BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan adalah jenjang pendidikan menengah yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.

2015 PENGUASAAN PENGETAHUAN PEMBUATAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK SMKN 14 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan salah satu harapan bagi suatu bangsa agar

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wujud kebudayaan manusia, dimana

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan menurut Muhibin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokratis. Oleh karena itu, kurikulum adalah alat yang sangat tepat

2015 MANFAAT PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PENUMBUHAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA SMAN 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: NOERMANITA EKASARI

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan dunia pendidikan tidak terlepas dari perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar B el akang Pen eli tian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu secara langsung ataupun tidak langsung dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan kejuruan merupakan

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pelatihan. Menurut Nursid dalam Edward (2013), pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu melahirkan calon-calon penerus masa depan bangsa yang kompeten,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. Pemerataan pendidikan merupakan salah satu sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan diimplementasikan melalui jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah salah satu negara berkembang. Hal ini berarti juga bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faris Fauzi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tersebut maka dilakukan dengan melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tata boga merupakan pengetahuan di bidang boga (seni mengolah masakan) yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan Indonesia saat ini belum optimal karena banyak faktor

I. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

2015 PENERAPAN BUKU AJAR PADA MATA PELAJARAN DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK KELAS X TPHP SMKN 2 INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjun dalam dunia kerja. Menciptakan itu semua diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang menghasilkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam penyelenggaraan pendidikan, sarana dan prasarana yang memadai

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia dipandang sebagai faktor kunci dalam era

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat membangun SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi setiap individu. Melalui

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan adalah jenjang pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional. Peningkatan kualitas siswa SMK perlu dilakukan agar lulusan SMK bisa terserap di berbagai lapangan pekerjaan sebagai usaha untuk mengurangi angka pengangguran(http://edukasi.kompas.com[2009/05/22]). Salah satu langkah pemerintah dalam peningkatan kualitas siswa SMKadalah dengan melakukan penambahan jumlah SMK. Sejak 2004 yang lalu pemerintah menambah jumlah SMK dengan rasio perbandingan antara SMK dengan SMA adalah 30:70(http://edukasi.kompas.com[2009/05/22]). Kemudian pada tahun 2009 lalu, terjadi peningkatan rasio SMK dari SMA yang telah mencapai 50:50(http://edukasi.kompas.com[2009/06/22]). Berdasarkan data tersebut, terlihat peningkatan rasio yang menunjukkan meningkatnya minat masyarakat terhadap SMK. Pada tahun 2014 rasio tersebut diharapkan meningkat menjadi 67:33(http://edukasi.kompas.com[2009/06/22]). 1

2 Di tengah meningkatnya minat masyarakat terhadap SMK, sampai saat ini masih terdapat persepsiyang salah mengenai SMK seperti anggapan bahwa mutu SMA dianggap lebih baik dibandingkan SMK, SMK mencetak lulusannya sebagai tenaga kerja sekelas tukang, sampai pada persepsi bahwa SMK terdiri dari kumpulan anak nakal. Kesalahan persepsi tersebut menyebabkan terbentuknya citra kurang baik terhadap SMK.Sesuai dengan penyataan Rakhmat (Soemirat dan Elvinaro, 2010:114) bahwa citra adalah dunia menurut persepsi. Program Keahlian Teknik Bangunan sebagai salah satu program keahlian SMK di bidang teknologi dan rekayasa merupakan salah satu program keahlian yang citranya dipersepsi kurang baik. Persepsi yang tidak tepat mengenai Program Keahlian Teknik Bangunan salah satunya yaituadalah adanya anggapan masyarakat mengenai Program Keahlian Teknik Bangunan sebagai pencetak tenaga kerja sekelas tukang bangunan, hal ini menjadi penyebab terjadinya penuruna minat untuk memasukiprogram Keahlian Teknik Bangunan. Jika dibandingkan dengan program keahlian lain yang citranya dianggap lebih baik seperti teknik mesin/otomotif atau teknik elektro, jumlahnya peminat Program Keahlian Teknik Bangunan (TGB dan TKK)lebih sedikit, seperti yang terjadi di SMKN 6 Bandung. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar di SMKN 6 Bandung TAHUN TGB TKK TAV TPTL TPM TMO 2006/2007 60 6 143 116 226 672 2007/2008 115 34 168 191 305 675 2008/2009 60 48 151 178 326 719 2009/2010 80 61 168 163 199 381 Sumber: Bagian Kurikulum SMKN 6 Bandung (diolah)

