BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Undang-undang Dasar. dengan undang-undang. Untuk itu seluruh komponen bangsa wajib

dokumen-dokumen yang mirip
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR PENILAIAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (BSNP)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA

Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

STANDAR PENILAIAN (Permen No. 20 Th. 2007)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI STANDAR PENILAIAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI STANDAR PENILAIAN DI PROVINSI LAMPUNG. Oleh: Dr. Pamuji Sukoco, M.Pd.

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BERITA NEGARA. No.19, 2011 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL. Ujian Sekolah. Ujian Nasional. SD.Ibtidaiyah. SD Luar Biasa.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi pertumbuhan individu (Mudjahardjo, 2008: 56). Dalam arti sederhana

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

alam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi

MEMAHAMI STANDAR PENILAIAN BSNP

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Peta Konsep. Tujuan Pendidikan (Kompetensi Dasar) Proses/Kegiatan Untuk Mencapai Kompetensi. Hasil-hasil pendidikan yang dapat dicapai

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

PERTEMUAN 3 KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG PENILAIAN

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI

TANYA-JAWAB PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses

BAHAN PRESS RELEASE PERSIAPAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG

MKF403: S1 PTI & PTE Pertemuan ke-2

Komponen kelembagaan sekolah; kurikulum, proses dan hasil belajar, administrasi dan manajemen satuan pendidikan, organisasi kelembagaan satuan

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tanya Jawab Pelaksanaan Ujian Nasional Wednesday, 28 December :24. Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral dan berkepribadian.

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 33 B. TUJUAN 33 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 34 D. UNSUR YANG TERLIBAT 34 E. REFERENSI 34 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 34

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor sangat penting dalam pembangunan nasional dimana pembangunan itu sendiri membutuhkan sumber daya

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (Studi Situs Di SD Negeri Batursari 6 Mranggen Demak) TESIS

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013

STANDAR PENILAIAN BIMBINGAN AKREDITASI SMK Oleh : A L M A N

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 33 B. TUJUAN 33 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT 34 E. REFERENSI 34 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 34

diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk

NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2006/2007 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 (UUD 1945) yaitu :

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

Kata Pengantar. Jakarta, Desember Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. menengah.

Struktur Kurikulum..

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2006 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003, UU RI No. 20 TH 2003, Jakarta : Sinar Grafika, 2003, hlm. 5.

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara dapat dipandang sebagai persekutuan manusia yang hidup dan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 74 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

NOMOR : % TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan

RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 ( DUA BELAS ) TAHUN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Untuk itu manusia sangat membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Undang-undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan Negara Indonesia. Salah satu cara yang ditempuh untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan mencanangkan wajib belajar pendidikan dasar. Pasal 34 undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan; (1) setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar ( 2) pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya (3) wajib belajar 1

2 merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendididkan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Proses pendidikan di sekolah selalu diakhiri dengan kegiatan evaluasi atau sering disebut ujian. Sebagai komponen dalam proses pendidikan, Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Dasar pemikiran yang digunakan adalah bahwa pendidikan merupakan upaya memberikan satu perlakuan pembelajaran kepada peserta didik. Kesuksesan hasil belajar mereka dapat diketahui melalui kegiatan penilaian, Arikunto (2008 : 02). Menurut Suhendro (2006 : 03 ) dalam model penilaian kelas menjelaskan bahwa data yang diperoleh pendidik selama pembelajaran berlangsung dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi dasar atau indikator yang akan dinilai. Dari proses ini, diperoleh potret atau profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar yang dirumuskan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan masing-masing. Penilaian hasil belajar baik formal maupun non formal diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik dalam periode waktu tertentu dibandingkan dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelum mengikuti

