BAB I PENDAHULUAN. tercapai tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia tersebut yang tercantum didalam. UUD 1945 dan rencana pembangunan nasional.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang mana wilayah ini terletak di jantung Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru,

BAB I PENDAHULUAN. Jasa. Pekanbaru saat ini memiliki perkembangan yang cukup pesat, perkembangan

BAB IV GAMBARAN UMUM Sejarah Berdirinya Pasar Simpang Baru. pekanbaru. Pasar ini sudah ada sejak dahulu ketika wilayah tersebut masih masuk

KUESIONER UNTUK PEDAGANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PASAR SELASA PANAM PEKANBARU. A. Sejarah Singkat Pasar Selasa Panam Pekanbaru

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BERAU

BAB II TELAAH PUSTAKA

PERBANDINGAN PENGELOLAAN SAMPAH ANTARA PEMERINTAH DENGAN SWADAYA MASYARAKAT TERHADAP PASAR TRADISIONAL DI KOTA BALIKPAPAN SKRIPSI

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan pembangunan pemerintah kota pekanbaru

BAB IV GAMBARAN UMUM

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

STUDI KINERJA TEKNIK OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Alam Hayati dan Ekosistemnya;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 2 TAHUN 1994 TENTANG RETRIBUSI KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR : 8 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

5. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KOTA MADIUN

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK,

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masing-masing arah untuk berjalan secara bergantian. Kemajuan ilmu pengetahuan dari tahun ke tahun terus berkembang dan

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta)

NOMOR 8 TAHUN 2002 LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Singkat Dinas Pasar Kota Pekanbaru.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

WALIKOTA SURABAYA TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PARKIR PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETERTIBAN JALAN, FASILITAS UMUM DAN JALUR HIJAU

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 9 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR : 14 TAHUN 2001

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Geografis dan Demografis Kota Pekanbaru

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENGATURAN, PENERTIBAN DAN PENGAWASAN PEDAGANG KAKI LIMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 49 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 02 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 14 TAHUN 1997 TENTANG RETRIBUSI KEBERSIHAN DALAM KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

BAB II PROFIL DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG

TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PARKIR PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

PERANSERTA PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SEMARANG DINAS KEBERSIHAN & PERTAMANAN KOTA SEMARANG TAHUN 2010

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 62 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

IV. KONDISI UMUM PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 21 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DINAS PENGELOLAAN PASAR DAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Kemacetan adalah situasi keadaan tersendatnya atau terhentinya lalu lintas yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

Optimisasi pengalokasian sampah wilayah ke tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Surakarta dengan model integer linear programming

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Rute Pengangkutan Eksisting Kendaraan Arm Roll Truck

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru. Berdasarkan Surat Edaran

BAB V PENUTUP. Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DALAM WILAYAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG KETERTIBAN, KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah;

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih tinggi. Seperti yang dituangkan dalam GBHN (Tap. MPR No. IV/MPR/1999), pembangunan nasional merupakan usaha

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN PASAR BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG

IMPLIKASI METODE KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM PENERTIBAN PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR BAMBU KUNING BANDAR LAMPUNG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 18 TAHUN 1999 T E N T A N G KETERTIBAN DAN KEBERSIHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KEBERSIHAN, KEINDAHAN, DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 20 TAHUN 2002 (20/2002) TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung

RETRIBUSI PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA PARIAMAN PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DITEPI JALAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Transportasi memegang peranan penting dalam perkotaan dan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melewati suatu ruas jalan berhenti dalam waktu yang singkat maupun lama. Kemacetan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional pada dasarnya diupayakan untuk menciptakan masyarakat madani yang berperadaban modern, adil dan makmur. Oleh karena itu perlu adanya komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat, sehingga tercapai tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia tersebut yang tercantum didalam UUD 1945 dan rencana pembangunan nasional. Pembangunan yang menyeluruh, terencana dan sistematis sudah dilakukan dan telah menunjukkan hasil yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada hakekatnya pembangunan merupakan suatu rangkaian yang telah dilakukan secara sadar berencana dan berkesinambungan dari keadaan yang kurang baik menuju kearah yang lebih baik. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Siagian bahwa pembangunan merupakan suatu usaha atau rangkaian pertumbuhan dan perubahan yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa menuju moderitas dalam rangka pembinaan bangsa yang terdiri dari tahap-tahap yang disatu pihak bersifat independent (Siagian,2000:4). Dengan demikian dijelaskan bahwa pembangunan Nasional akan terwujud bila adanya kesinambungan program antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dan Kota. Pekanbaru merupakan kota yang sedang berkembang menuju Kota metropolitan dan seiring dengan itu maka Pekanbaru memerlukan Penataan Kota dimana salah satunya adalah pelaksanaan pengelolaan kebersihan, keindahan dan 1

