JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
JKPM VOLUME 4 NOMOR 1 APRIL 2017 e ISSN :

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN IDEAL PROBLEM SOLVING BERBASIS MAPLE MATAKULIAH KALKULUS II

JKPM VOLUME 3 NOMOR 2 SEPTEMBER 2016 ISSN :

Arnasari Medekawati Hadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP Bima

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PBL) BERBASIS MAPLE MATAKULIAH KALKULUS LANJUT II

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. Pendahuluan Pembelajaran matematika dengan pendekatan tradisional didasarkan pada pandangan bahwa matematika sebagai strict body of knowledge yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang ilmu dalam dunia pendidikan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia SMA Al-Kautsar

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN IDEAL PROBLEM SOLVING BERBASIS MAPLE MATAKULIAH METODE NUMERIK

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa sudah terdapat motivasi maka proses belajar mengajar di kelas akan. berjalan dengan lancar serta tercapai tujuannya.

KEEFEKTIFAN RESOURCE BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK MATERI LINGKARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Memecahkan masalah merupakan pekerjaan rutin manusia, sebab. dalam kehidupan sehari-hari sering dihadapkan pada masalah.

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Kata kunci: pembelajaran, project based learning, audiovisual, hasil belajar, geografi

Pengaruh Pembelajaran Matematika Menggunakan Strategi Inkuiri Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

1130 ISSN:

1. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu yang mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata.

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

BAB I PENDAHULUAN. SD sampai dengan SMP. SD merupakan awal proses peningkatan mutu pendidikan

Pengembangan Soal-Soal Open-Ended pada Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX A SMP Negeri 2 Tolitoli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

EVALUASI PELAKSANAAN TUTORIAL TATAP MUKA MATAKULIAH MATEMATIKA PADA UPBJJ-UT SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

KEMAMPUAN BELAJAR KONSEP DAUR BIOGEOKIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANJARBARU

1 2

UPAYA PENINGKATAN AKTIFITAS BELAJAR SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PROBLEM POSSING. Abstrak

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA MATERI SEGIEMPAT PADA SISWA SMP NEGERI 5 GERUNG

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat komunikasi sangat dibutuhkan untuk beraktivitas. Seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam. Sahara, 2009: 1), untuk mewujudkan hal itu, maka sekolah sebagai komponen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester

PENGGUNAAN METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DENGAN METODE EKSPLORASI

Pujilestari Dosen Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan melangsungkan kehidupan, sehingga menjadi seorang yang

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA POHON MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII E SMP TAMANSISWA MALANG

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-G SMP NEGERI 10 MALANG DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

Sri Harti Yuniarsih SMP Negeri 5 Purworejo Jalan Wirotaman Kutoarjo. Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

Keefektifan Pembelajaran Matematika dengan Model PBL Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Materi SPLDV pada Siswa Kelas X SMKN 6 Semarang

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI

*Keperluan korespondensi, HP: ,

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN TEORI VYGOTSKY PADA MATERI GEOMETRI DI SMP NEGERI 3 PADANGSIDIMPUAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

Tarmizi, Upaya Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Sampai saat ini, matematika merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MENGGUNAKAN METODE PROBLEM POSING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD NEGERI TEBING TINGGI

DENGAN METODE BERMAIN ULARTANGGA DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mengenai Kesebangunan dan Simetri Siswa Sekolah Dasar

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INTRODUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI SMAN 2 BANDA ACEH ABSTRAK

Economic Education Analysis Journal

E046. M. Agung Fatkhurrokhim 1, Budhi Utami 2 1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi 2

Lutfi Nur Zakyah 1, Herawati Susilo 2, Triastono Imam Prasetyo 3 Universitas Negeri Malang

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG. Abu Khaer

BAB I PENDAHULUAN. menemukan dan menjelaskan konsep-konsep, prinsip-prinsip dalam biologi.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dalam pembelajaran yaitu: 1) kemampuan melakukan penalaran. 5) keterampilan komunikasi (Trisni dkk, 2012: 3).

PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI HIMPUNAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

LEMBAR KEGIATAN SISWA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta. *Keperluan Korespondensi: ,

Nur Cholisah Matematika, FMIPA, UNESA Kampus Ketintang Surabaya 60231, telp (031) , Ps. 304,

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

Penerapan Project Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar pada Alat Optik Siswa SMA

Oleh : Aceng Haetami 1) dan Supriadi 2) !) Dosen PMIPA FKIP Unhalu 2) Guru SMAN 1 Poleang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

Transkripsi:

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PROGAM LINIER MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 1 KRAGAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Rukani SMA Negeri 1 Kragan email : rukani_kragan@yahoo.ac.id Materi Program Linier merupakan salah satu materi yang dianggap sulit dari sebagian besar siswa yang ditandai rendahnya prestasi belajar yang dicapai. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan perlu diadakan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Peneliti merasa perlu untuk merubah strategi pembelajaran yang menitik beratkan pada keaktifan siswa, diantaranya menggunakan pendekatan pembelajaran problem posing. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi Program Linier Kelas XII IPA 2 SMAN 1 Kragan Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan melalui dua siklus dengan posing. Subjek penelitian ini kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Kragan. Keberhasilan dalam penelitian ini diukur dari adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam konsep Program Linier, baik secara individual maupun secara klasikal. Keberhasilan individual ditentukan dengan nilai minimal yang harus dicapai oleh siswa adalah 75, sedangkan keberhasilan klasikal adalah siswa yang bernilai 75 atau lebih minimal berjumlah 75%. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan banyak siswa yang mencapai KKM dan peningkatan rata-rata prestasi belajar siswa. Pada siklus I diperoleh hasil dapat diketahui siswa yang tuntas ada 19 dari 35 siswa atau mencapai 57,14 %. Rata-rata nilai adalah 75,21. Pada siklus II data hasil tes dapat diketahui siswa yang tuntas ada 29 dari 35 siswa atau mencapai 82,86 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika pendekatan problem posing materi Program Linier kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Kragan meningkat. Kata Kunci: Prestasi Belajar, Problem Posing, Program Linier 1. PENDAHULUAN Berbagai upaya telah dilakukan agar matematika dapat dikuasai oleh siswa dengan baik oleh ahli pendidikan dan ahli pendidikan matematika, namun hasilnya masih menunjukkan bahwa tidak banyak siswa yang menyukai matematika di kelasnya (Turmudi, 2008). Hal ini berakibat pada rendahnya prestasi belajar matematika siswa. Rendahnya prestasi belajar siswa dalam belajar matematika juga dipengaruhi oleh faktor lain yang 83 ikut menentukan keberhasilan siswa dalam belajar matematika yaitu pembelajaran yang belum sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Gambaran mata pelajaran matematika yang sulit merupakan tantangan bagi guru matematika untuk dapat mengkomunikasikan kepada siswa agar dapat merubah pandangan buruk tentang matematika (Purnomo dan Mawarsari, 2014).

Pada umumnya guru dalam menanamkan suatu konsep matematika guru masih menggunakan pembelajaran dengan metode ekspositori, yaitu pembelajaran dimulai dari menjelaskan materi, memberi contoh, kemudian dilanjutkan dengan latihan soal (Suherman, 2001). Pada pembelajaran ini, komunikasi siswa masih terbatas hanya pada jawaban verbal yang pendek atas berbagai pertanyaan yang diajukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena pembelajaran terpusat pada guru. Kebiasaan siswa hanya mendengarkan, mengikuti contoh, dan mengerjakan soalsoal latihan tanpa terlibat dalam mengkonstruk konsep, prinsip ataupun struktur berdasarkan pemikirannya sendiri. Kemauan siswa untuk bertanya juga sangat minim, menyebabkan dalam pembelajaran siswa bersikap "tertutup". Akhirnya kebiasaan tersebut terus terjadi yang menyebabkan siswa tidak terbiasa bersikap aktif dalam berinteraksi dengan guru ataupun dengan temannya, bahkan bersikap acuh tak acuh terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil konsultasi dengan pengajar Matematika juga dijumpai beberapa masalah dalam membelajarkan matematika. 83,13% menyatakan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit. Rendahnya prestasi belajar matematika yang ditunjukkan dengan siswa yang dibawah KKM sebesar 49,39% serta masih rendahnya nilai ratarata matematika pada UAN tahun 2014/2015. Program Linier adalah bagian dari materi pelajaran matematika yang diajarkan pada siswa SMA Kelas XII semester 1, merupakan salah satu materi dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan lemahnya siswa dalam menyelesaikan soal-soal Program Linier. Sebagian disebabkan oleh tidak cukupnya pengetahuan siswa tentang membuat model matematika dalam penyelesaian persoalan program linier. Keadaan ini juga terjadi di SMA Negeri 1 Kragan yang ditunjukkan bahwa hanya 54,82% dari 135 siswa kelas XII IPA tahun pelajaran 2014/2015 mencapai KKM dalam pokok bahasan Program Linier. Perubahan paradigma dalam pembelajaran perlu dilakukan yaitu pola teacher-centered approach menjadi student-centered approach (Turmudi, 2008) yang menitik beratkan siswa sebagai pusat dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk memberi kesempatan pada siswa agar mereka mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang dipelajari melalui aktivitas-aktivitas. Salah satu pendekatan pembelajaran yang bermakna, yang dapat mengoptimalkan keaktifan, kreativitas, serta dapat memotivasi siswa untuk berfikir kritis, dalogis dan interaktif adalah pendekatan problem posing yaitu pembelajaran dengan pengajuan masalah-masalah yang dituangkan dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian diupayakan untuk dicari jawabannya baik secara individu maupun kelompok. Pendekatan problem posing diharapkan mampu memancing siswa untuk 84

menemukan pengetahuan yang bukan diakibatkan dari ketidaksengajaan melainkan melalui upaya mereka untuk mencari hubungan-hubungan dalam informasi yang dipelajari (Suryosubroto, 2009). Dari uraian diatas peneliti ingin memperbaiki pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi Program Linier dengan posing. Penggunaan pendekatan ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan keaktifan siswa dalam belajar Matematika, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada umumnya. 2. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi di SMA Negeri 1 Kragan Kab. Rembang. Penelitian ini terdapat 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan/ tindakan, observasi dan refleksi.. Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XII IPA 2. Pengambilan subyek penelitian ini didasarkan pada kondisi kelas yang mampu mewakili siswa kelas XII IPA secara keseluruhan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Siklus 1 dilaksanakan dalam 4 jam pelajaran @ 45 menit dengan materi Program Linier. Siklus 2 dilaksanakan dalam 4 jam pelajaran @ 45 menit dengan materi Program Linier. Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan kegiatan sesuai yang sudah direncanakan yaitu pendahuluan, kegiatan inti dengan langkah guru menjelaskan materi program linier posing dan penutup. Proses belajar mengajar, terlihat guru belum maksimal dapat menjalankan pendekatan ini dan sebagian besar siswa belum terlibat dalam kelompoknya karena siswa belum pernah diajar mengunakan pendekatan tersebut. Dengan batas ketuntasan 75 maka dari data hasil tes dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas ada 19 dari 35 siswa atau mencapai 54,29 %. Rata-rata nilai adalah 68,54. Berdasar dari hasil pembelajan siklus I terlihat bahwa pembelajaran pada siklus I belum dapat mencapai indikator keberhasilan. Sehingga perlu adanya suatu tindakan pada siklus II dengan harapan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dan mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan kegiatan sesuai yang sudah direncanakan yaitu pendahuluan, kegiatan inti dengan langkah guru menjelaskan materi program linier posing dan penutup. Proses belajar mengajar, terlihat guru dapat menjalankan pendekatan ini dengan baik dan sebagian besar siswa telah terlibat dalam kelompoknya. Dengan batas ketuntasan 75 maka dari data hasil 85