3 Dalam tabulasi jumlah pendaftar di SMKN 6 Bandung di atas, Program Keahlian Teknik Bangunan yang terdiri dari Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan (TGB) dan Teknik Konstruksi Kayu (TKK) memiliki jumlah pendaftar paling sedikit setiap tahunnya jika dibandingkan dengan program keahlian lainnya terutama untuk Kompetensi Keahlian Teknik Konstruksi Kayu. Persepsi di atas dikatakan kurang tepat karena tidak sesuai dengan Undang- Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003, penjelasan pasal 15 dan Permendiknas nomor 22 tahun 2006, yang secara umum menjelaskan bahwa Pendidikan Kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Selain itu dalam PeraturanMenteri Pendidikan Nasional nomor 28 tahun 2009 tentangstandar Kompetensi KejuruanSekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), juga dijelaskan mengenai kompetensi yang harus dimiliki siswa Program Keahlian Teknik Bangunan yang tidak bertujuan untuk menjadikan lulusannya sebagai tukang bangunan, melainkan untuk menjadi tenaga profesional di bidang teknik bangunan. Persepsi yang kurang tepat tersebut menjadi sangat berpengaruh terhadap pembentukkan citra kurang baik Program Keahlian Teknik Bangunan. Rakhmat (Soemirat dan Elvinaro, 2010:114) menyatakan bahwa citra adalah dunia menurut persepsi. Persepsi yang kurang tepat muncul akibatmasyarakat menerima informasi yang tidak lengkap atau salah tentang Program Keahlian

4 Teknik Bangunan. Namun apabila informasi mengenai program tersebut diketahui secara lengkap, sehingga persepsi yang muncul lebih baik.rakhmat dalam Sobur (2009:446) menyatakan bahwa Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi.... Dengan persepsi yang baik maka citra mengenai Program Keahlian Teknik Bangunantersebut akan menjadi baik pula. Persepsi tentang citra Program Keahlian Teknik Bangunantidak hanya diperoleh dari masyarakat, tetapi dapat juga berasal dari siswa Program Keahlian Teknik Bangunan. Siswa Program Keahlian Teknik Bangunan sebagai subjek yang secara langsung mengalami proses pembelajaran dan kegiatan lainnya di Program Keahlian Teknik Bangunan tentu menerima informasi yang lebih lengkap dibandingkan dengan masyarakat umum yang tidak secara langsung berhubungan dengan Program Keahlian Teknik Bangunan. Persepsi siswa mengenai citra Program Keahlian Teknik Bangunan menjadi lebih representatif dibandingkan dengan persepsi masyarakat pada umumnya. Proses belajar siswa dipengaruhi berbagai macam faktor salah satunya adalah motivasi.keberadaan motivasi belajar sangat penting dalam kegiatan belajar siswa karena motivasi memberikan energi pada siswa untuk menjalani kegiatan belajar. Namun seringkali siswa memiliki tingkatmotivasi belajar yang berbeda-beda, mulai dari yang bermotivasi belajar tinggi sampai yang rendah. Begitu pula yang terjadi pada siswa Program Keahlian Teknik Bangunan. Padahal untuk menunjang berlangsung kegiatan belajar yang baik sudah semestinya siswa memiliki motivasi belajar tinggi.

5 Perbedaan motivasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah persepsi. Persepsi siswa tentang citra Program Keahlian Teknik Bangunandidapatkan melalui penilaian mereka terhadap dimensi-dimensi citra,yaitu dynamic, cooperative, business, character, succesfull, dan withdrawn(fill dalam Amalia. 2008 [internet]). Keenam dimensi inilah yang menjadi tolok ukur citra.apabila persepsi siswa yang muncul melalui interpretasi terhadapdimensi-dimensi tersebut baik, maka citra yang terbentuk akan baik. Namun, apabila persepsi yang muncul kurang baik, maka citra yang terbentuk akan menjadi kurang baik. Persepsi siswa tentang citra Program Pendidikan Teknik Bangunan dapat menjadi insentif (positif atau negatif) yang mempengaruhi munculnya keinginan untuk belajar. Persepsi tentang citra Program Pendidikan Teknik Bangunan yang menjadi insentif positif dapat meningkatkan keinginan belajar sehingga termotivasi melakukan tindakan, yaitu melakukan kegiatan belajar dengan baik sementara apabila melalui persepsinya siswa memperoleh insentif negatif, maka motivasi siswa dapat menurun. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, muncul masalah-masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Persepsi yang kurang tepat tentang citra Program Keahlian Teknik Bangunan terbentuk di masyarakat secara umum namun belum tentu sama dengan persepsi citra yang terbentuk oleh siswa Program Keahlian Teknik Bangunan tersebut.