3 proses pembelajaran, dan dianalisis apakah ada peningkatan kemampuan, bila tidak terdapat peningkatan yang signifikan, maka guru memunculkan pertanyaan; Apakah program yang saya buat terlalu sulit? Apakah cara mengajar saya kurang menarik? Apakah media yang digunakan tidak sesuai? Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik (dalam hal ini guru) satuan pendidikan dan pemerintah. Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru satuan pendidikan termasuk penilaian internal (internal assessment). Penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh pendidik pada proses pembelajaran berlangsung dalam rangka penjaminan mutu. Penilaian eksternal (external assessment) merupakan penilaian yang dilakukan oleh pemerintah sebagai pengendali mutu, seperti ujian nasional, Suehendro (2006 : 01). Menurut Nitko dan Cronbach dalam Standar Penilaian, Sudibyo (2009:07) yang membedakan antara evaluasi dan penilaian mengatakan : it is common particularty in the USA, the use of the term evaluation and assessment synonymously. Sependapat dengan Me Carmick dan James. Sebagian ahli pendidikan di Indonesia juga tidak membedakan antara evaluasi dan penilaian. Hal ini dapat dipahami karena informasi yang sama digunakan untuk dua hal, yaitu untuk menentukan kelulusan seseorang dan untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu program pendidikan. Hal senada dikemukakan Djaali dalam Standar Penilaian, Sudibyo (2009 : 07) bahwa pengertian antara evaluasi dan penilaian

4 hampir sama, perbedaannya evaluasi dilakukan untuk menentukan keberhasilan peserta didik program pendidikan, satuan pendidikan dan komponen-komponen pendidikan lainnya sedangkan penilaian lebih menekankan pada penentuan keberhasilan peserta didik. Penilaian merupakan suatu tindakan atau proses penentuan nilai suatu obyek. Penilaian adalah keputusan tentang nilai, penilaian dapat dilakukan berdasarkan hasil pengukuran atau dapat dipengaruhi oleh hasil pengukuran. Pada umumnya, sebelum melaksanakan evaluasi, evaluator terlebih dahulu melakukan pengukuran. Menurut Ebel dalam Standar Penilaian, Suhendro (2009 : 08) menjelaskan pengukuran adalah pemberian angka pada seseorang atau sesuatu objek yang dimaksudkan untuk membedakan tingkat orang atau objek itu mengenai hal yang diukur. Pengukuran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memberi angka pada sesuatu objek ukur. Mengukur pada hakikatnya adalah pemasangan atau korespondesi satu-satu antara angka yang diberikan dan fakta yang diberi angka atau diukur. Secara konseptual angka-angka hasil pengukuran pada dasarnya adalah kontinum yang bergerak dari suatu kutub ke kutub lain yang berlawanan, misalnya dari rendah ke tinggi yang diberi angka dari 0 sampai 100, dari negatif ke positif yang diberi angka 0 sampai 100 kalau evaluasi dan penilaian bersifat kualitatif maka pengukuran bersifat kuantitatif. Alat yang dipergunakan dapat berupa alat baku secara internasional, seperti meteran, timbangan, stopwatch,

5 thermometer dan sebagainya, serta dapat pula berupa alat yang dibuat dan dikembangkan sendiri dengan mengikuti proses pembakuan instrumen. Pengukuran dapat dilakukan melalui tes dan dapat pula tidak melalui tes. Tes itu sendiri, menurut Anastasi dan Brown dalam model penilaian Sudibtyo (2006 : 07). Menjelaskan Tes merupakan suatu pengukuran yang objektif dan standar terhadap sampel perilaku. Tes adalah prosedur yang sistematis untuk mengobservasi perilaku seseorang dan mendeskripsikan perilaku itu dengan skala numerik atau sistem kategori. Evaluasi atau ujian di sekolah mempunyai kedudukan yang strategis, karena hasil ujian dapat digunakan sebagai umpan balik terhadap komponen yang lain. Yaitu perencanaan proses pendidikan, kurikulum, manajemen sekolah, kompetensi guru, proses belajar mengajar maupun sarana dan prasarana pendidikan. Disamping bermanfaat terhadap kepentingan sekolah, hasil ujian juga mempunyai manfaat bagi siswa dan orang tua, Suroso (2010 : 10). Ujian yang kemudian dinamakan Ujian Nasional bertujuan menilai pencapai kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran Ilmu pengetahuan dan teknologi (Permendiknas nomor 75 tahun 2009). Sedangkan penyelenggaranya masih dipegang pemerintah pusat, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional, yang pelaksanaannya diserahkan pada Badan Nasional standar Pendidikan (BNSP) yang bersifat independen. Badan Nasional Standar

