PENTINGNYA MOTIVASI DAN MINAT TERHADAP MANAJEMEN KINERJA GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN

dokumen-dokumen yang mirip
Kta Kunci : Motivasi, Manajemen, Guru dan Pembelajaran

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati SMA/MA/SMA-LB/SMK

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

oleh, I Gede Margunayasa Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

I. PENDAHULUAN II. PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN III. PELAKSA- NAAN PROSES PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN IV. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

IMPLEMENTASI STRATEGI MANAJEMEN HOLISTIK DALAM UPAYA PENCAPAIAN STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance

PERAN MANAJEMEN KINERJA DAN IMBALAN/KOMPENSASI DALAM RANGKA MENINGKATKAN DAN MENUMBUHKAN PERFORMANCE SUMBER DAYA MANUSIA

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN STANDAR PROSES. MULAI. Persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

STANDAR 3 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang menjelaskan tentang pengertian dan tujuan. pendidikan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

GAMBARAN UMUM KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KEDUA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

Universitas Respati Yogyakarta. Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta B A D A N P E N J A M I N A N M U T U

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

DOSEN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS STKIP SILIWANGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, diantaranya dalam bidang pendidikan seperti tuntutan nilai pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. Kinerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Metakognisi merupakan suatu istilah yang dimunculkan oleh beberapa ahli

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pertama, terdapat kecenderungan semakin tinggi motivasi belajar, aktivitas belajar

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

Fakta FAKTA,KONSEP, DEFINISI, OPERASI/RELASI,PRINSIP Pemufakatan (konvensi) dalam matematika diungkapkan melalui simbol-simbol tertentu 2 sebagai simb

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

STRATEGI PEMBELAJARAN BER-TEAM PADA KURIKULUM 2013 DI SMK. Oleh : Sri Karyono

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat baik negara maupun bangsa. Pendidikan merupakan wahana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun

1. PENGERTIAN 2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 3. TEORI-TEORI YANG BERKAITAN DENGAN MOTIVASI 4. BAGAIMANA MENJADI TERMOTIVASI? 5.

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem pendidikan nasional, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 43 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian manajemen kepala sekolah. sistematis dalam suatu proses (Rohiat, 2010:14). Kedua, Griffin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi. Dengan adanya gaya kepemimpinan akan terjalin kerjasama serta

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan

Transkripsi:

PENTINGNYA MOTIVASI DAN MINAT TERHADAP MANAJEMEN KINERJA GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN 4 Oleh :Muhammad Kasim ABSTRAK Motivasi merupakan sebuah unsur yang vital dalam sebuah organisasi. Motivasi berbeda-beda antara satu individu dengan individu yang lainya, tergantung dari banyak faktor seperti ambisi, latar belakang pendidikan, tujuan yang hendak dicapai, dan lingkungan sosial. Motivasi berasal dari keinginan yang keras dari seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak peduli kesulitankesulitan apapun yang harus diatasi, melainkan lebih menumbuhkan pemikiran-pemikiran positif serta taat kepada jalannya kegiatan agar tujuan organisasi dapat tercapai. Minat merupakan sebuah motivasi intrinsik sebagai kekuatan pembelajaran yang menjadi daya penggerak seseorang dalam melakukan aktivitas dengan penuh ketekunan dan cendrung menetap, dimana aktivitas tersebut merupakan proses pengalaman belajar yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka dan gembira. Manajemen kinerja adalah manajemen yang men ciptakan hubungan dan memastikan komunikasi yang efektif.manajemen kinerja memfokuskan pada apa yang diperlukanoleh organisasi, manajer, dan pekerja untuk berhasil.manajemen kinerja adalah bagaimana kinerja dikelolauntuk memperoleh sukses Kata Kunci : Motivasi, Kinerja Guru dan Pendidikan Olah raga PENDAHULUAN Pendidikan harus diupayakan untuk menjadi salah satu unsur penentu ya ng a ka n memb er ika n kema mp ua n kepa da masyara kat da la m mengatasiberbagaipersoalan yang dihadapinya. Hal ini berpijak dari pengalamam adanyakrisis ekonomi, politik, sosial dan budaya. Keterpurukan dalam bidang-bidangt er s eb u t ju ga t e la h 660 Jurnal ACADEMICA Fisip Untad VOL.03 No. 02 Oktober 2011

