BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PENCURIAN (SARIQAH), TA Z>I<>>>>R DAN GADAI (RAHN)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim pada Putusan Pengadilan Negeri Jombang No.23/Pid.B/2016/PN.JBG tentang Penggelapan dalam Jabatan

BAB IV ANALISIS JARI<MAH TA ZI<R TERHADAP SANKSI HUKUM MERUSAK ATAU MENGHILANGKAN TANDA TANDA BATAS NEGARA DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB II TINJAUAN HUKUM TENTANG JARIMAH TA ZIR. Jarimah (tindak pidana) didefinisikan oleh Imam al-mawardi

BAB IV. Dasar Pertimbangan Hakim Terhadap Putusan Pengadilan Negeri. Pidana Hacker. Negeri Purwokerto No: 133/Pid.B/2012/PN.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA MENURUT PERMEN NO.M.2.PK.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB II PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN (PENCURIAN) MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM. A. Pengertian Pelanggaran Hak Pemegang Paten (Pencurian)

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI LAMONGAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

adalah suatu transaksi yang sering terjadi saat masyarakat membutuhkan adalah penjual mencari seorang pembeli melalui jasa makelar.

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

Dalam memeriksa putusan pengadilan paling tidak harus berisikan. tentang isi dan sistematika putusan yang meliputi 4 (empat) hal, yaitu:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu ketentraman umum serta tindakan melawan perundang-undangan.

A. Analisis Tentang Fenomena Pemasangan Identitas KH. Abdurraman Wahid (Gus Dur) pada Alat Peraga Kampanye PKB di Surabaya

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB II PEMIDANAAN MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

BAB I PENDAHULUAN. ingin tahu, Man is corious animal. Dengan keistimewaan ini, manusia dengan

Tindak pidana perampasan kemerdekaan orang lain atas dasar. keduanya, diantaranya persamaan-persamaan itu adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gambaran Peristiwa Tindak Pidana Pencurian Oleh Penderita

crime dalam bentuk phising yang pernah terjadi di Indonesia ini cukup

qis{ha>sh dan diya>t ke dalam tindak pidana hudu>d, sekalipun para ulama yang BAB II LANDASAN TEORI JARI<MAH TA ZI<R DAN TEORI PENADAHAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR :191/PID.B/2016/PN.PDG

BAB IV KOMPARASI HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF MENGENAI SANKSI PROSTITUSI ONLINE. A. Persamaan Sanksi Prostitusi Online Menurut Hukum Positif dan

BAB IV STUDI KOMPARASI ANTARA HUKUM PIDANA DAN FIQH JINAYAH TERHADAP TINDAK KEJAHATAN PERDAGANGAN ORGAN TUBUH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB II UTANG-PIUTANG DALAM HUKUM ISLAM. menurut istilah fiqh, terdapat beberapa definisi yang dikedepankan oleh

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB IV ANALISA HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN YANG DILAKUKAN OLEH DUKUN PENGGANDAAN UANG

KAIDAH FIQH. Sama saja antara orang yang merusak milik orang lain baik dengan sengaja, tidak tahu, ataupun lupa

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PERJUDIAN TOGEL MELALUI MEDIA INTERNET

MUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI HUKUM TENTANG KEJAHATAN TERHDAP ASAL-USUL PERNIKHAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP)

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV ANALISIS KOMPARASI TINDAK PIDANA CARDING MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM DAN KUHP

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG

PERAYAAN NATAL BERSAMA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN MATI BAGI PENGEDAR NARKOTIKA. dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

BAB II TINDAK PIDANA PEMALSUAN SURAT MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN POTONGAN TABUNGAN BERHADIAH DI TPA AL- IKHLAS WONOREJO KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI KTP SEBAGAI JAMINAN HUTANG

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PROBOLINGGO NO. 179/PID.B/PN.PBL TENTANG TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGGING

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

Iman Kepada KITAB-KITAB

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB II GADAI DALAM HUKUM ISLAM. etimologi mengandung pengertian menggadaikan, merungguhkan. 1

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG DANA ZAKAT MA L DI YAYASAN NURUL HUDA SURABAYA. A. Analisis Mekanisme Hutang Piutang Dana Zakat

BAB III TINJAUAN FIQH JINAYAH TERHADAPPERCOBAAN KEJAHATAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

BAB II GADAI (RAHN) DALAM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

KAIDAH FIQH. Jual Beli Itu Berdasarkan Atas Rasa Suka Sama Suka. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Jual Beli Itu Berdasarkan Suka Sama Suka

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PENCURIAN (SARIQAH), TA Z>I<>>>>R DAN GADAI (RAHN) A. Pencurian (Sariqah) 1. Pengertian Pencurian (Sariqah) secara umum diartikan dengan mengambil untuk memiliki sesuatu yang bukan haknya. Dalam arti lebih jelas lagi yakni menjadikan sesuatu yang bukan miliknya, menjadi miliknya dengan cara dan dalam bentuk apa saja baik sesuatu itu hak milik orang perorangan atau milik masyarakat. 1 Pencurian (Sariqah) juga bisa diartikan sebagai perbuatan mengambil harta atau benda berharga milik orang lain secara diam-diam dan memperoleh harta secara tidak halal atau haram serta merugikan orang lain karena mengambil harta orang lain secara sepihak. 2 Seperti disebutkan dalam surat al-nisa ayat 29 : ي ا ذ ل اي ي ا اي ك ي ايا ذ اي ب اي ر ة ا اي ي ا اي ي اي اي اا ذ ي ك ي ا ا اي اي ي اي با ا ل ذ ي اي ا اي اي ك ي ي ا اي اي ي ك ك ي ا اي ي اي ا اي ك ي ا ي اي ي ي اي ك ي ا ذ الب اي ا ذ 1 Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh (Jakarta : Kencana, 2003), 297. 2 Zainuddin Ali, Hukum Pidana Isalam (Jakarta : Sinar Grafika, 2012), 62. 28

29 Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta di antara sesamamu secara batil, kecuali bila berlaku dalam bentuk peralihan hak secara suka sama suka di antara kamu. 3 Mencuri dalam segala bentuknya adalah perbuatan yang dilarang Allah dan hukumnya adalah haram. Alasan haramnya hukum mencuri itu adalah karena perbuatan tersebut termasuk pelanggaran terhadap harta yang dimiliki orang. 2. Unsur-unsur Adapun unsur-unsur pencurian (Sariqah) antara lain : a. subjek yakni barang siapa b. Pengambilan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. c. Yang dicuri harus berupa harta kongkret dan dapat bergarak sehingga barang yang dicuri bisa dipindah-pindahkan, tersimpan oleh pemiliknya pada penyimpanan yang layak dan dianggap sebagai sesuatu yang berharga. d. Harta yang dicuri adalah sesuatu yang berharga, setidaknya menurut versi pemiliknya. 3 Ibid.,

30 e. Harta diambil (dicuri) pada waktu terjadinya pemindahan harta orang lain secara murni dan orang yang mengambilnya tidak memiliki hak kepemilikan sedikitpun terhadap harta tersebut. f. Bersifat melawan hukum. g. Terdapatnya unsur kesengajaan untuk memiliki barang tersebut atau iktikad jahat pelakunya. 4 3. Jenis-jenis Pencurian merupakan tindak pidana yang diatur dalam pasal 362 KUHP, yang mana perbuatan ini merupakan perbuatan yang bertujuan untuk memiliki suatu barang secara melawan hukum. Diantara jenis-jenis pencurian yakni : a. pencurian ternak. b. pencurian pada waktu ada kebakaran dan sebagainya. c. pencurian pada waktu malam dalam sebuah rumah kediaman dan seterusnya. d. pencurian oleh dua orang atau lebih bersama-sama, pencurian dengan jalan membongkar dan sebagainya. e. pencurian dengan perkosaan, dan pencurian ringan. 5 4 Ibid, hlm, 84. 5 Wirjono Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu Di Indonesia..., 21.

