PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KINERJA SEKOLAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam usaha pembangunan diberbagai. bidang jelas diperlukan stimulasi dan pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan peran dan tugasnya, ini berarti kinerja guru merupakan faktor

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR

MACAM KOMPETENSI PENDIDIK

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor lingkungan individu dan faktor

BAB V PEMBAHASAN. A. Korelasi Kinerja Pengawas PAI Dengan Kinerja Guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Se -Kecamatan Basarang Kabupaten Kuala Kapuas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup dimasa depan.

PENGARUH MANAJEMEN STRATEGI DAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU. Oleh Iwan Kurniawan Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil studi PERC (Political and Economy Risk Consults)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN. secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi secara efektif dan efisien serta tetap memiliki usaha bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan membentuk watak serta peradapan bangsa, yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. diri dan melakukan perbaikan, dalam kegiatan operasionalnya maupun kualitas

TESIS. Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Penyusunan Tesis

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU. Oleh : WISNU WARDHONO. Abstrak

Moch. Idochi Anwar Administrasi Pendidikan dan Manajenem Biaya Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2003, hal. 70

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan kepemimpinan saat ini adalah menghadapi perubahan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. mengedepankan moralitas dan nilai-nilai keagamaan sebagai basis konsentrasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidik sangat berperan dalam mewujudkan kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada. 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber daya sebuah sekolah yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai tingkat akurasi yang tinggi dengan urgensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

PERTEMUAN 6: PERSIAPAN SDM MENGANTISIPASI PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada

WALIKOTA TASIKMALAYA

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB IV ANALISIS UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 03 MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ETIKA SOSIAL.

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

Tin Herniyani, SE, MM

IMPLIKASI KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU Oleh: Fidya Nova Frismayanti

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan diri, pendidikan merupakan upaya meningkatkan derajat. kompetensi dengan tujuan agar pesertanya adaptable

Transkripsi:

PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KINERJA SEKOLAH (Studi Deskriptif Analitik di Madrasah Aliyah se-kota Tasikmalaya) Oleh Lena Purnamaria 82831112081 Abstrak Masalah yang diteliti adalah kinerja sekolah banyak yang tidak kondusif serta personil sekolah yang ada tidak dilengkapi dengan kemampuan keterampilan yang optimal dan manajerial yang memadai, sehingga tidak memberi dorongan untuk meningkatkan tujuan organisasi gail ini disebakan oleh manajemen pendidikan pada berbagai tingkat dan satuan pendidikan kurang berfungsi dengan baik terlihat dari kurangnya disiplin kerja serta kurang komitmen terhadap program dan visi, misi sekolah tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan manajemen mutu terpadu dan kompetensi guru terhadap kinerja sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah descriptive analytic dan verivicatif. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah penerapan manajemen mutu terpadu dan kompetensi guru serta kinerja sekolah Populasi dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru sebanyak 753 orang, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 88 orang. Untuk memilih guru yang dijadikan sampel (responden) dari masing-masing sekolah digunakan teknik sistematik sampling. Berdasarkan hasil penelitian penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1) Penerapan manajeman mutu terpadu berpengaruh positif terhadap kinerja sekolah, artinya bahwa semakin baik penerapan manajeman mutu terpadu maka akan semakin baik kinerja sekolah. 2) Kompetensi guru memberikan pengaruh positif terhadap kinerja sekolah. artinya bahwa semakin baik kompetensi guru maka akan semakin baik kinerja sekolah. 3) Manajeman mutu terpadu memberikan pengaruh positif terhadap kompetensi guru. artinya bahwa semakin baik manajeman mutu terpadu maka akan semakin baik kompetensi guru. 4) Penerapan manajemen mutu terpadu dan kompetensi guru berpengaruh terhadap kinerja sekolah. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis korelasi parsial antara variabel penerapan manajemen mutu terpadu dan kompetensi guru berpengaruh terhadap kinerja sekolah Hasil tersebut membuktikan bahwa semakin baik penerapan manajemen mutu terpadu dan kompetensi guru maka kinerja sekolah akan meningkat. Kata kunci : penerapan manajemen mutu terpadu, kompetensi guru, kinerja sekolah PENDAHULUAN Faktor dominan keberhasilan suatu organisasi baik organisasi besar maupun organisasi kecil banyak ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berperan dalam melaksanakan tanggung jawabnya terhadap organisasi, walaupun tersedianya sumber daya alam (SDA) yang mencukupi. Oleh karena itu manusia merupakan sumber daya paling penting dalam usaha organisasi mencapai keberhasilan. Sumber daya manusia menunjang organisasi dalam karya, bakat, kreativitas dan dorongan (motivasi). Betapapun canggihnya program baik yang menyangkut aspek pendidikan, ekonomi ataupun teknologi tanpa aspek manusia, kirannya tujuan organisasi sulit dicapai. Oleh karena itu peningkatan serta pengembangan sumber daya manusia sangat penting. Berkenaan dengan hal itu kualitas manusia yang dibutuhkan adalah yang mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat. Kualitas manusia tersebut tentunya akan dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dapat ditunjukkan oleh kemampuan dalam menciptakan proses pendidikan atau proses manajemen sekolah yang efektif dan efisien. Oleh karena itu sumber daya yang ada harus betul-betul profesional, sesuai dengan bidang garapannya sebagai kepala sekolah dan guru. Sumber daya manusia yang profesional dan memiliki kompetensi, diharapkan akan dapat membawa organisasi mencapai tujuannya serta mampu menjalankan visi dan misi dengan baik. Karena sebagus apapun program untuk mencapai suatu tujuan, apabila sumber daya manusianya lemah, maka program tersebut Halaman 49