me mb a wa da mp a k b u r u k ya n g lu a r b ia s a, t er ha da p penyelenggaraan pendidikan. Krisis tersebut telah menyebabkan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. Denga n demikia n keb ija ksa naan s ist em p endidika n ya ng men gatur kewajiban dan tanggung jawab yangjelas bagi seluruh komponen, baik dalammasyarakat maupun dalam pemerintahan pada tingkat nasional dan daerahp er lu unt uks eg er a di wu ju dka n. Kr it ik ya ngdil ont ar ka n t er ha dap s is t empendidikan yang dilaksanakan sekarang ini berdasarkan pada sistem yang diatur dalam undang - belum mampu untuk memb erikan tanggungjawab dan menyerap aspirasi seluruh komponen dalam masyarakat untuk ikut serta secara proaktifdala m mengatasi sega la, krisis p endidika n ya ng mela nda masyarakatkita sekarang ini. Dalam pelaksaan pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikans ecara lebihef ekt if denga n meng ga nt i progra m-pr ogra m p enduku n gnya d enga n ya ng l eb i h ba ik, a ntara la in p emba ha r ua n ku r iku lu m, khu s u s n ya kurikulu m p endidikan jasmani, pada masing-masing jenjang pendidikan. Tujuan pendidikansecara makro dalam masyarakat yang demokratis adalahkesamaan kesempatan dan prestasi. Dengan demikian diharapkan bahwa perubahan harus memiliki karakteristik (1) perubahan harus berm anfaat dalam arti bahwa harus di sengaja dan mempunyai arah untuk mencapaitargetatau tujuan tertentu (2) perubahan harus direncanakan dalam arti bahwa harus merupakan rangkaian langkah-langkahsistematis dan berurutan yangmenuju ketarget dan dilaksanakan dalamperiode waktutertentu, dan (3) perubahan harus progressif dalam arti bahwa harussecara positif membawa perbaikan dimasa yang akan datang. Dalam pelaksanaan pendidikan yang berkaitan langsung adalah pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM) merupakan interaksi berkelanjutan antara perilaku guru dan perilaku peserta Jurnal ACADEMICA Fisip Untad VOL.03 No. 02 Oktober 2011 661

didik Mosston dan Asworth,1994 (dalam Husdarta 2009:163). Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan keempat faktor ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu; tujuan, materi, metoda, dan evaluasi. Di antarabeberapa faktor penting untuk mencapai pengajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang berhasil adalah perumusan tujuan. Pentingnya kedudukan tujuan untuk menentukan materi yang akan dilakukan oleh para peserta didik. Salah satu prinsip penting dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah partisipasi peserta didik secara penuh dan merata.oleh karena itu, guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus memperhatikan kepentingan setiap peserta didik. Persiapan peserta didik untuk mendapatkan pengalamanbelajar adalah berupa pengantar yang merujuk pada komponenantisipasi. Dalam membuka pelajaran guru mempersiapkan pesertadidik dengan mengembangkan minat mereka pada pelajarantersebut. Dalam mempersiapkan peserta didik guru menyampaikanapa yang akan dipelajari dan hubungannya dengan pelajaransebelumnya dan aktivitas saat ini atau yang akan datang. Hal ini penting untuk melibatkan peserta didik secara aktif.pertanyaan, alat bantu visual, dan diskusi kelas adalah beberapaaktivitas yang digunakan sebagai pembuka dalam pembelajaran. Pembuka dalam pembelajaran akan memberikan awal dalam pikiran para peserta didik. Oleh karena itu,komponen pembukaan ini seharusnya singkat dan padat. Terkait dengan hal tersebut kesiapan belajar merupakan kondisi yang harus mendapatperhatian pertama sebelum kegiatan belajar. Tanpa kesiapan peserta didik untuk belajar mustahil terjadi proses belajar mengajar disekolah. Untuk mengetahui kesiapan peserta didik sebelum PBM itu dimulai, maka guru terlebih dahulu harus melakukan langkah-langkah seperti memberikan perhatian, memberikan motivasi, dan memeriksa perkembangan kesiapan. Guru harus melakukanberbagai cara agar peserta didik dapat memberikan perhatiannya saatproses belajar dan mengajar tengah berlangsung. Untuk dapat mengembangkan perhatian peserta didik bukan sesuatu yang mudahnamun diperlukan kiat-kiat khusus, seperti menyajikan sesuatu 662 Jurnal ACADEMICA Fisip Untad VOL.03 No. 02 Oktober 2011