31 4. Macam-macam Sanksi Berdasarkan atas pemahaman yang jelas tentang ayat al-qur an, mengenai sanksi terhadap sariqah (pencuri) yang terbukti melakukan pencurian dan tidak ditemukan sesuatu yang syubhat yang menghindarkannya dari hukuman, maka ulama sepakat bahwasanya sanksi terhadap pelaku pencurian adalah potong tangan. Tentang tangan mana yang dipotong terdapat beda pendapat di kalangan ulama. Akan tetapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa yang dipotong adalah tangan kanan untuk pencurian pertama, sedangkan untuk pencurian selanjutnya adalah tangan yang lain. Bila pencurian selanjutnya masih terjadi sedangkan tangan yang akan dipotong sudah tidak ada, maka yang dipotong selanjutnya adalah kaki. 6 5. Dasar Hukum Berdasarkan pemahaman yang jelas tentang ayat al-quran, mengenai hukuman terhadap pencuri yang telah terbukti melakukan pencurian, dan tidak ditemukan sesuatu yang syubhat yang menghindarkannya dari hukuman. Maka dalam hadis nabi dijelaskan, bahwa hukuman terhadap pelaku pencurian adalah potong tangan. 6 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh..., 304.

32 a. Dasar hukum pencurian dalam al-quran : اي و اس ب اي ذر كقا اي و اس ب اي ذرق اية كاف ايبق يط اي ع ك ي اي ي ذ د ي اي ك اي مب...س ر ملبئد ا:ا 38 Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri potonglah tangan keduanya. 7 b. Dasar hukum pencurian dalam hadis : ي ك يقط اي ك عا اي د ل لا ذر ذقا ذ ىفا ك ر ي ذعا ذد ي ي ايبر اف اي اي صب ذ ةد ا)حد ثارو ةاخببرىاوا س ) Dipotong tangan pencuri (yang mencuri) sebanyak seperempat dinar atau lebih. 8 (HR. Bukhori dan Muslim) B. Ta zīr 1. Pengertian Ta zīr merupakan salah satu bentuk hukuman yang diancamkan kepada pelaku tindak kejahatan yang dijelaskan dalam fiqh jināyat. Ia merupakan hukuman ketiga setelah hukuman qisās-diyat dan hukuman hudūd. Makna Ta zīr bisa juga diartikan mengagungkan dan membantu, seperti yang difirmankan Allah SWT : ذا ا ذ ت ك ي يؤ ذ ك ي ي ك ر ي وه ك ا.) افتحا:ا 9 ) ل لل ذ ا اي و اي ر ك س ي ا ذ ذ ها اي و ي ك اي عز ذ 7 Abdul Fatah Idris, Kifayatul Akhyar Terjemahan Ringkas Fiqh Islam Lengkap, 281. 8 Amir Syarifuddin, Garis-garis besar Fiqh...,300

33 "Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan menguatkan agamanya. (Surah Al-Fath ayat 9). Yang dimaksud dari kata Tu azziruuhu dalam ayat diatas adalah mengangungkannya dan menolongnya. Ta zīr dalam bahasa Arab diartikan juga sebagai penghinaan; dikatakan Azzara Fulanun Fulaanan yang artinya ialah bilamana polan yang pertama melakukan penghinaan terhadap polan yang kedua dengan motivasi memberi peringatan dan pelajaran kepadanya atas dosa yang telah dilakukan olehnya. 9 Ta zīr secara etimologis berarti menolak atau mencegah. Secara istilah ta zīr diartikan sebagai pelajaran atau pendidikan dalam bentuk hukuman tertentu. Sedangkan secara terminologis dalam konteks fiqh jināyah adalah sebagai berikut : اي ا يع ك ك ق ي اي ك ا ك اي ا ا ايات ل ي ي ع ذ ز ي ي ك ا ا ي اي ي ذ اي ذل اي ا ا لشب ذر ذعا ذل اي ي اي ب ذ ا ذ يق ايد ذر اي با اي و اي ي ي ذ كا اي ي يق ذ د ي ذ ايباا ذ ايا ل ذ تا اي ل ي ا ي اي ك لدا ذ اي ذو ا ي ايقب ذا ا ا ي ك م اي ب ذ ذد ي اي ا.ا Ta zīr adalah bentuk hukuman yang tidak disebutkan ketentuan kadar hukumannya oleh shara dan menjadi kekuasaan waliyyul amri atau hakim. Bagi jarīmah ta zīr tidak diperlukan asas legalitas secara khusus, seperti pada jarīmah hudūd dan qisās diyat. Yang artinya setiap jarīmah 9 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Juzz 10 (Bandung : PT. Al-Ma arif,), 159.

34 ta zīr tidak memerlukan ketentuan khusus satu per satu. Hal tersebut memang sangat tidak mungkin, bukan saja karena jarīmah ta zīr itu banyak sehingga sulit dihitung, melainkan juga karena sifat jarīmah ta zīr itu sendiri yang labil dan fluktuatif, bisa berkurang atau bertambah sesuai keperluan. Oleh karena itu secara baku jenis-jenis jarīmah ta zīr tidak efektif sebab suatu saat akan berubah. Dalam jarīmah ta zīr bisa saja satu asas legalitas untuk beberapa jarīmah atau untuk beberapa jarīmah yang memiliki kesamaan maka tidak diperlukan ketentuan khusus. 10 Jika dilihat dari sumbernya ada dua bentuk jarīmah ta zīr, yakni jarīmah ta zīr penguasa (ulil amri) dan jarīmah ta zīr shara. Kedua jenis jarīmah ta zīr tersebut memiliki persamaan dan perbedaan. Hakim dapat menjatuhkan beberapa macam sanksi ta zīr kepada pelaku jarīmah berdasarkan pertimbangan-pertimbangannya. 11 2. Unsur-Unsur Unsur-unsur dijatuhkannya hukuman ta zīr bagi pelaku jarīmah, antara lain : 10 Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam..., 140. 11 Ibid,. 143.

35 a. Nas (al-qur an dan Hadis) yang melarang perbuatan dan mengancamkan hukuman terhadapnya, dan unsur ini biasanya disebut sebagai unsur formil (rukun shara ). b. Adanya tingkah laku yang membentuk jarīmah, baik berupa perbuatan-perbuatan nyata ataupun sikap tidak berbuat. Dan unsur ini biasanya disebut sebagai unsur materil. c. Pelaku adalah orang mukallaf, yaitu orang yang dimintai pertanggung jawabannya atas perbuatan jarīmah tersebut. Dan unsur ini biasa disebut sebagai unsur moril. 12 3. Macam-Macam Sanksi 1) Sanksi ta zīr yang berkaitan dengan badan. Adapun sanksi ta zīr yang berkaitan dengan badan, dibedakan menjadi dua, yakni hukuman mati dan hukuman cambuk. a. Hukuman Mati, merupakan sanksi ta zīr tertinggi. Sanksi ini dapat diberlakukan terhadap mata-mata dan orang yang melakukan kerusakan di muka bumi. Hadis yang menjelaskan adanya hukuman mati selain hudūd. 12 A. Djazuli, Fiqh Jinayah,Cet. 2..., 161.