tes dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas ada 29 dari 35 siswa atau mencapai 82,86 %. Berdasarkan uraian di atas menyatakan bahwa pembelajaran pada siklus II indikator keberhasilan telah tercapai, maka dapat dikatakan bahwa penelitian sudah berhasil dan tidak perlu dilakukan tindakan selanjutnya. Pembahasan Hasil Penelitian Pada pembelajaran dengan pendekatan problem posing siklus I diperoleh hasil dapat diketahui siswa yang tuntas ada 19 dari 35 siswa atau mencapai 57,14 %. Rata-rata nilai adalah 75,21. Pada siklus II data hasil tes dapat diketahui siswa yang tuntas ada 29 dari 35 siswa atau mencapai 82,86 %. Hasil tersebut dapat disimpulkan karena penerapan pembelajaran dengan pendekatan problem posing yang baik dan sesuai dengan rencana. Melalui pembelajaran dengan pendekatan problem posing siswa diharuskan dapat mengikuti langkahlangkah yang telah direncanakan. Adanya LKS yang harus diselesaikan siswa dapat membantu siswa belajar mandiri sehingga bisa membuat siswa mempunyai pengetahuan berdasarkan kemampuan sendiri. Kondisi pembelajaran tersebut membuat hasil belajar siswa sangat baik sesuai dengan pendapat Ruseffendi (1991). Pemberian quiz dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat dan memperdalam penguasaan materi yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat Lambas (Anwar, 2006) yang mengatakan bahwa untuk meningkatkan retensi siswa dapat dilakukan dengan memberikan latihan dan mengulang secara periodik dan sistematik. Pembelajaran dengan pendekatan problem posing dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa untuk berfikir kritis serta mampu memperkaya pengalaman - pengalaman belajar yang berakibat meningkatnya prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan penelitia Susiana (2011) dan Susilo (2012). Pembelajaran problem posing juga mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Meningkatnya keaktifan dan motivasi siswa mempengaruhi peningkatan prestasi belajar. Hal ini sejalan penelitian Purnomo, Rohman, dan Budiharto (2015) dan (Hidayat, 2005). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika pendekatan problem posing materi Program Linier kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Kragan meningkat. 4. SIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan tindakan yang disajikan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem posing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Kragan tahun pelajaran 2015/2016 pada materi Program Linier. 86

REFERENSI Anwar, K. 2006. Mengembangkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Turnamen Belajar Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Matematika pada Siswa SMA. Tesis. Semarang : PPs Unnes. Hidayat, M. A. 2005. Teori Pembelajaran Matematika. Semarang: Program Pascasarjana Unnes. Purnomo, E. A., dan Mawarsari, V. D. 2014. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masala Melalui Model Pembelajaran IDEAL Problem Solving Berbasis Project Based Learning. Jurnal Karya Pendidikan Matematika, 1 (1). Hal. 24-31 : ISSN : 2339-2444 Purnomo, E.A, Rohman, A, dan Budiharto. 2015. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL) Berbasis Maple Matakuliah Kalkulus Lanjut II. Jurnal Karya Pendidikan Matematika. 2 (2) : ISSN : 2339-2444 Suherman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung: JICA-UPI Suryosubroto, B. 2009. Proses Nelajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Susiana, E. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Strategi IDEAL Problem Solving Berbantuan Puzzquare Materi Luas Daerah Segiempat Kelas VII. Jurnal Kreano. 2(2): 105-120. ISSN : 2086-2334. Susilo, B. A Dkk. 2012. Model Pembelajaran IPA Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Motivasi belajar dan Berfikir Kritis Siswa SMP. Education Journal Volume 1 nomor 1 Turmudi, 2008. Landasan Filsafat dan teori Pembelajaran Matematika. Jakarta: Leuser Cita Pustaka. Ruseffendi, E.T. 1991. Pengantar kepada membantu guru mengembangkan kompetensinya dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan CBSA, Bandung: Tarsito. 87