Gambaran Trust pada Wanita Dewasa Awal yang Sedang Menjalani Long Distance Marriage

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baru, seperti definisi pernikahan menurut Olson dan Defrain (2006)

BAB I PENDAHULUAN. rentang usia dewasa awal. Akan tetapi, hal ini juga tergantung pada kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang disebut keluarga. Dalam keluarga yang baru terbentuk inilah

TRUST PELAKU HUBUNGAN JARAK JAUH WANITA DEWASA MUDA TERHADAP PASANGANNYA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Gambaran Trust Pada Pasangan Suami-Istri yang Menjalani Commuter Marriage Tipe Adjusting dengan Usia Pernikahan 0-5 Tahun.

PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu tahap penting dalam siklus kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknologi yang semakin

GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dari lahir, masa kanakkanak,

BAB I PENDAHULUAN. membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi seorang anak.

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, banyak perubahan-perubahan yang terjadi di dunia,

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kanak-kanak, relasi dengan orangtua sangat menentukan pola attachment dan

BAB I PENDAHULUAN. individu saling mengenal, memahami, dan menghargai satu sama lain. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di zaman yang semakin maju dan modern, teknologi semakin canggih dari

PERBEDAAN TRUST PASANGAN YANG MENJALIN HUBUNGAN JARAK JAUH DITINJAU DARI STATUS PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula

dengan usia sekitar 18 hingga 25 tahun. Menurut Jeffrey Arnett (2004), emerging

BAB I PENDAHULUAN. tugas perkembangannya (Havighurst dalam Hurlock, 1996). dalam Hurlock, 1996). Di masa senjanya, lansia akan mengalami penurunan

BAB I PENDAHULUAN. melalui tahap intimacy vs isolation. Pada tahap ini, individu berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhannya. Salah satu tugas perkembangan seorang individu adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. hubungan yang intim merupakan tugas perkembangan yang penting pada masa dewasa awal

BAB I PENDAHULUAN. masa beralihnya pandangan egosentrisme menjadi sikap yang empati. Menurut Havighurst

HUBUNGAN ANTAR PRIBADI

PROSES CEMBURU DALAM HUBUNGAN PERCINTAAN Oleh: Aries Yulianto *

2015 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PARENTAL ATTACHMENT DAN RELIGIUSITAS DENGAN KESIAPAN MENIKAH PADA MAHASISWA MUSLIM PSIKOLOGI UPI

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau

DAFTAR PUSTAKA. Albine Emosi Bagaimana Mengenal Menerima dan Mengarahkannya. Yogyakarta: Kanisius.

GAMBARAN KOMITMEN PADA EMERGING ADULT YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DAN PERNAH MENGALAMI PERSELINGKUHAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Menjaga hubungan romantis dengan pasangan romantis (romantic partner) seperti

BAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perkembangan psikologis individu. Pengalaman-pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan sumber-sumber ekonomi (Olson and defrain, 2006).

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP ANAK AUTIS SKRIPSI

INTIMASI PADA PRIA DEWASA AWAL YANG BERPACARAN JARAK JAUH BEDA KOTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari proses kematangan dan pengalaman dalam hidupnya. Perubahan-perubahan

PENDAHULUAN. seperti ayah, ibu, dan anak. Keluarga juga merupakan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal merupakan peralihan dari masa remaja. Perkembangan sosial pada

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama

BAB I PENDAHULUAN. bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga usia lanjut. Tahap yang paling panjang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang melaju sangat pesat dan persaingan global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

LAPORAN PENELITIAN PERILAKU BERHUTANG DENGAN PERASAAN SENANG PADA MAHASISWA

GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA KORBAN SEXUAL INFIDELITY USIA TAHUN YANG TETAP MEMERTAHANKAN RELASI BERPACARANNYA SEKAR NAWANG WULAN

Coping pada Ibu yang Berperan Sebagai Orangtua Tunggal Pasca Kematian Suami

ABSTRAK. Kata kunci: conflict resolution style, dewasa awal, pacaran. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu

KEPUASAN PERKAWINAN PADA PASANGAN BEDA USIA (Studi Pada Istri Yang Berusia Lebih Tua Daripada Usia Suami) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dengan wanita yang bertujuan untuk membangun kehidupan rumah tangga

BAB V HASIL PENELITIAN. 1. Rekap Tema dan Matriks Antar Tema

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Profil Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Pada Wanita Karir Usia Tahun Yang Belum Menikah

PENYESUAIAN PERKAWINAN DENGAN KECENDERUNGAN KESENJANGAN KONSEP PERAN SUAMI ISTRI

Emosional Distress dan Kepercayaan Terhadap Pasangan yang Menjalani Commuter Marriage

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

GAMBARAN DUKUNGAN SOSIAL DAN KOMITMEN PADA INDIVIDU YANG BERPACARAN BEDA AGAMA

dalam suatu hubungan yaitu pernikahan. Pada kenyataannya tidak semua pasangan pernikahan berasal dari latar belakang yang sama, salah satunya adalah p

BAB I PENDAHULUAN. Santrock, 2000) yang menyatakan bahwa tugas perkembangan yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. individual yang bisa hidup sendiri tanpa menjalin hubungan apapun dengan individu

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman manusia yang paling umum. Menurut Sternberg (dalam Tambunan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Abstrak. vii Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. cinta, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan individu dewasa.

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. didambakan tersebut menjadi hukum alam dalam diri tiap manusia. Akan tetapi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa

STUDI DESKRIPTIF KECERDASAN EMOSI DAN KECEMBURUAN ROMANTIS PADA MAHASISWI YANG MENJALANI PACARAN JARAK JAUH ELFRIDA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan impian setiap manusia, sebab perkawinan dapat membuat hidup

Faktor Protektif untuk Mencapai Resiliensi pada Remaja Setelah Perceraian Orangtua

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

MAKNA CINTA ISTRI YANG MENJALANI PERNIKAHAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE MARRIAGE) Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. usia 18 hingga 25 tahun (Santrock, 2010). Pada tahap perkembangan ini, individu

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Makhluk individu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Gambaran Trust pada Wanita Dewasa Awal yang Sedang Menjalani Long Distance Marriage Safitri Ramadhini Wiwin Hendriani Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Abstract. This study aims to look at the overview of trust on early adult woman that is undergoing long distance marriage. Trust is a belief, concern for the spouse, and as the strength of the relationship (Rempel, et al., 1985). According to Rempel, Holmes, and Zanna (1985), there are 3 components of trust in close relationships: belief to the consistency of spouse s positive behavior (predictability), belief that spouse is a person who can be counted on (dependability), and belief to spouse s commitment (faith). This study uses a qualitative study based on case studies as a type of research. Three participants is involved in this study, namely eary adult woman aged around 20-40 years as a housewife that undergoing long distance marriage 1 year minimal with husband. Three participants, previously ever undergone long distance dating relationship with their husband. This study also uses 3 significant others for completing the data obtained by the author. This study uses two times interview method as data mining, and one-time interview as significant others. The tematic analysis is used in this study with driven s theory approach. The results of this study shows that three components of trust appear on three participants. Three participants own belief and behavior that reflects trust against husband, yet there are few of different beliefs and behavior. Cause of beliefs and behavior in each participants also varied. Beliefs play role within strengthened marriage, especially in long distance marriage. Keywords: Trust; Early Adult Woman; Long Distance Marriage Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran trust pada wanita dewasa awal yang menjalani long distance marriage. Trust merupakan sebuah keyakinan, kepedulian terhadap pasangan, dan sebagai kekuatan hubungan (Rempel, dkk., 1985). Menurut Rempel, Holmes, dan Zanna (1985), terdapat 3 komponen trust dalam close relationships yaitu keyakinan terhadap konsistensi perilaku positif pasangan (predictability),keyakinan bahwa pasangan merupakan seseorang yang dapat diandalkan (dependability), dan keyakinan terhadap komitmen pasangan (faith). Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif studi kasus intrinsik. Penelitian ini melibatkan 3 orang partisipan wanita dewasa awal berusia sekitar 20-40 tahun dengan peran sebagai ibu rumah tangga yang sedang menjalani long distance marriage minimal 1 tahun dengan suami. Ketiga partisipan sebelumnya sama-sama pernah menjalani hubungan pacaran jarak jauh dengan suami. Penelitian ini juga menggunakan 3 orang significant others untuk melengkapi data yang dimiliki penulis. Teknik penggalian data pada penelitian ini menggunakan wawancara dengan pertemuan sebanyak dua kali dan satu kali pertemuan wawancara dengan significant others. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis tematik dengan pendekatan theory driven. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga komponen trust muncul pada ketiga partisipan. Ketiga partisipan sama-sama memiliki keyakinan serta Korespondensi: Widya Anggraini, e-mail: ramadhinisafitri01@gmail.com Wiwin Hendriani, e-mail: wiwin.hendriani@psikologi.unair.ac.id Fakultas Psikologi Univeritas Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286 Vol. 4 No. 1 April 2015 15

