BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

KONSEP DASAR EKG. Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV)

Normal EKG untuk Paramedis. dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani

Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari

INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

JANTUNG 4 RUANG POMPA ATRIUM KA/KI, VENTRIKEL KA/KI SISTEM HANTAR KHUSUS YANG MENGHANTARKAN IMPULS LISTRIK DARI ATRIUM KE VENTRIKEL : 1.

Ditulis pada Rabu, 20 September :47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan, elektromedis

AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG. Potensial Aksi Pada Jantung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jantung Elektrofisiologi jantung Aktivitas listrik jantung merupakan perubahan permeabilitas membran sel,

Sinyal ECG. ECG Signal 1

Penemuan klinis penting yang boleh dikaitkan dengan kejadian palpitasi :

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER

HASIL DAN PEMBAHASAN

0.1% kasus di rumah sakit di Amerika Serikat dengan usia rata-rata 67 tahun dan lakilaki

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Anatomi Jantung

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian B. Tujuan tindakan C. Indikasi, kontra indikasi, dan komplikasi tindakan Indikasi tindakan Kontraindikasi

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung

ANATOMI JANTUNG MANUSIA

terdapat perbedaan elektrik dari gangguan irama yang ditemukan. 1 Diagnosis atrial flutter dan atrial fibrilasi biasanya berdasarkan pengawasan irama

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT

JANTUNG dan PEREDARAN DARAH. Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

Cardiac Arrest 1. Pengertian 2. Sistem Konduksi Jantung

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010).

Intro. - alifis.wordpress.com

UNIVERSITAS GADJAH MADA

Cara Kerja Sistem Saraf Simpatik dan Parasimpatik loading...

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi

BAB I PENDAHULUAN. maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013).

Cara Kerja Fungsi Anatomi Fisiologi Jantung Manusia

SISTEM CARDIOVASCULAR

SISTEM CARDIO VASCULAR

sebagai denyut jantung yang bermula dari lokasi normal yakni bukan bermula dari SA node 2. Atrial flutter merupakan salah satu jenis aritmia yang

I. PENDAHULUAN. pembuluh darah secara teratur dan berulang. Letak jantung berada di sebelah kiri

Jurnal Einstein 2 (3) (2014): Jurnal Einstein. Available online

PRAKTIKUM 6 PEREKAMAN EKG, INFUS PUMP DAN PEMANTAUAN CVP

KETERAMPILAN DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 4 ruang yaitu atrium kiri dan kanan, ventrikel kiri dan kanan, serta memiliki

ADVANCED ECG INTERPRETATION ARITMIA DISRITMIA. Oleh : Bambang Sutikno

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DIAGNOSIS ARITMIA DEFINISI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN AV BLOK TOTAL DAN DM TIPE 2 NON OBESITAS DI RUANG ICCU RS DR SARDJITO YOGYAKARTA

HSA 1403 CVS and Hematology

Kontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung

KATA PENGANTAR. 1. Dosen Pembimbing 2. Pembimbing Lapangan 3. Bagian Lab TelkoMedika 4. TelkoMedika

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung bawaan terjadi pada 8 bayi dari. setiap 1000 kelahiran. (Sommer, 2008) Penyakit jantung

BAB I PENDAHULUAN. adanya peningkatan tekanan pengisian (backward failure), atau kombinasi

JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH JANTUNG

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Fisioanatomi Jantung

Cardiac arrest DEFENISI Cardiac arrest ETIOLOGI cardiac arrest

UNIVERSITAS GADJAH MADA

PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN THE SIX STAGE METHOD (SSM) DENGAN DISKRIPTIF TENTANG HASIL INTERPRETASI EKG ARITMIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

Identifikasi Karakter Temporal dan Potensial Listrik Statis Pada Elektrokardiografi (EKG) akibat Penyakit Otot Jantung Myocardial Infarction (MI)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dari inti yang banyak mengandung lemak dan adanya infiltrasi sel makrofag. Biasanya ruptur terjadi pada tepi plak yang berdekatan dengan intima yang

Ns. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department

KETERAMPILAN DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

KELISTRIKAN DALAM TUBUH. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Mekanika dan Keelektromagnetan yang dibina oleh Bapak Sutarman dan Ibu Erni Yulianti

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kasus keracunan pestisida organofosfat.1 Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

Penyakit Jantung Koroner

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman

PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan

BUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMASANGAN DAN INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

CARDIOMYOPATHY. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Introduction to Cardiology and Vascular Medicine. Cardiology and Vascular Medicine