yangbelum peserta didik kenali. Sehingga merangsang peserta didik untukmencari tahu. Selain itu juga dalam menyampaikan pelajaran guruhendaknya memulai dari yang mudah hingga sukar. Motivasi guru merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalamproses pembelajaran di sekolah. Setidaknya para peserta didik harusmemiliki motivasi untuk belajar di sekolah. Tanpa motivasi sukarbagi peserta didik untuk berkembang dalam belajarnya. Guru sangatberperan dalam menumbuh kembangkan motivasi pada pesertadidik. Meskipun munculnya motivasi itu dengan sedikit memberipaksaan kepada mereka. Lambat laun akan muncul kesadarannyauntuk belajar menurut keinginannya sendiri. Motivasi terbagikedalam dua bagian, yaitu; motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Untuk meningkatkan motivasi instrinsik sangat diperlukan motivasi kuat dari dalam dirinya. Peserta didik harus diberikanpenghargaan berupa pujian, angka yang baik, rasa keberhasilan, dansebagainya sehingga peserta didik lebih tertarik oleh pelajaran.kesuksesan yang diraih dalam interaksinya dengan lingkunganbelajar dapat menimbulkan rasa puas. Kondisi ini merupakan sumbermotivasi. Apabila terus-menerus muncul pada diri peserta didik, maka ia akan sanggup untuk belajar sepanjang hidupnya. Lebih lanjut minat guru merupakan sesuatu hal yang sangat penting juga dalamproses pembelajaran di sekolah. Setidaknya para peserta didik harusmemiliki minat untuk belajar di sekolah. Tanpa minat sukarbagi peserta didik untuk berkembang dalam belajarnya. Guru sangatberperan dalam menumbuhkembangkan minat pada pesertadidik. Meskipun munculnya minat itu dengan sedikit memberipaksaan kepada mereka. Lambat laun akan muncul kesadarannyauntuk belajar menurut keinginannya sendiri. Dapat atau tidaknya peserta didik yang ada di SMA Kota Palu Sulawesi Tengah terlibat dalam proses belajarakan sangat ditentukan oleh kesiapannya untuk belajar. Teori Piagetmembedakan perkembangan kesiapan peserta didik dilihat dari aspekkognitif. Perbedaan dalam perkembangan kesiapan peserta didik disekolah disebabkan oleh perbedaan dalam kemampuan intelektualdan keterampilan motorik yang telah dipelajari Jurnal ACADEMICA Fisip Untad VOL.03 No. 02 Oktober 2011 663

sebelumnya. Oleh karena itu, guru harus mempertimbangkan secara sungguh ketiga halpokok tersebut sebagai upaya meningkatkan mutu hasil belajarpeserta didik. Melihat perkembangan yang ada maka disini penulis sangat tertarik dan tertantang untuk melakukan penelitian tentang tantangan yang dihadapi guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya guru SMA yang ada di Kota Palu Sulawesi Tengah. Yang menjadi tanda tanya besar bagi penulis disini adalah apakah betul motivasi dan minat dapat meningkatkan manajemen kinerja guru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah. Manajemen kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan secara umum sama dengan guru mata pelajaran yang lain, namun secara khusus ada letak perbedaan yang sangat prinsipil dan ini merupakan ciri khas tersendiri misalnya salah satu contoh guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan mempunyai multi fungsi yaitu diantaranya adalah guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dituntut untuk menyegarkan, menyehatkan dan membentuk mental dan karakter seorang anak didik. Profesionalisasi tenaga kependidikan menjadi kebutuhan yang utama dalam masyarakat jika masyarakat itu sendiri mengakuinya. Tenaga kependidikan khususnya guru sangat diakui oleh masyarakat jika guru tersebut mempunyai tingkat kredibilitas yang tinggi, yaitu komitmen, dapat dipercaya, dan profesional dalam bidangnya. Menurut penulis apabila motivasi dan minatbaik, maka dapat meningkatkan manajeman kinerja gurupendidikan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan secara berkelanjutan. Dalam Penelitian ini agar tidak terjadi tumpang tindih tentang arti manajemen kinerja guru maka peneliti memfokuskan penelitian ini pada manajemen kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang ada di Kota Palu Sulawesi Tengah, dengan demikian seorang guru khususnya guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dituntut untuk memperbaiki motivasi dan minat mereka dalam proses pembelajaran. Untuk mewujudkan visi pendidikan bangsa Indanesia dimasa depan, GBHN 1999 menetapkan misi untuk mewujudkan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokrasi dan bermutu guna memperteguh akhlakmulia, kreatif, inovatif, b erwawasan keba ngsaan, 664 Jurnal ACADEMICA Fisip Untad VOL.03 No. 02 Oktober 2011