Gambaran Trust Pada Wanita Dewasa Awal Yang Sedang Menjalani Long Distance Marriage perilaku yang mencerminkan trust masing-masing terhadap suami, namun juga terdapat beberapa keyakinan dan perilaku yang berbeda. Penyebab munculnya keyakinan dan perilaku pada tiap partisipan juga bervariasi. Keyakinan yang dimiliki terhadap pasangan ini berperan dalam memperkuat hubungan pernikahan, khususnya dalam long distance marriage. Kata kunci : Trust; Wanita Dewasa Awal; Long Distance Marriage PENDAHULUAN Pernikahan merupakan salah satu bentuk tugas perkembangan yang berada pada masa dewasa awal. Dalam suatu pernikahan, pasangan suami istri akan berusaha untuk mengelola rumah tangganya seperti menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masingmasing (Havighurst, 1999 dalam Newman & Newman, 2012). Terdapat perbedaan peran antara suami dan istri dalam pekerjaan rumah tangga, istri biasanya melakukan pekerjaan rumah tangga lebih banyak daripada suami (Warner, 1986 dalam Santrock, 2002). Menurut Erikson (1968, dalam Santrock, 2003), pria lebih berorientasi terhadap komitmen karir dan ideologi, sedangkan wanita lebih berorientasi pada hubungan pernikahan serta tugas-tugas rumah tangga seperti memasak, merawat anak, mencuci pakaian, dan membersihkan rumah. Oleh karena itu, berbagai kondisi inilah yang membuat peran sebagai ibu rumah tangga menjadi sebuah keharusan bagi wanita. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan hidup keluarga, tingginya persaingan dalam meniti karir, serta pendidikan yang sedang dijalani membuat pasangan suami istri seringkali harus tinggal terpisah (Magnuson & Norem, 1999). Tempat suami bekerja berada di kota atau daerah yang berbeda dari tempat tinggal istri dan anak-anak. Sebuah pernikahan dimana pasangan suami istri tidak dapat tinggal bersama dan terpisah secara fisik karena berbagai faktor tersebut dikenal dengan sebutan long distance marriage (pernikahan jarak jauh). Di Indonesia sendiri, masih belum terdapat data survey yang pasti mengenai berapa banyak jumlah pasangan yang menjalani long distance marriage dari penelitian-penelitian terdahulu. Namun, untuk menggambarkan banyaknya fenomena tersebut di Indonesia, maka penulis telah melakukan pencarian data alternatif melalui media online seperti pada situs Google dan Yahoo. Melalui situs tersebut, ditemukan sejumlah pemberitaan long distance marriage di Indonesia sepanjang tahun 2013 adalah sebanyak 13 artikel, dan sepanjang tahun 2014 adalah sebanyak 20 artikel. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa memang ada fenomena long distance marriage di Indonesia serta terdapat peningkatan data terkait. Long distance marriage menggambarkan tentang situasi pasangan yang berpisah secara fisik, salah satu pasangan harus pergi ke tempat lain demi suatu kepentingan, sedangkan pasangan yang lain harus tetap tinggal di rumah (Pistole, 2010). keadaan berpisah tempat tinggal ini menyebabkan individu mengalami berbagai kondisi psikologis yang dirasakan seperti stres, merasa kesepian, cemas, emosi yang kurang stabil, dan ragu terhadap pasangan (Stafford, 2005). Memperjelas hal tersebut, penulis telah melakukan wawancara dengan E mengenai tantangan apa saja yang dihadapinya selama menjalani long distance marriage. Berikut merupakan petikan wawancara penulis dengan E. Tantangannya apa yaa Kayak komunikasi sih, aku gabisa selalu telponan sama suami karena dia sibuk, terus kalo kangen juga gabisa selalu ketemu, terus aku juga gatau dia itu pernah bohong apa nggak ke aku, sama jaga kepercayaan ke suami itu yang paling susah, karna aku gatau secara detail dia disana ngapain aja (wawancara dengan E pada tanggal 16 Oktober 2014) Kurangnya rasa percaya sebagai resiko dari long distance marriage mengarahkan pada adanya persoalan trust pada pasangan yang menjalaninya. Hal ini didukung oleh pernyataan psikolog dari Personal Growth, Ratih Andjayani 16