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pengantar Elektrofisiologi Jantung

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Penyakit Jantung Koroner

Gambar 1. Atresia Pulmonal Sumber : (

GANGGUAN IRAMA JANTUNG ( ARITMIA / DISRITMIA )

Klasifikasi dan Pengenalan Pola pada Sinyal EKG Berdasarkan Sifat Keacakan (Entropy) dengan 6 Channel

PERBANDINGAN STABILITAS ELEKTROKARDIOGRAM PADA ANJING DOMESTIK YANG DIANESTESI ANTARA KETAMIN, PROPOFOL DAN KOMBINASINYA I PUTU GEDE YUDHI ARJENTINIA

Penatalaksanaan Astigmatism No. Dokumen : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman :

ACLS. 5 rantai kelangsungan hidup:

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 6 PEMBAHASAN. 6.1 Korelasi antara paparan arus listrik dosis bertingkat dengan jumlah titik hiperkontraksi serabut otot jantung

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab. kematian terbesar diseluruh dunia terutama yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontraksi sel otot jantung untuk menyemprotkan darah dipicu oleh potensial aksi yang menyapu ke seluruh membrane sel otot. Jantung berkontraksi, atau berdenyut secara ritnism akibat potensial aksi yang dihasilkannya sendiri. Ketika cabang bundle atau menjadi terluka (karena penyakit jantung yang mendasarinya, infark miokard, atau operasi jantung), mungkin berhenti melakukan impuls listrik tepat. Hal ini menyebabkan jalur diubah untuk depolarisasi ventrikel. Karena impuls listrik tidak dapat lagi menggunakan jalur disukai di seluruh cabang berkas, mungkin bukan bergerak melalui serat otot dengan cara yang baik memperlambat gerakan listrik dan mengubah arah propagasi dari impuls. Akibatnya, ada hilangnya sinkroni ventrikel, ventrikel depolarisasi yang berkepanjangan, dan mungkin ada penurunan yang sesuai dalam output jantung. Ketika gagal jantung hadir, alat pacu jantung khusus dapat digunakan untuk mensinkronisasi ventrikel. Secara teori alat pacu jantung seperti ini akan mempersingkat interval QRS, sehingga membawa waktu kontraksi ventrikel kiri dan kanan lebih dekat bersama-sama dan mungkin fraksi penyemburan. Bundle branch blok merupakan salah satu kelainan pada jantung dimana terjadi gangguan pada penghantaran impuls jantung. Bundle branch block ini menunjukkan adanya gangguan konduksi cabang kanan atau kiri system konduksi, atau divisi anterior atau posterior cabang kiri. Pasien dengan bundle branch block seringkali tak ada keluhan dan membutuhkan terapi. Tapi bila terjadi sinkop dan ada tanda gangguan konduksi yang lain seperti AV blok tingkat II atau III, maka perlu dipertimbangkan pemasangan pacu jantung.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI KELISTRIKAN JANTUNG Aktivitas listrik jantung dimulai di node sinoatrial (alat pacu jantung alami), yang terletak di atrium kanan atas. Impuls perjalanan berikutnya melalui atrium kiri dan kanan dan di node atrioventrikular. Dari node AV impuls listrik perjalanan menuruni Bundlenya dan terbagi menjadi cabang-cabang berkas kanan dan kiri. Cabang berkas kanan berisi satu jilid. Cabang bundel kiri membagi menjadi dua fasikula: anterior kiri dan posterior kiri. Sumber lain membagi cabang Bundle Kiri menjadi tiga fasikula, anterior kiri, posterior kiri, dan jilid septum kiri. Yang kiri tebal bifurkasio posterior, dengan satu berada di aspek septum. Pada akhirnya, para fasikula dibagi ke dalam jutaan serat Purkinje yang pada gilirannya interdigitise dengan miosit jantung individu, depolarisasi fisiologis terkoordinasi, dan sinkron ventrikel.