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan Volume 2 Nomor 1 Januari 2014 tidak akan optimal dilaksanakan. Oleh karena itu dibutuhkan pegawai yang produktif serta profesional. Pegawai yang produktif serta profesional merupakan faktor esensial yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan sebuah organisasi. Hampir dapat dipastikan bahwa kelancaran pelaksanaan tugas sangat tergantung pada kualitas pegawai. Selain itu dalam menyongsong tahap tinggal landas dan era globalisasi, pegawai dituntut harus lebih inovatif dan selektif, secara individual maupun kelompok. Begitu pula dalam bidang pendidikan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dituntut manajemen pendidikan yang lebih baik, lebih efektif dan efisien, secara profesionalisme pegawai yang memiliki kinerja yang tinggi. Namun selama ini aspek manajemen pendidikan pada berbagai tingkat dan satuan pendidikan kurang berfungsi dengan baik terlihat dari kurangnya disiplin kerja serta kurang komitmen terhadap program dan visi, misi sekolah. Lemahnya manajemen pendidikan juga memberikan dampak terhadap efisiensi internal pendidikan yang terlihat dari jumlah peserta didik yang mengulang kelas dan tidak melanjutkan. Hasil studi pendahuluan melalui wawancara dengan para kepala sekolah dan beberapa guru di Madrasah Aliyah Kota Tasikmalaya diperoleh keterangan bahwa intensitas kunjungan dan pembinaan yang dilakukan oleh pengawas dirasakan sangat kurang hanya satu kali dalam setahun. Pembinaan yang dilakukan oleh pengawas hanya memantau pelaksanaan ulangan umum semester atau ulangan kenaikan kelas dalam setahun. Itupun dilakukan hanya beberapa menit, sehingga yang dirasakan kurang berpengaruh dalam meningkatkan kompetensi guru. Kenyataan di lapangan berdasarkan hasil pengamatan penulis, pada umumnya kinerja sekolah banyak yang tidak kondusif serta personal sekolah yang ada tidak dilengkapi dengan kemampuan keterampilan yang optimal dan manajerial yang memadai, sehingga tidak memberi dorongan untuk meningkatkan tujuan organisasi. Meskipun banyak diantara personal sekolah yang telah mengikuti pelatihan tentang konsep pelaksanaan proses belajar mengajar, konsep administrasi kelas dan orientasi peraturan kebijakan pendidikan, namun kenyataan prestasi belajar mengajar masih jauh dari harapan. Harapan atau minat masyarakat terhadap madrasah juga telah menjadi tantangan tersendiri untuk melakukan upaya pengelolaan madrasah agar menjadi madrasah yang efektif. Minat masyarakat terhadap madrasah dapat dilihat berdasarkan nilai rasio siswa: rombongan belajar serta nilai Angka Partisipasi Kasar pada madrasah. Berdasarkan rasio rombongan belajar terlihat bahwa minat masyarakat terhadap madrasah sudah cukup tinggi, terutama pada tingkat MTs yang mencapai nilai tertinggi 1 : 35 (Ditjend Pendis, 2010: 6). Berdasarkan nilai APK atau nilai partisipasi kasar tampak bahwa minat masyarakat terhadap madrasah semakin besar pada tingkat MI sampai dengan MTs, namun pada tingkat pendidikan menengah (MA) tampak rendah. Data tersebut menunjukkan bahwa harapan masyarakat kepada madrasah menjadi tantangan tersendiri bagi madrasah untuk melakukan upaya-upaya peningkatan efektifitas madrasah sehingga diharapkan madrasah mampu memenuhi harapan masyarakat untuk menjadi alternatif yang setara bagi masyarakat dalam menyekolahkan anaknya selain di SMA. Berdasarkan uraian di atas, maka proses pendidikan dan kesiapan pengajaran idealnya dapat berjalan dan mencapai sasaran/tujuan sebagaimana mestinya. Namun dalam perjalanannya masih banyak kendala-kendala yang dihadapi oleh pengelola pendidikan. Oleh karena itu untuk mendukung kebijakan pemerintah, salah satu solusinya yang perlu dikembangkan oleh pengelola pendidikan adalah manajemen sistem pendidikan. Pengendalian mutu pendidikan di samping perlu memikirkan spesifikasi lulusan sebagai produk, kemudian menterjemahkan ke dalam layanan pembelajaran yang inovatif. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa Prestasi Madrasah Aliyah di Kota Tasikmalaya belum optimal, kondisi tersebut menuntut sekolah untuk meningkatkan penerapan manajemen mutu terpadu dan kompetensi guru sehingga diharapkan prestasi sekolah meningkat. Rendahnya prestasi sekolah diakibatkan oleh guru yang tidak memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang dibutuhkan oleh seseorang guru atau manajemen pendidikan. Penyebab dari masalah kualitas ini juga ditimbulkan oleh kurangnya motivasi, kegagalan komunikasi, atau masalah dengan peraturan khusus. Halaman 50