Safitri Ramadhini, Wiwin Hendriani Ibrahim bahwa trust merupakan aspek yang paling rapuh dalam sebuah hubungan jarak jauh ( Menikmati hubungan jarak jauh, 2008). Wawancara penulis dengan ADK yang juga menjalani long distance marriage memberikan data lebih lanjut mengenai hal ini. Kayak telpon gak diangkat angkat... Jelas curiga mbak, curiga kalo dia nanti selingkuh Percaya nggak percaya sih mbak, kalo boong dia yang dosa Aku takut aja kalo dia ikut temen-temennya yang gak bener (wawancara dengan ADK pada tanggal 19 September 2014) Ketakutan dan kekhawatiran yang sama juga dialami oleh E yang menceritakan bahwa mantan pacar suaminya masih mengejar suaminya serta wanita lain di sekitar suami yang selalu mencari perhatian suami E. Berikut merupakan petikan wawancara penulis dengan E. Mantan pacar suami aku dek, masih sering kejar-kejar suamiku... Terus juga ada gitu cewek-cewek yang caper sama suamiku termasuk mantannya itu Yang jelas aku takut suamiku berpaling di luar sana, secara kami ini kan jauh yaa, dan suami kan kebutuhan biologisnya gak bisa terpenuhi Sedangkan di luar sana banyak temen-temen kontraktornya yang suka nyeleweng dari istri Aku takut, takut banget dia terpengaruh tementemennya dek (wawancara dengan E pada tanggal 15 Oktober 2014) Persoalan trust pada sebuah pernikahan dapat mengakibatkan hal yang buruk seperti pertengkaran, konflik, bahkan dapat berujung perceraian (Magnuson & Norem, 1999). Angka perceraian di Indonesia sendiri akhir-akhir ini cenderung tinggi yang disebabkan oleh faktor kecemburuan sebanyak 10.444 kasus (Nursobah, 2008). Faktor kecemburuan yang merepresentasikan kurangnya trust dicatat oleh Noprizal (2013, dalam Kartiwan, 2013) sebagai salah satu penyebab yang mendominasi perceraian. Sebaliknya, keberhasilan yang sangat penting dalam pernikahan, termasuk di dalamnya long distance marriage ditentukan oleh kepercayaan atau trust dan beberapa aspek lain seperti dukungan pasangan, komitmen yang kuat pada pernikahan dan pasangan, serta komunikasi yang terbuka antara pasangan (Tescher, 2010). Apabila salah satu pasangan mulai tidak percaya dan tidak saling terbuka, maka pasangan yang lain akan merasa tidak aman dan nyaman (Tescher, 2010). Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana mereka dapat mempertahankan keutuhan rumah tangga dalam situasi long distance marriage tersebut? Sampai di sini tampak bahwa trust merupakan salah satu hal terpenting untuk menjaga keutuhan rumah tangga dalam long distance marriage. Trust berperan penting dalam memperkuat hubungan pasangan, karena jika trust telah hilang, maka hubungan pun tidak akan berjalan dengan baik. Selain itu, trust juga membuat rasa cinta pada pasangan terus berkembang dan akan semakin merasa nyaman dalam menjalankan hubungan. Kemudian dengan adanya trust, ketika rasa cinta berkembang semakin besar, maka keintiman terhadap pasangan juga akan selalu terjaga, dan ikatan pernikahan akan semakin kuat (Kinanti, 2010). Trust Rempel, dkk (1985) menyatakan bahwa trust merupakan sebuah keyakinan, kepedulian terhadap pasangan dan kekuatan suatu hubungan. Keyakinan ini tidak hanya mencerminkan penilaian intelektual dari kemungkinan bahwa pasangan akan bertindak seperti yang diharapkan, tetapi juga pengalaman emosional dan jaminan pada perilaku dan motif pasangan (Ponzetti, 2003). Regan dkk (1998, dalam Ponzetti, 2003) menyatakan bahwa secara konsisten, trust dianggap sebagai salah satu komponen penting dari sebuah hubungan cinta. Komponen Trust Rempel, dkk (1985) Terdapat tiga komponen trust yang dikemukakan oleh Rempel, dkk (1985) yaitu predictability yang merupakan keyakinan individu bahwa perilaku pasangan dapat diprediksi dan konsisten dalam sejumlah interaksi yang dicapai seiring berjalannya waktu melalui pengalamanpengalaman yang telah dilewati dalam hubungan. Komponen kedua yaitu dependability, merupakan 17