2.1.1 Aktivitas Listrik Jantung Kontraksi sel otot jantung untuk menyemprotkan darah dipicu oleh potensial aksi yang menyapu ke seluruh membrane sel otot. Jantung berkontraksi, atau berdenyut secara ritnism akibat potensial aksi yang dihasilkannya sendiri, suatu sifat yang dinamai otoritmisitis (oto artinya sendiri ). terdapat dua jenis khusus sel otot jantung 1. Sel kontraktil, yang membentuk 99 % dari sel sel otot jantung, melakukan kerja mekanis memompa darah. sel sel ini dalam keadaan normal tidak membentuk sendiri potensial aksi 2. Sebaliknya, sel sel jantung sisanya yang sedikit tapi sangat penting, sel otoritmik, tidak berkontarksi tetapi khusus memulai dan mengantarkan potensial aksi yang menyebabkan kontraksi sel sel jantung kontraktil. 2 2.1.2 Nodus sinoatrialis adalah pemacu normal jantung

Sel sel jantung non kontraktil yang mampu melakukan otorimisitas terletak di tempat tempat berikut : 1. Nodus sinoatrialis atau nodus SA. suatu daerah kecil khusus dinding atrium kanan dekat pintu masuk vena cava superior 2. Nodus atrioventrikularis atau nodus AV. suatu berkas kecil sel sel otot jantung khusus yang terletak di dasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas pertemuan atrium dan ventrikel 3. Berkas his atau berkas atrioventrikular, suatu jaras sel sel khusus yang berasal dari nodus AV, dan masuk ke septum antarventrikel. disini berkas tersebut terbagi menjadi cabang berkas kanan dan kiri yang turun menyusuri septum, melengkung mengelilingi ujung rongga ventrikel dan berjalan balik kea rah atrium di sepanjang dinding luar 4. Serat purkinje, serat serat halus terminal yang menjulur dari berkas bis dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel, seperti ranting kecil dari suatu cabang pohon. 2.1.3 Aktivitas pemacu normal Karena berbagai sel otoritmik memiliki laju depolarisasi lambat ke ambang yang berbeda-beda maka frekuensi normal pembentukan potensial aksinya juga berbeda-beda. sel-sel jantung dengan kecepatan inisiasi potensial aksi tertinggi terletak di nodus SA. Sekali suatu potensial aksi terbentuk di salah satu sel otot jantung, maka potensial tersebut akan disebarkan ke seluruh miokardium melalui taut celah dan system hantaran khusus. karena itu nodus SA, yang dalam keadaan normal memliiki laju otoritmisitas tertinggi, yaitu tujuh puluh sampai delapan puluh potensial aksi per menit, mengendalikan bagian jantung lainnya pada tingkat kecepatan ini dan karenanya di kenal sebagai pemacu jantung. yaitu, seluruh jantung tereksitasi, memicu sel-sel kontarktil berkontraksi dan jantung berdenyut dengan kecepatan atau frekuensi yang telah ditetapkan oleh otoritmisitas nodus SA, normalnnya tujuh puluh sampai delapan puluh denyut per menit. jarinagn otoritmik lain tidak dapat menghasilkan irama alaminya yang lebih lambat, karena jaringan-jaringan ini telah

diaktifkan oleh potensial aksi yang berasal dari nodus SA sebelum dapat mencapai ambang dengan irama alaminnya yang lebih lambat tersebut. Analogi berikut menujukkan bagaimana nodus SA menjalankan bagian jantung lainnyadengan kecepatan sendiri. Misalkan sebuah kereta memilki 100 gerbong, dengan 3 diantaranya adalah lokomotif yang mampu berjalan sendiri : kesembilan puluh tujuh gerbong lainnya harus ditarik. Satu lokomotif (nodus SA) dapat berjalan sendiri dengan kecepatan 70 km/jam, lokomotif lain ( nodus AV ) dengan kecepatan 50 km / jam, lokomotif terakhir ( serat purkinje ) dengan kecepatan 30 km / jam. jika semua gerbong kereta dan lokomotif ini digabungkan, maka lokomotif yang dapat berjalan dengan kecepatan 70 km / jam akan menarik gerbong lainnya dengan kecepatan tersebut. lokomotif yang dapat berjalan sendiri dengan kecepatan yang lebih rendah akan tertarik dengan kecepatan yang lebih tinggi oleh lokomotif yang lebih cepat sehingga tidak dapat berjalan dengan kecepatannya sendiri karena ditarik oleh lokomotif yang lebih cepat. Kesembilan puluh tujuh gerbong lainnya (sel kontraktil non otoritmik), karena tidak dapat bergerak sendiri, akan berjalan dengan kecepatan yang dihasilakan oleh lokomotif tercepat. 2.1. 4 Aktivitas Pemacu Abnormal Jika karena suatu hal, lokomotif tercepat rusak (kerusakan nodus SA ) maka lokomotif tercepat berikutnya ( nodus AV) akan mengambil ahli dan keseluruhan kereta berjalan dengan kecepatan 50 km / jam ; dengan demikianlah, jika nodus SA menjadi nonfungsional, maka nodus AV akan melaksanakan aktivitas pemacu. jaringan nodus otoritmik non SA adalah pemacu laten yang dapat mengambil ahli, meskipun dengan kecepatan yang lebih rendah, jika pemacu normal gagal. Jika hantaran impuls terhambat antara atrium dan ventrikel maka atrium akan tetap berdenyut dengan kecepatan 70 denyut per menit, dan jaringan ventrikel, karena tidak dijalankan oleh nodus SA yang frekuensinya lebih cepat, mengambil iramanya sendiri yang lebih lambat yaitu seputar 30 denyut per menit, di picu oleh sel otoritmik ventrikel ( serat purkinje ). situasi ini seperti terputusnya lokomotif kedua atau nodus

