BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pasal 27 ayat (2) bahwa, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDON

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

2013, No.3 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Da

PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI DI LUAR NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

BERITA NEGARA. No.970, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Penempatan. Perlindungan. TKI. Sanksi Administrasi.

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. ±278 juta orang) Mencerminkan sumber tenaga kerja yang juga besar. Jumlah

PERATURAN MENTERI NO. 18 TH 2007

2 Oleh karena itu Pemerintah harus memberikan perlindungan kepada para calon Tenaga Kerja Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 22/MEN/XII/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN

Apa itu migrasi? Apakah Migrasi Tenaga Kerja? Migrasi adalah tindakan berpindah ke tempat lain baik di dalam satu negara maupun ke negara lain.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 1. tidak hanya mengatur hubungan hukum dalam hubungan kerja (during employment),

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NO: PER-23/MEN/V/2006

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NO: PER-23/MEN/V/2006 TENTANG ASURANSI TENAGA KERJA INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN UNGKAP TEMUAN PEMERIKSAAN KINERJA TENAGA KERJA INDONESIA 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN KENDAL

BUPATI BANYUMAS PROVINSIJAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN CIANJUR KE LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN KE LUAR NEGERI

PROSEDUR PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI DI LUAR NEGERI DR. AGUSMIDAH, SH., M.HUM DOSEN FH USU MEDAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. ANDALAN MITRA PRESTASI (CABANG TANJUNG BALAI KARIMUN)

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Mengenai PT. Mitra Sinergi Sukses

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 23/MEN/XII/2008 TENTANG ASURANSI TENAGA KERJA INDONESIA

: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-05/MEN/ III /2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Pedoman Wawancara dan Transkip Hasil Wawancara. A. Pertanyaan untuk Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 40 TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2010, jumlah

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL JAWA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.515, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Penempatan. Perlindungan. TKI.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN CILACAP

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-20/MEN/X/2007. TENTANG ASURANSI TENAGA KERJA INDONESIA

PERATURAN MENTERI NO. 20 TH 2007

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

16. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PENDAFTARAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

REKOMENDASI KEBIJAKAN KOALISI PEREMPUAN INDONESIA TERHADAP RUU PPILN

UNDANG-UNDANG NO. 39 TH 2004

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG

SEJAK 2011, BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REKOMENDASIKAN MORATORIUM PENGIRIMAN TENAGA KERJA INDONESIA KE TIMUR TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik

II TINJAUAN PUSTAKA. hanya dikenal satu istilah untuk keduanya, yaitu straf. Pidana dipandang sebagai suatu nestapa

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

BAB V PENUTUP. (PKL) pada BP3TKI (Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan. Tenaga Kerja Indonesia) penulis banyak mendapatkan pengetahuan dan

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.14/MEN/X/2010 TENTANG

KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.14/MEN/X/2010 TENTANG

BAB II PEMBAHASAN. A. Kerangka Teori. 1. Asas-asas Penempatan TKI. Dalam Pasal 31 Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN PEKERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI NO. 05 TH 2005

BAB IV PENUTUP. mengambil kesimpulan sebagai berikut: telah diatur dalam Konvensi ILO No. 188 Tahun 2007 tentang Work In

BAB III GAMBARAN UMUM PERJANJIAN KERJA ANTARA CALON TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DENGAN PERUSAHAAN JASA TENAGA

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tamba

PERATURAN MENTERI NO. 05 TH 2005

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 64 SERI E

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG CALON TKI DAN TKI, PROSEDUR PENEMPATAN TKI DI LUAR NEGERI DAN PIHAK-PIHAK PELAKSANA PENEMPATAN TKI DI LUAR NEGERI

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

2013, No.5 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut den

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

Form 01_Formulir Penerimaan Kasus BMI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. TKI. Pembekalan. Pemberangkatan. Penyelenggaraan.

Oleh : Raymond Bagus Nurchandra Ketut Sandhi Sudarsana I Made Dedy Priyanto. Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana.

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI BANTEN

BUPATI LEMBATA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 20 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

2 Bantuan Tanggap Darurat Bagi Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Djumadi, Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN PEKERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2017

NO. UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2004 DRAF REVISI UU 39 TAHUN 2004 Versi TIMUS CATATAN/ KETERANGAN TIMUS

BUPATI SAMPANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

Kata kunci: Tanggung jawab, perusahaan.