Gambaran Trust Pada Wanita Dewasa Awal Yang Sedang Menjalani Long Distance Marriage Keyakinan individu bahwa pasangan merupakan seseorang yang dapat diandalkan dan sebagai tempat untuk bergantung. Hal ini didasarkan pada pasangan yang lebih memilih untuk menanggapi kebutuhan individu dalam situasi yang sulit dan bergantung pada respon pasangan di masa lalu. Komponen terakhir adalah faith yang merupakan keyakinan individu bahwa pasangan akan selalu menjaga komitmen dan kesetiaan meskipun situasi di masa mendatang tidak dapat diperkirakan. Keyakinan ini tidak didasarkan pada pengalaman masa lalu dalam hubungan, namun lebih cenderung pada kepercayaan dalam diri individu terhadap komitmen pasangan. Long Distance Marriage Holmes (2004, dalam Pistole, 2010) menyatakan bahwa long distance marriage merupakan ikatan pernikahan dimana pasangan suami istri dipisahkan oleh jarak fisik yang tidak memungkinkan adanya kedekatan secara fisik untuk periode waktu tertentu. Bergen (2010, dalam McBride, 2014) mengemukakan bahwa long distance marriage dikarakteristikkan oleh pasangan suami istri yang tinggal di lokasi yang berbeda selama hari kerja (terkadang untuk waktu yang cukup lama) demi kepentingan karir pasangan. HASIL DAN BAHASAN Setiap subjek dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mereka memiliki trust atau keyakinan terhadap pasangan. Pada subjek I, II, dan III sama-sama memunculkan ketiga komponen trust. Keyakinan yang muncul serta penyebab munculnya keyakinan masingmasing subjek bervariasi dan terdapat beberapa kesamaan. Aspek pengalaman masa lalu seperti pengalaman hubungan pacaran jarak jauh dengan pasangan, intensitas bertemu, dukungan keluarga, sifat serta karakter pasangan, dan aspek religiusitas menjadi penyebab terbentuknya keyakinan terhadap pasangan. Ketiga komponen trust yang muncul pada masing-masing subjek juga disebabkan oleh beberapa aspek, yaitu pengalaman masa lalu (hubungan pacaran jarak jauh dengan suami), dimana menurut Rempel, dkk (1985) pengalaman masa lalu berperan dalam membangun trust yang dimiliki, karena hal tersebut sangat bergantung pada kekonsistenan perilaku pasangan yang telah ditunjukkan di masa lalu. Selain itu intensitas bertemu juga membentuk trust terhadap pasangan. Hal ini diperkuat dengan penjelasan Arida (2011) dalam penelitiannya, bahwa durasi perpisahan berpengaruh terhadap trust yang dimiliki. Pada partisipan I dan III memiliki intensitas pertemuan yang sama, yaitu 1 bulan sekali. Sedangkan pada partisipan II, intensitas pertemuan dengan suami adalah 3 bulan sekali, karena kesibukan pekerjaan suami. Namun hal tersebut tidak mengurangi keyakinan partisipan II pada suami. Selanjutnya dukungan keluarga juga dapat membentuk trust terhadap pasangan. House, dkk (1988, dalam Papalia, dkk., 2008) mengemukakan bahwa dukungan emosional dari keluarga dan lingkungan sekitar dapat membantu meminimalisir tekanan dan stress. Pada partisipan I dan partisipan III dukungan keluarga berperan membentuk keyakinan dalam diri mereka. Namun pada partisipan II, dukungan keluarga tidak begitu berperan dalam membentuk keyakinannya. Kemudian sifat dan karakter suami turut berperan dalam membentuk trust terhadap pasangan. Menurut Rempel, dkk (1985) sifat dan respon pasangan yang mendukung individu dalam situasi yang sulit dapat membangun keyakinan individu terhadap pasangan. Dan yang terakhir, aspek religiusitas dalam diri wanita dewasa awal yang juga ikut membentuk keyakinan terhadap pasangan. Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa keyakinan terhadap Tuhan membentuk pemikiran dan keyakinan yang positif, perilaku yang positif, serta hubungannya dalam relasi interpersonal (Tan & Vogel, 2005). Oleh karena itu, aspek religiusitas yang dimiliki seseorang juga dapat membentuk keyakinannya terhadap pasangan. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa gambaran trust pada wanita dewasa awal yang sedang menjalani long distance marriage dalam penelitian ini dapat diketahui melalui tiga komponen trust yaitu predictability, dependability, dan faith. Ketiga komponen trust muncul pada wanita dewasa awal dalam penelitian ini yang ditunjukkan dengan keyakinan serta perilaku yang mencerminkan trust terhadap suami. Wanita 18

