BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat material atau sosiologi, dan/atau juga unsur-unsur yang bersifat. Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghuchu.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. menganut agama sesuai dengan keinginannya. Berlakunya Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

MAKALAH. HAM dan Kebebasan Beragama. Oleh: M. syafi ie, S.H., M.H.

Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin

Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Ringkasan Putusan.

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 Pasal 29 Ayat (2) disebutkan, bahwa Negara menjamin

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN. TENTANG PERLINDUNGAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan

PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang

INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (HAM)

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia. Hal tersebut dibuktikkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia adalah

Pentingnya Keterlibatan Komnas Perempuan dalam Judicial Review UU Penodaan Agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 19/PUU-VI/2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi merupakan konsepsi

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Universitas Indo Global Mandiri Palembang

RINGKASAN PUTUSAN.

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia (yang selanjutnya disebut NKRI)

Pengalaman dan Perjuangan Perempuan Minoritas Agama Menghadapi Kekerasan dan Diskriminasi Atas Nama Agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

Oleh: Robi Dharmawan, S. IP. Pusat Studi HAM Surabaya

KEBIJAKAN KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN ISU KEBEBASAN BERAGAMA

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

1. BAB I PENDAHULUAN. tentang kebebasan umat beragama dalam melaksanakan ibadahnya. Dasar hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Bab V KESIMPULAN Kesimpulan. Pasal 29 UUD 1945 Tentang Kebebasan Beragama. Pasal 28E

Ringkasan Putusan.

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XII (DUA BELAS) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KASUS PELANGGARAN HAM

Perkawinan Sesama Jenis Dalam Persfektif Hukum dan HAM Oleh: Yeni Handayani *

[2013] PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN TENTANG JUMAT KHUSYU. [salinan] Pemerintah Kabupaten Bima Bagian Hukum Setda.

LEGAL OPINI: PROBLEM HUKUM DALAM SK NO: 188/94/KPTS/013/2011 TENTANG LARANGAN AKTIVITAS JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI) DI JAWA TIMUR

BAB V PENUTUP. aliran kepercayaan disetarakan statusnya layaknya agama resmi lainnya (Mutaqin

HAK KEBEBASAN BERAGAMA

PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014

NOVIYANTI NINGSIH F

2008, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tenta

HAM DAN PERLINDUNGAN HAK KEBEBASAN BERAGAMA DAN BERKEYAKINAN. Oleh: Johan Avie, S.H.

BAB V PENUTUP. merumuskannya dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 2 negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-4

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

BAHAN TAYANG MODUL 9

BAB II HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA. konstitusi negara adalah pengaturan terkait Hak Asasi Manusia (human right). Negara

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. umum dikenal dengan masyarakat yang multikultural. Ini merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

Kusnandir, A. Ks., M. Si Direktorat Jenderal HAM Kementerian Hukum dan HAM

BAB II GAMBARAN UMUM DESA BANTAN AIR KECAMATAN BANTAN. Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis yang mempunyai jumlah penduduk

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

ANALISIS UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN. Pasal 19 s/d 37. Tugas untuk memenuhi Mata Kulia Pendidikan Kewarganegaraan

AHMADIYAH SEBAGAI PAHAM DAN GERAKAN KEAGAMAAN

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

PENDIDIKAN PANCASILA

WALIKOTA TANGERANG PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945, sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945, yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KABUPATEN RAMAH HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. yang cenderung kepada kelezatan jasmaniah). Dengan demikian, ketika manusia

TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 4

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA. Modul ke: 06Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

PANCASILA DAN HAM. Makalah Disusun untuk: Memenuhi tugas akhir Pendidikan Pancasila STMIK AMIKOM

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk

HAK ASASI MANUSIA. by Asnedi KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANWIL SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia berdasar ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (R P P) (Siklus I)

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-2

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 99/PUU-XIV/2016 Korelasi Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu dan Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu

BAB XIII GEREJA DI ANTARA PLURALITAS

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Primary needs, Pengalaman-pengalaman tersebut menghasilkan nilai-nilai

AGAMA DAN NEGARA DALAM PERSPEKTIF PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri

PERLINDUNGAN HAK-HAK MINORITAS DAN DEMOKRASI

AMANDEMEN II UUD 1945 (Perubahan tahap Kedua/pada Tahun 2000)

PANCASILA DAN AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Nama : Oni Yuwantoro N I M : Kelompok : A Jurusan : D3 MI Dosen : Drs. Kalis Purwanto, MM

2002), hlm Ibid. hlm Komariah, Hukum Perdata (Malang; UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,