Lena Purnamaria Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu Dan Kompetensi Guru Terhadap Kinerja Sekolah (Studi Deskriptif Analitik di Madrasah Aliyah se-kota Tasikmalaya) Berkenaan dengan masalah yang dikemukaan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang diformulasikan dalam judul penelitian Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu dan Kompetensi Guru terhadap Kinerja Sekolah (Studi Deskriptif Analitik di Madrasah Aliyah se-kota Tasikmalaya) METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain deskriptif analisis dengan teknik survey. Oleh karena itu, dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan mampu mengungkapkan fenomena yang dikaji secara sistematis untuk mendapatkan kebenaran dari permasalahan yang diteliti, sehingga hasil dari penelitian ini dapat dipergunakan sekaligus dipertanggung jawabkan baik secara praktis maupun secara keilmuan. PEMBAHASAN Pengaruh Penerapan Manajeman Mutu Terpadu terhadap Kinerja sekolah Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh penerapan manajeman mutu terpadu terhadap kinerja sekolah, hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan diketahui bahwa manajeman mutu terpadu memberikan pengeruh terhadap kinerja sekolah sebesar 54.3% sehingga dari hasil tersebut diketahui bahwa semakin baik penerapan manajeman mutu terpadu maka kinerja sekolah akan semakin baik. Manajemen mutu terpadu dalam bidang pendidikan tujuan akhirnya adalah meningkatkan kualitas, daya saing bagi output (lulusan) dengan indikator adanya kompetensi baik intelektual maupun skill serta kompetensi sosial siswa/lulusan yang tinggi. Dalam mencapai hasil tersebut, implementasi TQM di dalam organisasi pendidikan (sekolah) perlu dilakukan dengan sebenarnya tidak dengan setengah hati. Dengan memanfaatkan semua entitas kualitas yang ada dalam organisasi maka pendidikan kita tidak akan jalan di tempat seperti saat ini. Kualitas pendidikan kita berada pada urutan 101 dan masih berada di bawah vietnam yang notabene negara tersebut dapat dikatakan baru saja merdeka dibandingkan dengan kemerdekaan bangsa kita Indonesia. Implementasi manajemen mutu terpadu di organisasi Pendidikan memang tidak mudah. Adanya hambatan dalam budaya kerja, unjuk kerja dari guru dan karyawan sangat mempengaruhi. Tidak perlu dipungkiri bahwa budaya kerja, unjuk kerja dan disiplin pegawai negeri sipil di negara kita ini sangat rendah. Ini sangat mempengaruhi efektifitas implementasi manajemen mutu terpadu. Implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) yang telah mengadopsi prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu ternyata tidak serta merta mendongkrak peningkatan kinerja pelaksana sekolah yang implikasinya dapat meningkatkan kompetensi siswa kita. Menurut penulis, yang paling pertama diperbaiki adalah budaya kerja, unjuk kerja dan disiplin dari pelaksana sekolah (guru, karyawan dan kepala sekolah). Semuanya harus dapat memandang siswa sebagai pelanggan, yang harus dilayani dengan sebaik-baiknya demi kepuasan mereka. Pelaksana sekolah selalu bersemangat untuk maju, bersemangat terus untuk menambah kemampuan dan ketrampilannya yang pada akhirnya akan meningkatkan unjuk kerja mereka di hadapan siswa. Apabila semua pelaksana sekolah sudah mempunyai budaya kerja, unjuk kerja dan disiplin yang tinggi, maka implementasi manajemen mutu terpadu dapat secara nyata berjalan dan akan menjadikan organisasi pendidikan (sekolah) akan semakin maju, eksis, memiliki brand image yang semakin tinggi dan pada akhirnya dapat menciptakan kader-kader bangsa yang berkualitas dan dapat disejajarkan dengan bangsa lain. Rendahnya budaya kerja, unjuk kerja dan disiplin kerja pelaksana sekolah (PNS) memang sangat dipengaruhi oleh sistem penghargaan negara (gaji) yang rendah terhadap PNS. Ini menyebabkan tidak sedikit kewajiban di organisasi pendidikan khususnya menjadi sambilan bagi PNS dan justru yang utama berada di kegiatan luar organisasi karena adanya tuntutan ekonomi yang semakin berat. Angin segar telah berhembus bagi guru khususnya, dengan telah adanya UU Guru dan Dosen yang menjadi payung hukum dan menjamin peningkatan kesejahteraan Guru dan Dosen. Halaman 51