Safitri Ramadhini, Wiwin Hendriani dewasa awal sama-sama memiliki keyakinan dan ditunjukkan melalui perilaku, namun terdapat beberapa keyakinan dan perilaku yang berbeda. Penyebab terbentuknya keyakinan dan perilaku terhadap pasangan pada wanita dewasa awal bervariasi, meliputi aspek pengalaman hubungan pacaran jarak jauh dengan suami (pengalaman masa lalu dengan pasangan), intensitas bertemu, dukungan keluarga, sifat dan karakter suami, serta aspek religiusitas. Keyakinan yang dimiliki oleh wanita dewasa awal terhadap pasangan berperan dalam memperkuat hubungan pernikahan khususnya dalam konteks long distance marriage. Saran yang dapat diberikan bagi subjek penelitian. Penelitian ini dapat memberikan informasi pada pihak yang bersangkutan tentang pentingnya memiliki trust dalam sebuah hubungan pernikahan khususnya long distance marriage sehingga dapat membangun keyakinan terhadap pasangan untuk lebih memperkuat hubungan. Bagi masyarakat (pasangan yang akan dan sedang menjalani long distance marriage). Penelitian ini dapat memberikan informasi terkait kondisi-kondisi yang terjadi dalam sebuah hubungan pernikahan khususnya long distance marriage, serta mengenai pentingnya membangun dan memiliki trust terhadap pasangan yang sangat berperan dalam ketahanan sebuah hubungan. Adanya persiapan mental bagi pasangan yang akan menjalani long distance marriage, karena dengan adanya persiapan mental sebelumnya maka masalah-masalah yang dapat terjadi dalam hubungan dapat diminimalisir. Bagi penelitian selanjutnya. Peneliti yang memiliki minat kajian tentang gambaran trust pada wanita dewasa awal yang sedang menjalani long distance marriage dapat melakukan pendalaman maupun perluasan riset pada beberapa hal, yaitu Penggunaan perspektif teori yang berbeda tentang trust, fokus penelitian yang berbeda, penerapan pada karakteristik subjek maupun konteks yang berbeda dan analisis data tematik menggunakan data driven. PUSTAKA ACUAN Arida, P. (2011). Gambaran trust pada istri yang menjalani commuter marriage tipe adjusting. Universitas Sumatera Utara. Kartiwan, I. (2013, 29 Januari). Maraknya perceraian bukanlah sebuah prestasi. Diakses pada tanggal 24 November 2014 dari http://badilag.net/artikel/publikasi/artikel/maraknya-perceraianbukanlah-sebuah-prestasi-oleh-noprizal-281 Kinanti, A. A. (2010, Desember). Manfaat saling percaya dalam pernikahan. Wolipop [online]. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2014 dari http://wolipop.detik.com/read/2010/12/03/123516/1508345/ 854/manfaat-saling-percaya-dalam-pernikahan Magnuson, S., & Norem, K. (1999). Challenges for higher education couples in commuter marriages: insights for couples and counselors who work with them. The Family Journal: Counseling and Therapy for Couples and Families, 7, 125-134. McBride, M.C., & Bergen, K. M. (2014). Voices of women in commuter marriages: a site of discursive struggle. Journal of Social and Personal Relationships, 31, 554-572. Menikmati hubungan jarak jauh. (2008, 14 Mei). Okezone [online]. Diakses pada tanggal 21 Mei 2014 dari http://lifestyle.okezone.com/read/2008/05/14/29/109139/menikmati-hubungan-jarak-jauh. Newman, B.M., & Newman, P.R. (2012). Development through life: a psychosocial approach (revised edition). USA: The Dorsey Press. Nursobah, A. (2008, 8 Oktober). Badilag.net [online]. Diakses pada tanggal 9 Januari 2015 dari http:// www.badilag.net/index.php?option=com_content&task=view&id=2139&itemid=429 Papalia, D.E., Old, S.W., and Feldman, R.D. (2008). Human development (psikologi perkembangan). Jakarta: Kencana. Pistole, M.C. (2010). Long distance romantic couples: an attachment theoretical perspective. Journal of Marital and Family Therapy, 36, 115-125. Ponzetti, J. (2003). International encyclopedia of marriage and family (2 nd.ed., vols. 4). New York: 19

Gambaran Trust Pada Wanita Dewasa Awal Yang Sedang Menjalani Long Distance Marriage Macmillan Reference USA. Rempel, J.K; Holmes, J. G; & Zanna, M. P. (1985). Trust in close relationships. Journal of Personality and Social Psychology, 49, 95-112. Santrock, J.W. (2002). Life-span development: perkembangan masa hidup (edisi 5, jilid,2). Jakarta: Erlangga. Santrock, J.W. (2003). Adolescence: perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga. Stafford, L. (2005). Maintaining long-distance and cross-residential relationships. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Tan, J. H. W & Vogel, A. (2005). Religion and trust: an experimental study. Frankfurt: Department of Business Administration and Economics. Tescher, E. (2010, April). Marriage without trust lacks good foundation. ProQuest [online]. Diakses pada tanggal 14 Mei 2014 dari http://search.proquest.com/docview/251477173?accountid=25704 20