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelayanan Tenaga Kerja yang Bekerja di Luar Negeri

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-01/MEN/1991 TENTANG ANTAR KERJA ANTAR NEGARA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR KECAMATAN KERUAK DESA TANJUNG LUAR

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

Transkripsi:

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pertama, pengaturan perekrutan/ pengerahan yang dilakukan PT. Mitra Sinergi Sukses telah sesuai dengan tercantum dalam Pasal 34 ayat (1) Pasal 35, Pasal 42 ayat (2), Pasal 48, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 Kedua, proses pengerahan/ perekrutan yang dilakukan oleh PT. Mitra Sinergi Sukses melalui 3 tahapan yaitu, melalui petugas lapangan/ sponsor, kerja sama dengan sekolah, media massa (cetak atau elektronik). 2. Pengawasan dan tanggung jawab PT. Mitra Sinergi Sukses dalam penempatan tenaga kerja Indonesia keluar negeri dibedakan menjadi 3 bagian yaitu: 2.1 Pengawasan PT. Mitra Sinergi Sukses a. Pengawasan pada masa prapenempatan, pada masa ini pengawasan yang dilakukan PT. Mitra Sinergi Sukses adalah pengawasan langsung, maksud dari pengawasan langsung adalah melakukan 189

pengamatan, pemantauan, pengurusan yang dilakukan langsung oleh PT. Mitra Sinergi Sukses itu sendiri tanpa melibatkan pihak lain dalam melakukan pengurusan persyaratan kelengkapan dokumendokumen dari calon TKI sampai mengurus, memantau dalam mengikutsertakan TKI dalam beberapa tahapan kegiatan yang wajib diikuti calon TKI. Selain pengawasan langsung, pengawasan preventif edukasi adalah pengawasan yang dilakukan sebagai upaya pencegahan untuk menghindari terjadinya permasalahan dalam pengiriman calon TKI keluar negeri, dengan menggunakan unsur pendampingan teknis dan edukasi dalam semua proses awal yang diikuti calon TKI. Permasalahan yang muncul pada pengawasan masa prapenempatan terjadi dikarenakan dari unsur pemerintah, hal ini terkait dengan pengurusan perlengkapan dokumen seperti pasport dan visa kerja yang lama dalam melakukan pengurusannya dan tidak jarang oknum dari pemerintah meminta uang 190

tambahan untuk mempercepat pengurusan dokumen dari tenaga kerja Indonesia. Selain dari unsur pemerintah permasalahan pada masa pra penempatan juga terjadi dikarenakan dari unsur calon TKI itu sendiri, hal ini disebabkan oleh usia dari calon TKI yang kurang dari usia yang menjadi persyaratan, calon TKI yang mempunyai riwayat penyakit/ gangguan kesehatan dan kurang lengkapnya dokumen yang menjadi persyaratan untuk dapat bekerja diluar negeri. b. Pengawasan pada masa penempatan, pada masa ini pengawasan yang dilakukan oleh PT. Mitra Sinergi Sukses adalah pengawasan tidak langsung, maksud dari pengawasan tidak langsung ini dikarenakan yang melakukan pengawasan terhadap TKI selama berada dinegara tujuan adalah mitra usaha dari PT. Mitra Sinergi Sukses yang ada dinegera tujuan. Pengawasan tidak langsung ini dapat berubah menjadi pengawasan represif sebagai upaya penindakan yang dilakukan langsung apabila TKI terjadi permasalahan selama dinegara tujuan. 191

Maksud dari penjelasan diatas yaitu pihak PT. Mitra Sinergi Sukses akan mengirimkan perwakilannya untuk melakukan pengurusan dan penyelesaian permasalahan yang dialami oleh TKI selama bekerja dinegara tujuan. Permasalahan yang muncul pada pengawasan masa penempatan adalah TKI yang mengalami tindakan kekerasan dari majikannya, TKI yang tidak dibayarkan upah kerja oleh majikannya, TKI yang kabur dari rumah majikan sampai TKI yang meninggal dunia dinegera tujuan. c. Pengawasan pada masa purna penempatan, sama dengan dengan pengawasan pada masa penempatan yang dilakukan dengan cara tidak langsung. Pengawasan purna penempatan dilakukan oleh mitra usaha dari PT. Mitra Sinergi Sukses. Namun pengawasan tidak langung dapat berubah menjadi pengawasan represif sebagai upaya penindakan yang dilakukan langsung oleh perwakilan dari PT. Mitra Sinergi Sukses untuk membantu penyelesaian permasalahan yang dialami 192