6 Pendidikan (BNSP) dalam menyelenggarakan Ujian Nasional (UN) bekerjasama dengan pemerintah, perguruan tinggi negeri, dan pemerintah daerah, yang dalam pelaksanaannya terdiri atas penyelenggara UN Tingkat Pusat, penyelenggara UN tingkat satuan pendidikan, Mardapi (2009 : 06). Inisiatif pemerintah menyelenggarakan Ujian Nasional (UN) sebenarnya murni untuk evaluasi, siswa baik di tingkat dasar maupun menengah yang belajar selama sekian tahun di sekolah masing-masing kini saatnya diuji seberapa hasil belajar mereka. Akan tetapi, disisi lain pelaksanaan Ujian Nasional (UN) sesungguhnya dirasakan memberatkan bagi seluruh elemen yang terlibat dalam pendidikan tersebut khususnya siswa, namun semua pihak menaruh harapan besar pada peningkatan kualitas pendidikan Indonesia, yang akan berdampak positif terhadap kemajuan bangsa, Sunaryo (2009 : 35). Pada waktu Ujian Nasional (UN) diselenggarakan, pelaksanaannya dapat berjalan baik, kecurangan dalam pelaksanaannya dapat ditekan dan dihindari, peserta ujian yang hasil nilainya memenuhi kriteria diluluskan dan siswa yang hasil nilainya tidak memenuhi kriteria kelulusan tidak diluluskan. Masyarakat dapat menerima kenyataan bahwa ada siswa yang tidak lulus ujian. Selain hal tersebut hasil ujian nasional sangat dipercaya oleh masyarakat. Instansi dan lembaga pendidikan baik pemerintah maupun swasta. Mereka tidak meragukan nilai hasil ujian nasional tersebut, sehingga pada saat penerimaan siswa baru nilai hasil ujian nasional sebagai dasar penerimaan, dan masyarakat dapat merasakan

7 1) mutu pendidikan terjamin, 2) kinerja guru menjadi baik 3) biaya sekolah murah, bahkan gratis 4) nilai ujian nasional dapat digunakan sebagai pertimbangan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, Santoso (2010 : 20). Soedibyo (2009 :19) menjelaskan Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional (UN). Pemerintah menugaskan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk menyelenggarakan UN, dan dalam penyelenggaraannya BSNP bekerjasama dengan instansi terkait di lingkungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan satuan pendidikan. Ujian Nasional didukung oleh sistem yang menjamin mutu kerahasiaan soal yang digunakan dan pelaksanaan yang aman, jujur, adil dan akuntabel. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk (a) pemetaan mutu program dan atau satuan pendidikan (b) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, (c) penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, dan (d) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, Soebawi (2009 : 32). Kriteria kelulusan UN dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Peserta UN memperoleh Surat Keterangan

8 Hasil Ujian Nasional (SKHUN) yang diterbitkan oleh satuan pendidikan penyelenggara UN. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah setelah (a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran, (b) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan, (c) lulius ujian sekolah/madrasah dan (d) lu lus ujian nasional, Mardapi (2009 : 23). Sejalan dengan hal tersebut, ujian nasional sekolah merupakan penilaian hasil belajar yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu di sebuah sekolah dengan berpedoman pada aturan penyelenggaraan ujian nasional yang dikeluarkan oleh BNSP. Kondisi penyelenggaraan ujian nasional sekolah di SMP N 1 Sukolilo Pati sudah berjalan sesuai dengan standar penyelenggaraan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Oleh karena itu peneliti sangat tertarik untuk mengetahui secara jelas bagaimana pengelolaan ujian nasional sekolah di SMP N 1 Sukolilo Pati, karena dengan pengelolaan ujian nasional sekolah yang baik dapat meningkatkan prestasi akademik para siswa.