AV sehingga lokomotif terdepan atau nodus SA terputus dari lokomotif ketiga yang lambat atau serat purkinje dan gerbong sisanya. lokomotif terdepan terus melaju dengan kecepatan 70km/jam sementara bagian kereta lainnya berjalan dengan kecepatan 30km/jam. 2.1.5 Blok jantung komplit Ini terjadi jika jaringan penghantar antara atrium dan ventrikel rusak, seperti misalnya sewaktu serangan jantung, dan menjadi non fungsional. Kecepatan denyut ventrikel 30 kali per menit hanya akan menompang eksistensi kehidupan yang nyaris tanpa kegiatan ; pada kenyataannya, pasien biasanya mengalami koma. Jika seseorang memiliki denyut jantung yang terlalu lambat, seperti pada kegagalan nodus SA atau blok jantung, maka dapat dgunakan pemacu buatan. Alat yang ditanam ini secara ritmis menghasilkan impuls yang menyebar ke seluruh jantung untuk menjalankan atrium dan ventrikel dengan kecepatan lazim tujuh puluh denyut per menit. Kadang suatu bagian jantung, misalnya serabut purkinje, menjadi sangat peka rangsang mengalami depolarisasi lebih cepat dari nodus SA ( lokomotif yang lambat mendadak lebih cepat daripada lokomotif utama ). Daerah yang tereksitasi secara abnormal ini, suatu focus ektopik, pemicu potensial aksi premature yang menyebar ke seluruh jantung sebelum nodus SA dapat memulai potensial aksi normalnya ( ektopik artinya tidak ada pada tempatnya ). Impuls abnormal dari suatu focus ektopik di ventrikel menimbulkan kontraksi ventrikel premature (KVP). Jika focus ektopik terus melepaskan muatan dengan kecepatan yang tinggi maka aktifitas pemacu berpindah dari nodus SA ke focus ektopik. Kecepatan jantung menjadi sangat meningkat dan berlanjut dengan kecepatan ini untuk beberapa lama sampai focus ektopik kembali ke normal. Daerah yang teriritasi yang berlebihan ini mungkin berkaitan dengan penyakit jantung organic, tapi pada umumnya terjadi sebagai respon dari rasa cemas, kurang tidur, atau konsumsi berlebihan, kafein, nikotin, atau alcohol.

2.2 ELEKTROKARDIOGRAM Bila elektroda ditempatkan dipermukaan tubuh pada sisi yang berhadapan dengan jantung, potensial listrik yang dibangkitkan oleh jantung dapat direkam ; rekaman ini dikenal sebagai elektrokardiogram. 2.2.1 Sifat-Sifat Elektrokardiogram Normal Elektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS, dan sebuah gelombang T. Kompleks QRS sebenarnya merupakan tiga gelombang tersendiri, gelombang Q, gelombnag R, dan gelombang S, kesemuanya disebabkan oleh lewatnya impuls jantung melalui ventrikel ini. Dalam elektrokardiogram yang normal gelombang Q dan S sering sangat kurang menonjol daripada gelombang R dan kadang-kadang benar-benar absen, tetapi walau bagaimana pun gelombang ini masih dikenal sebagai kompleks QRS atau hanya gelombang QRS. Gelombang P disebabkan oleh arus listrik yang dibangkitkan sewaktu atrium mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi, dan kompleks QRS disebabkan oleh arus listrik yang dibangkitkan ketika ventrikel mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi. Oleh karena itu, gelombang P dan kompleks QRS adalah gelombang depolarisasi. Gelombang P disebabkan oleh arus listrik yang dibangkitkan sewaktu ventrikel kembali dari keadaan depolarisasi. Proses ini terjadi didalam otot ventrikel

sekitar 0,25 detik setelah depolarisasi, dan gelombnag ini dikenal sebagai suatu gelombnag depolarisasi. Jadi, elektrokardiogram terdiri dari gelombnag depolarisasi dan gelombang repolarisasi. 2.2.2 Sadapan Elektrokardiografi a. Tiga Sandapan Ekstremitas Standart Melukiskan hubungan listrik diantara ekstremitas dan elektrokardiograf untuk merekam elektrokardigram dari apa yang disebut sandapan ekstremitas standart. Elektrokardograf dalam setiap contoh dilukiskan dengan meteran mekanis dalam diagram, meskipun elektrokardiograf yang sebenarnya merupakan meteran berkecepatan tinggi. Sandapan I. Dalam perekaman sandapan ekstremitas I, ujung negatif elektrokardiograf dihubungkan dengan lengan kanan dan ujung positif dengan lengan kiri. Oleh karena itu, bila tempat pada dada tempat lengan kanan berhubungan dengan dada adalah electron negatif bila dibandingkan dengan tempat hubungan lengan kiri dengan dada, elektrokardiograf merekam positif - yaitu, diatas garis voltase nol dalam elektrokardiogram. Bila terdapat hal sebaliknya, elektrokardiograf tersebut merekam dibawah garis itu. Sandapan II. Dalam perekaman sandapan ekstremitas II, ujung negatif elektrokardiograf dihubungkan dengan lengan kanan dan ujung positif dengan lengan kiri. Oleh karena itu, bila lengan kanan negatif jika dibandingakn dengan tungkai kiri, elektrokardiograf merekam positif. Sandapan III. Dalam perekaman sandapan ekstremitas III, ujung negatif elektrokardiograf dihungkan dengan lengan kiri dan ujung positif dengan tungkai kiri. Ini berarti bahwa elektrokardiograf tersebut merekam positif bila lengan kiri negatif dibandingkan dengan tungkai kiri.

Elektrokardiogram Normal yang direkam oleh Tiga Sandapan Standar Tiga sandapan standar ini sangat mirip satu sama lain karena mereka semua merekam gelombang P positif dan gelombang T positif, dan bagian utama kompleks QRS juga positif dalam setiap elektrokardiogram. Karena semua elektrokardiogram normal sangat mirip satu sama lain, tidak menjadi masalah besar tentang sandapan elektrokardiograf mana yang direkam bila seseorang ingin mendiagnosis bermacam-macam aritmia cordis, karena diagnosis aritmia terutama tergantung pada hubungan waktu diantara bermacam-macam gelombang siklus jantung. Sebaliknya, bila orang ingin menentukan luas dan jenis kerusakan didalam ventrikel atau atrium, sangatlah penting untuk mengetahui sandapan mana yang direkam, karena kelainan otot jantung mengubah pola elektrokardiogram dengan sangat jelas pada beberapa sandapan mungkin tidak mempengaruhi sandapan lain. b. Sandapan Dada ( Sandapan Prekordial ) Seringkali, elektrokardiogram direkam dengan satu elektroda ditempatkan dianterior dada diatas jantung. Elektroda ini dihubungan dengan ujung positif elektrokardiograf, dan elektroda negatif, yang disebut elektroda indiferen bisanya dihubungkan serentak melalui tahanan listrik dengan lengan kanan, lengan kiri, dan tungkai kiri. Biasanya enam macam sandapan dada standar direkam dari dinding anterior dada, elektroda dada yang ditempatkan berturutturut dalam enam tempat. Berbagai sandapan yang direkam dikenal sebagai sandapan V1, V2, V3, V4, V5, dan V6.

Karena permukaan jantung dekat dengan dinding dada, setiap sandapan dada terutama merekam potensial listrik otot jantung tepat dibawah elektroda tersebut. Oleh karena itu, kelainan relatif kecil dalam ventrikel terutama dalam dinding anterior ventrikel, sering menyebabkan perubahan jelas dalam elektrokardiogram yang direkam dari sandapan dada. 2.3 BUNDLE BRANCH BLOCK 2.3.1 DEFINISI Blokade Berkas Cabang adalah suatu jenis blockade konduksi yang melibatkan interupsi sebagian atau seluruhnya aliran impuls elektrik melalui berkas cabang kanan atau kiri. Berkas His adalah sekelompok serat yang mengadakan impuls elektrik dari nodus atrioventricular. Berkas His terbagi dalam dua cabang berkas. Cabang berkas yang ditinggalkan menyalurkan impuls ke sebelah kiri bilik jantung, dan cabang berkas kanan menyalurkan impuls ke sebelah kanan bilik jantung. Konduksi mungkin terhalang pada berkas cabang kanan atau kiri. Blokade Berkas Cabang terjadi ketika salah satu cabang bundel menjadi sakit atau rusak, dan berhenti melakukan impuls listrik, yaitu salah satu cabang bundel menjadi "diblokir." Efek utama dari blok cabang berkas adalah untuk mengganggu kontraksi normal, terkoordinasi dan simultan dari dua ventrikel. Kontraksi satu ventrikel (satu cabang berkas yang diblokir) terjadi sedikit setelah kontraksi lainnya. Ketika cabang bundle atau menjadi terluka (karena penyakit jantung yang mendasarinya, infark miokard, atau operasi jantung), mungkin berhenti melakukan impuls listrik tepat. Hal ini menyebabkan jalur diubah untuk depolarisasi ventrikel.

Karena impuls listrik tidak dapat lagi menggunakan jalur disukai di seluruh cabang berkas, mungkin bukan bergerak melalui serat otot dengan cara yang baik memperlambat gerakan listrik dan mengubah arah propagasi dari impuls. Akibatnya, ada hilangnya sinkroni ventrikel, ventrikel depolarisasi yang berkepanjangan, dan mungkin ada penurunan yang sesuai dalam output jantung. Ketika gagal jantung hadir, alat pacu jantung khusus dapat digunakan untuk mensinkronisasi ventrikel. Secara teori alat pacu jantung seperti ini akan mempersingkat interval QRS, sehingga membawa waktu kontraksi ventrikel kiri dan kanan lebih dekat bersama-sama dan mungkin fraksi penyemburan. Sistem listrik jantung memiliki dua cabang bundel - kanan dan kiri - dan di Bundle Branch Block, satu atau yang lain dari cabang-cabang bundel tidak lagi melakukan impuls listrik normal. Orang dengan Bundle Branh Block biasanya akan memiliki baik cabang blok berkas kanan (Right Bundle Branch Block) atau blok cabang berkas kiri (Left Bundle Branch Block), tergantung pada mana dari dua cabang bundel adalah "diblokir." Pentingnya memiliki bundle branch block akan bervariasi dari orang ke orang Blokade berkas cabang biasanya tidak menyebabkan gejala. Blokade berkas cabang sebelah kanan tidak serius dan mungkin terjadi pada orang yang sehat. Tetapi, hal itu juga dapat mengindikasikan adanya kerusakan jantung yang berarti, misalnya; sebelum serangan jantung. Blokade berkas cabang sebelah kiri cenderung lebih serius. Pada orang usia lanjut, sering menunjukkan penyakit arteri koroner karena tekanan darah tinggi atau penyakit atherosclerosis. 2.3.2. ETIOPATOLOGI 1. System konduksi normal mungkin teralang pada tiga tempat utama : a) Sinoatrial node suatu daerah kecil khusus dinding atrium kanan dekat pintu masuk vena cava superior. Blok sinoatrial terjadi pada keadaan dimana pembentukan impuls di nodus sinus masih normal tapi impuls dari nodus sinus tidak dapat mencapai atrium secara lengkap sehingga pada gelombang P pada EKG tidak muncul pada

waktunya dan jarak interval P-P menjadi dua kali jarak interval PP yang normal. Keadaan ini dapat disebabkan oleh stimulasi vagus yang berlebihan, miokarditis, penyakit jantung koroner, terutama infark jantung koroner, terutama infark jantung bagian inferior, keracunan digitalis. b) Atrioventriculer node suatu berkas kecil sel sel otot jantung khusus yang terletak di dasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas pertemuan atrium dan ventrikel. Pada EKG blok AV dibagi 3 yaitu : Blok AV tingkat I : Pada blok AV tingkat I interval PR memanjang lebih dari 0.20 detik. Umumnya disebabkan karena gangguan konduksi di proksimal His Bundle. Hal ini disebabkan karena intoksikasi digitalis, peradangan, proses degenerasi atau variasi normal. Biasa nya tidak membutuhkan terapi apa-apa dan prognosisnya baik. Blok AV tingkat II : Terjadi kegagalan impuls dari atrium untuk mencapai ventrikel secara intermitten, sehingga denyut ventrikel berkurang. Blok AV tingkat II di bagi 2, yaitu ; Mobitz tipe I (wenckebach block) Interval PR secara progresif bertambah panjang sampai suatu ketika impuls dari atrium tidak dapat sampai ke ventrikel dan denyut ventrikel(kompleks QRS) tidak tampak atau gelombang P tidak di ikuti oleh kompleks QRS. Pada pemeriksaan His bundle electrocardiogram biasanya lokasi dari blok proksimal dari bundle His. Mobitz tipe I disebabkan karena tonus vagus yang meningkat, keracunan digitalis atau iskemia. Bila tidak menimbulkan keluhan dan tidak ada gangguan hemodinamik tidak memerlukan pengobatan. Mobitz tipe II Pada mobitz tipe II interval PR tetap sama tetapi di daptkan denyut ventricle yang kurang (dropped beat). Pada pemeriksaan EKG bunbdle his menunjukkan gangguan konduksi distal dari bundle his. Etiologinya ialah infark mkiokard akut, miokarditis, proses