36 ي كدا اي ي ا اي كش لا اي صب اي ك ي ا اي ي و ي ك ايف ذ ايقا اي با اي.d اي ي ا اي اي ك ي ا و اي ي ك ك ي ا اي ذ ي ع عا اي اي ا اي ر ك ا اي و ذ حد ا ك ذ اي ت ك ك ي افب ايق ي يت ك ي ك ي ها ك Artinya : jika ada seseorang yang mendatangi kalian, ketika kalian berada dalam suatu kepemimpinan yang sah, lalu orang tersebut ingin merusak tongkat (persatuan) atau memecah belah kalian, maka bunulah orang tersebut. (HR. Muslim) b. Hukuman Cambuk, hukuman cambuk cukup efektif dalam menjerahkan pelaku jarīmah ta zīr. Hukuman ini dalam jarimah hudūd telah jelas jumlahnya bagi pelaku zina ghaīru muhsān dan jarīmah qadaf. Namun dalam jarīmah ta zīr, hakim diberikan kewengan untuk menentukan jumlah cambukan. Yang mana jumlah cambukan ini disesuaikan dengan kondisi pelaku, situasi, dan tempat kejahatan. 2) Sanksi ta zīr yang berkaitan dengan kemerdekaan seseorang Mengenai hal ini, ada dua jenis hukuman yakni : hukuman penjara dan hukuman pengasingan. a. Hukuman Penjara, ada dua macam istilah untuk hukuman penjara, yakni al-habsu dan al-sijnu yang mana keduanya memiliki makna al-man u. Yaitu mencegah (menahan). Hukuman penjara ini dapat menjadi hukuman pokok dan dapat juga menjadi hukuman

37 tambahan. Apabila hukuman pokok yang berupa hukuman cambuk tidak membawa dampak jera bagi terhukum. b. Hukuman Pengasingan, hukuman pengasingan merupakan hukuman had, namun dalam pokoknya hukuman pengasingan ini juga diterapkan sebagai hukuman ta zīr. Diantara jarīmah ta zīr yang dikenakan hukuman pengasingan ini adalah orang yang berperilaku mukhannas (waria). 3) Sanksi ta zīr yang berkaitan dengan harta Sanksi ta zīr dengan mengambil harta bukan berarti mengambil harta pelaku untuk diri hakim atau untuk kas Negara, melainkan menahannya untuk sementara waktu. Adapun jika pelaku tidak dapat diharapkan bertaubat, maka hakim dapat menyerahkan harta tersebut untuk kepentingan yang mengandung maslahat. 13 4. Dasar Hukum Dasar hukum ta zīr adalah hukuman atas pelanggaran yang mana hukumannya tidak ditetapkan dalam al-qur an dan Hadis, yang bentuknya sebagai hukuman ringan. Ta zīr merupakan hukuman yang lebih ringan yang kesemuanya diserahkan kepada pertimbangan hakim. Menurut Syafi i yang dikutip oleh Sudarsono menyatakan, bahwa hukuman ta zīr adalah sebanyak 39 kali hukuman cambuk untuk 13 Nurul Irfan, Mayrofah, Fiqh Jinayah, Cet. 1 (Jakarta : Amzah, 2013), 147.

38 orang yang merdeka, sedangkan untuk budak sebanyak 19 kali hukuman cambuk. 14 Ta zīr dishari atkan terhadap segala kemaksiatan yang tidak dikenakan had dan tiada kaffarat. Serendah-rendah batas ta zīr dilihat kepada sebab-sebabnya ta zīr, boleh dita zīrkan lebih dari serendahrendahnya had, asalkan tidak sampai kepada setinggi-tingginya. 15 C. Gadai (Rahn) 1. Pengertian Secara bahasa, rahn atau gadai berasal dari kata al-tsubutu yang berarti tetap dan al-dawamu yang berarti terus menerus. Sedangkan secara istilah dapat diartikan dengan menjadikan suatu benda berharga dalam pandangan shara sebagai jaminan atas adanya 2 kemungkinan, yakni untuk mengembalikan uang itu atau mengambil sebagian benda itu. Adapun pengertian gadai atau al-rahn dalam ilmu fiqh adalah menyimpan sementara harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diberikan oleh berpiutang (yang meminjamkan). Berarti, barang yang dititipkan pada si piutang dapat diambil kembali dalam 14 Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam (Jakarta : Rineka Cipta, 1992), 584. 15 Hasbi Ash-Shiddieqy, Hukum-Hukum Fiqh Islam (Jakarta : Bulan Bintang, 1970 ), 553.

39 jangka waktu tertentu. 16 Sehingga dapat disimpulkan gadai adalah menjadikan suatu benda itu berharga sebagai jaminan atau sebagai tanggungan utang berdasarkan perjanjian (akad) antara orang yang memiliki hutang dengan pihak yang memberi hutang. 2. Syarat-Syarat Adapun syarat-syarat al-rahn, antara lain : 17 a. Syarat yang terkait dengan orang berakad (al-rahin dan almurtahin) adalah cakap bertindak hukum. Kecakapan bertindak hukum, menurut jumhur ulama adalah orang yang telah baligh dan berakal. b. Syarat yang terkait dengan sighat, ulama Hanafiyah berpendapat dalam akad al-rahn tidak boleh dikaitkan dengan syarat tertentu. Akan tetapi jumhur ulama berpendapat apabila syarat ini mendukung kelancaran akad, maka syarat ini diperbolehkan. Tetapi apabila syarat ini bertentangan dengan tabiat akad alrahn, maka syaratnya batal. c. Syarat yang terkait dengan utang (al-marhun bih) d. Syarat yang terkait dengan barang yang dijadikan jaminan (almarhun). 16 http://liveintranet.blogspot.com/2014/01/pengertian-gadai-rahn.html, 25 Juni 2013. 17 Abdul Rahman Ghazali, et. all, Fiqh Muamalat(Jakarta : Kencana, 2010), 267.

40 Disamping syarat syarat diatas, para ulama fiqh sepakat mengatakan, bahwa al-rahn baru dianggap sempurna apabila barang yang di rahn kan itu secara hukum telah berada di tangan pemberi hutang, dan uang yang dibutuhkan telah diterima peminjam uang. 3. Dasar Hukum Gadai Dalam Islam gadai diperbolehkan asal bukan digunakan dalam kejahatan. Seperti dalam Surat al-baqarah ayat ayat 282 dan 283 : ع با ذ اي لا اي اي ا ك اي س لم اف ايأ ي ت ك يل ك ي ي ه ك ا اي وا ي اي ي ت ك ي با ي اي ي ي اي ك ي ا ب اي اي ي اي ب ايا ا ل ذ ي اي اء اي ا اي ك ي ي اإ ذذ اي ا اي اي د ي اي ي يت ك ي ا ذد ي اإ ذ ذ ا ي اي ع يد ذلااا Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. (al-baqarah : 282) 18 اي ذ ي اي ع ا ل ي قل ك ي ي اي اة عاف اي ذإ ي ا اي ذ اي ا ي اي ي ع كض ك ي ا ي اي ي عضب ةاف اي ي ي ك ي اي ؤ ذ دا ا ل ذ ىا اي وإ ذ ي ا ك ي يت ك ي ا اي اي ا اي س ايف ا اي و اي ل ي ا اي ذ كدو يا ب اي ذ لب ةاف اي ذ اي ا اي اي اي يت ايه ك ا اي وا ي اي يت ل ذ ا ل لل اي ا اي ر له ك ا اي و ايا اي ي ت ك ك م ي ا ا لش اي ايد ايا اي و اي ي ا اي ي ت ك ي م ب اياف ذإن له ك ء اي ذ ث عاق اي ي يل ك ه ك او ل لل ك ا ذ بب ايا اي ي ي ع اي م ك ي ايا يؤ ك ت ذ Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi 18 Kementrian Agama RI, al-qur an dan Tafsirnya, Jilid 1(Jakarta : Widya Cahaya, 2011), 431.

41 jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (al- Baqarah : 283) 19 19 Ibid., 432