ketertiban (K3). Pembangunan suatu Kota akan terwujud dan dirasakan oleh segenap lapisan masyarakat dalam kondisi yang baik, bersih, indah, dan cermin adanya kebersihan, keindahan dan ketertiban merupakan modal bagi suatu pembangunan. Secara fisik pembangunan kota telah dilaksanakan, namun belum mencerminkan kebersihan, keindahan dan ketertiban (K3). Oleh karena itu, maka upaya pembangunan tidak akan bermakna tanpa adanya kebersihan, keindahan dan ketertiban (K3). Dengan demikian hal ini harus diperhatikan karena kebersihan itu adalah sebagian dari iman dan kebersihan pangkal sehat. Sejalan dengan kondisi tersebut, pekanbaru memiliki motto dengan slogan pekanbaru kota BERTUAH yakni kepanjangan dari Bersih Tertib Usaha bersama Aman Harmonis. Kota bersih ini mencakup sebagai berikut : bersih lahir, bersih jiwa, bersih lingkungan pasar, pendidikan, jalur hijau, industri, dan pusat kesehatan. Dalam peraturan daerah No 4 Tahun 2000 membahas tentang segi kebersihan dan langkah-langkah penerapan yang diambil oleh pemerintah daerah, yaitu : a. Menyediakan tong sampah baik ditempat umum maupun ditempat yang banyak dilalui oleh masyarakat. b. Menunjuk petugas kebersihan untuk mengangkut sampah yang telah dikumpulkan oleh masyarakat. c. Menyediakan tempat atau lapangan untuk memusnahkan sampah. d. Membuat larangan tentang membuang sampah sembarangan. 2

e. Menetapkan retribusi atau biaya kebersihan kepada masyarakat. f. Memberikan atau membebaskan keringanan biaya kebersihan apabila masyarakat tersebut mendapat izin atau persetujuan dari Walikota atau adanya alasan-alasan tertentu yang masuk akal. g. Menyiapkan pengawasan kepada petugas kebersihan. h. memberikan sanksi administrasi/ketentuan pidana. Didalam menjaga kebersihan untuk masyarakat adanya Kebijakan dari Pemerintah. Daerah yang dibentuk dalam Peraturan Daerah Nomor. 4 Tahun 2000 tentang Retribusi kebersihan pasal 9 ayat 1 bahwa setiap orang atau badan yang memiliki juga menguasai bangunan dan tanah atau lapangan yang merupakan sumber sampah sebagaimana yang dimaksudkan dalam ayat 1 pasal 2 dan 3 tentang Peraturan Daerah ini, atas imbalan jasa penyelenggaraan, pelayanan, pengangkatan, pengangkutan, pembuangan dan pemusnahan sampah dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) ke/di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 6 dan 7 dikenakan retribusi kebersihan. Dengan adanya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah semata-mata hanya untuk masyarakat, bukan untuk mereka pribadi sebenarnya, keinginan dari Pemerintah hanya untuk melihat keindahan dan kenyamanan bagi Kota ini supaya Kota terlihat bersih dan tertib. Untuk menciptakan Pekanbaru sebagai Kota yang bersih maka Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2002 tentang ketertiban umum yang meliputi: tertib jalan, jalur hijau, taman dan tempat umum, tertib sungai, jalur air, kolam, tertib keamanan lingkungan dan lain 3

