PENERAPAN IPTEKS PEMANFAATAN BRIKET SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGAANTI MINYAK TANAH. Oleh: Muhammad Kadri dan Rugaya

dokumen-dokumen yang mirip
(Maryati Doloksaribu)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

TINJAUAN PUSTAKA. Suprihatin (1999) dan Nisandi (2007) dalam Juhansa (2010), menyatakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

STUDI MUTU BRIKET ARANG DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH BIOMASSA

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

EFEK PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP SIFAT MEKANIK BRIKET DARI TEMPURUNG KELAPA

OPTIMASI PRODUKSI BIOBRIKET DARI KULIT BUAH KARET

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

OPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): Jurnal Einstein. Available online

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

Pembuatan Briket Batubara

Lampiran 1. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis bahan bakar

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN KOTORAN AYAM DENGAN CAMPURAN CANGKANG KARET SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal :

RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

The effect of starch adhesive variation to the calory value of corncob briquettes

ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4-langkah

Pembuatan Briket Hasil Pemanfaatan Eceng Gondok dan Sampah Plastik HDPE Sebagai Energi Alternatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

Karakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH ORGANIK KOTA ECO-BRIQUETTE FROM COMPOSITE HIGH DENSITY

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KOMPOSISI DAN UKURAN BAHAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN GETAH RUMBIA SEBAGAI PEREKAT PADA PROSES PEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG KELAPA

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun yang menjadi tempat pada penelitian adalah Laboratorium Teknik

Ibm Kelompok Tani Kelapa Sawit dan Palawija

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA

I. PENDAHULUAN. Beras adalah buah padi, berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumputrumputan

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI LIMBAH ABU KETEL, JARAK DAN GLISERIN. Samsudi Raharjo 1. Abstrak

Aditya Kurniawan ( ) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor merupakan konsumsi terbesar pemakaian

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kaya akan sumber daya alam dan terbatas ilmu. fosil mendapat perhatian lebih banyak dari kalangan ilmuan dan para

ANALISA PROKSIMAT BRIKET BIOARANG CAMPURAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep

Pengelolaan Dan Pengolahan Limbah PENGELOLAAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH SAMPAH ORGANIC KULIT KACANG DAN TONGKOL JAGUNG MENJADI BRIKET ARANG

BABllI METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DENGAN MELAKUKAN PENGUJIAN NILAI KALOR TERHADAP PERFOMANSI KETEL UAP TIPE PIPA AIR DENGAN KAPASITAS UAP 60 TON/JAM

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH FLY ASH PABRIK GULA DENGAN PEREKAT LUMPUR LAPINDO

Konsumsi BB yang meningkat. Biobriket. Pencarian BB alternatif. Yang ramah lingkungan. Jumlahnya Banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Daun Jati Dan Daun Kakao Sebagai Sumber Energi Alternatif

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

Ratna Srisatya Anggraini ( )

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

PENINGKATAN KUALITAS BIOBRIKET KULIT DURIAN DARI SEGI CAMPURAN BIOMASSA, BENTUK FISIK, KUAT TEKAN DAN LAMA PENYALAAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan energi merupakan salah satu sumber kehidupan

PEMANFAATAN KULIT KOPI MENJADI BIOBRIKET

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH-DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH ORGANIK KOTA

Pembuatan Biocoal Sebagai Bahan Bakar Alternatif dari Batubara dengan Campuran Arang Serbuk Gergaji Kayu Jati,Glugu dan Sekam Padi

KELAYAKAN LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA SEBAGAI BRIKET BLOTONG BERPORI UNTUK BAHAN BAKAR ALTERNATIF. Rekyan Sesutyo Ediy **) dan Sri Widyastuti *)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BRIKET ORGANIK TERHADAP TEMPERATUR DAN WAKTU PEMBAKARAN

STUDI VARIASI KOMPOSISI BAHAN PENYUSUN BRIKET DARI KOTORAN SAPI DAN LIMBAH PERTANIAN. Santosa, Mislaini R., dan Swara Pratiwi Anugrah

STUDI BANDING PENGGUNAAN PELARUT AIR DAN ASAP CAIR TERHADAP MUTU BRIKET ARANG TONGKOL JAGUNG

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN A.

PEMANFAATAN BUNGKIL JARAK PAGAR

Arang Tempurung Kelapa

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI

Transkripsi:

PEMANFAATAN BRIKET SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGAANTI MINYAK TANAH Oleh: Muhammad Kadri dan Rugaya ABSTRAK Sekarang ini minyak tanah sangat sulit untuk didapatkan dan kalaupun ada maka harganya sangat mahal. Oleh sebab itulah maka sangat diperlukan penelitian yang dilakukan untuk mencari alternatif pengganti minyak tanah sebagai bahan bakar. Sekam padi merupakan bahan sisa atau limbah dari penggilingan gabah yang banyak terdapat di Indonesia khususnya di daerah Sumatera Utara. Sekam padi juga memiliki kadar selulosa yang cukup tinggi sehingga dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi panas dan dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti minyak tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kalor briket yang terbuat dari sekam padi yang tekanannya divariasikan pada seat pencetakan dan pengujian nilai kalornya menggunakan kalorimeter bomb. Dari hasil pengujian diperoleh hasil nilai kalor sebesar 4435,12 kkal/, 4814,44 kkal/kg,5806,50 kkal/kg, dan 61556,44 kkal/kg masing masing untuk tekanan 3 ton, 4 ton, 5 ton dan 6 ton. Dari hasil penelitian yang didapat maka nilai kalor dengan tekanan 6 ton lebih memenuhi standar nilai kalor briket arang aktif jepang yaitu 6000 7000 kkal/kg. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa briket sekam padi sangat cocok untuk dimanfaatkan sebagai alternatif energi pengganti minyak tanah. Kata Kunci : Briket sekam pad, kalor dan munyak tanah. Pendahuluan Kelangkaan minyak tanah sudah terjadi mulai dari beberapa tahun yang lalu. Pada saat itu untuk mendapatkan minyak tanah masyarakat harus membayar dengan sangat mahal dan bahkan harus rela melakukan antrian yang sangat panjang untuk mendapatkan beberapa liter minyak tanah. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka sudah selayaknya kita memikirkan energi alternatif pengganti minyak tanah tersebut.. Salah satu alternatif energi yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan briket. Ada beberapa bahan yang dapat dijadikan briket antara lain briket batubara, briket kelapa sawit dan briket sekam padi. Briket batubara mempunyai emisi gas yang sangat berbahaya bagi manusia yaitu CO,CO2, NOx dan SOx pada saat pembakaran (Sukandarrumidi,2006). Briket kelapa sawit mempunyai kekurangan karena harganya yang mahal. Oleh sebab itulah dalam penelitian ini dipakai briket sekam padi. Briket sekam padi masih dianggap limbah sehingga tersedia melimpah dengan harga yang murah dan sangat berpotensi sebagai bahan bakar alternatif. Briket sekam padi sangat baik digunakan sebagai bahan dasar briket arang aktif. Pada briket arang aktif yang perlu diperhatikan adalah nilai kalor bakar, kadar air, kerapatan dan kadar abu. Nilai kalor bakar briket merupakan panas pembakaran yang dikandung briket arang aktif tersebut. Kadar air dan kadar abu sangat mempengaruhi jumlah kalor yang dikandung oleh briket arang aktif. Kerapatan yang memadai diperlukan untuk JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 18 Nomor 71 Tahun XVIII Januari 2012 1

mencegah agar briket arang aktif tidak pecah pada saat pengangkutan. Briket yang dihasilkan dari sekam padi dapat dipakai di rumah tangga maupun industri kecil atau menengah yang ramah lingkungan dan dapat menggantikan kebutuhan energi panas dari minyak tanah. Sekam padi menghasilkan energi panas karena kadar selulosanya cukup tinggi sehingga dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil. Sekam padi memiliki kerapatan jenis ( bulk density) 125 kg/m3 dengan nilai kalor 3.300 kkal/kg sekam. (A) Sekam padi Sekam padi merupakan lapisan yang membungkus kariopsis butir gabah, terdiri atas dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan gabah, sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Dari proses penggilingan gabah akan dihasilkan 16,2 28% sekam. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi. (B) Bahan Bakar Bahan bakar adalah material dengan suatu jenis energi yang diubah menjadi energi berguna lainnya. Bahan bakar terdiri dari dua jenis alami dan buatan. Bahan bakar alami misalnya kayu bakar, batubara dan minyak bumi. Bakar bakar buatan misalnya gas buatan dan listrik. (C) merupakan suatu bentuk karbon yang berasal dari senyawa organik atau anorganik yang sudah melalui proses aktifasi. mengandung padatan berpori sebanyak 85-90% karbon yang dihasilkan dengan pemanasan suhu tinggi. (D) Bahan Perekat Bahan perekat adalah suatu bahan yang mampu menggabungkan beberapa bahan lain yang dipadu dengan cara perpautan antar permukaan. Penggunaan bahan perekat bertujuan untuk menarik air dan membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrata yang akan direkat. Proses pembuatan Briket sekam padi (A) Bahan 1. Sekam padi 2. Tepung kanji (amylum 3.5%) 3. Aquades A. Alat (B) Alat adapun alat yang digunakan adalah: 1. Gelas ukur 2. Cetakan briket 3. Hydraulik 4. Jangka sorong 5. Elenmeyer 6. Alat penjepit 7. Neraca analitik 8. Batang penyeduk 9. Drum 10. Thermometer 11. Anglo 12. Bejana (C) Diagram alir penelitian (1) Pembuatan arang aktif Sekam padi Pembakaran Pemisahan Pengayakan Arang Aktif Gambar 1. Pembuatan Arang Aktif JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 19 Nomor 71 Tahun XIX Maret 2013 2

(2) Pembuatan dan Pengujian Briket Penambahan perekat Pembuatan sampel Pembentukan Briket Pengujian Briket Arang aktif Pengolahan data Analisis Data Kesimpulan 4. Tungku dibiarkan selama kurang lebih 8 jam sampai dtungku dingin. 5. Setelah dingin tungku dibuka dan selanjutnya dilakukan pemisahan arang aktif tersebut dari abu. 6. Kemudian arang aktif diayak dengan menggunakan ayakan 100 mesh untuk mendapatkan arang yang halus. 7. Kemudian bahan perekat berupa kanji (3.5% perekat arang aktif) dengan menggunakan tekanan yang bervariasi 3, 4, 5, dan 6 ton dicampur dengan arang aktif yang ditetapkan dan diaduk sampai berbentuk adonan yang homogeny, kemudian 50 gr adonan tersebut dimasukkan kedalam cetakan lalu ditekan dengan menggunakan Hydraulics. 8. Kemudian bahan dicetak, setelah dicetak lalu dikeringkan dengan sinar matahari selama kurang lebih 3 hari. 9. Kemudian briket arang aktif tersebut siap dianalisa sesuai dengan variable yang diinginkan. (B) Penambahan Perekat Perekat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kanji 3,5% perekat arang aktif dan dengan menggunakan tekanan 3, 4, 5 dan 6 ton. Gambar 2. Pembuatan dan Pengujian Briket arang Aktif (A) Proses Pembuatan Arang Aktif 1. Bahan dasar arang aktif yang telah dikeringkan dimasukkan ke dalam drum pembakaran 2. Dilakukan pembakaran bahan dasar arang aktif dalam waktu 3-4 jam 3. Setelah dibakar tungku ditutup dan diberi cerobong asap. (C) Pembentukan Briket arang aktif Bentuk briket yang diinginkan adalah bentuk selinder dengan diameter 50 mm dan tinggi 100 mm. Kemudian briket ditekan dengan Hydraulics (D) Proses Pengujian Briket Pengujian nilai kalor dari briket arang aktif dilakukan dengan menggunakan pendekatan persamaan azas Black dan dengan menggunakan alat kalorimeter Bloom. JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 19 Nomor 71 Tahun XIX Maret 2013 3

a. Penentuan kalor bakar dengan azas Black. Nilai kalor briket dihitung berdasarkan jumlah kalor yang diterima oleh bahan melalui briket yang dibakar untuk memanaskan air. Rumus yang digunakan adalah: Q keluar = mc (T io T f ) Dimana m = massak (kg) c = panas jenis (kj/kg.k) T io = Temperatur awal benda ( 0 C) T f = Temperatur akhir benda ( 0 C) Q keluar = energy panas yang keluar dari benda Pengukuran kalor bakar dengan calorimeter bomb Nilai kalor briket dengan menggunakan calorimeter bomb dan dihitung berdasarkan jumlah kalor yang dilepaskan dan jumlah kalor yang diterima (kkal/gr). Langkah langkah pengujian kalori meter Bomb. 1. Menimbang massa arang briket sebanyak lebih kurang 0,14 gr dengan neraca analitik. 2. Kawat untuk penyala yang telah digulung dipasang pada tangki penyala yang terpasang pada calorimeter Bomb. 3. Cawan yang berisi briket arang ditempatkan pada penutup Bomb yang ditutup dengan kuat setelah ring O dipasang. 4. Oksigen diisikan ke dalam tabung Bomb dengan tekanan 30 bar. 5. Tabung Bomb ditempatkan ke dalam tabung kalori meter yang telah berisi air sebanyak 125 ml. 6. Tabung kalori meter ditutup dengan alat pengaduknya. 7. Tombol elektromotor dihidupkan dan juga tombola lat pengaduk air. N o 8. Temperatur air dicatat setelah temperatur stabil. 9. Alat penyala dihidupkan. 10. Temperatur akhir air pendingin setelah 5 menit dari mulainya penyalaan dicatat lalu elektromotor dimatikan. 11. Hasil pengujian adalah rata rata dari 3 kali pengukuran. HASIL DAN PEMBAHASAN Karena massa kalori meter dan massa bomb dianggap sebagai panas jenis bomb dengan besar 73529,6 kj/kg dan kenaikan suhu akibat kawat menyala adalah 0,05 0 C maka persamaan menjadi: Q = (T 2 T 1 0,05 ) x 73529,6 kj/kg Q = 4989,51 kkal/kg Dengan menggunakan rumus yang sama untuk masing masing sampel diperoleh hasil seperti yang tertera pada tabel di bawah : Dari hasil penelitian didapat hasil seperti yang terdapat dalam tabel: Tabel 1. Hasil kalor Briket Sekam Padi K (%) 1 3,5 3 2 3,5 4 3 3,5 5 4 3,5 6 P T 0 T 1 C C 2 128,54 229,11 329,60 131,80 232,08 328,52 129,02 230,14 330,62 131,57 231,84 332,23 Keterangan tabel K = Konsentrasi Perekat P = Tekanan T 0 = Suhu Awal T 1 = Suhu Akhir C= Nilai kalor C 2 = Nilai Kalor rata - rata 129,16 229,72 330,04 132,36 232,66 329,18 129,78 230,88 331,26 132,26 232,35 332,96 14989,51 24901,97 33413,87 14464,30 24639,37 35339,65 16215,00 26039,93 35164,58 16390,07 26127,46 35952,39 4435,12 4814,44 5806,50 6156,64 JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 19 Nomor 71 Tahun XIX Maret 2013 2

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tekanan terhadap nilai kalor briket sekam padi. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa tekanan mempengaruhi nilai kalor briket sekam padi. Dimana semakin besar tekanan yang diberikan maka nilai kalor yang diperoleh akan semakin besar. Ini disebabkan karena kerapatan briket arang aktif sekam padi mempunyai nilai kalor yang paling besar pada tekanan 6 ton yaitu sebesar 6156,64 kkal/kg. bila dibandingkan dengan nilai kalor briket arang aktif sekam padi dengan nilai kalor briket arang aktif briket ampas tebu sebesar 8250 kkal/kg atau dengan nilai kalor dari briket cangkang biji karet sebesar 7250 kkal/kg maka nilai kalor briket arang aktif sekam padi masih lebih kecil akan tetapi bila dibandingkan dengan nilai kalor arang aktif briket cangkang biji kopi sebesar 61556,64 kkal/kg maka nilai kalor briket sekam padi mempunyai nilai yang hamper sama. Nilai kalor arang aktif briket sekam padi pada tekanan 6 ton inilah yang masuk ke dalam nilai standar kalor arang aktif briket jepang yang mempunyai nilai 6000 7000 kkal/kg. Maka briket sekam padi dengan nilai kalor 6156,64 kkal/kg dengan tekanan 6 ton ini dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar yang efektif dan efisien dibandingkan dengan nilai kalor arang biasa yang hanya mempunyai nilai kalor 4376,76 kkal/kg. Saran Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik maka disarankan 1. Agar dapat melakukan pembuatan briket dari bahan yang lain. 2. Agar membuat briket dengan bahan perekat yang lain seperti tanah liat dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA 1. Azrul Azwar, EM4 Application Manual For APNAN Countries, Asia Pasific Natural Agricultural Network, 1990. 2. Furoidah Inany, Fisika Dasar I, Gramedia Pustaka, Jakarta, 1994. 3. Helena, M., Pemanfaatan Debu Karbon yang dibuang dari Pabrik Penangkalan (Roading Plant) Pada Peleburan Alumunium Menjadi Briket, PTKI, 2002. 4. Koranto, D.A,C., Pemanfaatan Limbah Sekam Padi untuk Pemupukan Arang Sekam dan Briket Arang Aktif, UGM, 1996. 5. Sukandarrumi, Batubara dan Pemanfaatannya, UGM, 2006. 6. Sule, D., Sinaga, P., Pembuatan Briket Tanpa Asap dan tak Berbau dari Batubara Halus dengan Sekam Padi dan Molase, WFC, 1998. Simpulan 1. Nilai kalor arang aktif sekam padi pada pengujian ini dengan tekanan 6 ton adalah 6156,64 kkal/kg. nilai ini telah memenuhi nilai briket arang aktif standar Jepang yaitu sebesar 6000 7000 kkal/kg 2. Perbandingan nilai kalor arang aktif sekam padi dengan arang biasa adalah 6156,64 berbanding 4376,76, ini berarti nilai kalor briket arang aktif sekam padi lebih efisien daripada nilai kalor arang biasa. JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 19 Nomor 71 Tahun XIX Maret 2013 3