BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. teknik korelasional seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan analisis regresi ganda atau regresi linear, yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. kecerdasan spiritual pada mahasiswa aktivis kerohanian islam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitianinimerupakanbentukpenelitiandeskriptifdenganmenggunakandua

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hipotesis yang telah dibuat. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel kualitas persahabatan (X1) dan self

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Penelitian korelasional bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Karena penelitian ini termasuk penelitian korelatif yang melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. datanya berupa angka-angka, Sedangkan korelasional adalah meneliti hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Ivonesti, 2006). Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu Motif Berfiliasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi bivariat ( bivariate

BAB III METODE PENELITIAN. antara dua atau beberapa variabel. dengan teknik korelasi seorang peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi),

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian korelasional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. membatasi masalah serta menghindari pengumpulan data yang tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (komperatif).menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan anatara kreativitas ( X) sebagai variabel bebas, dengan problem

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif korelasional yang melihat hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat, penelitian kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008), dalam penelitian ini variabel bebas adalah kepribadian ektrovert yang mempengaruhi variabel terikat yaitu pemaafan. B. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan, yaitu: a. Variabel bebas (X) yaitu : Kepribadian Ektrovert b. Variabel terikat (Y) yaitu : Pemaafan C. Defenisi Operasional Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pemaafan (Forgiveness) Pemaafan adalah upaya membuang semua rasa sakit hati dan dendam yang ada di dalam hati agar tercipta kembali hubungan yang baik. b. Kepribadian Ektrovert Kepribadian ektrovert adalah kecendrungan individu untuk megarahkan dirinya kepada dunia luar dan lingkungan diluar dirinya dan 34

35 cenderung mengarahkan segala pikiran dan perasaan maupun tindakan pada lingkungan sosialnya. D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi didefenisikan sebagai kelompok subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian (Azwar, 2010). Sebagai suatu populasi, kelompok subyek ini harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subyek yang lain. Ciri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi dapat terdiri dari karakteristikkarakteristik individu. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa fakultas Psikologi UIN Suska Riau angkatan 2012-2014 dengan kepribadian ekstrovert yang berjumlah 444 orang. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Untuk menentukan besarnya sampel apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi. Jika subjeknya lebih besar dapat diambil antara 20-25 % (Arikunto, 2002). Jadi, sampel dalam penelitian ini sebesar 111 orang di ambil dari 25% populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini merupakan teknik non random sampling dengan purposive sampling, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang

36 sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Dengan kata lain teknik purposive sampling ini peneliti menetukan sampel yang akan dipilih sebagai subjek penelitian berdasarkan karakteristik yang peneliti tentukan, sampel yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian adalah orang yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Remaja usia 18-21 tahun 2) Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau dengan kepribadian ektrovert 3) Mahasiswa pada semester 1, 3, dan 5 D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang diteliti. Metode pengumpulan data yang tepat dalam suatu penelitian akan memungkinkan dicapainya pemecahan masalah secara valid dan reliabel. Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitin ini, yaitu dengan menggunakan skala. Dalam pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala kepribadian ektrovert dan skala pemaafan. 1. Skala Pemaafan Skala pemaafan diadaptasi dari Nashori (2012). Skala ini digunakan untuk mengungkapkan pemaafan seseorang. Nashori (2012) menyatakan bahwa skala ini memiliki reliabilitas yang baik yaitu 0,935.