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan Volume 2 Nomor 1 Januari 2014 Pada intinya, implementasi manajemen mutu terpadu di organisasi pendidikan khususnya sekolah masih akan terasa berat. Diperlukan adanya kesungguhan dari warga sekolah secara bersama, sadar, dan berkeinginan yang kuat untuk maju. Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Kinerja sekolah Kompetensi guru memberikan pengaruh terhadap kinerja sekolah. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan diketahui bahwa kinerja sekolah dipengaruhi oleh kompetensi guru sebesar 66.5 % sehingga dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa semakin baik kompetensi guru maka kinerja sekolah akan semakin meningkat. Dalam pendidikan, guru memegang peran essensial yang tidak bisa digantikan dengan apapun. Hal ini sesuai dengan Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 yang menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung terlaksananya proses belajar mengajar yang baik dan kondusif adalah dengan cara menyediakan guru yang berkualitas dan profesional. Sebagai tenaga yang profesional, guru diharapkan tidak hanya memiliki kualifikasi akademik, namun harus juga memiliki kompetensi dan sertifikasi yang memenuhi persyaratan. Berdasarkan pemahaman di atas, pada dasarnya makna kompetensi merupakan pilarnya kinerja suatu profesi, oleh sebab itu dalam melaksanakan tugasnya, guru dituntut untuk dapat berperan melalui kompetensi guru yang profesional. Kompetensi merupakan kemampuan melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau suatu hasil pelaksanaan dari suatu proses kerja seseorang. Kinerja dapat dikenali dari prilaku, hasil, dan keefektifan suatu organisasi. Kinerja merupakan suatu hasil kerja organisasi atau individu yang berguna bagi pengukuran efektivitas tujuan pelaksanaan rencana. Seperti dikemukakan oleh Robbin (1982:68) bahwa Kinerja atau performansi merupakan istilah tentang efektivitas dan efisiensi dari data personil. Kompetensi guru sangat penting dalam hubungannya dengan peningkatan Kinerja sekolah. Keberhasilan Kinerja sekolah sangat ditentukan oleh faktor personil, visi dan misi serta program yang diembannya. Dengan demikian untuk mencapai kinerja organisaisi sekolah yang tinggi maka sekolah perlu didukung oleh guru yang memiliki kompetensi yang memadai sehingga mampu melaksanakan pekerjaanya dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap Kompetensi Guru Penerapan manajemen mutu terpadu berpengaruh terhadap kompetensi guru. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis korelasi parsial antara variabel Penerapan manajemen mutu terpadu terhadap kompetensi guru diperoleh nilai pengaruh sebesar 69,10%. Hasil perhitungan tersebut membuktikan bahwa semakin baik Penerapan manajemen mutu terpadu maka kompetensi guru akan meningkat. Profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan merupakan salah satu syarat utama dalam keberhasilan pengembangan manajemen mutu. Salah satu alasan mengapa peningkatan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan itu sangat penting, dipengaruhi oleh kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat. Sebagai seorang professional, diharapkan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah dapat memahami dan mengantisipasi kemajuan teknologi dalam proses kegiatan pendidikan terutama pembelajaran di kelas. Pemberdayaan dan akuntabiitas guru dan administrator adalah syarat penting dalam MMT. Guru-guru memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan dengan berpartisipasi dalam perencanaan, pengembangan, monitoring, dan meningkatkan program pengajaran di sekolah. Dalam MMT peran guru adalah sebagai rekan kerja, pengambilan keputusan dan pengimplementasi program pengajaran. Agar para guru memiliki peran yang lebih besar dalam pengelolaan sekolah maka perlu dilakukan pemberdayaan pengetahuan secara terpadu yang dimilki oleh guru. Terdapat dua jenis pengetahuan yang penting untuk dimilki Halaman 52

