BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Fungsi bahasa utama yaitu sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, hingga akan tidur lagi. Oleh karena itu, bahasa sangat dibutuhkan sebagai alat penghubung yang praktis bagi manusia untuk berinteraksi antar sesama agar seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, keinginan, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa. Kemampuan seseorang dalam berbahasa memudahkan untuk berkomunikasi dengan orang lain, khususnya dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa juga memiliki hubungan erat dengan manusia. Pada prinsipnya manusia memerlukan bahasa. Manusia memerlukan kata-kata untuk mengungkapkan, memberi nama barang, menunjukkan dan menafsirkan. Sebagai alat komunikasi, bahasa harus mampu menampung perasaan dan pikiran pemakainya. Karena bahasa yaitu alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 1984:1). Seseorang dapat berkomunikasi dengan baik dalam suatu bahasa, bila orang tersebut menguasai sistem bahasa itu. 1
2 Mengarang adalah suatu kegiatan mengungkapkan gagasan yang disampaikan melalui bahasa tulis dengan tujuan untuk dapat dipahami pembaca. Mengarang merupakan kegiatan merangkai kata-kata yang disusun berdasarkan tema yang sudah ditentukan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Kegiatan mengarang tidak terlepas dari konsep-konsep dasar sintaksis. Sintaksis adalah tata bahasa yang membahas hubungan antar kata dalam tuturan. Salah satu tuturan adalah kalimat. Kalimat adalah satuan yang merupakan keseluruhan yang memiliki intonasi tertentu sebagai pemarkah keseluruhan itu. Sintaksis berurusan dengan hubungan antar kata dalam kalimat. Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi salah satunya untuk melahirkan pikiran, perasaan yang memungkinkan seseorang untuk bekerja sama dengan orang lain. Kegiatan mengarang adalah kegiatan menulis yang dapat melatih penulis untuk berpikir secara teratur karena ada hubungan timbal balik antara pikiran dan bahasa. Pikiran sebenarnya dapat dinyatakan sebagai mental bahasa yang terdiri dari tanda-tanda atau lambang yang istimewa, dikatakan juga bahwa sebuah pikiran dapat disejajarkan dan ditafsirkan semacam aktivitas jiwa. Semakin teratur pemikiran seseorang, diharapkan semakin teratur pula susunan kalimat yang dinyatakannya. Keteraturan memerlukan latihan yang berulang-ulang. Latihan menuntut keteraturan, keuletan, kepekaan, dan kemampuan menerapkan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan.
3 Bahasa merupakan bentuk perilaku terlatih, artinya penguasaan terhadap suatu bahasa bukan karena keturunan melainkan proses belajar, tanpa belajar mungkin manusia tidak terampil menggunakan bahasa. Kegiatan menulis sama dengan kegiatan mengungkapkan bahasa, yang memerlukan keuletan, kepekaan, dan keteraturan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Chaer (1993: 130-131) jika seseorang tidak dapat berpikir dengan baik dan tidak dapat berbahasa dengan baik, maka konsep yang dilahirkan pasti akan terwujud dalam bahasa yang tidak baik dan jika seseorang tidak dapat berpikir dengan baik namun dapat berbahasa dengan baik maka konsep yang dilahirkan juga akan terwujud dalam bahasa yang tidak baik. Akhaidah (2002: 2) mengungkapkan bahwa menulis berarti mengorganisasikan gagasan serta mengungkapkan secara tersurat. Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran atau gagasan seperti mengarang, membuat surat dengan tulisan. Kegiatan mengarang merupakan kegiatan yang dapat menggali kemampuan siswa bidang kebahasaan, menyampaikan kalimat melalui tulisan yang terstruktur dan sekarang ini banyak siswa kurang memahami konjungsi. Kususnya dalam karangan itu sendiri. Berdasarkan beberapa uraian tersebut, penulis tertarik pada karangan siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Sambi, karena pada karangan tersebut terdapat banyak masalah tentang konjungsi subordinatif yang perlu diteliti.
4 B. Pembatasan Masalah Untuk memudahkan pembatasan masalah, serta menghindarkan penguraian yang terlalu luas, maka perlu adanya pembatasan masalah, diharapkan tidak mengurangi arti dari penelitian ini. Akan tetapi, pembahasan akan lebih jelas dan mudah dipahami penelitian ini dibatasi mengenai konjungsi subordinatif pada karangan siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Sambi. C. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah dipaparkan di atas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah bentuk konjungsi subordinatif yang terdapat dalam karangan siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Sambi? 2. Bagaimanakah hubungan makna konjungsi subordinatif yang terdapat dalam karangan siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Sambi? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah: 1. Mendiskripsikan konjungsi subordinatif yang terdapat pada karangan siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Sambi. 2. Mendiskripsikan hubungan makna konjungsi subordinatif pada karangan siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Sambi.
5 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Teoretis a. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya bidang linguistik, yaitu tentang konjungsi. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi perkembangan bahasa Indonesia, khususnya mengenai kalimat majemuk bertingkat. c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kerangka berpikir bagi penguasa teori yang telah ada, terutama di bidang sintaksis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Dapat digunakan sebagai bahan referensi yang sangat mendukung untuk memperluas pengetahuan tentang penggunaan konjungsi subordinatif. b. Bagi Siswa Dapat meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia tentang konjungsi subordinatif untuk siswa SMP Negeri 1 Sambi kelas VII A