1. Hak Asasi Manusia dalam Nilai Ideal Sila-Sila Pancasila

PANCASILA & KEBEBASAN BERAGAMA STMIK AMIKOM Yogyakarta

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang terdiri dari beberapa macam suku, adat istiadat, dan juga agama. Kemajemukan bangsa Indonesia ini secara positif dapat menjadi modal kuat bagi pembangunan bangsa. Sebaliknya, kemajemukan ini juga dapat menjadi penyebab munculnya perpecahan bangsa. Keberagaman umat beragama ini mempunyai unsur-unsur yang bersifat material atau sosiologi, dan/atau juga unsur-unsur yang bersifat formal atau psikologis sosial. Indonesia negara yang mempunyai beragam suku bangsa, budaya dan ras dalam kaitannya dengan Undang-undang yang mengatur tentang kebebasan beragama, negara Indonesia mengakui enam agama yaitu agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghuchu. Jaminan terhadap kebebasan beragama pada dasarnya telah diakui dan diberikan. Hal ini secara eksplisit dituliskan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam Pasal 28 E ayat (1), Pasal 29 ayat (2) telah tegas menyatakan bahwa negara menjamin kebebasan beragama. Bahkan dalam Pasal 28 I ayat (1) menyatakan bahwa hak beragama adalah bagian dari hak yang tidak dapat dikurangi oleh siapapun dan dalam keadaan apapun (non derogable rights). Selain itu, hak kebebasan dalam beragama

2 juga terdapat dalam Pasal 13 TAP MPR No.XVII/1998 yaitu setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Dalam Pasal 29 Undang Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa : 1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Penjelasan dari kedua pasal di atas: Dari isi Pasal 29 ayat (1) dijelaskan ideologi negara Indonesia dalah Ketuhanan yang Maha Esa, oleh karena segala kegiatan di negara Indonesia harus berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan itu besifat mutlak. Prinsip Ketuhanan yang ditanamkan dalam UUD 1945 merupakan perwujudan dari pengakuan keagamaan. Oleh karena itu, setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya yang warganya anggap benar dan berhak mendapatkan pendidikan yang layak, serta hak setiap warga negara untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak dan nyaman untuk tinggal dan berhak menentukan kewarganegaraan sendiri. Berikutnya, dari isi Pasal 29 ayat (2) dijelaskan bahwa setiap warga negara memiliki agama dan kepercayaanya sendiri tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun. Dan tidak ada yang bisa melarang orang untuk memilih agama yang diyakininya. Setiap agama memiliki cara dan proses ibadah yang

3 bermacam-macam, oleh karena itu setiap warga negara tidak boleh untuk melarang orang beribadah. Supaya tidak banyak konflik-konflik yang muncul di Indonesia. Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya serta menjamin kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya. Meskipun demikian, secara resmi pemerintah hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu. Meskipun, kebebasan beragama di Indonesia dijamin oleh konstitusi bukanlah berarti kebebasan tanpa batas. Karena dalam setiap pelaksanaan kebebasan tetap terikat dengan kewajiban hak asasi manusia. Dalam Pasal 28 J UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa : (1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; (2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.

4 Pembatasan hak asasi manusia di Indonesia mengartikan bahwa tidak ada kebebasan yang mutlak, sehingga perlu campur tangan pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban agar tidak ada hak yang tercederai. Pembatasan tersebut ditetapkan dalam sebuah undang-undang guna menjaga ketertiban umum. Pengaturan kebebasan beragama melalui konstitusi telah menjadi jaminan yang sah dalam perlindungan terhadap kebebasan beragama, dan sekaligus menunjukkan prinsip-prinsip sebagai negara hukum. Dalam Pasal 1 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dituliskan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Setiap negara yang mengakui sebagai negara hukum tentu menjamin perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM). 1 Menurut Scheltema yang dikutip oleh Krisna Harahap dalam bukunya Konstitusi Republik Indonesia, ada empat unsur utama negara hukum, yaitu sebagai berikut: 2 1. Adanya Kepastian Hukum. 2. Asas Persamaan. 3. Asas Demokrasi. 4. Asas Pemerintahan Untuk Rakyat Di Indonesia, perubahan UUD memberikan perubahan atas kebebasan beragama, kebebasan berekspresi, kebebasan berorganisasi. Namun, dalam 1 Jimmly Asshiddiqie, 2005, Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta, Konstitusi Press, hlm. 25. 2 Krishna Harahap, 2004, Konstitusi Republik Indonesia, Jakarta, Grafitri Budi Utami, hlm. 17.