Lena Purnamaria Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu Dan Kompetensi Guru Terhadap Kinerja Sekolah (Studi Deskriptif Analitik di Madrasah Aliyah se-kota Tasikmalaya) para guru. Pertama, pengetahuan yang berkaitan dengan tanggung jawab partisipan sekolah di dalam kerangka manajemen mutu, seperti pengetahuan tentang cara mengorganisasi pertemuan-pertemuan, cara meraih konsesus, dan bagaimana cara membuat anggraran. Kedua, berkaitan dengan pengajaran dan perubahan-perubahan program sekolah, diantaranya mencakup pengetahuan tentang pengajaran, pembelajaran, dan kurikulum. Pengaruh Penerapan Manajemen Mutu Terpadu dan Kompetensi Guru terhadap kinerja sekolah. Penerapan manajemen mutu terpadu dan kompetensi guru berpengaruh terhadap Kinerja sekolah. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis korelasi parsial antara variabel Penerapan manajemen mutu terpadu dan kompetensi guru berpengaruh terhadap kinerja sekolah diperoleh nilai pengaruh sebesar 71.2 %. Hasil perhitungan tersebut membuktikan bahwa semakin baik Penerapan manajemen mutu terpadu dan kompetensi guru maka Kinerja sekolah akan meningkat. Pada intinya penerapan manajemen mutu terpadu akan dipengaruhi oleh kompetensi dan kesadaran akan kinerja dari semua pihak yang terkait. Demikian pula halnya penerapan manajemen mutu terpadu dipengaruhi oleh sikap profesionalitas guru, sehingga sekolah mempunyai tujuan menjadi penyelenggara pendidikan yang profesional dan berkualitas dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Karena saat ini kualitas pendidikan merupakan permasalahan yang kompleks dan multidimensial. Uraian tersebut menunjukkan bahwa guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Dalam pengertian sederhana kepribadian berarti sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatanya yang membedakan dirinya dari yang lain. Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar anak didik. Dalam kaitan ini, Zakiah Darajat dalam Syah menegaskan bahwa kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah). Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis. Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ranah cipta merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan adanya keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia memiliki resistensi atau daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur dalam pengamatan dan pengenalan. Hal lain yang menjadi faktor yang turut menentukan tugas seorang guru adalah keterbukaan psikologis guru itu sendiri. Keterbukaan ini merupakan dasar kompetensi profesional keguruan yang harus dimiliki oleh setiap guru. Ditinjau dari sudut fungsi dan signifikansinya, keterbukaan psikologis merupakan karakteristik kepribadian yang penting bagi guru dalam hubungannya sebagai direktur belajar selain sebagai panutan siswanya. Oleh karena itu, hanya guru yang memiliki keterbukaan psikologis yang benarbenar dapat diharapkan berhasil dalam mengelola proses belajar mengajar. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian guru keperluan pengajaran, merupakan kemampuan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan penalaran untuk menumbuhkan penalaran siswa dan mengembangkan proses belajar mengajar. Kegiatan manajemen dalam sebuah organisasi pendidikan dapat berhasil dengan baik apabila aktivitasnya berjalan lancar, benar, profesionalitas dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab serta saling mendukung dari semua alat manajemen yang diperlukan. Dengan demikian penulis memiliki anggapan bahwa dalam mengimplementasikan manajemen mutu terpadu pada organisasi pendidikan perlu didukung oleh profesionalisme guru sehingga akan memberikan pengaruh terhadap kinerja sekolah dalam mencapai tujuannya. Halaman 53