sebagainya yang masing-masing mempunyai ketentuan dan pidana serta adanya pengawasan dan penyusutan. Dalam Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2008 Kepala Dinas Pasar Kota Pekanbaru menginstruksikan kepada UPTD untuk melaksanakan beberapa program yang berkaitan dengan K3, yaitu : a. Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan program kebersihan, keindahan dan ketertiban (K3) adalah koordinasi yang dilakukan antara Walikota menginstruksikan kepada Kepala Dinas Pasar dan Kepala Dinas Pasar menginstruksikan kepada masing-masing UPTD yang merupakan suatu proses yang mengatur agar pembagian kerja dari berbagai orang atau kelompok satuan petugas dapat terus menjadi suatu kebulatan yang terintegrasi, seefisien mungkin dalam usaha pencapaian tujuan. b. Menyediaan sarana dan prasarana dalam program kebersihan yaitu Walikota bekerjasama dengan Kepala Dinas Pasar, UPTD dan satuan petugas K3 menyediakan tong sampah sebagai tempat pembuangan sementara (TPS) yang ditentukan tempatnya, adanya armada angkutan sampah dan petugas yang telah ditunjuk ini diberi kewajiban untuk membersihkan dan mengambil sampah yang ada ditepi jalan, pedagang kaki lima, los atau yang di tempat penjual sayur, ikan dan bahan pokok lainnya atau petugas sebagai pengkoordinir pengumpulan dan pemindahan sampah. c. Memberikan motivasi kepada pedagang tentang budaya hidup bersih, indah dan tertib adalah kemampuan yang diberikan UPTD dan Satuan Petugasnya 4

untuk memberikan pemahaman terhadap pedagang tentang arti penting budaya hidup bersih, indah dan tertib serta bebas sampah. d. Memungut retribusi kebersihan adalah iuran wajib yang harus dibayar oleh semua pedagang kepada petugas yang telah ditunjuk sebagai pemungut retribusi. e. Melakukan pengawasan yaitu untuk kelancaran pelaksanaan program kegiatankegiatan dalam kebersihan, keindahan dan ketertiban. susunan organisasi Dinas Pasar Kota Pekanbaru dimulai dengan Kepala Dinas Pasar untuk menginstruksikan Kebersihan, keindahan dan Ketertiban (K3) kepada beberapa bidang antara lain Bidang Ketertiban dan Kebersihan serta dibantu beberapa Seksi Ketertiban, Seksi Kebersihan Pasar dan Seksi pengawasan. Masing-masing Seksi ini akan berkoordinasi dengan kepala-kepela UPTD, terdiri dari 6 UPTD yang terdapat diwilayah Pekanbaru diantaranya : a. UPTD Pasar Agus Salim. b. UPTD Pasar Cik Puan. c. UPTD Pasar Rumbai. d. UPTD Pasar Limapuluh. e. UPTD Pasar Labuh Baru. f. UPTD Pasar Simpang Baru. Salah satu unsur pelaksanaan program yang dilakukan Dinas Pasar Kota Pekanbaru Khususnya Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Simpang Baru, yang dilakukan sesuai dengan instruksi/surat keputusan yang dikeluarkan oleh 5

pemerintah maka UPTD menerapkan suatu kebijakan untuk pedagang dalam program kebersihan, keindahan, ketertiban (K3), yaitu: a. Dari segi kebersihan. a. Menunjuk petugas kebersihan sebanyak 8 orang untuk Pasar Simpang Baru, yaitu 4 orang petugas kebersihan untuk pagi 06:30 sampai 12:00 dikumpulkan oleh petugas diletakkan didalam TPS dan diangkut ke TPA di Muara Fajar (Rumbai) Petugas kebersihan sore 4 orang dari jam 16:00 sampai selesai diangkut ke TPA. Sarana dan prasarana yaitu alat angkut ( Gerobak sampah, Keranjang, Mini Truk, Dump T ruk, Sapu, Skop dan garu). b. Menyediakan tong sampah untuk memudahkan petugas kebersihan mengangkut sampah. b. Dari segi keindahan. a. Di sediakan pot bunga yang besar didepan pasar. b. Menata tempat penjualan pedagang agar terlihat lebih rapi. c. Dari segi ketertiban. Disediakan tempat parkir kendaraan roda dua dan roda empat di depan pasar dan tidak menggunakan ruas jalan raya sebagai tempat parkir agar lalu lintas pengguna jalan tidak terganggu. Pelaksanaan K3 di Pasar harus mengikut perencanaan yang telah ditetapkan oleh Dinas Pasar Kota Pekanbaru. Namun kondisi yang jerjadi dalam pelaksanaannya banyak mengalami permasalahan, terbukti dengan ditemukannya pedagang yang masih membuang sampah tidak pada tempatnya sehingga 6