degenerasi. Kelainan dapat timbul sementara dan kembali normal, menetap, atau berkembang jadi blok yang komplit. Pasien dengan mobitz tipe II dapat timbul serangan sinkop dan sebaiknya dilakukan pemasangan pacu jantung. Blok AV tingkat III Blok AV tingkat III disebut juga blok yang komplit. Pada blok AV tingkat III impuls dari atrium tidak bias sampai di ventrikel. Kontraksi ventrikel karena rangsangan oleh focus di nodus AV atau focus di ventrikel, sehingga ventrikel berdenyut sendiri dengan sendiri tidak hubungan dengan denyut atrium. Gambaran EKG memperlihatkan adanya gelomnbang P teratur dengan kecepatan 60-90 x/menit, sedangkan kecepatan kompleks QRS hanya 40-60 x/menit. Blok AV tingkat III disebabkan oleh proses degenerasi, peradangan, intoksikasi digitalis, infark miokard akut. Blok AV tingkat III pada infark biasanya hanya sementara dan akan kembali normal setelah infark sudah tenang, walaupun ada yang menetap. Bila blok AV tingkat III menetap sebaiknya dilakukan pemasangan pacu jantung. Blok AV tingkat III biasanya menimbulkan gangguan hemodinamik dan menimbulkan keluhan lelah, sinkop, sesak, dan angina pada usia lanjut. 2. Dapat timbul sebagai akibat kelainan kongenital atau penyakit yang didapat seperti atherosclerosis, infark miokard, hipertensi, gagal jantung, penyakit katub jantung, dan gangguan keseimbangan elektrolit. 3. Obat-obatan tertentu seperti ; digitalis, quinidine, beta blocker dan antagonist kalsium mungkin pula menyebabkan blok jantung 2.3.3 GEJALA KLINIS Sebenarnya bundle branch block ini jarang menunjukan gejala dan tidak memiliki gejala yang khas. Adapun gejala klinis bundle branch block adalah : 1. Pusing (sakit kepala) 2. Pingsan atau kolaps dengan bradhicardia hebat 3. Serangan Stokes-Adams bila terjadi asistole intermitten

4. Mudah lelah 5. Palpitasi 6. Sesak nafas 2.3.4 DIAGNOSIS BANDING 1. Semua penyebab aritmia 2. Epilepsi 3. Serangan vasovagal 2.3.5 DIAGNOSIS Bundle branch block ini dapat ditegakkan melalui pemeriksaan EKG. Biasanya dua dinding lateral ventrikel berdepolarisasi pada waktu yang hampir sama, karena cabang berkas kanan dan kiri menghantarkan impuls jantung ke permukaan endokardium kedua dinding ventrikel pada waktu yang hamper tepat sama. Sebagai akibatnya arus listrik yang mengalir dari dinding kedua ventrikel hamper saling menetralkan. Tetapi bila salah satu cabang berkas utama diblok, depolarisasi kedua ventrikel tidak terjadi dengan hampir serentak, dan arus depolarisasi tidak saling menetralkan. Sebagai akibatnya deviasi poros sebagai blok cabang berkas kanan atau kiri ( Right or Left Bundle Branch Block ). Bila cabang berkas kanan diblok, ventrikel kiri berdepolarisasi jauh lebih cepat daripada ventrikel kanan ( karena berkas kiri yang normal masih menghantarkan isyarat yang cepat ke ventrikel kiri ). Sehingga yang kiri menjadi elektronegatif sedangkan yang kanan tetap elektropositif. Listrik yang sangat kuat mengalir dengan ujung negatif nya mengarah ke ventriel kiri dan ujung positif nya mengarah ke ventrikel kanan. Dengan kata lain terjadi deviasi poros kekanan yang hebat karena ujung positif aliran listrik adalah ke kanan dari aliran normal yang kebawah dan kekiri.

Deviasi poros ke kanan ( terutama terlihat oleh QRS negatif dalam sadapan I ) yang disebabkan oleh blok cabang berkas kanan, yang juga memperlihatkan suatu kompleks QRS yang memanjang karena hambatan penghantaran. Blok cabang berkas kiri menyebabkan efek yang berlawanan, yaitu deviasi poros ke kiri tetapi juga memperpanjang kompleks QRS. Pada pemeriksaan rekaman EKG di temukan: Kompleks QRS yang melebar lebih dari 0.11 detik Disertasi adanya perubahan bentuk kompleks QRS dan aksis QRS 1. Bila cabang kiri yang terganggu disebut left bundle branch block (LBBB). Pada EKG tampak : a) Bentuk rsr atau R yang lebar di I, avl, V5, dan V6 b) RS atau QS di V1, disertai rotasi searah jarum jam 2. Bila cabang kanan yang terganggu disebut right bundle branch block. Pada EKG tampak: a) Adanya kompleks QRS yang melebar lebih dari 0,12 detik

b) Akan tampak gambaran rsr atau RSR di V1, V2, sementara itu di I, avl, V5,dan V6 didapatkan S yang melebar karena depolarisasi ventrikel kanan yang terlambat. 2.3.6 PENATALAKSANAAN 1. Perubahan gaya hidup misalnya ; a. Menurunkan stress b. Berhenti merokok c. Membatasi kafein

2. Penempatan implantable cardioverter defibrillator,yang dapat mengembalikan jantung kembali ke denyut normal 3. Medikamentosa a. Amiodaron Cordaron b. Digitalis pada takikard 4. Picu jantung (pacekamer) 2.3.7 PROGNOSIS Prognosis penyumbatan di salah satu dari tiga cabang bundle tergantung pada prognosis dar penyakit jantung terkait. pada penyakit yang berhubungan menentukan hasil kesehatan pasien. kadang kadang gangguan di cabang bundle mengarah untuk menyelesaikan blok AV intranodal penyumbatan yang lebih serius dari impuls saraf. sekitar 2 % dari pasien dengan bundle branch block mengembangkan penyumbatan AV intranodal dan pasien serimng membutuhkan alat pacu jantung buatan. Namun, prognosis juga tergantung pada penyebab, frekuensi dan lamanya masa asistole, gejala-gejala yang lebih sering timbul nya pada penderita pada usia tua dengan blok sinoatrial dan Blok nodus AV jarang menetap ; adanya kelainan pada dua dari tiga fasikulus jaras His merupakan predisposisi untuk serangan Strokes-Adams BAB III

PENUTUP 3.1 Kesimpulan Blokade Berkas Cabang adalah suatu kondisi dimana terjadi blok atau penghambatan kerja dari suatu berkas cabang, baik cabang kanan, atau cabang kiri, atau keduanya, yang dimana berkas cabang atau bundle of branch adalah suatu bagian dari sistem kelistrikan jantung yang dimana sangat penting dan sangat terkait dalam proses kontraksi jantung dan dalam fungsi jantung sendiri, yaitu sebagai alat pemompa darah. Sehingga apabila blockade berkas cabang terjadi, maka akan terjadi gangguan dari sistem kelistrikan jantung dimana hal ini akan menyebabkan gangguan dari kontraksi jantung yang pada akhirnya akan berakibat pula pada proses pemompaan darah dan akan menyebabkan cardiac output darah berkurang. Hal ini akan menyebabkan gangguan dan kerusakan pada jantung sendiri maupun pada organ lain karena baik jantung maupun organ lain akan kekurang bahan-bahan yang dibutuhkan oleh mereka, seperti oksigen dan hormon-hormon endokrin, yang pada dasarnya dibawa oleh darah yang dipompakan oleh jantung. Blokade berkas cabang biasanya tidak menyebabkan gejala. Blokade berkas cabang sebelah kanan tidak serius dan mungkin terjadi pada orang yang sehat. Tetapi, hal itu juga dapat mengindikasikan adanya kerusakan jantung yang berarti, misalnya; sebelum serangan jantung. Blokade berkas cabang sebelah kiri cenderung lebih serius. Pada orang usia lanjut, sering menunjukkan penyakit arteri koroner karena tekanan darah tinggi atau penyakit atherosclerosis. DAFTAR PUSTAKA

Sherwood,lauralee.2011.Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem Edisi 6. Jakarta:EGC Trisnohadi,Hanafi B.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid III.Jakarta:FKUI Guyton, Arthur C.1990.Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit Edisi Revisi.Jakarta: EGC Leon D, Ostrander. Bundle-Branch Block. Circulation, Volume XXX, December 1964 http://circ.ahajournals.org/ Akses : 12 Oktober, 2015