UPAYA MEMBINA HUBUNGAN SOSIAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DI SMK NEGERI 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA Oleh: Ika Ramayani * Fitria Kasih ** Gusneli ** *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat **Dosen Pembimbing ABSTRACT Social relationship is a relationship between people who need each other. Phenomena that occur in students related to social relationships is having problems students misunderstandings when it comes, it often happens that is not related to the social good. Group counseling services are in guidance and counseling services that can be used to improve the learners' social relationships. By conducting group counseling services, students will be given the understanding and practice. This study aims to reveal the effectiveness of group counseling services in improving learners' social relationships. This study aims to reveal the effectiveness of group counseling services in improving learners' social relationships. This type of research is experimental with pretest and posttest design was used to test whether group counseling services can improve learners' social relationships. Two groups are selected using purposive sampling is in class X SMK N 2 Island Arbor. Each group consisted of 11 students. Group counseling services with the application of the experimental group while the control group did not apply group counseling services. Collected data on social relationships statistical method of Pearson Product Moment using excel program. The findings of this study are: There are significant differences between the social relationships that learners control group was not given guidance services group with social relationships learners experimental group given group counseling services. Keywords : social Relations, guidance group, students PENDAHULUAN Selanjutnya Soerjono Soekanto (1985:53) mengatakan bahwa hubungan sosial dipergunakan untuk menggambarkan suatu dalam mana dua orang atau lebih terlibat dalam suatu proses perilaku. Proses perilaku tersebut terjadi berdasarkan
tingkah laku para pihak yang masing-masing memperhitungkan perilaku pihak lain dengan cara mengandung arti bagi masingmasing dan demikian hubungan sosial berisikan kemungkinan bahwa pribadi yang terlibat dalamnya akan berperilaku dangan cara yang mengandung serta ditetapkan terlebih dahulu. Jadi hubungan sosial adalah hubungan yang membantu peserta didik untuk memahami dirinya yang berkaitan dengan etika pergaulan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan tanggung jawab sosial yang dimiliki peserta didik. Menurut Prayitno (1995:35) bimbingan kelompok adalah untuk memungkinkan peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari guru pembimbing yang bermanfaat untuk kehidupan seharihari baik sebagai individu, maupun sebagai pelajar, keluarga, dan masyarakat dalam menyelesaikan masalah. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan pada tanggal 24 September 2012 dan tanggal 18 Februari 2013 yang penulis amati saat guru BK melakukan bimbingan kelompok di SMK Negeri 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya penulis menemukan beberapa masalah sebagai berikut: peserta didik tidak memberikan kesempatan kepada temannya untuk mengeluarkan pendapat, peserta didik mengeluarkan pendapat ditertawakan oleh temannya, saling menyindir antara satu peserta didik dengan peserta didik lainnya, peserta didik berkata kasar pada temannya, selain itu peserta didik kurang bersosialisasi di dalam kelas, ada juga peserta didik tidak berani berbicara, dan adanya peserta didik tidak menghargai pendapat temannya. berdasarkan ha yang yang teah dipaparkan tersebut, maka penuis tertarik untuk mengkaji tentang bagaimana Upaya Membina Hubungan Sosial Melalui Bimbingan Kelompok di SMK Negeri 2 Pulau Punjung. Adapun batasan dalam penelitian ini adalah: Bentuk hubungan sosial peserta didik dalam bimbingan kelompok. Upaya membina melalui bimbingan.