5 kenyataannya masih ada pelanggaran terhadap hak asasi manusia, khususnya terhadap kebebasan beragama. Bahkan, ketika pemerintahan dibentuk secara demokratis tetap saja tidak dapat mengurangi pelanggaran kebebasan beragama. Pada tahun 2015 tepat nya pada tanggal 24 Maret 2015 di Bojonegoro terdapat sebuah kasus seorang kakek tua yang sedang melantunkan adzan di pukul menggunakan cangkul oleh tetangga nya sendiri. Perbuatan tidak terpuji itu dilakukan Sutomo (56) warga Desa Tanggungan, Kecamatan Baureno, Bojonegoro. Sebab, ia telah melakukan penganiayaan terhadap tetangganya sendiri, Abu Darrin (60). Ironisnya, persoalan penganiayaan itu dilakukan karena Sutomo bising dengan suara pujian yang dilakukan Abu selepas adzan isya di mushola dekat rumahnya pada, Rabu malam (24/3). Akibatnya, kakek tua itu mengalami luka di bagian wajah dan harus dilarikan ke Puskesmas Pembantu desa setempat untuk mendapatkan perawatan. Menurut Kepala Desa setempat Sasanto, kejadian itu bermula saat korban usai melantunkan adzan isya kemudian melantunkan puji-pujian untuk mengundang para jamaah yang terdiri dari lingkungan sekitar. Namun, saat asyik melantunkan pujian jenis tembang jawa itu tiba-tiba korban didatangi pelaku dan langsung memukul wajah korban. 3 Hal terserbut diatas merupakan salah satu contoh bagaimana aktualisasi mengenai kebebasan beragama yang ada di Indonesia harus diatur dalam 3 https://www.bangsaonline.com/berita/9890/lantunkan-pujian-usai-adzan-kakek-tua-dibojonegoro-malah-dipukul-pakai-cangkul diunduh pada tanggal 27 November 2016, pukul 20.15 WIB.

6 konstitusi dan bagaimana norma mengenai kebebasan beragama yang ada berjalan di masyarakat. Tentu contoh diatas membuat sebuah pertanyaan bagaimana jaminan mengenai kebebasan beragama yang diatur dalam undang undang dasar 1945. Dari sekian banyak kasus pelanggaran HAM tentang kebebasan beragama di Indonesia ternyata negara dan pemerintah belum benar-benar bisa menegakkan pasal pasal yang ada di dalam UUD 1945. Mulai dari aparat kepolisian yang seharusnya mengayomi masyarakat malah menjadi pelanggar HAM terbanyak. Negara juga kurang tegas dalam menangani kasus kasus pelanggaran tesebut maka dari itu bukan semakin berkurang kasus yang terjadi tetapi malah semakin bertambanhnya kasus pelanggaran HAM tentang kebebasan beragama, bukan hanya tentang kebebasan beragama tapi masih banyak juga pasal lain yang masih sering dilanggar. Dari pantauan Komnas HAM selama satu tahun terakhir, kasus-kasus terkait rumah ibadah cenderung meningkat. Pelanggaran kebebasan beragama/ berkeyakinan dalam bentuk penutupan, perusakan, penyegelan, atau pelarangan rumah ibadah merupakan isu menonjol. Beberapa kasus pengabaian pemerintah dalam menyelesaikan kasus-kasus lama pelanggaran kebebasan beragama/ berkeyakinan, di antaranya: pengabaian penyelesaian pembangunan Masjid Nur Musafir di Batuplat, Kupang, Nusa Tenggara Timur, pengabaian penyelesaian pembangunan gereja HKBP Filadelfia, Bekasi, Jawa Barat, serta pengabaian penyelesaian pemulangan warga

7 Ahmadiyah Lombok dari tempat pengungsian Mataram, Nusa Tenggara Barat. 4 Keberadaan kebijakan diskriminatif juga dinilai menjadi penyebab tingginya tindak pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan, yaitu Penetapan Presiden RI Nomor 1/Pn.Ps/1965 tentang Pencegahan Penyalahdayagunaan dan/atau Penodaan Agama. Menurut H.M. Amin Abdullah pelaksanaan Hak Kebebasan Beragama dan Beribadah di tanah air, setidaknya ada 3 pemasalahan : 5 1. Permasalahan perundang undangan. 2. Peran aparat negara dalam penegakan hukum. 3. Pemahaman tentang negara bangsa (nationstates) oleh masyarakat atau warga negara penganut agama agama, pemangku adat dan anggota ras atau etnis. Ketiganya saling berkaitan yang tidak bisa dipisahkan antara yang satu dan lainnya. Hal yang pertama adalah masalah perundang undangan yang kemudian mempunyai kaitan dengan peran aparat negara dalam penegakan hukum serta bagaimana pemahaman tentang negara bangsa (nationstates) oleh masyarakat atau warga negara penganut agama agama, pemangku adat dan anggota ras atau etnis. 4 Ibid. 5 H.M.Amin Abdullah, 2011, Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan dalam Prinsip Kemanusiaan Universal,Agama-Agamadan Keindonesiaan, Yogyakarta, hlm. 16.

8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana norma-norma kebebasan beragama menurut Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945? 2. Bagaimana jaminan kebebasan beragama yang ada di Indonesia menurut Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada pokok permasalahan tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan mengkaji norma norma yang berlaku dalam masyarakat Indonesia yang berkaitan dengan kebebasan beragama. 2. Untuk mengetahui dan mengkaji jaminan kebebasan beragama di Indonesia berdasarkan Undang Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945. D. Manfaat Penelitian 1. Ilmu pengetahuan tentang norma-norma serta jaminan kebebasan beragama di Indonesia berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. 2. Pembangunan kepada pemerintah tentang jaminan kebebasan beragama yang diatur dalam Undang undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 agar dapat membangun konstitusi negara menjadi lebih baik.

9