oleh TKI untuk kepulangannya kembali ke Indonesia. Permasalahan yang muncul pada pengawasan masa purna penempatan adalah TKI yang meninggal dunia pada saat akan kembali ke Indonesia, TKI yang kabur/ tidak diketahui keberadaan ditempat tinggal majikan TKI yang membuat kesulitan dalam pengurusan kepulangannya, TKI yang sudah berpindah majikan tanpa sepengetahuan dari mitra usaha dan PT. Mitra Sinergi Sukses. 2.2.Tanggung Jawab PT. Mitra Sinergi Sukses a. Tanggung jawab pada masa pra penempatan oleh PT. Mitra Sinergi Sukses dilakukan dengan bertanggung jawab penuh terhadap semua perlengkapan dokumen-dokumen dari calon TKI ( baik kelengkapan dokumen pribadi calon TKI sampai kelengkapan dokumen sebagai persyaratan agar dapat bekerja keluar negeri) dan mengikutsertakan calon TKI dalam tahapan-tahapan yang wajib untuk diikuti oleh calon TKI misalnya pembekalan akhir pemberangkatan dan uji kompetensi. 193

PT. Mitra Sinergi Sukses tidak akan memberangkatkan calon TKI yang tidak melengkapi persyaratan baik dokumen pribadi maupun kelengkapan dokumen sebagai persyaratan agar dapat bekerja keluar negeri dan calon TKI yang tidak mengikuti tahapan-tahapan yang wajib diikuti. Permasalahan yang muncul pada tanggung jawab pada masa pra penempatan adalah lamanya proses pengurusan perlengkapan dokumen-dokumen yang dilakukan oleh pemerintah dan adanya pemberian uang tambahan untuk mempercepat pengurusan kelengkapan dokumen seperti pasport dan visa kerja dll, tidak lulusnya calon TKI dalam pemeriksaan kesehatan. b. Tanggung jawab pada masa penempatan oleh PT. Mitra Sinergi Sukses dilakukan dengan bertanggung jawab secara tidak penuh, hal ini dikarenakan PT. Mitra Sinergi Sukses tidak memantau secara langsung TKI selama bekerja dinegara tujuan. Untuk pemenuhan hak dan perlindungan TKI selama bekerja dinegara tujuan PT. Mitra Sinergi Sukses bertanggung jawab penuh. Pemenuhan hak 194

yang diberikan berupa jaminan mendapatkan pekerjaan diluar negeri, jaminan mendapatkan perlakuan dan pelayanan yang baik dan mendapatkan upah yang sesuai dengan. Untuk perlindungan terhadap TKI pada masa penempatan PT. Mitra Sinergi Sukses menjamin perlindugan hukum sesuai peraturan yang ada dinegara tujuan dan menjamin perlindungan keselamatan dan kesehatan TKI selama dibekerja dinegara tujuan. Permasalahan yang muncul pada tanggung jawab pada masa penempatan adalah TKI yang kabur sebelum masa kontrak kerja habis, TKI mengalami kekerasaan dari majikannya, TKI yang tidak bayar upah kerjanya oleh majikannya. C. Tanggung jawab pada masa purna penempatan oleh PT. Mitra Sinergi Sukses sama dengan pada saat masa penempatan, hal ini dikarenakan yang melakukan pengurusan untuk kepulangan dari TKI dilakukan oleh mitra usaha dari PT. Mitra Sinergi Sukses, dapat disimpulkan tanggung jawab yang 195

dilakukan tidak secara penuh terhadap kepulangan dari TKI. Namun untuk jaminan perlindungan hukum terhadap permasalahan yang dialami pada saat kepulangan dan menjamin kesehatan dari TKI selama perjalanan pulang ke Indonesia menjadi tanggung jawab penuh dari PT. Mitra Sinergi Sukses. Permasalahan yang muncul pada tanggung jawab masa purna penempatan adalah TKI yang mengalami permasalahan sebelum kepulangannya misalnya TKI yang harus dirawat akibat mengalami kekerasaan dari majikannya, TKI yang dibayar upahnya oleh majikannya dan TKI yang meninggal dunia dinegara tujuan, penyebab meninggalnya TKI dapat dikarenakan kecelakaan kerja, sakit bahkan disiksa oleh majikan hingga meninggal. Jadi intinya pengawasan dan tanggung jawab yang dilakukan oleh PT. Mitra Sinergi Sukses telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, hanya saja untuk masa penempatan dan masa purna penempatan yang melakukan pemantauan TKI 196