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: Bentuk dalam bimbingan kelompok. Upaya membina hubungan sosial peserta didik melalui bimbingan kelompok. METODOLOGI PENELITIAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukan maka jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini peserta didik yang sudah mendapatkan layanan bimbingan kelompok di SMK Negeri 2 Pulau Punjung kabupaten Dharmasraya. Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. mengingat populasi dalam penelitian ini kurang dari 100, maka semua peserta didik yang sudah mengikuti layanan bimbingan kelompok di kelas berjumlah 22 orang langsung dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel seperti ini dalam penelitian dinamakan dengan teknik Total Sampling. Tabel.2 Populasi Penelitian No Kopetensi Keahlian Kelas Populasi 1 Akomodasi Perhotelan X. 1 11 Orang 2 Jasa Boga X. 2 11 Orang Jumlah 22 Orang Sumber: Guru Pembimbing di SMK Negeri 2 Pulau Punjung Jenis data adalah data primer yaitu data yang bersumber dari peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Pulau Punjung yang mengikuti pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok. Sumber data dalam penelitian ini adalah yang berasal dari peserta didik kelas X.1 dan X.2 sebanyak 22 orang sebagai anggota kelompok terdiri 2 kelompok. Prosedur Penelitian 1. Memilih Sekolah yang Akan Dijadikan Sebagai Subjek Penelitian 2. Memilih Tingkatan Kelas Subjek Penelitian 3. Melaksanakan Pretest 4. Pelaksanaan Eksperimen a. Kelompok Eksperimen Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberikan perlakuan berupa bimbingan kelompok. b. Kelompok kontrol Pada penelitian ini, kelompok kontrol berperan sebagai pembanding untuk melihat apakah ada perbedaan
antara kelompok ekperimen yang diberi perlakuan dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan. Teknik Analisis Data Untuk mencari menentukan tingkat reliabilitas dari seluruh alat ukur (instrumen penelitian). Pelaksanaan Eksperimen a. Pengadministrasian Pretest Yaitu memberikan instrumen hubungan sosoial kepada kelas kontrol berperan sebagai pembanding untuk melihat apakah ada perbedaan antara kelompok ekperimen yang diberi perlakuan bimbingan kelompok dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan layanan bimbingan kelompok yang dilakukan pada tanggal 16 September 2013. b. Pelaksanaan Perlakuan Kelompok Kontrol Pada penelitian ini, kelompok kontrol beranggotakan 11 orang dengan inisial dan kode: TAI, INW, DPA, INT, DSI, FJR, RVI, TRI, IRV, SDA, BDA. Kegiatan yang diberikan pada kelompok kontrol adalah siswa diminta mengisi instrumen Bentuk hubungan sosial. c. Pelaksanaan Perlakuan kelompok Eksperimen Pada penelitian ini, kelompok eksperimen beranggotakan 11 orang dengan inisial dan kode:yf, SY, NNS, MWS, DPI, YOM, RS, IC, MK, CO, MAR. Kegiatan yang diberikan pada kelompok eksperimen adalah siswa diminta mengisi instrument bentuk hubungan sosial (pretest), kemudian diberikan kegiatan bimbingan kelompok dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, dimana masing-masing pertemuan membahas topik tugas yang berbeda-beda yang telah dipersiapkan oleh peneliti. HASIL DAN PEMBAHASAN Temuan penelitian menunjukkan bahwa upaya membina hubungan sosial melalui bimbingan kelompok di kelas eksperimen berada pada kriteria sangat baik, sedangkan kelas kontrol yang tidak diberikan layanan pada kriteria kurang baik.
1. Gambaran Bentuk Hubungan Sosial Peserta Didik Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat pretest kondisi bentuk hubungan sosial kelas X.1 dan X.2 SMK Negeri 2 Pulau Punjung berada pada kondisi rendah setelah diberikan perlakuan yaitu dengan memberikan layanan bimbingan kelompok (kelompok eksperimen) peserta didik mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa bentuk yang diberikan kelas eksperimen layanan bimbingan kelompok berada pada kriteria sangat baik dan kelas kontrol yang tidak diberikan layanan bimbingan kelompok berada kriteria kurang baik. Kondisi hubungan sosial yang rendah harus segera ditingkatkan. Hubungan sosial yang baik akan meningkatkan kebersamaan peserta didik untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal. Menurut Abu Ahmadi, (2007:49) Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu atau lebih, di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakukan individu yang lain atau sebaliknya. Dan juga interaksi sosial sangat dibutuhkan dalam proses bimbingan kelompok, namun interaksi sosial dapat diterapkan dimana saja oleh peserta didik. Pendapat di atas menjelaskan bahwa hubungan sosial sangat penting bagi peserta didik. Untuk meningkatkan, sangat diperlukan upaya guru BK dalam proses pendidikan di sekolah, Melalui sinergi yang baik dan sistematis maka peningkatan akan berhasil dengan efektif, 2. Perbedaan Bentuk Hubungan Sosial Peserta Didik Kelompok Eksperimen Sebelum ( pretest) dan Setelah Diberikan Perlakuan Layanan Bimbingan Kelompok (posttest) Hubungan sosial merupakan modal yang sangat besar untuk dimiliki oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa bentuk hubungan peserta didik kelompok kontrol pada pretest dan posttest terdapat