cerdas, sehat, dis iplin danbertanggung jawab, berketerempilan serta menguasai ilmu pengetahuan danteknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indanesia. HAKIKAT MOTIVASI GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN Seorang guru mempunyai keinginan untuk menjadi yang terbaik disekolahnya, ada suatu dorongan atau yang di sebut dengan motivasi dalam dirinya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Motivasi adalah dorongan,keinginan untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dengan memberikan yang terbaik pada dirinya demi tercapainya tujuan yang diinginkan (Suyati, 2001:44). Menurut Sardiman (2000:73), motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang tersebut mau dan ingin melakukan sesuatu. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:80) menyatakan, motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar.sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara prilaku manusia.motivasi ini merupakan subyek pentig bagi seorang pendidik (guru). Menurut Robbins, (2001:166). Motivasi di definisikan sebagai kesedian untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan tertentu, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. a. Definisi motivasi Motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur yang vital dalam sebuah organisasi. Motivasi berbedabeda antara satu individu dengan individu yang lainnya, tergantung dari banyak faktor seperti ambisi, latar belakang pendidikan, tujuan yang hendak dicapai, dan lingkungan sosial. Motivasi berasal dari keinginan yang keras dari seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak peduli kesulitan-kesulitan apapun yang harus diatasi, Jurnal ACADEMICA Fisip Untad VOL.03 No. 02 Oktober 2011 665

melainkan lebih menumbuhkan pemikiran-pemikiran positif serta taat kepada jalannya kegiatan agar tujuan organisasi dapat tercapai. Motivasi kerja sangat mempengaruhi kinerja seseorang dalam organisasi, oleh karenanya seorang pemimpin harus mampu memotivasi seluruh anggota organisasinya untuk dengan sukarela dan sepenuh hati dalam melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka. Husdarta (2010:31- hanya dapat diamati dalam bentuk manifestasi tingkah laku yang ditampilkannya. Motivasi sebagai proses psikologis adalah refleksi kekuatan interaksi antara kognisi, pengalaman dan kebutuhan dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, Alderman (1974) menyebutkan bahwa tidak ada prestasi tanpa motivasi. Prestasi adalah amalgamasi latihan/keterampilan dengan motivasi (Straub, 1978). ini pada pokoknya memiliki dua bentuk yang umum yaitu: (1) motivasiintrinsikdan (2) motivasiekstrinsik, yang saling 1) Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi yang bersumber dalam diri sendiriyang biasa dikenal dengan motivasi internal. Motivasi ini timbui tidakmemerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diriindividu yang sejalan dengan kebutuhannya. Mengenai motivasi instrinsik dikemukakan oleh Devi Edward (Wahjosumijo,2004) sebagai berikut, "intrinsically motivatedbehavior is behavior which is motivated by a person's innate need to feel competent and self-determining in dealing with his or her environment." (dalam Husdarta 2010:34). Motivasi intrinsik menurut Harsono (1988:250-251) adalah karena ada dorongan dorongan yang berasal dari dalam diri individusendiri. Misalnya seseorang selalu berusaha untuk semakin meningkatkan kepintarannya, kamampuannya dan keterampilannya, karena hal tersebut akan memberikan kepuasan kepada dirinya. Dia tidak peduli apakah karena prestasinya nanti dia akan mendapat pujian, mindali, atau hadiah-hadiah lainnya atau tidak yang panting 666 Jurnal ACADEMICA Fisip Untad VOL.03 No. 02 Oktober 2011

baginya hanyalah kepuasan diri. Oleh karena itu orang dengan motivasi intrinsik biasanya tekun dalam nemperdalam ilmu.sebagaimana juga atlet-atlet deogan motivasi ekstrinsik, biasanya mereka men iperlihatkan dedikasi yang tinggi terhadap latihan-latihan. Atlet demikian biasanya juga tidak menggantungkan diri kepada orang lain, mempunyai kepribadian yang matang, percaya diri, dan mempunyai disiplin diri yang matang. Menurut Husdarta (2010:34) Motivasi intrinsik dipengaruhi dari dalam manusia adapun tolok ukur sebagai berikut : a) Tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas. b) Melaksanakan tugas dengan target yang jelas. c) Memiliki tujuan yang jelas dan menantang. d) Ada umpan balik atas hasil pekerjaannya. e) Memiliki perasaan senang dalam mengajar. f) Selalu berusaha untuk mengungguli orang lain. g) Diutamakan prestasi dari apa yang dikerjakannya. Motivasi intrinsik yang dimaksudkan dalam penelitian ini menurut adalah motivasi yang bersumber dalam diri seseorang atau guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatanyang timbul tidakmemerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diriindividu yang sejalan dengan kebutuhannya. 2) Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorangyang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu karena dorongan dari luar, seperti adanya hadiah da n menghindarihukuman.hal ini biasa pula disebut sebagai motivasi eksternal. Menurut Husdarta (2010:35) Motivasi ekstriksik diartikan sebagai proses yang menggerakan seseorang hingga berbuatsesuatu. Menunjukkan kepada seluruh proses gerakan itu, termasuk situasiyang mendorong, dorongan yang timbul dari luar diri individu, tingkah lakuyang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari gerakanatau perbuatan. Motivasi untuk kepentingan pemahaman, perlu kiranya Jurnal ACADEMICA Fisip Untad VOL.03 No. 02 Oktober 2011 667

diketengahkanbeberapa pendekatan teori motivasi yang diduga memiliki implikasidalam proses pelatihan atau pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Motivasi ekstrinsik menurut Harsono (1988:250) Motivasi ekstrinsik berfungsi karena ada rangsangan da ri luar diri seseorang. Misalnya, seseorangterdorong untuk berusaha atau berprestasi sebaik-baiknya disebabkan karena (a) menariknya hadiah-hadiah yang dijanjikan kepadanya bila ia menang, (b) karena perlawatan ke luar negeri, (c) karena akan dipuja orang, (d) karena akan menjadi berita di koran-koran dan TV, (e) karena ingin mendapatstatus di masyarakat, dan sebagainya. Mudah kiranya ditarik kesimpulan bahwa, apabila pada suatu scat tidak disediakan hadiah-hadiah tersebut, atau tidak ada janji-janji yang muluk-muluk, maka dorongan, semangat, dan usaha untuk berprestasi akan minim, atau tidak akan timbul pada orang tersebut. Dalam dunia olahraga, motivasi ekstrinsik sering pula disebut competitive motivation, oleh karena dorongan untuk bersaing dan untuk menang memegang peranan yang lebih besar daripada rasa kepuasan karena telah beroestasi dengan baik. MANAJEMEN KINERJA GURU Manajemen kinerja adalah manajemen tentang menciptakan hubungan dan memastikan komunikasi yang efektif.manajemen kinerja memfokuskan pada apa yang diperlukanoleh organisasi, manajer, dan pekerja u ntu k berhasil. Manajemen kinerja adalah tentang bagaimana kinerja dikelola (Wibowo 2007:7). Kinerja berasal dari pengertianperformance. Ada pula yangmemberikan pengertianperformance sebagai hasil kerja atauprestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai maknayang lebih lugs, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasukbagaimana proses pekerjaan berlangsung. mempunyaihubungan kuat dengan tujuan strategi organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada Armstrong dan Baron (dalam (Wibowo 2007:7). Dengan demikian, kinerjaadalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapaidari pekerjaan tersebut. Kinerja 668 Jurnal ACADEMICA Fisip Untad VOL.03 No. 02 Oktober 2011