selama berada dinegara tujuan adalah mitra usaha dari PT. Mitra Sinergi Sukses yang membuat pengawasan dan tanggung jawab kurang berjalan efektif dan efisien. d. Tanggung jawab Jaminan Sosial Asuransi TKI Berdasarkan Pasal 68 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 yang menyebutkan: Pelaksana penempatan TKI swasta wajib mengikutsertakan TKI yang diberangkatkan keluar negeri dalam program asuransi. Program jaminan sosial asuransi terhadap TKI oleh PT. Mitra Sinergi Sukses meliputi masa pra penempatan, masa penempatan dan purna penempatan. 3. Hambatan dan Pendukung Pengawasan dan Tanggung Jawab Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (PPTKIS) terhadap penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) keluar negeri a. Hambatan pada masa pra penempatan 197

1. Persyaratan calon TKI yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku; 2. Gagalnya calon TKI dalam pemeriksaan kesehatan; 3. Kondisi fisik dari calon TKI; 4. Lamanya proses pengurusan kelengkapan dokumen yang dikelurakan pemerintah.; b. Hambatan pada masa penempatan 1. Lamanya adaptasi TKI dengan lingkungan dinegara tempat bekerja; 2. TKI yang kabur sebelum masa kontrak kerja habis; 3. TKI yang mengalami tindakan kekerasan dari majikannya dinegara tempat bekerja. c. Hambatan pada masa purna penempatan 1. TKI yang mengalami permasalahan sebelum kepulangan 2. Proses pemulangan TKI yang meninggal dunia dinegara tujuan yang lama dan kesulitan mencari informasi terkait penyebab meninggalnya TKI. Faktor pendukung dalam melakukan pengawasan dan tanggung jawab dari pelaksana penempatana tenaga kerja Indonseia (PPTKIS)/ PT. Mitra Sinergi Sukses tidak ditemukan. Tidak ditemukannya faktor 198

pendukung karena lebih sering menemukan permasalah baik dari Pemerintah TKI, Mitra Usaha bahkan PT. Mitra Sinerg Sukses. B. Saran Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini antara lain: 1. PT. Mitra Sinergi Sukses harusnya dalam melakukan pemantaun terhadap tenaga kerja Indonesia dilakukan secara langsung bukan melalui pihak mitra usaha, hal ini dimaksud agar dalam melakukan pengawasan dan tanggung jawab lebih efektif dan efisien. 2. PT. Mitra Sinergi Sukses sebaiknya membuka kantor perwakilan dinegara tujuan penempatan tenaga kerja Indonesia, hal ini dimaksud agar PT. Mitra Sinergi Sukses dapat memberikan pelayanan dan pengawasan apabila tenaga kerja Indonesia mengalami masalah selama dinegara tempat bekerja. 3. PT. Mitra Sinergi Sukses harus mendampingi para TKI yang akan kembali ke Indonesia, hal ini dapat bermanfaat untuk membantu TKI yang pada saat kepulangannya mendapatkan permasalahan, PT. Mitra Sinergi Sukses tidak boleh mempercayakan kepulangan 199

TKI kepada pihak mitra usaha yang ada dinegara tujuan. 4. PT. Mitra Sinergi Sukses harus segera memperbaiki dalam pemberian pendidikan dan pelatihan kerja, pemberian materi tentang situasi dan kondisi, cara beradaptasi dengan lingkungan dinegara tujuan lebih ditingkatkan agar TKI lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan yang ada dinegara tujuan. 5. PT. Mitra Sinergi Sukses harus segera memperbaiki cara berkoordinasi dengan pihak mitra usaha yang ada dinegara tujuan, hal ini dimaksud untuk semakin mengefektifkan pengawasan dan tanggung jawab terhadap tenaga kerja Indonesia. 6. PT. Mitra Sinergi Sukses seharusnya melakukan pengawasan secara langsung terhadap kinerja dari petugas lapangan dalam melakukan perekrutan/ pengerahan terhadap calon TKI. 200