ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

ERIZA MUTAQIN A

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN PERANGKAT DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga faktorfaktor

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA WACANA KHOTBAH SALAT TARAWIH DI DESA TLOBONG KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI

1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut. Iklan terdiri dari dua

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Bahasa sebagai

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

PEMEROLEHAN KOSAKATA DASAR BAHASA INDONESIA PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

ANALISIS TINDAK TUTUR PADA WACANA STIKER PLESETAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat. Alat komunikasi itu disebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dalam kehidupan sehari-hari memiliki peranan dan fungsi yang mendasar. Dengan bahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF PADA WACANA PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MASA JABATAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang. membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempermudah kita untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan. Keberadaan bahasa ditengah-tengah manusia sangatlah berperan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bertransaksi yaitu ada barang yang akan diperdagangkan, kesepakatan yang tidak dipaksa oleh pihak manapun.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

TINDAK TUTUR LANGSUNG LITERAL DAN TIDAK LANGSUNG LITERAL PADA PROSES PEMBELAJARAN MICRO TEACHING

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009)

WACANA KARTUN EDITORIAL OOM PASIKOM PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK SKRIPSI

PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU. DI SITUS WEB SKRIPSI

SAPAAN DI RUANG RAWAT INAP ANAK RUMAH SAKIT DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

Bab 1. Pendahuluan. Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pengantar dalam komunikasi sehari-hari. nasional dan bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional,

BAB I PENDAHULUAN. manusia perlu berintraksi dengan sesama manusia. Manusia dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa mereka, atau bahasa-bahasa mereka bila mereka berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap transaksi jual-beli di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

Transkripsi:

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia dan Daerah Diajukan: TRI WAHYUNI A310030081 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008 PERSETUJUAN i

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Bahasa sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Adalah suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai alat vital dalam kehidupan. Bahasa adalah milik manusia. Bahasa adalah salah satu ciri pembeda utama manusia dengan mahluk yang lainnya. Mustakim (1994: 4) mengungkapkan bahwa bahasa adalah alat vital komunikasi yang juga dapat dipergunakan untuk bertukar pendapat, berdiskusi, atau membahas persoalan yang dihadapi. Bahasa pula yang memungkinkan seseorang mempelajari segala sesuatu yang dinyatakan oleh orang lain. Bahasa adalah untuk berkomunikasi, yaitu sebagai alat pergaulan dan berhubungan dengan sesama manusia, sehingga terbentuk sistem sosial/masyarakat. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang dipergunakan oleh masyarakat untuk berhubungan dan bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 1993: 1). Ada juga yang menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi sebagai alat vital komunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran oleh karena keinginan untuk selalu mengadakan hubungan dengan orang lain itulah yang menyebabkan bahasa tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia (Wahyu, 2001: 3). 1

2 Berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa sangatlah penting. Bahasa merupakan sarana yang verbal dan utama dalam kehidupan, tanpa bahasa sulit bagi kita mema hami maupun mengerti arti dan maksud dari perkataan orang lain, dan tanpa bahasa sistem dalam kehidupan kita tidak akan tercipta baik. Suatu proses komunikasi tidak terlepas adanya tindak tutur atau pun peristiwa tutur. Menurut Yule (2006: 82-83) tindak tutur adalah suatu tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan dan dalam bahasa Inggris secara umum diberi label yang lebih khusus, misalnya permintaan maaf, keluhan, pujian, undangan, janji atau permohonan. Suatu tuturan, penutur biasanya berharap maksud komunikatifnya akan dimengerti oleh pendengar/lawan tutur. Penutur dan lawan tutur biasanya terbantu oleh keadaan di sekitar lingkungan tuturan itu. Keadaan semacam ini, termasuk juga tuturan-tuturan yang lain, disebut peristiwa tutur. Pengertian peristiwa tutur yang lain menyatakan bahwa peristiwa tutur adalah berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua belah pihak yaitu, penutur dan lawan tutur dengan satu pokok pikiran dalam waktu, tempat dan situasi tertentu (Chaer, 1995: 61). Tindak tutur adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang yang mengujarkan sebuah tuturan bisa dikatakan sebagai melakukan tindakan di samping mengucapkan tuturan itu. dikatakan tindak tutur karena ada seorang yang menuturkan sebua h tuturan, dalam tuturan kadang penutur mengucapkan tuturan tidak sesuai dengan