37 Skala ini menggunakan model skala ordinal dengan 5 alternatif jawaban, yaitu sangat jarang terjadi, jarang terjadi, kadang-kadang terjadi, sering terjadi, dan sangat sering terjadi. Pemberian skor berdasarkan pernyataan favorable dan unfavorable. Favorable yaitu pernyataan yang mendukung pada subyek, sedangkan unfavorable pernyataan yang tidak mendukung pada subyek. Untuk lebih jelasnya pemberian skor dalam instrument penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut: Table 3.1 Poin dan Skor untuk Respon Jawaban Pernyataan Jawaban Favorable Unfavorable Sangat seing terjadi 5 1 Sering terjadi 4 2 Kadang-kadang terjadi 3 3 Jarang terjadi 2 4 Sangat jarang terjadi 1 5 Adapun Blue Print untuk mengetahui pemaafan adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Blue Print Skala Pemaafan No Dimensi Indikator Nomor Aitem F Uf Jumlah 1. Emosi Meninggalkan perasaan marah, 3 1 2 sakit hati, benci Mampu mengontrol emosi saat 2-1 diperlakukan tak menyenangkan Perasaan iba dan kasih sayang terhadap pelaku 5 8 2 Perasaan nyaman ketika 23 22 2 berinteraksi dengan pelaku 2. Kognisi Meninggalkan penilaian negatif 6 9 2 terhadap pelaku Punya penjelasan nalar atas 10, 15-2 perlakuan yang menyakitkan Memiliki pandangan yang 11 18 2 berimbang terhadap pelaku 3. Interpersonal Meninggalkan perilaku atau 12 16 2 perkataan yang menyakitkan terhadap pelaku Meninggalkan keinginan balas 4 7 2 dendam Meninggalkan perilaku acuh tak 13 19 2

38 acuh Meninggalkan perilaku menghindar 14 17 2 Motivasi kebaikan atau kemurahan hati 20 27 2 Meningkatkan upaya 21 24 2 konsiliasi/rekonsiliasi hubungan Musyawarah dengan pihak yang 25 26 2 pernah jadi pelaku Jumlah 15 12 27 Sumber: Nashori (2012) 2. Skala Kepribadian Ekstrovert Skala kepribadian diadaptasi dari Wibowo (2007) dengan reliabilitas sebesar 0,862. Skala ini bertujuan untuk mengungkap kepribadian ekstrovert berdasarkan ciri-ciri kepribadian ekstrovert. Skala ini menggunakan model skala Likert yang jawaban setiap item intrumennya memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Bentuk skala menyediakan 5 alternatif jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), kurang sesuai (K S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Pemberian skor berdasarkan pernyataan favorable dan unfavorable. Favorable yaitu pernyataan yang mendukung pada subyek, sedangkan unfavorable pernyataan yang tidak mendukung pada subyek. Untuk lebih jelasnya pemberian skor dalam instrument penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut: Table 3.3 Poin dan Skor untuk Respon Jawaban Pernyataan Jawaban Favorable Unfavorable Sangat Sesuai (SS) 5 1 Sesuai (S) 4 2 Kurang Sesuai (KS) 3 3 Tidak Sesuai (TS) 2 4 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 5

39 Untuk skala pengukuran kepribadian ekstrovert, komponen yang digunakan oleh penulis terdiri dari lima unsur, yaitu mudah bergaul, membuka diri, aktif, menyukai petualangan, dan bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Skala ini terdiri dari 40 aitem, dan terdiri dari 5 aspek yang mana setiap aspek memiliki jumlah aitem yang berbeda-beda. Adapun Blue Print untuk mengetahui kepribadian ektrovert adalah sebagai berikut: Table 3.4 Blue Print Skala Kepribadian ektrovert No Aspek Indikator 1 Mudah Bergaul 2 Membuka diri Ramah dan suka bergaul atau berkumpul dengan individu lain dalam kelompok. Memiliki kepercayaan diri sehingga mampu berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Nomor Aitem F Uf 4, 10, 21 11, 15, 24 Jumlah 6 1 28 2 Mempunyai banyak teman. 2, 19 6, 40 4 Mudah untuk menampilkan 5, 8, 12, 13, 16, 8 bentuk-bentuk perasaan dan 31, 34 37 pemikiran sehingga mudah dimengerti orang lain 3 Aktif Individu yang aktif dan bersemangat, memiliki kemampuan utnuk melakukan aktifitas, kerja keras dan pemikiran yang cerdas. 4 Menyukai Petualangan 5 Bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu Sumber: Wibowo (2007) 9, 18, 23 25, 26, 30, 33 Rasa percaya diri yang tinggi 14, 27-2 Menyukai tantangan dan 35, 39 7, 17, 5 petualangan baru sehingga berani 20 untuk mengambil resiko Melakukan sesuatu dengan tidak menekankan kerja pikiran. 29, 32, 38 3, 22, 36 Jumlah 21 19 40 7 6