perbedaan, namun tidak signifikan. Pada saat pretes perolehan skor total bentuk hubungan sosial dengan nilai ratarata sebesar 36,36 dan ketika posttest skor total bentuk tidak diberikan layanan bimbingan kelompok dengan nilai rata-rata sebesar 72,72 Sedangkan pada kelompok eksperimen pada saat pretest dan postest mengalami perbedaan. Pada saat pretest, hubungan sosial peserta didik berada pada kategori rendah, yaitu dengan skor total dan nilai rata-rata 45,45. Sedangkan pada saat posttest terjadi peningkatan, yaitu skor bentuk hubungan sosial yang diberikan layanan bimbingan kelompok sebesar dengan nilai rata-rata 81,81. Dari hasil pengolahan data yang peneliti lakukan dengan menggunakan pengolahan metode statistik Produk Moment dari Pearson dengan memakai program excel, dari hasil pengolahan tersebut di ketahui bahwa terdapat bentuk kelas eksperimen sangat baik sedangkan dikelas kontrol yang tidak diberikan layanan bimbingan kelompok berada kriteria kurang baik. 3. Perbedaan Bentuk Hubungan Sosial Kelompok Eksperimen dengan Bentuk Hubungan Sosial Kelompok Kontrol Kelompok eksperimen, peningkatan bentuk hubungan sosial dilakukan dengan kegiatan layanan bimbingan kelompok. Prayitno (2012: 150) menjelaskan bahwa tujuan layanan bimbingan kelompok adalah untuk meningkatkan kemampuan hubungan sosial. Tujuan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok adalah memebantu peserta didik untuk mengatasi halhal yang menggangu atau menghimpit perasaannya, siswa dapat menggungkapkan permasalahan yang dialaminnya, dan siswa dapat mencari solusi terhadap permasalahannya tersebut melalui dinamika kelompok yang tercipta pada layanan bimbingan kelompok. Berdasarkan tujuan kegiatan atau layanan di atas, diketahui bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok lebih tepat jika
digunakan untuk meningkatkan kemampuan hubungan sosial. Kemampuan komunikasi interpersonal terkait dengan dinamika kelompok. Dinamika kelompok yang dibangun dalam layanan bimbingan kelompok, akan melatih siswa untuk dapat melakukan hubungan sosial dalam kelompok. Berdasarkan pendapat di atas, maka terjadinya perbedaan kemampuan hubungan sosial kelompok yang diberikan layanan kelompok adalah disebabkan layanan bimbingan kelompok bukan sekedar memberikan informasi tentang cara hubungan sosial yang efektif. Selain itu, melalui layanan bimbingan kelompok terjadi dinamika kelompok yang menjadi pembelajaran bagi siswa dalam hubungan sosial KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian bentuk di SMK Negeri 2 Pulau Punjung dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Bentuk hubungan sosial peserta didik yang diberikan pretes berada pada kateria rendah 2. Bentuk hubungan sosial peserta didik setelah diberikan postes berada pada kateria cukup baik 3. Bentuk hubungan sosial yang telah diberikan layanan bimbingan kelompok berada pada kateria sanat baik. SARAN Ada beberapa saran yang dapat diajukan sebagai tindak lanjut penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Guru BK Guru BK disarankan untuk lebih meningkatkan kemampuan empati siswa terhadap perbedaan orang lain melalui pemberian contoh dan keteladanan bersikap dalam pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan kelompok. 2. Bagi Siswa Bagi siswa disarankan untuk lebih berpartisipasi dan berperan aktif dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok yang diselenggarakan oleh guru BK. Kepala Sekolah Sebagai pengambil kebijakan, kepala sekolah hendaknya memberikan
kesempatan pada guru bimbingan dan konseling untuk aktif mengikuti pelatihanpelatihan yang bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan menyelenggarakan bimbingan kelompok. 3. Bagi Peneliti lainnya Perlu dilakukan penelitian yang serupa dengan mempelajari kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini. KEPUSTAKAAN Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakte. Jakarta: Rineka Cipta Moh. Ali dan Moh. Asrori. 2004. Psiologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara. Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Fropil). Galia Indonesia: Balai Aksara Soerjono Soekanto. 1985. Sosiologi Suatu pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada