BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ayam broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang gemar

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengararuh pemberian ransum dengan suplementasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei Bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karena penelitian ini dilakukan dengan membuat manipulasi yang diatur

METODE PENELITIAN. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan suplementasi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai 12 minggu sebanyak 100

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

BAB III METODE PENELITIAN A.

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan dimana masing masing ulangan terdiri dari

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan April Juni 2016.

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada 12 September 2014 sampai dengan 20 Oktober 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina dalam fase

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 24 Juli 2014 di kandang

MATERI. Lokasi dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan menggunakan Itik Cihateup pada fase grower dengan umur 14

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Tingkat Protein Ransum dan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol (Nazir, 2003:63). B. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) karena penelitian dilakukan di laboratorium atau rumah kaca dimana cuaca dapat dikontrol dengan kondisi yang relatif homogen (Nazir, 2003:235). Secara acak ayam-ayam dikelompokkan pada setiap kelompok kontrol dan perlakuan. Setiap perlakuan dalam penelitian ini mendapatkan pengulangan yang diperoleh dari rumus pengulangan RAL sebagai berikut (Gomez dan Arturo, 1995): (t) (r) 1 20 (4) (r) 1 20 4r 4 20 Keterangan: t = perlakuan r = pengulangan 4r 24 r 6 28

29 Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah pengulangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebanyak enam ekor. Setiap kotak diberi tanda dan nomor untuk ayam. Penempatan perlakuan pada setiap kandang dilakukan randomisasi. Setelah dilakukan randomisasi maka didapat penempatan perlakuan pada setiap kandang. Penempatan semua ayam perlakuan untuk setiap kandang dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini. Tabel 3.1 Pengaturan Randomisasi Ayam 1 A 2 A 3 A 4 D 5 6 7 8 C A D B 9 D 10 C 11 B 12 C 13 C 14 B 15 D 16 B 17 A 18 C 19 B 20 D 21 D 22 A 23 B 24 C Keterangan: Kandang No. Ayam A 1 2 3 6 17 22 B 8 11 14 16 19 23 C 5 10 12 13 18 24 D 4 7 9 15 20 21 Kandang 1 : diberi komposisi pakan A yang tidak mengandung tepung kulit pisang (kontrol) Kandang 2 : diberi komposisi pakan B yang mengandung tepung kulit pisang sebesar 30% Kandang 3 : diberi komposisi pakan C yang mengandung tepung kulit pisang sebesar 50% Kandang 4 : diberi komposisi pakan D yang mengandung tepung kulit pisang sebesar 70%

30 Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan yaitu pra-penelitian dan penelitian inti. Tahapan pra-penelitian terdiri dari persiapan alat dan bahan, persiapan kandang, pembuatan tepung kulit pisang raja bulu, pembuatan pakan buatan, pemeliharaan DOC (Day Old Chick) dan aklimatisasi. Tahapan selanjutnya adalah penelitian inti yang di dalamnya mencakup pemberian komposisi pakan yang berbeda, pengambilan sampel organ hati, pengukuran berat organ hati, dan analisis kadar kolesterol hati. Komposisi pakan yang diberikan yaitu pakan A (pakan yang tidak mengandung tepung kulit pisang), B (pakan yang mengandung tepung kulit pisang sebesar 30%), C (pakan yang mengandung tepung kulit pisang sebesar 50%), dan D (pakan yang mengandung tepung kulit pisang sebesar 70%). Pakan yang diberikan berupa tepung (mash) yaitu 100 gr/ekor/hari sebanyak dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari selama empat minggu, sedangkan pemberian air minum dilakukan secara ad libitum. Penimbangan bobot badan dilakukan setiap minggu. Setelah itu ayam percobaan dipotong kemudian dibedah untuk diambil organ hatinya. Organ hati ditimbang kemudian dilakukan pengukuran kadar kolesterol hati dengan menggunakan metode CHOP-PAP Enzimatyc Colorimeter Test for Cholesterol with Lipid Clearing Factor (LCF) (Boehringer, 1993). Analisis data meliputi analisis berat dan kadar kolesterol hati. Setelah memperoleh hasil kemudian data diolah dengan menggunakan program SAS (Statistical Analysis System). Langkah pertama yang dilakukan adalah menguji distribusi data dengan uji normalitas kemudian dilanjutkan uji homogenitas. Selanjutnya data diolah dengan analisis ragam (ANOVA) untuk menguji

31 signifikansi data. Jika terdapat perbedaan yang signifikan maka dilakukan dengan uji lanjutan yaitu Uji Duncan. C. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah ayam broiler betina, sedangkan yang dijadikan sampel adalah organ hati 24 ekor ayam broiler yang berumur tujuh minggu. D. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan mulai bulan September-Desember 2009. Penelitian dilaksanakan di beberapa tempat. Pembuatan tepung kulit pisang dilakukan di Rumah Kontrakan. Pembuatan pakan buatan dilakukan di Subang. Pemeliharaan ayam broiler, pemberian perlakuan, dan pengambilan sampel organ hati dilakukan di Rumah Pemeliharaan Hewan, Subang. Analisis tepung kulit pisang dilakukan di Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, LPPM IPB. Analisis bahan pakan buatan dilakukan di Balai Penelitian Ternak, Ciawi. Penimbangan berat organ hati ayam broiler dilakukan di Laboratorium Struktur Hewan, Jurusan Pendidikan Biologi, FPMIPA UPI. Analisis kadar kolesterol hati ayam broiler dilakukan di Laboratorium Fisiologi, Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmakologi, FKH IPB. E. Prosedur Kerja 1. Persiapan Kandang Kandang ayam terbuat dari kayu dengan ukuran 7x5 meter dengan menggunakan lantai dari bilahan bambu. Kandang dibagi menjadi empat unit

32 kandang kecil dengan cara diberi sekat berukuran 1 m 2 dan diberi sekam padi sebagai alasnya. Sekam padi digunakan sebagai alas penutup untuk menyerap kotoran agar lantai tidak lembab dan basah serta proses dekomposisi kotoran ayam berlangsung sempurna. Alas kandang diganti setiap tiga hari sekali. Ketebalan alas kandang jangan lebih dari 8 cm untuk daerah dingin dan tidak lebih dari 5 cm untuk daerah panas karena bahan alas dan ketebalannya sangat mempengaruhi temperatur di dalam tempat pemeliharaan anak ayam tersebut. Persiapan kandang dimulai dari pembersihan atau pencucian kandang dari kotoran kemudian pemasangan tirai dari plastik untuk menjaga suhu dalam kandang agar sesuai dengan kebutuhan ayam. Selanjutnya pemasangan pemanas, tempat makan, dan air minum dengan kapasitas air 1 liter. Tempat makan dan air minum dipasang berselang-seling, sedangkan pemanas dipasang di tengah-tengah. Persiapan terakhir adalah fumigasi kandang dengan tujuan untuk membunuh mikroorganisme penyebab penyakit. Bahan yang digunakan adalah formalin yang dicampur dengan air dengan dosis 1:10 lalu disemprotkan ke seluruh bagian kandang. Setelah semua persiapan kandang selesai maka DOC siap dimasukkan. 2. Pembuatan Tepung Kulit Pisang Raja Bulu Kulit pisang yang digunakan adalah pisang raja bulu yang diperoleh dari Toko Kue dan Roti Kartika Sari, Bandung. Pembuatan tepung kulit pisang raja bulu dilakukan berdasarkan pembuatan tepung kulit pisang yang dilakukan oleh Hernawati dan Aryani (2008). Tahap pertama dalam pembuatan tepung kulit pisang raja bulu adalah kulit pisang raja bulu yang telah matang dibersihkan

33 terlebih dahulu. Kulit pisang kemudian dipotong-potong dadu berukuran kecil kira-kira 1 cm untuk mempercepat pengeringan. Setelah itu potongan kulit pisang tersebut direndam dalam natrium metabisulfit selama 10 menit dengan tujuan untuk menghilangkan getah dan membunuh mikroorganisme. Sebanyak 1 kg kulit pisang direndam dalam 1 liter air dengan 15 gram natrium metabisulfit. Potongan kulit pisang tersebut kemudian ditiriskan, selanjutnya dikeringkan di bawah sinar matahari selama tiga hari. Kulit pisang raja bulu yang telah kering kemudian digiling dengan menggunakan blender hingga halus dan dihasilkan tepung kulit pisang. Setelah kulit pisang raja bulu dijadikan tepung lalu dianalisis zat-zat gizi yang terkandung di dalamnya. Analisis kandungan nutrisi tepung kulit pisang raja bulu dilakukan di Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat, IPB. Hasil analisis proksimat dari tepung kulit pisang menunjukkan bahwa kandungan energinya tinggi yaitu sebesar 4.288 kkal/kg dan juga serat kasar sebesar 12,08 g/100 g, sedangkan kandungan proteinnya rendah yaitu 4,08 g/100 g. Hasil analisis proksimat tepung kulit pisang raja bulu dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini. Tabel 3.2 Hasil Analisis Proksimat Tepung Kulit Pisang Raja Bulu Senyawa Jumlah Air (g/100 gr) 10,72 Protein (g/100 gr) 4,08 Lemak (g/100 gr) 12,84 Energi (Kg/kcal) 4.288 Serat Kasar (g/100 gr) 12,08 Abu (g/100 gr) 9,91 Ca (g/100 gr) 0,53 P (g/100 gr) 0,25

34 Tepung kulit pisang merupakan salah satu bahan dalam pakan buatan ayam broiler. Berdasarkan hasil analisis proksimat (Tabel 3.2), tepung kulit pisang mengandung energi dan serat kasar yang cukup tinggi. Laju pertumbuhan ayam broiler yang cepat untuk mencapai bobot badan secara singkat merupakan hal yang penting. Oleh karena itu, ayam broiler membutuhkan pakan yang mengandung energi metabolisme yang lebih tinggi dibandingkan ayam petelur (Suprijatna et al. 2005:183). 3. Pembuatan Pakan Buatan Proses pembuatan pakan buatan terlebih dahulu menyiapkan semua bahan dasar pakan. Bahan dasar pakan terdiri dari dua macam, yaitu bahan dasar tepung atau non cair, seperti dedak, jagung kuning, bungkil kelapa, bungkil kedelai, tepung ikan, top mix, tepung tulang, CaCO 3, dan tepung kulit pisang, sedangkan bahan dasar cair yang digunakan adalah minyak kelapa. Semua bahan tersebut ditimbang sesuai dengan formulasi dan kebutuhan ayam broiler. Komposisi pakan A tidak dicampur dengan tepung kulit pisang, sedangkan untuk pakan B, C, dan D ditambahkan tepung kulit pisang ke dalam komposisi pakannya. Semua bahan dasar tepung tersebut dicampur terlebih dahulu dengan cara diaduk. Pengadukan bertujuan untuk mencampur semua bahan baku menjadi satu. Pengadukan harus dilakukan sebaik mungkin sehingga partikel-partikel bahan baku dapat tersebar merata ke setiap bagian kemudian baru dicampur dengan minyak kelapa dan diaduk kembali sampai merata pada seluruh bagian. Tujuannya untuk menghindari terjadinya penggumpalan atau pelekatan. Berikut adalah rincian dari pembuatan komposisi pakan A, B, C, dan D.

35 a. Pembuatan Komposisi Pakan A (Tanpa Penambahan Tepung Kulit Pisang) Pembuatan 100 gram pakan diperlukan dedak 15 gr, jagung kuning 40 gr, bungkil kedelai dan kelapa masing-masing 10 gr, tepung ikan 15 gr, minyak kelapa 5 gr, top mix dan tepung tulang masing-masing 2 gr, dan CaCO 3 1 gr. b. Pembuatan Pakan B (Penambahan Tepung Kulit Pisang Sebesar 30%) Pembuatan 100 gram pakan diperlukan tepung kulit pisang 30 gr, dedak 10 gr, jagung kuning 20 gr, bungkil kedelai dan kelapa masing-masing 8 gr, tepung ikan 15 gr, minyak kelapa 4 gr, top mix dan tepung tulang masing-masing 2 gr, dan CaCO 3 1 gr. c. Pembuatan Pakan C (Penambahan Tepung Kulit Pisang Sebesar 50%) Pembuatan 100 gram pakan diperlukan tepung kulit pisang 50 gr, dedak dan jagung kuning masing-masing 8 gr, bungkil kedelai dan kelapa masingmasing 6 gr, tepung ikan 15 gr, minyak kelapa, top mix, dan tepung tulang masing-masing 2 gr, dan CaCO 3 1 gr. d. Pembuatan Pakan D (Penambahan Tepung Kulit Pisang Sebesar 70%) Pembuatan 100 gram pakan diperlukan tepung kulit pisang 70 gr, dedak 4 gr, jagung kuning dan bungkil kedelai masing-masing 1 gr, bungkil kelapa dan tepung ikan masing-masing 10 gr, minyak kelapa, top mix, tepung tulang, dan CaCO 3 masing-masing 1 gr. 4. Pemeliharaan DOC (Day Old Chick) Anak ayam umur satu hari (DOC) diperoleh dari penyedia bibit ayam Missouri Bandung dengan umur, ukuran, dan bobot badan yang relatif sama. Kesamaan umur penting terutama dalam upaya menjaga kesehatan anak ayam

36 (Rasyaf, 2008). Pemeliharaan anak ayam umur sehari (DOC) dilakukan selama dua minggu. Setelah DOC datang kemudian ditempatkan dalam kandang. Hal yang pertama kali dilakukan adalah menyalakan pemanas. Suhu ruangan yang diperlukan selama proses pemeliharaan DOC antara 28-30ºC. Selanjutnya, pemberian air minum yang dicampur dengan air gula untuk mengembalikan kondisi ayam yang stress dan energi yang hilang selama perjalanan. Ayam-ayam dibiarkan minum selama dua jam, apabila air gula sudah habis maka diganti dengan air biasa. Selama pemeliharaan DOC diberi pakan standar atau pabrik dan air minum yang diberikan secara ad libitum. Pemberian pakan dilakukan sebanyak dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Ransum yang digunakan adalah ransum untuk periode starter yakni dari anak ayam umur satu hari sampai tiga minggu dengan kandungan protein 21% dan energi 2900 kkal/kg (Scott et al. 1982). 5. Aklimatisasi Setelah berumur dua minggu, sebanyak 24 ekor ayam diaklimatisasi sebelum diberi perlakuan. Aklimatisasi dilaksanakan selama seminggu agar hewan dapat beradaptasi dengan pakan buatan yang diberikan. Kapasitas ayam untuk setiap kandang kecil adalah enam ekor ayam/m 2. Selama aklimatisasi ayamayam tersebut diberi pakan buatan dan pabrik sebanyak 100 gr/hari/ekor. Pemberian pakan dilakukan setiap dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari dan air minum diberikan secara ad libitum. Tempat makan dan air minum selalu dibersihkan setiap hari dan diganti airnya atau diisi ulang apabila sudah kosong, sedangkan pemanas sudah dapat

37 dimatikan terutama pada siang hari. Pemakaian pemanas dihentikan setelah ayam berumur 12 hari dan disesuaikan dengan keadaan suhu dalam kandang (Yunus et al. 2007:56). Pada akhir minggu ketiga dilakukan penimbangan berat badan sebagai berat badan awal. Aklimatisasi biasanya dilakukan untuk menghadapi faktor-faktor yang terjadi di lingkungan lebih terkontrol. Perlakuan ransum yang diberikan selama aklimatisasi adalah: R1: ransum mengandung 30% pakan buatan dan 70% pakan pabrik R2: ransum mengandung 50% pakan buatan dan 50% pakan pabrik R3: ransum mengandung 70% pakan buatan dan 30% pakan pabrik R4: ransum mengandung 100% pakan buatan 6. Tahap Perlakuan Setelah aklimatisasi, ayam broiler yang telah berumur tiga minggu diberi pakan yang berbeda. Ayam broiler dibagi menjadi empat kelompok dan masingmasing kelompok diberi pakan A, B, C, dan D. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Jumlah pakan yang diberikan mengacu pada standar Ensminger yaitu sebanyak 100 g/ekor/hari. Pemberian air minum diberikan secara ad libitum. Setiap minggu dilakukan penimbangan bobot badan ayam dengan tujuan untuk melihat pertumbuhan ayam selama diberikan perlakuan. Pada hari terakhir pengamatan ayam broiler ditimbang kembali berat badannya. 7. Pengambilan Sampel Organ Hati Setelah melewati masa perlakuan (treatment) dengan cara pemberian pakan dengan penambahan tepung kulit pisang selama empat minggu, selanjutnya

38 dilakukan tahap pengambilan organ dengan cara pemotongan hewan uji. Ayam yang telah dibedah kemudian diambil bagian-bagian organ yang akan diuji yaitu organ hati. Hal tersebut dilakukan dengan hati-hati agar organ yang akan diuji tidak rusak. Organ hati tersebut kemudian ditimbang untuk mengetahui rata-rata berat hati setiap kelompok perlakuan. 8. Pengukuran Kadar Kolesterol Hati Kadar kolesterol diukur dengan metode CHOD-PAP Enzymatic Colorimeter Test for Cholesterol with lipid Clearing Factor (LCF). Sebelumnya dilakukan proses ekstraksi terlebih dahulu dengan cara mengambil sampel hati sebanyak 2 gr untuk masing-masing kelompok perlakuan. Sampel dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang steril. Selanjutnya dilakukan proses ekstraksi yaitu dengan cara 10 ml larutan dietileter ditambahkan ke dalam tabung berisi sampel dan dibiarkan selama 48 jam (agar terjadi penguapan). Sebanyak 2 ml larutan PBS ditambahkan ke dalam tabung reaksi hasil ekstraksi dan disentrifuge pada kecepatan 1500 rpm selama 20 menit kemudian supernatan di pipet dan dimasukkan ke dalam microtube. Sebanyak 200 µl sampel hati dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya sebanyak 1 ml reagen kolesterol dimasukkan ke dalam tabung dan diaduk dengan vortex agar homogen. Sampel dan standar diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20-25ºC kemudian seluruh larutan dituang ke dalam cuvete dan dimasukkan ke dalam spectrophotometer dengan panjang gelombang 500 nm dan hasilnya dapat dilihat dalam bentuk absorbansi.

39 Sampel dan standar diukur absorbannya terhadap blanko (reagen) murni yang nantinya didapat A. Pengujian dilakukan sebanyak dua kali (duplo). Berikut ini adalah rumus pengukuran kadar kolesterol hati: C = F. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis secara statistika dengan menggunakan program SAS (Statistical Analsysis System). Uji kenormalan data dilakukan Uji Kolmogorov-Smirnov, sedangkan uji homogenitas data dilakukan Uji Leven s. Selanjutnya data diolah dengan analisis ragam (ANOVA). Apabila antara perlakuan terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05), maka analisis data dilanjutkan dengan menggunakan uji lanjutan yaitu Uji Duncan. Uji tersebut dilakukan untuk mengetahui kelompok mana saja yang berbeda secara signifikan.

40 G. Diagram Alur Penelitian Adapun alur penelitian yang dilakukan yaitu : Pembuatan proposal Tahap persiapan Persiapan kandang Pembuatan tepung kulit pisang raja bulu dan pakan buatan Pemeliharaan DOC (Day Old Chick) Aklimatisasi Pemberian komposisi pakan yang berbeda Pengambilan dan penimbangan sampel organ hati Analisis kadar kolesterol Analisis data Kesimpulan Gambar 3.1 Alur Penelitian