40 E. Uji Coba Alat Ukur Uji coba alat ukur untuk melihat tingkat validitas dan konsistensi alat ukur. Alat ukur yang diuji cobakan adalah skala pemaafan dan skala kepribadian ekstrovert yang diuji cobakan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA Riau. Skala disebarkan kepada 100 orang mahasiswa tetapi hanya 86 orang mahasiswa yang dapat dianalisis karena memenuhi kriteria sebagai mahasiswa yang berkepribadian ekstrovert. Uji coba dilakukan pada tanggal 16 Maret 2015. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas guna mendapataitem-aitem yang layak digunkaan sebagai alat ukur. 1. Validitas F. Validitas dan Reliabilitas Menurut Azwar (2009), validitas yang berasal dari kata validity merupakan hal yang berkaitan dengan ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Jenis validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengukuran terhadap isi tes dengan analisis rasional atau professional judgment. Azwar (2009) dalam hal ini, professional judgment dilakukan oleh dosen pembimbing dan narasumber. Penentuan kriteria aitem yang valid adalah minimal 0,30 atau minimal 0,25 (Azwar, 2010). Pada penelitian ini, penulis menggunakan koefisien minimal 0,25 sebagai acuan penentuan daya diskriminasi aitem.

41 Setelah dilakukan try-out, ditemukan bahwa pada variabel pemaafan dari aitem yang berjumlah 27 aitem terdapat 11 aitem yang memiliki daya diskriminasi yang tidak baik. Koefisien korelasi aitem total yang sahih berkisar antara 0,390-0,684. Rincian aitem-aitem yang sahih dan tidak sahih dapat dilihat pada table 3.5 sebagai berikut: Table 3.5 Blue Print Skala Pemaafan Sahih dan Tidak Sahih Aitem No Aspek Indikator Sahih Tidak Sahih Jumlah F UF F UF 1 Emosi Meninggalkan perasaan 3 - - 1 2 marah, sakit hati, benci Mampu mengontrol 2 - - - 1 emosi saat diperlakukan tak menyenangkan Perasaan iba dan kasih 5 - - 8 2 sayang terhadap pelaku Perasaan nyaman ketika 23 - - 22 2 berinteraksi dengan pelaku 2 Kognisi Meninggalkan penilaian 6 - - 9 2 negatif terhadap pelaku Punya penjelasan nalar 10,15 - - - 2 atas perlakuan yang menyakitkan Memiliki pandangan 11 - - 18 2 yang berimbang terhadap pelaku 3 Interpersonal Meninggal perilaku atau 12 - - 16 2 perkataan yang menyakitkan terhadap pelaku Meninggalkan keinginan balas dendam 13 - - 19 2 Meninggalkan perilaku 14 - - 17 2 acuh tak acuh Motivasi kebaikan dan kemurahan hati 20 - - 27 2 Meningkatkan upaya 21 - - 24 2 konsiliasi/rekonsiliasi hubungan Musyawarah dengan 25 26 - - 2 pihak yang pernah jadi pelaku Jumlah 15 1 0 11 27

42 Berdasarkan aitem-aitem yang sahih, maka disusun blueprint skala pemaafan yang baru untuk penelitian sebagai berikut: Table 3.6 Blue Print Skala Pemaafan (Untuk Riset) No Dimensi Indikator Nomor Aitem F Uf Jumlah 1. Emosi Meninggalkan perasaan marah, 3-1 sakit hati, benci Mampu mengontrol emosi saat 2-1 diperlakukan tak menyenangkan Perasaan iba dan kasih sayang terhadap pelaku 5-1 Perasaan nyaman ketika 23-1 berinteraksi dengan pelaku 2. Kognisi Meninggalkan penilaian negatif 6-1 terhadap pelaku Punya penjelasan nalar atas perlakuan yang menyakitkan 10, 15-2 Memiliki pandangan yang 11-1 berimbang terhadap pelaku 3. Interpersonal Meninggalkan perilaku atau 12-1 perkataan yang menyakitkan terhadap pelaku Meninggalkan keinginan balas 4-1 dendam Meninggalkan perilaku acuh tak acuh 13-1 Meninggalkan perilaku 14-1 menghindar Motivasi kebaikan atau 20-1 kemurahan hati Meningkatkan upaya 21-1 konsiliasi/rekonsiliasi hubungan Musyawarah dengan pihak 25 26 2 yang pernah jadi pelaku Jumlah 15 1 16 Pada variabel kepribadian ekstrovert terdapat 40 aitem yang diuji validitasnya dan terdapat 6 aitem yang tidak sahih. Koefisien korelasi aitem total yang sahih berkisar antara 0,274-0,654. Rincian aitem-aitem yang sahih dan tidak sahih dapat dilihat pada table 3.7 sebagai berikut:

43 Table 3.7 Blue Print Skala Kepribadian Ekstrovert Sahih dan Tidak Sahih No Aspek Indikator 1 Mudah Bergaul 2 Membuka diri Ramah dan suka bergaul atau berkumpul dengan individu lain dalam kelompok. Memiliki kepercayaan diri sehingga mampu berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Mempunyai banyak teman. Mudah untuk menampilkan bentukbentuk perasaan dan pemikiran sehingga mudah dimengerti orang lain Aitem Sahih Tidak Sahih Jumlah F UF F UF 4, 11, - - 6 10, 15, 21 24 1 28 - - 2 19 6, 40 5, 8, 13, 12, 16, 34 37 2-4 31-8 3 Aktif Individu yang aktif dan bersemangat, memiliki 9, 18, 25, 26, - - 7 kemampuan utnuk 23 30, melakukan aktifitas, 33 kerja keras dan pemikiran yang cerdas. 4 Menyukai Petualangan Rasa percaya diri yang tinggi 14-27 - 2 Menyukai tantangan 35, 7, - - 5 dan petualangan baru sehingga berani untuk mengambil resiko 39 17, 20 Bertindak Melakukan sesuatu 38 3, 29, 22 6 5 tanpa dengan tidak 36 32 berpikir menekankan kerja terlebih dahulu pikiran. Jumlah 16 18 5 1 34 Berdasarkan aitem-aitem yang sahih, maka disusun blueprint skala kepribadian ekstrovert yang baru untuk penelitian sebagai berikut:

44 Table 3.8 Blue Print Skala Kepribadian Ekstrovert (Untuk Riset) No Aspek Indikator 1 Mudah Bergaul 2 Membuka diri Ramah dan suka bergaul atau berkumpul dengan individu lain dalam kelompok. Memiliki kepercayaan diri sehingga mampu berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Nomor Aitem F Uf 4, 10, 11, 15, 21 24 Jumlah 6 1 28 2 Mempunyai banyak teman. 19 6, 40 3 Mudah untuk 5, 8, 13, 16, 7 menampilkan bentukbentuk 12, 34 37 perasaan dan pemikiran sehingga mudah dimengerti orang lain 3 Aktif Individu yang aktif dan bersemangat, memiliki kemampuan utnuk melakukan aktifitas, kerja keras dan pemikiran yang cerdas. 4 Menyukai Petualangan 5 Bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu Rasa percaya diri yang tinggi Menyukai tantangan dan petualangan baru sehingga berani untuk mengambil resiko Melakukan sesuatu dengan tidak menekankan kerja pikiran. 9, 18, 23 25, 26, 30, 33 7 14-1 35, 39 7, 17, 20 5 38 3, 36 3 Jumlah 16 18 34

45 2. Reliabilitas Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi diantara individu lebih ditentukan oleh faktor eror daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya (Azwar, 2010). Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas. Dalam pengukuran psikologi, koefisien reliabilitas yang mencapai angka r xx =1,00 tidak pernah dapat dijumpai (Azwar, 2010). Penghitungan reliabilitas menggunakan program komputer Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.0 for Windows. Reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien alpha cronbach. Berdasarkan uji reliabilitas terhadap aitem skala pemaafan diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,902 dan uji reliabilitas terhadap aitem skala kepribadian ekstrovert diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,915. Artinya kedua alat ukur reliabel. G. Metode Analisis Data Salah satu metode analisis data yang lebih efisien dan efektif untuk menjawab dan menguji hipotesis adalah dengan menggunakan teknik statistika

46 (Umar, 2008). Metode analisis data yang dilakukan untuk pengolahan data penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment yang digunakan untuk mencari hubungan antara variabel bebas kepribadian ekstrovert (X) dengan variabel terikat pemaafan (Y) dengan bantuan SPSS 17.0 for windows.