banyaknya sampah yang berserakan di sekitar pasar, badan jalan yang masih dipergunakan sebagai tempat berjualan dan parkir kendaraan. Secara konsep berarti ada hal-hal yang tidak berjalan terhadap masalah Kebersihan. Ketertiban di Pasar Simpang Baru dengan fakta masih ada yang belum menertibkan jalan alur masuk pasar, dimana banyak pembeli yang masuk pasar menggunakan kendaraan roda dua sehingga menimbulkan kemacetan didalam pasar. keindahan, hasil pengamatan belum tersusunnya letak kios sesuai dengan rencana penataan pasar sehingga terlihat beracakan, serta tidak lengkapnya tanaman-tanaman hias disekitar pasar. Adapun masalah pelaksanaan pada Pasar Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru sebagai berikut : a. Sudah tersedianya tong sampah, tetapi masih ada yang membuang sampah sembarangan. b. Tersedianya tanaman hias di pasar, namun kurang terawat. c. Sudah adanya teguran dari pihak UPTD kepada pedagang tentang masalah sampah di tempat mereka berjualan. Tetapi pedagang masih juga tidak menjaga kebersihan ditempat mereka berjualan. d. Tidak menggunakan fasilitas umum (jalan raya) sebagai tempat parkir. Namun ruas jalan di jadikan sebagai tempat parkir kendaraan roda dua dan roda empat sehingga mengganggu pengguna jalan lain. Masalah yang ada di Pasar Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru tentang K3 yakni sebagai berikut : a. Masih banyaknya sampah yang berserakan di sekitar pasar. 7

b. Parkir kendaraan yang tidak pada tempatnya. c. Badan jalan masih dipergunakan sebagai tempat berjualan. d. Kios atau tempat pedagang berjualan masih ada yang belum tertata dengan rapi, sehingga terlihat beracakan. e. Selokan yang dangkal dan sempit. f. Jalan di dalam pasar masih ada yang rusak seperti berlubang. Secara konsep perencanaan K3 idealnya sebagai Kota yang mendapatkan peraih Adipura, pasar dengan segala fasilitasnya harus mendapat perhatian dari Pemerintah Kota terutama mengenai K3 nya, akan tetapi ternyata masih ditemui gejala-gejala tersebut diatas. Oleh karena itu, penulis pun merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai K3 di Pasar Simpang Baru, dan mengambil judul yaitu : Implementasi Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Program Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban (K3) di Pasar Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. 1.2. Rumusan Masalah Berkaitan dengan hal tersebut dan juga berdasarkan gejala-gejala yang telah disebutkan diatas maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Program Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban (K3) di Pasar Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. 8

1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Program Kebersihan, Keindahan Dan Ketertiban (K3) di Pasar Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pengembangan ilmu administrasi khususnya dalam bidang kebijakan pelaksanaan (K3). b. Sebagai bahan masukan serta informasi bagi Instansi terkait. c. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti. 1.5. Sistematika Penulisan Secara garis besar penulisan ini akan dipaparkan dalam lima pokok bahasan (bab) dari masing-masing bab ini dibagi dalam sub-sub sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : TELAAH PUSTAKA Dalam bab ini penulis mengemukakan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, defenisi konsep dan konsep oprasional. BAB III : METODE PENELITIAN 9

Pada bab ini diuraikan mengenai metode berupa tipe penelitian, populasi dan sample, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data dan lokasi penelitian. BAB IV : GAMBARAN UMUM PENELITIAN Dalam bab ini menguraikan sejarah keadaan geografis dan demograpis, tugas dan pungsi pemerintah. BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan memaparkan beberapa data serta pemaparannya secara sistematis. BAB VI : PENUTUP Dari berbagai pembahasan di atas pada bab ini penulis menyajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang dianggap perlu. 10