BAB I PENDAHULUAN. definisi tersebut Cockroft (1982) menyatakan bahwa: We believe that all

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. antar siswa dan antara guru dengan siswa. Seiring dengan definisi tersebut,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING EXCHANGE UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI SISWA (PTK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika adalah bahasa melambangkan rangkaian makna dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika, selain dari faktor keaktifan, faktor

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang interaktif dan inovatif. dan kreatifitas melalui kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. Matematika pada mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. sepenuhnya dapat dijelaskan. Pada makna yang lebih kompleks pembelajaran. siswanya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompentensi. sesuai bidang keahlian yang dipilih atau yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. satu ilmu dasar yang memiliki nilai esensial yang dapat diterapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan. semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. proses pengembangan potensi dirinya agar dapat menghadapi perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika di SMP N 1 Ngemplak Boyolali masih

OPTIMALISASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TIPE PRE SOLUTION POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VII

I. PENDAHULUAN. untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/ atau latihan bagi peranannya di masa

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat yang menuntut setiap manusia untuk bersaing dan berkompetisi

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. sesuai nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Pendidikan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional) Pasal 37 menegaskan bahwa mata pelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan suatu bangsa adalah mengembangkan ilmu. Diperlukan strategi maupun model pembelajaran yang tepat agar proses

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan wadah kegiatan sebagai pencetak

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika. Padahal, dalam kehidupan sehari-hari matematika

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi. Mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau

BAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dari pembawa pesan ke penerima pesan untuk memberitahu pendapat, atau

BAB I PENDAHULUAN. Di era teknologi canggih seperti sekarang ini dan lebih-lebih di era

BAB I PENDAHULUAN. soal matematika apabila terlebih dahulu siswa dapat memahami konsepnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian terpenting di dalam kehidupan. Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang menakutkan dan susah untuk dipahami. Kebanyakan

I. PENDAHULUAN. diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, selayaknya mata

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Motivasi erat kaitannya dengan hasil belajar yang dicapai siswa, semakin

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan matematika sangat penting untuk di ungkapkan. Dalam. Gambaran anak anak dalam mengikuti pelajaran mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. matematika juga dapat diketahui dengan diberikannya mata pelajaran

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. ada rasa ingin tahu, tanpa pertanyaan, dan tanpa ada daya tarik terhadap hasil

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dapat membantu siswa dalam membangun pemahamannya. siswa untuk membuat ide-ide matematika lebih sederhana dan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan komunikasi siswa dapat mendiskusikan pendapat-pendapat dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat dari berbagai belahan dunia manapun. Untuk mempelajari informasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Cornelius mengemukakan ada lima alasan perlunya

BAB I PENDAHULUAN. jalan HOS Notosuwiryo nomor 1 Desa Teluk kecamatan Purwokerto Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Sejalan dengan itu Jujun (Prasetya, 2010: 2) mengatakan, dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengajarkan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir logis dan keterampilan kognitif yang lebih tinggi pada

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan hidup. Pentingnya pendidikan di Indonesia tercermin dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN (1982:1-2):

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara masalah pendidikan sudah barang tentu tidak bisa lepas dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

I. PENDAHULUAN. dirinya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah yang melibatkan pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan dimana para siswa (peserta

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh : NUGRAHAENI GAMASTUTI NIM A

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran membutuhkan strategi yang tepat. Kesalahan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi merupakan komponen penting karena membantu dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dari

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan

I. PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia, agar siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif yang ditandai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

II. KERANGKA TEORITIS. kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Joice & Weil dalam Rusman (2012: 133), model pembelajaran adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi yang serba canggih seperti saat ini, tentu saja manusia dapat dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu hal yang penting dalam proses belajar mengajar pada semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran matematika, seperti mengkomunikasikan ide, gagasan dan pendapat antar siswa dan antara guru dengan siswa, sehingga siswa memiliki minat dalam belajar. Sebaliknya matematika merupakan bahasa yang bukan hanya sekadar alat untuk berpikir dan menemukan pola. Seiring dengan definisi tersebut Cockroft (1982) menyatakan bahwa: We believe that all these perceptions of the usefulness of mathematics arise from the fact that mathematics provides a means of communication which is powerful, concise, and unambiguous. Pernyataan ini menunjukkan perlunya para peserta didik belajar matematika dengan alasan bahwa matematika merupakan alat komunikasi yang sangat kuat, teliti, dan tidak membingungkan. Dengan komunikasi dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, siswa dapat mendiskusikan, mengembangkan dan menyalurkan aspirasi serta pendapat-pendapat dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dengan berpartisipasi dalam pembelajaran, siswa juga dapat membangun pengetahuan baru hasil dari transformasi informasi matematika yang 1

2 diberikan oleh pendidik. Namun, pada kenyataannya siswa kurang mampu dalam mengkomunikasikan ide-ide dalam matematika. Sebagai data awal dikatakan bahwa tingkat partisipasi dan kemampuan komunikasi matematika siswa SMP Negeri 2 Colomadu kelas VIIIA dalam pembelajaran matematika masih rendah. Diamati dari kemampuan komunikasi siswa diperoleh data awal bahwa prosentase siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru 15,63%, siswa yang mengajukan pertanyaan 21,88%, siswa yang mengemukakan pendapat 9,38%. Sedangkan diamati dari sudut pandang partisipasi siswa, siswa yang maju mempresentasikan hasil pekerjaan 12,5% dan siswa yang aktif dalam mengerjakan latihan soal 46,88%. Rendahnya komunikasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika yang dialami siswa SMP Negeri 2 Colomadu disebabkan beberapa faktor. Faktor yang menyebabkan rendahnya komunikasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika di SMP Negeri 2 Colomadu salah satunya adalah pembelajaran matematika yang masih terpusat pada guru. Dalam penyampaian materi, guru cenderung monoton menguasai kelas sehingga siswa kurang leluasa dalam menyampaikan ideidenya. Faktor lainnya adalah siswa kurang rajin dalam mengerjakan latihan-latihan soal yang diberikan guru, mengemukakan pendapat, berdiskusi/ kerja kelompok, mempresentasikan hasil diskusi. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, hendaknya guru mampu memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang mampu

3 merangsang siswa lebih aktif dalam belajar matematika, sehingga tujuan pengajaran akan tercapai dengan baik, dengan siswa yang mampu berkomunikasi dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, pembaharuan dalam bidang pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Salah satunya yaitu dengan penerapan model pembelajaran Learning Exchange. Learning Exchange atau dapat diartikan tukar belajar. Belajar melalui tukar belajar disejajarkan dengan belajar mengarahkan diri (self directed leaning dan belajar private/ private learning). Definisi yang paling pas yaitu seseorang yang mempelajari materi tertentu atau keahlian bersama dengan orang lain yang mau menjadi pembelajar/sumber belajar (Dankenwald and Merriam, 1982 dalam Enceng Mulyono,2008:20) Dengan adanya permasalahan tersebut, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran Learning Exchange (tukar belajar) sebagai salah satu upaya meningkatkan komunikai dan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka diperoleh rumusan masalah secara umum dari penelitian ini. 1. Adakah peningkatan komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika setelah menggunakan model pembelajaran Learning Exchange pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Colomadu semester genap tahun ajaran 2013/2014?

4 2. Adakah peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika setelah menggunakan model pembelajaran Learning Exchange pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Colomadu semester genap tahun ajaran 2013/2014? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah agar suatu penelitian dapat lebih terarah, sehingga penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun tujuan penelitian ini dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Tujuan Umum Ditujukan untuk meningkatkan komunikasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika. 2. Tujuan Khusus a. Untuk meningkatkan komunikasi siswa setelah menggunakan model pembelajaran Learning Exchange pada siswa kelas VIIIA semester genap SMP Negeri 2 Colomadu tahun ajaran 2013/2014. b. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika setelah menggunakan model pembelajaran Learning Exchange pada siswa kelas VIIIA semester genap SMP Negeri 2 Colomadu tahun ajaran 2013/2014.

5 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika utamanya pada peningkatan komunikasi dan partisipasi siswa melalui model pembelajaran Lerning Exchange. b. Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat memberikan strategi alternatif pada pembelajaran matematika yang berbeda dari pembelajaran sebelumnya. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa, dapat meningkatkan komunikasi dan partisipasi siswa dalam setiap pembelajaran khususnya pembelajaran matematika, sehingga siswa mampu mengembangkan potensi yang dimiliki dalam dirinya masing-masing. b. Bagi guru, dapat memanfaatkan model pembelajaran Learning Exchange sehingga kemampuan komunikasi dan tingkat partisipasi siswa di dalam pembelajaran dapat meningkat. c. Bagi sekolah, dapat memberikan kontribusi strategi pembelajaran serta mampu meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

6 E. Definisi Istilah 1. Komunikasi matematika Komunikasi matematika adalah kemampuan bahasa yang melambangkan makna dari serangkaian ide/ gagasan yang ingin kita sampaikan dalam matematika, baik secara lisan maupun secara tertulis. Dari definisi tersebut, indikator kemampuan komunikasi matematika yang diamati dalam penelitian ini adalah siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru, siswa mampu mengajukan pertanyaan, dan siswa mampu mengemukakan pendapat. 2. Partisipasi Belajar Matematika Partisipasi atau merespons (responding) adalah kesediaan memberikan respons dengan berpartisipasi. Pada tingkat ini siswa tidak hanya memberikan perhatian terhadap rangsangan tapi juga berpartisipasi dalam kegiatan untuk menerima rangsangan (Purwanto, 2009: 52). Dari pengamatan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa partisipasi dalam pembelajaran matematika siswa mampu berperan serta dalam keterlibatan atau proses belajar bersama, saling memahami, menganalisis, merencanakan dan melakukan tindakan. 3. Model Pembelajaran Learning Exchange Learning Exchange atau dapat diartikan tukar belajar merupakan bentuk dari kolaborasi belajar atau belajar kooperatif (learning cooperation). Dilihat dari perkembangan teori belajar merupakan bagian dari proses pembelajaran yang menekankan pada student

7 centredt, di mana peserta belajar tidak hanya semata pasif maupun reaktif akan tetapi sudah pada tahapan proaktif atau antisipatif. Langkah-langkah model pembelajaran Learning Exchange yaitu (1) Mengukur kemampuan awal pebelajar, (2) Mengidentifikasi kebutuhan belajar, bisa dilakukan dengan wawancara dan diskusi (3) Merumuskan dan melakukan kontrak belajar sebelum mengawali kegiatan pembelajaran, (4) Merumuskan materi belajar (5) Memilih media belajar yang sesuai (6) Menciptakan suasana pembelajaran yang harmonis, (7) Saling mengisi materi pembelajaran antara pebelajar dengan pengajar ataupun pebelajar dengan pebelajar, (8) Melakukan evaluasi pembelajaran secara bersama-sama, terhadap proses dan hasil pembelajaran, (9) Melakukan perbaikan dan pemantapan keterampilan.