adalah tentangapa yangdikerjakan danbagaimana cara mengerjakannya. pandangan para pakar tentang pengertian manajemen manajemen kinerja sebagaiproses komunikasiyang dilakukansecara tor usmenerus dalam kemitraan antara karyawan dengan atasan Proses komunikasi ini meliputikegiatan membangun harapan yang jelas Berta pemahamanmengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Proses komunikasimerupakan suatu sistem, memiliki sejumlah bagian yang semuanya harus diikutsertakan, apabila manajemen kinerja ini hendak memberikan nilai tambah bagi organisasi, manajer,dan karyawan. Berbeda dengan Bacal yang menekankan pada proseskomunikasi, Armstrong (2004:29) lebih melihat kinerja sebagai saranauntuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi, tim, dan individu dengan cara memahamidan mengelola kinerja dalam suatu kerangka tujuan, standar,dan persyaratan- Armstrong dan Baron (1998:7) sebelumnya berpandang strategis dan terpaduuntuk menyampaikan sukses berkelanjutan pada organisasi dengan memperbaiki kinerja karyawan yang bekerjadi dalamnya dan dengan mengembangkan kapabilitas tim dan uga mengutip pendapat Fletcheryang menyatakan manajemen kinerja sebagai berkaitandengan pendekatanmenciptakan visi bersamatentang maksuddan tujuan organisasi, membantu karyawan memahami, danmengenai bagiannya dalam memberikan kontribusi, dan dalammelakukannya, mengelola, dan meningkatkan kinerja baikindividu maupun organisasi. Sementara itu,schwartz (199 9:vii) memandang jemen kinerja sebagaigaya manajemenyang dasarnya adalahkomunikasi terbuka antara manajer dan karyawan yangmenyangkut penetapan tujuan, memberikan umpan balik baikdari manajer kepada karyawan maupun sebaliknya darikaryawan kepada manajer, demikian pula penilaian Di sini tampak bahwa Schwartz melihat manajemen kinerjahanya sebagai salah satu gaya manajemen, namun Jurnal ACADEMICA Fisip Untad VOL.03 No. 02 Oktober 2011 669

dari sisisubstansinya mirip dengan pandangan Bacal sebagai suatu proses komunikasi. kinerjamerupakandasar dan kekuatan pendorongyang berada dibelakang semua keputusan organisasi, usaha kerja, dan Dengan memerhatikan pandangan para pakar di atas dapatdirumuskan bahwa pada dasarnya manajemen kinerja merupakan gaya manajemen dalam mengelola surnber dayayang berorientasi pada kinerja yang melakukan proseskomunikasi secara terbuka dan berkelanjutan denganmenciptakan visi bersama dan pendekatan strategis sertaterpadu sebagai kekuatan pendorong untuk mencapai tujuanorganisasi. Dari beberapa definisi di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Manajemen Kinerja adalah manajemen tentang menciptakan hubungan dan memastikan komunikasi yang efektif.manajemen kinerja memfokuskan pada apa yang diperlukanoleh organisasi, manajer, dan pekerja untuk berhasil. Manajemen kinerja adalah tentang bagaimana kinerja dikelolauntuk memperoleh sukses. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 menentukan jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah 28 orang peserta didik untuk SD, dan 32 orang peserta didik untuk satuan pendidikan SMP/SMA/SMK atau yang sederajat. Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan. Beban kerja guru sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu. Buku teks pelajaran yang akan digunakan dipilih melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari buku-buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri. Rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1:1 per mata pelajaran (satu banding satu/mata pelajaran). Selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya. Guru membiasakan peserta didik menggunakan 670 Jurnal ACADEMICA Fisip Untad VOL.03 No. 02 Oktober 2011

buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah. Menurut Husdarta (2009:164) dalam pelaksanaan pem-belajaran akan terjadi suatu transfer dari guru kepadapeserta didik atau sebaliknya. Ada tiga aspek yang terkait dengantransfer belajar yaitu: a. P er a na n t r a ns f er da la m k o n d i s i b ela j a r s ki l l s ep er t i mempertimbangkan drill dalam sepak bola atau memperhatikanhasil latihan melakukan tembakan bebas dalam permainan bolabasket dengan melakukan tembakan bebas pada saat bertanding. b. Bagaimana transfer itu diukur? Transfer ini dapat diestimasipeningkatan atau penurunan keterampilan sebagai hasil darilatihan atau pengalaman dan transfer ini pula dapat bersifatpositif atau negatif tergantung pada tugasnya. c. Transfer sebagai sebuah kriteria untuk belajar seperti tes retensi Dalam hal ini ada dua kriteria transfer yaitu:(1) near transferartinya tujuan belajar yang relatif sama dengan tugas latihan dan,(2) near transfer artinya tujuan belajar berbeda dengan kondisilatihan yang sesungguhnya. Dalam pengelolaan kelas, guru harus memperhatikan: (1). mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan, (2) volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik, (3) tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik, (4) menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik, (5) menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, (6) memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, (7) menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi, (8) menghargai pendapat peserta didik, (9) memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi, (10) pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang Jurnal ACADEMICA Fisip Untad VOL.03 No. 02 Oktober 2011 671

diampunya, (11) guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.dalam kegiatan pendahuluan, guru: (1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, (2) mengajukan pertanyaanpertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, (3). menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, (4). menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.pembelajaran interaktif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjalin kerjasama yang bermakna dengan teman dan guru. Pembelajaran inspiratif adalah pembelajaran yang mendorong dan memicu peserta didik untuk mencaritemukan halhal yang baru dan inovatif. Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dalam suasana tanpa tekanan, bebas, terlibat secara psikis dan fisik. KESIMPULAN Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat di diuraikan bahwa motivasi dan minat guru merupakan hal untuk meningkatkan manajemen kinerja guru. Motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur yang vital dalam sebuah organisasi. Motivasi berbeda-beda antara satu individu dengan individu yang lainya, tergantung dari banyak faktor seperti ambisi, latar belakang pendidikan, tujuan yang hendak dicapai, dan lingkungan sosial. Motivasi berasal dari keinginan yang keras dari seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak peduli kesulitan-kesulitan apapun yang harus diatasi, melainkan lebih menumbuhkan pemikiranpemikiran positif serta taat kepada jalannya kegiatan agar tujuan organisasi dapat tercapai. 672 Jurnal ACADEMICA Fisip Untad VOL.03 No. 02 Oktober 2011

Minat merupakan sebuah motivasi intrinsik sebagai kekuatan pembelajaran yang menjadi daya penggerak seseorang dalam melakukan aktivitas dengan penuh ketekunan dan cendrung menetap, dimana aktivitas tersebut merupakan proses pengalaman belajar yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka dan gembira. Manajemen kiner ja adalah manajemen yang men - ciptakan hubungan dan memastikan komunikasi yang efektif.manajemen kinerja memfokuskan pada apa yang diperlukanoleh organisasi, manajer, dan pekerja untu k berhasil.manajemen kinerja adalah bagaimana kinerja dikelolauntuk memperoleh sukses. DAFTAR PUSTAKA Hadi Amirul, dan Haryono H,. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia. Husdarta, H.J.S. 2009. Manajemen Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, Bandung: Alfabeta. Mangkuprawira, Sjafri. 2007. Kinerja: Apa itu?. Online. (http://ronawajah. wordpress.com/2007/05/29/kinerja-apa-itu). Diakses tanggal 5 Mei 2010 dari Mitrani, A., Daziel, M., and Fitt, D. 1992.Competency Based Human Resource Management. Value-Driven Strategies for Recruitmen, Development and Reward. Londan: Kogan Page Limited. Peraturan Pemerintah Republik Indanesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Jakarta: Novindo Pustaka Mandiri. Saud Syaefuddin Udin 2009, Pengembangan Profesi Guru, Bandung: Alfabeta. Sagala Syaeful. 2009. Kemampuan Profesional guru dan tenaga kependidikan, Bandung: Alfabeta. Saudagar Fachruddin dan Idrus Ali. 2009. Pengembangan Profesionalitas Guru, GP Press FKIP Universitas Jambi. Wibowo, 2007 Manajemen Kinerja, Jakarta: Grafindo Persada. Jurnal ACADEMICA Fisip Untad VOL.03 No. 02 Oktober 2011 673