3 maksud yang diinginkannya yang demikian ini disebut tindak tutur tidak langsung tidak literal. Jenis-jenis tindak tutur itu sendiri menurut Wijana (1996: 36) adalah sebagai berikut: 1. Tindak tutur langsung 2. Tindak tutur tidak langsung 3. Tindak tutur literal 4. Tindak tutur tidak literal 5. Tindak tutur langsung literal 6. Tindak tutur langsung tidak literal 7. Tindak tutur tidak langsung literal 8. Tindak tutur tidak langsung tidak literal Peneliti tertarik mengkaji tindak tutur tidak langsung tidak literal, yaitu tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat dan makna yang tidak sesuai dengan maksud yang hendak diutarakan, karena dalam tindak tutur ini penutur menyimpan maksud lain, dari sini lah ketertarikan peneliti untuk mengkaji maksud-maksud yang sebenarnya ada dalam tuturan tidak langsung tidak literal antara pembeli dengan penjual buah. tuturan tidak langsung tidak literal biasanya sifatnya berupa sindiran, dalam sindiran-sindiran ini diharapkan lawan tutur tahu maksud penutur. Misalnya untuk menyuruh seorang pembantu menyapu lantai yang kotor, seorang majikan dapat saja dengan nada tertentu mengutarakan kalimat (1) berikut ini: (1) - Lantainya bersih sekali.

4 - Bajumu besar sekali, apa nyaman? - kopinya manis sekali, lupa menggulai ya? Tuturan (1) pada kalimat pertama sebenarnya penutur bermaksud menyuruh pembantu atau lawan tuturnya untuk menyapu lantainya yang kotor. Penutur mengungkapkan maksudnya dengan mengutarakan tuturan (1) dengan nada tertentu dengan harapan lawan tutur mengerti maksud dari penutur, sedangkan pada kalimat kedua sebenarnya penutur ingin mengungkapkan bahwa baju yang dipakai terlalu kecil/kekecilan hal ini diperkuat tuturan apa nyaman, karena jika baju yang dipakai terlalu kecil maka si pemakai biasanya tidak nyaman memakainya, dan pada kalimat ketiga penutur sebenarnya ingin menyampaikan maksud bahwa kopinya pahit, hal ini diperkuat adanya tuturan lupa menggulai ya?. Dialog pembeli dengan penjual pun seringkali penutur mengungkapkan tuturan yang modus kalimat dan maknanya tidak sesuai dengan apa yang hendak diutarakan,seperti contoh di bawah ini (2) Pembeli : Mbak anggur ini sekilonya berapa? Penjual : Itu seng bagus, 28 ribu sekilonya Pembeli : Murah men engga boleh kurang to? Murah sekali apa tidak boleh kurang? Tuturan (2) murah men ngga boleh kurang to? merupakan bentuk tindak tutur tidak langsung tidak literal karena dalam tuturan tersebut penutur tidak mengungkapkan secara langsung maksud dan tujuan yang diharapkannya. Tuturan murah men ngga boleh kurang to? penutur bermaksud mengungkapkan bahwa harga anggur yang merah menurut penutur mahal, hal ini terbukti dengan adanya tuturan

5 engga boleh kurang to?, jika memang tuturan itu bermaksud mengungkapkan bahwa harga anggurnya murah tentu penutur tidak perlu mengungkapkan tuturan engga boleh kurang to?. Tuturan tersebut mengungkapkan bahwa harga anggur tersebut menurut penutur mahal dan penutur ingin agar penjual bisa menurunkan harga anggur. Banyak ketertarikan dalam tindak tutur tidak langsung tidak literal karena dalam tindak tutur tidak langsung tidak literal pembicara tidak mengungkapkan secara langsung apa yang diinginkan atau dimaksudkan. Tutur an ini pun sedikit mengarah pada sindiran secara halus. Peneliti ingin meneliti tindak tutur tidak langsung tidak literal antara pembeli dengan penjual buah yang ada di Mojosongo, Surakarta. Peneliti tertarik dengan penelitian yang menggunakan kajian pragmatik. Pragmatik adalah aturan-aturan pemakaian bahasa yaitu pemilihan bentuk bahasa dan penentuan maknanya sehubungan dengan maksud pembicara sesuai konteks (Nababan, 1987: 2). Dapat pula dinyatakan bahwa pragmatik merupakan studi bahasa yang mempelajari makna berdasarkan konteks yang melatarbelakanginya. Penelitian ini dilakukan di Jalan Jaya Wijaya, Mojosongo. Mojosongo adalah salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Jebres, Surakarta. Sebagian besar warga Mojosongo adalah orang Jawa, sehingga datanya pun kebanyakan berupa bahasa Jawa. Peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul Analisis Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal antara Pembeli dengan Penjual Buah di Mojosongo, Surakarta.

6 B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitiaan yang intensif mengenai masalahnya, dengan pembatasan masalah itu penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan. Pembatasan masalah dan penyempitan masalah diperlukan agar permasalahan tidak terlalu luas dan umum. Sehingga dapat mempermudah dalam melakukan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah pada penggunaan tindak tutur tidak langsung tidak literal antara pembeli dengan penjual buah di Mojosongo, Surakarta. Penjual buah pun dibatasi hanya dua orang saja yang berada dibagian pojok sebelah barat diantara para pedagang buah yang ada di Jalan. Jaya Wijaya, Mojosongo. Para penjual ini berada tepat di belakang lapangan Jalan. Jaya Wijaya, Mojosongo. Jumlah pedagang buah yang menetap di Jalan. Jaya Wijaya berjumlah tiga orang dan penjual buah yang tidak menetap sekitar empat orang, namun dalam penelitian ini dibatasi hanya dengan dua pedagang buah yang menetap saja. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga bulan Mei 2007. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah bentuk-bentuk tindak tutur tidak langsung tidak literal antara pembeli dengan penjual buah di Mojosongo? 2. Apa maksud yang terkandung dalam tindak tutur tidak langsung tidak literal antara pembeli dengan penjual buah di Mojosongo?

7 3. Bagaimanakah strategi penutur dalam mengungkapkan tindak tutur tidak langsung tidak literal. D. Tujuan Penelitian Tujuan suatu penelitian adalah memecahkan masalah, hal itu dilakukan dengan jalan menyimpulkan sejumlah pengetahuan yang memadai dan mengarah pada upaya untuk memakai atau menyelesaikan faktor-faktor yang berkaitan tersebut (Moleong, 1996: 62). Tujuan peneliltian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk tindak tutur tidak langsung tidak literal antara pembeli dengan penjual buah di Mojosongo. 2. Mendiskripsikan maksud yang terkandung dalam tindak tutur tidak langsung tidak literal antara pembeli dengan penjual buah di Mojosongo. 3. Mendiskripsikan strategi penutur dalam mengungkapkan tindak tutur tidak langsung tidak literal. E. Manfaat Penelitian Setiap peneliti dalam melakukan penelitian pasti mempunyai maksud atau harapan agar hasil penelitiannya bermanfaaat bagi orang lain atau untuk perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini meliputi:

8 1. Dapat memperkaya hasil penelitian dalam pengembangan ilmu kebahasan pada umumnya dan menambah khasanah dalam bidang Pragmatik khususnya. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang sejelassejelasnya kepada pembaca khusunya para peneliti bahasa tentang tindak tutur tidak langsung tidak literal antar pembeli dengan penjual buah di Mojosongo, Surakarta. 3. Memperkaya wawasan tentang bahasa. 4. Dapat digunakan sebagai acuan atau rujukan bagi penelitian lebih lanjut. 5. Dapat menambah wawasan bahasa khususnya untuk penjual dan pembeli buah. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab pertama pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab dua tinjauan pustaka dan landasan teoritis. Pada bab ini diungkapkan beberapa tinjauan pustaka besarta teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang akan dikaji. Teori-teori yang akan diungkapkan antara lain tentang hakikat pragmatik, tindak tutur, tindak tutur dan tindak tutur tidak langsung tidak literal, klasifikasi tindak tutur, dan praanggapan, prinsip kerjasama dan implikatur.

9 Bab tiga metode penelitian. Bab ini meliputi jenis penelitian, sumber data, data, tempat dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan penyajian hasil analisis. Bab empat hasil penelitian. Bab ini memaparkan penyajian dan analisis data yang akan menjabarkan data-data yang telah terkumpul dan diklasifikasikan sesuai dengan kepentingan penelitian, kemudian dianalisis untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan sebelumnya. Subbab ini meliputi bentuk-bentuk tindak tutur tidak langsung tidak literal antara pembeli dengan penjual buah di Mojosongo, maksud yang terkandung di dalam tindak tutur tidak langsung tidak literal antara pembeli dengan penjua l buah di Mojosongo, dan strategi penutur dalam mengungkapkan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Bab lima penutup. Bab ini dinyatakan simpulan dan saran dari penulis skripsi.