6 2. Siswa Program Keahlian Teknik BangunanSMKN 6 Bandung memiliki tingkat motivasi belajar yang berbeda-beda dari yang tinggi hingga rendah. C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Peneliti membatasi lingkup permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut: a. Persepsi dalam penelitian ini adalah persepsi siswa tentang citra Program Keahlian Teknik Bangunan.Citra Program Keahlian Teknik Bangunandiungkap melalui aspek dynamic, cooperative, business, dan character. b. Motivasi belajar dalam penelitian inidiungkap melalui lima aspek, yaitu: Tekun menghadapi tugas Ulet menghadapi kesulitan Menunjukkan minat terhadap berbagai masalah Lebih senang bekerja mandiri Cepat bosan pada tugas-tugas rutin c. Objek dalam penelitian ini dibatasi pada siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Bangunan SMKN 6 Bandung. 2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan diteliti berdasarkan latar belakang penelitian adalah sebagai berikut : a. Bagaimana persepsi siswa tentang citraprogram Keahlian Teknik Bangunan di SMKN 6 Bandung?

7 b. Bagaimana motivasi belajar siswa Program Keahlian Teknik Bangunan di SMKN 6 Bandung? c. Berapa besar pengaruh persepsi siswa tentang citraprogram Keahlian Teknik Bangunan terhadap motivasi belajar siswa Program Keahlian Teknik Bangunan di SMKN 6 Bandung? D. Penjelasan Istilah dalam Judul Untuk menghindari salah pengertian dalam menafsirkan istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan istilahistilahtersebut: 1. Persepsi tentang CitraProgram Keahlian Teknik Bangunan Dalam Kamus Bahasa Indonesia (Sugono et al, 2008:1167) persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu;cerapan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, citra adalah gambaranyang dimiliki banyak orang mengenai suatu lembaga/organisasi/perusahaan. Jefkins dalam Soemirat dan Elvinaro (2010:114) menyatakan bahwa citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil pengetahuan dan pengalaman. Berdasarkan definisi di atas, Persepsi tentang Citra Program Keahlian Teknik Bangunan adalah tanggapan siswa tentang gambaran atau kesan terhadap Program Keahlian Teknik Bangunan di SMKN 6 Bandung.Program Keahlian Teknik Bangunan yang terdapat di SMKN 6 Bandung terdiri dari dua Kompetensi

8 Keahlian, yaitu Teknik Gambar Bangunan (TGB) dan Teknik Konstruksi Kayu (TKK). 2. Motivasi Belajar Siswa Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. (Soemirat dan Ardianto, 2010:115) Berdasarkan definisi di atas, motivasi belajar siswa diartikan sebagaidorongans dalam diri siswa Program Keahlian Teknik Bangunanyang menimbulkan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan tertentu. 3. Persepsi Siswa tentang CitraProgram Keahlian Teknik Bangunan terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMKN 6 Bandung. Berdasarkan penjelasan di atas, judul penelitian ini diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan dari tanggapan siswa tentang citraprogram Keahlian Teknik Bangunan terhadap dorongan untuk melakukan kegiatan belajar pada diri siswa dalam rangka mencapai tujuan tertentu. E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui gambaran persepsi siswa tentang citraprogram Keahlian Teknik Bangunan; 2. Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa Program Keahlian Teknik Bangunan;

9 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi siswa tentang citraprogram Keahlian Teknik Bangunan terhadap motivasi belajar siswa Program Keahlian Teknik Bangunan. F. Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu : 1. Bagi peneliti: menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian pendidikan kejuruan. 2. Bagi sekolah: sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan dalam rangka meningkatkan citraprogram Keahlian Teknik Bangunan. 3. Bagi guru:untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa sehingga guru dapat mengambil langkah yang tepat dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa.