkan perasaan nyaman dan senang ketika dilakukan berulangulang dan menimbulkan dorongan atau motivasi untuk berinteraksi. Dapat dikatakan bahwa minat mempengaruhi motivasi seseorang terhadap sesuatu yang nantinya akan berpengaruh juga terhadap diri seseorang tersebut. Oleh sebab itu, penting bagi para orang tua untuk bisa mengenali minat yang dimiliki oleh siswa dan perlu untuk mengarahkan minat siswa ke arah positif. Menurut Slameto (2010: 180), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minatnya, begitu pula sebaliknya. Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai sesuatu dari pada yang 7 lainnya, tetapi juga dapat diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan. Anak didik yang berminat pada ekstrakurikuler futsal cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar pada olahraga yang diminati itu dan sama sekali tidak menghiraukan sesuatu yang lain. Menurut Slameto dalam (Djamarah, 2011: 191), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar rasa minat itu. Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa timbulnya minat seseorang disebabkan oleh beberapa faktor penting yaitu rasa tertarik atau rasa senang, faktor perhatian dan kebutuhan. Kaitannya dengan penelitian minat siswi pada ekstrakurikuler futsal, minat pada sesuatu tersebut tidak dapat diketahui atau diukur secara langsung, sehingga harus menggunakan kategori faktor-faktor 330

Perbandingan Minat Belajar Pendidikan Jasmani Antara SISWA S, SMKN, dan yang dapat digunakan untuk mengungkap minat seseorang pada sesuatu hal tersebut. Karena minat tidak dapat diukur secara langsung, maka unsur-unsur atau faktor yang menyebabkan timbulnya minat di atas diangkat untuk mengungkap minat sesorang. Dalam hal ini akan disusun beberapa pertanyaan yang berguna untuk mengungkap minat seseorang pada suatu kegiatan. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sabagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, (Slameto, 2010: 2). Belajar bertujuan untuk mendapatkan wawasan yang luas, sikap atau etika, kecakapan dan ketrampilan berkomunikasi, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi seseorang dalam belajar. Menurut Husdarta (2009: 8) pengertian pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita (Suherman, 2000: 20). Dalam pendidikan jasmani, aspek kebugaran dan kesehatan merupakan prioritas utama pada saat praktek belajar dilakukan, sehingga aktivitas gerak menjadi bagian yang dominan. Jadi hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan minat belajar antara siswa S, SMKN, dan dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani. METODE Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subyek dalam penelitian ini adalah Siswa S, SMKN, dan. S ada empat sekolah, yakni S 1 Sampang, S 2 Sampang, S 3 Sampang, dan S 4 Sampang. SMKN ada dua sekolah, yakni SMKN 1 Sampang, dan SMKN 2 Sampang. Sedangkan jumlah ada satu yaitu Sampang. Sehingga dalam penelitian ini menggunakan Cluster Random Sampling dengan cara undian. Pertama menentukan sampel sekolah terlebih dahulu, yaitu SMA diwakili oleh SMA 1, SMK diwakili SMK 1 dan Sampang, kemudian menentukan kelas dari masingmasing sekolah dan diperoleh sampel, untuk SMA 1 Sampang dari 27 kelas, diperoleh kelas X5. Untuk SMK 1 dari 3 tingkatan Kompetensi/ jurusan diperoleh kelas X dan dari 7 kompetensi terpilih kelas X Multimedia 2. Dan untuk dari 21 kelas diperoleh kelas X dan dari 7 kelas X diperoleh kelas X2. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari pengisian angket. Dalam penelitian ini instrumen minat yang digunakan adalah angket milik Irmansyah (2010) yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Pada analisis data, teknik yang digunakan adalah metode kuantitatif. Pendekatan tersebut digunakan pada saat menganalisis data berdasarkan angket. Data-data yang sudah dikelompokkan tersebut, kemudian dikategorikan menggunakan kriteria interpretasi skor dan dianalisis menggunakan uji anova sesuai dengan tujuan dan rumusan masalah dalam penelitian ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis dengan perhitungan statistik yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) for windows evaluation 20 maka didapatkan deskripsi data dari hasil penelitian yang didapatkan deskripsi data dari hasil penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut: Tabel 1 Hasil perhitungan minat belajar pendidikan jasmani antara siswa S, SMKN, dan Deskriptif Minat Belajar Pendidikan Jasmani S SMKN Skor 3154 3111 2407 Rata-rata (mean) 105,13 103,70 100,29 Standart Deviasi 8,62 6,78 10,92 Varians 74,33 46,01 119,26 Nilai Terendah 89 88 72 Nilai Tertinggi 123 120 119 Setelah data dianalisis kemudian data akan dikategorikan berdasarkan kriteria interpretasi skor dan dikelompokkan persentase nilai siswa hasil pengkategorian tersebut pada Tabel 2 berikut. Tabel 2 Distribusi Interpretasi Skor S S Kategori Siswa Persentase Sangat Kurang 0 0 % Kurang 0 0 % Cukup 0 0 % Baik 15 50 % Sangat Baik 15 50 % 331