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan Volume 2 Nomor 1 Januari 2014 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang positif kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru MA di Kota Tasikmalaya. Artinya semakin baik kepemimpinan kepala Sekolah maka kinerja guru MA di Kota Tasikmalaya akan semakin meningkat. 2. Terdapat pengaruh yang positif budaya kerja terhadap kinerja guru MA di Kota Tasikmalaya artinya semakin baik budaya kerja maka kinerja guru MA di Kota Tasikmalaya akan meningkat. 3. Terdapat pengaruh yang positif kepemimpinan kepala sekolah terhadap budaya kerja guru MA di Kota Tasikmalaya. Artinya semakin baik kepemimpinan kepala Sekolah maka budaya kerja guru MA di Kota Tasikmalaya akan semakin meningkat. 4. Terdapat pengaruh yang positif kepemimpinan kepala Sekolah dan budaya kerja terhadap kinerja guru MA di Kota Tasikmalaya. artinya semakin baik kepemimpinan kepala Sekolah dan budaya kerja maka kinerja guru MA di Kota Tasikmalaya akan meningkat. Salis, Edward. 1993. Total Quality Management in Education. Kogan Page. London Santoso, Amir. 2000. Peningkatan Kualitas Aparatur Negara. Unpar Bandung Sondang,P Siagian. 2005: Manajemen Stratejik. Bumi Aksara. Bandung. Tabrani Rusyan, 1999. Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru Sekolah Dasar. PT Nusantara Lestari Ceria Pratama. Jakarta. Wahjosumidjo. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Anwar, Moch. Idochi. 2004. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan, Alfabeta. Bandung. Hasibuan. Malayu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. CV Haji Masagung. Jakarta M. Rifai. 2000. Supervisi Sekolah dalam Praktek. IKIP. Bandung Makmun, Abin Syamsudin. 2000. Psikologi Kependidikan. Perangkat Sistim Pengajaran Modul. Remaja Rosda: Bandung Mariana. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nawawi. H. Hadari. 2000. Manajemen Strategik Organisasi non Propit Bidang Pemerintahan dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan. Gajah Mada Universitas. Yogyakarta. Permadi, Dedi. 2001. Kepemimpinan Mandiri (Profesional) Kepala Sekolah, Bandung: PT. Sarana Panca Karya. Halaman 54