9 B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian di atas fokus penelitian adalah Bagaimana Karakteristik Pengelolaan Ujian Nasional sekolah di SMP Negeri 1 Sukolilo Pati. Sub fokus : 1. Bagaimana karakteristik schedule materi pembelajaran yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sukolilo Pati menjelang UN? 2. Bagaimana karakteristik kegiatan tambahan materi, dalam menyongsong dan mempersiapkan siswa untuk menuju sukses ujian nasional di SMP Negeri 1 Sukolilo Pati? 3. Bagaimana karakteristik penyelenggaraan ujian nasional sekolah di SMP Negeri 1 Sukolilo Pati? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum sesuai dengan permasalahan dalam penelitian, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengelolaan ujian nasional sekolah di SMP Negeri 1 Sukolilo Pati. 2. Tujuan Khusus Secara operasional, penelitian ini bertujuan sebagai berikut : a. Mendeskripsikan karakteristik schedule materi pembelajaran yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sukolilo Pati untuk menuju sukses ujian nasional.

10 b. Mendeskripsikan karakteristik kegiatan tambahan materi, dalam menyongsong atau mempersiapkan siswa untuk menuju sukses ujian nasional di SMP Negeri 1 Sukolilo Pati. c. Mendeskripsikan Karakteristik penyelenggaraan ujian nasional sekolah di SMP Negeri 1 Sukolilo Pati untuk menuju sukses ujian nasional. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan manajemen pengelolaan ujian nasional sekolah yang mengacu pada pengelolaan ujian nasional sekolah di SMP Negeri 1 Sukolilo Pati. 1. Sebagai gambaran bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Pati dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di daerah dalam rangka pengembangan dan pengendalian mutu pendidikan yang mengacu pada standar yang ditetapkan sebelumnya. 2. Bagi Kepala Sekolah dan Guru, dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai modal guna meningkatkan kemampuan Kepala Sekolah dan seluruh tenaga guru di SMP Negeri 1 Sukolilo Pati dalam mengelola ujian nasional sekolah, mengelola manajemen sekolah, serta meningkatkan profesionalisme guru. 3. Bagi warga sekolah dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai modal guna meningkatkan kemampuan warga sekolah dalam melaksanakan kegiatan Ujian Nasional dan mengelola manajemen sekolah

11 4. Bagi Komite Sekolah dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi lengkap mengenai strategi pengelolaan Ujian Nasional Sekolah di SMP Negeri 1 Sukolilo Pati E. Definisi Istilah 1. Ujian Nasional biasa disingkat UN adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh pusat Penelitian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, Fajar (2003 : 38). 2. Pengelolaan Ujian Nasional adalah proses melakukan kegiatan dengan menggerakan tenaga orang lain untuk melaksanakan Ujian Nasional dengan berbentuk kepanitiaan yang kemudian disebut Panitia Ujian Nasional, Moelino (1995 : 470). 3. Schedule adalah memasukan ke daftar atau daftar urutan kegiatan pelaksanaan Ujian Nasional, Wojowasito (1980 : 187). 4. Materi adalah sesutau yang menjadi bahan untuk diujikan, dipirkan, dibicarakan dan sebagainya, Moelino (1995 : 637).

12 5. Materi tambahan adalah bahan tambahan di luar jam pembelajaran berbentuk (Les) yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta dalam melaksanakan ujian agar membuahkan hasil yang lebih baik. 6. Penyelenggaraan Ujian Nasional adalah proses pelaksanaan kegiatan ujian nasional. Penyelenggara ujian nasional adalah orang atau badan yang melaksanakan kegiatan Ujian Nasional.