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 329-333 Tabel 3 Distribusi Interpretasi Skor SMKN SMKN Tabel 4 Distribusi Interpretasi Skor Kategori Siswa Persentase Sangat Kurang 0 0 % Kurang 0 0 % Cukup 1 4 % Baik 13 54 % Sangat Baik 10 42 % Tabel 5 Distribusi Interpretasi Skor Keseluruhan Kategori Persentase Siswa S, SMKN, dan Kategori Siswa Sangat Cukup 1 1.19% Baik 48 57,14% Sangat Baik 35 41,66% Dari Tabel 5 di atas dapat dijelaskan persentase jumlah siswa keseluruhan sekolah yang dikelompokkan berdasarkan nilai persentase interpretasi skor, menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang masuk dalam kategori sangat kurang, dan kurang, 1,19% masuk dalam kategori cukup, 57,14% masuk dalam kategori baik, 41,66% masuk dalam kategori sangat baik, yang artinya dari 84 siswa keseluruhan sekolah, 1 siswa masuk dalam kategori cukup, 48 siswa masuk dalam kategori baik dan 35 siswa lainnya masuk dalam kategori sangat baik. Sebelum hipotesis diuji maka data harus memenuhi prasyarat uji parametrik normalitas distribusi data dan homogenitas kelompok. 1. Uji Normalitas Untuk menguji kenormalan sebaran data, digunakan perhitungan kolmogorov-smirnov test sebagai uji kenormalan. Uji ini dilakukan dengan melihat nilai hasil dari kolmogorov-smirnov test. Tabel 6 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Persentase Sangat Cukup 0 0% Baik 20 67% Sangat Baik 10 33% Tabel 6 di atas memberikan informasi bahwa hasil hitung pada distribusi data kelompok sekolah lebih besar dari nilai tabel yaitu 0,669 > 0,05, maka distribusi masuk dalam kategori normal. 2. Uji Homogenitas Untuk mengetahui apakah data kelompok populasi tersebut bersifat homogen sesuai dengan asumsi homogenitas maka perlu diuji homogenitas. Untuk menentukan apakah kedua kelompok tersebut bersifat homogen maka nilai hitung dikonsultasikan pada nilai tabel dengan ketentuan sebagi berikut: Tabel 7 Hasil Uji Homogenitas Variabel Nilai Nilai Hitung Tabel Keterangan S, SMKN, dan 0,032 0,05 Heterogen Tabel 7 di atas memberikan informasi bahwa hasil hitung lebih kecil dari nilai tabel yaitu 0,032 < 0,05, maka sesuai kriteria dapat dikatakan bahwa kelompok bersifat heterogen. 3. Anova Sebagai Uji Beda Pada bagian ini akan dikemukakan pengujian hipotesis berdasarkan hasil data yang telah diperoleh. Uji beda yang akan digunakan bukan menggunakan uji-t akan tetapi menggunakan uji Anova. Hal ini dilakukan karena data ada 3 kelompok sekolah, jika data ada 2 kelompok sekolah menggunakan uji-t. a. Nilai hitung Tabel 8 Hasil Uji Anova Variabel F Sig 2,096 0,130 Minat Siswa S, SMKN, dan Tabel 8 di atas memberikan informasi bahwa hasil hitung lebih besar dari nilai tabel yaitu 0,130 > 0,05, maka sesuai kriteria dapat dikatakan bahwa tidak ada beda yang signifikan. Ha di tolak dan Ho diterima. Hasil pengujian Tabel 9 Hasil Uji Post Hoc Tests Kelompok Sig S-SMKN 0,529 S- 0,047 Variabel S, SMKN, dan Nilai Hitung Nilai Tabel Keterangan 0,669 0,05 Normal SMKN- 0,160 Tabel 9 di atas memberikan informasi bahwa jika diuji beda antar kelompok adalah sebagai berikut: 332

Perbandingan Minat Belajar Pendidikan Jasmani Antara SISWA S, SMKN, dan 1) Antara S dengan SMK tidak mempunyai perbedaan yang signifikan, karena nilai alpha sebesar 0,529 (0,529>0,05). 2) Antara S dan mempunyai perbedaan yang signifikan karena nilai alpha 0,047 artinya nilai alpha lebih kecil dari 0,05 (0,047<0,05) 3) Antara SMKN dan tidak mempunyai perbedaan yang signifikan, karena nilai alpha sebesar 0,160 (0,160>0,05). PENUTUP Simpulan 1) Tidak ada perbedaan yang signifikan minat belajar pendidikan jasmani antara siswa S dan SMKN. 2) Ada perbedaan yang signifikan minat belajar pendidikan jasmani antara siswa S dan. 3) Tidak ada perbedaan yang signifikan minat belajar pendidikan jasmani antara siswa SMKN dan. 4) Apabila dilihat dari nilai rata-rata, minat yang lebih baik yaitu S dengan nilai rata-rata sebesar 105,13, kemudian SMKN dengan nilai rata-rata sebesar 103,7, dan dengan nilai rata-rata sebesar 100,29. Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi Universitas Negeri Surabaya. Surabaya: Unesa University Press. http://id.wikipedia.org/wiki/_menengah_atas di akses tanggal 22 Oktober 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/madrasah_aliyah di akses tanggal 22 Oktober 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/_menengah_kejurua n di akses tanggal 22 Oktober 2012. Saran Berdasarkan keseluruhan dari hasil dan pembahasan pada penelitian ini, maka diberikan beberapa saran antara lain: 1) Bagi para siswa agar lebih meningkatkan lagi minatnya dalam belajar pendidikan jasmani, karena pendidikan jasmani sangat penting bagi perkembangan fisik dan psikisnya. 2) Untuk guru agar bisa meningkatkan lagi kualitas mengajarnya dan kreativitasnya saat memberikan pelajaran di sekolah sehingga siswa merasa bergairah untuk menimba ilmu di sekolahnya. DAFTAR PUSTAKA Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Husdarta. 2009. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta. Irmansyah, Eko Andrian, 2010. Minat Siswa MTs. Kanjeng Sepuh Sidayu Terhadap Pembelajaran Pendidikan jasmani. Skripsi tidak diterbitkan. FIK Unesa. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Renika Cipta. Soemitro.1992. Permainan Kecil. Jakarta: Depdikbud Direktur Jenderal Tinggi Proyek Pembinaan Kependidikan. Suherman, Adang. 2000. Dasar-dasar Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 333