BAB III KAJIAN LAPANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR

BAB III POTENSI BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL (B2P2TOOT) SEBAGAI DESTINASI WISATA EDUKASI

Evaluasi Kegiatan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 27/Menhut-II/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN DIPTEROKARPA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 26 /Menhut-II/2011 TENTANG

DIPLOMA III USAHA PERJALANAN WISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR P.18/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2014 TAHUN 2013 TENTANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

BAB II GAMBARAN UMUM BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGA TANAMANOBAT DAN OBAT TRADISIONA (B2P2TOOT)

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

WALIKOTA TASIKMALAYA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 1

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 58 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

DINAS PERKEBUNAN. Tugas Pokok dan Fungsi. Sekretaris. Sekretaris mempunyai tugas :

2016, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pe

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 92 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.41/MENHUT-II/2006 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MATARAM

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 07/MEN/2009 TENTANG

Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman

BABI PENDAHULUAN. SUdah berabad-abad lamanya kebun 'raya di dunia secara umum menjadi

b. pelaksanaan pelayanan dalam bidang perbenihan meliputi penyediaan, pengujian, pengawasan dan pengendalian benih/bibit bermutu, sertifikasi dan pela

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

Tata Kerja Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Cirebon (Berdasarkan pada Peraturan Walikota No. 37 Tahun 2008)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 32 /Menhut-II/2011 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah 2013 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN GUBERNUR BENGKULU

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

KEADAAN UMUM Sejarah

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2011 TENTANG

BAB III GEOGRAFI DAN PEMERINTAHAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH

VISI, MISI & SASARAN STRATEGIS

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.10/Menhut-II/2007 TENTANG PERBENIHAN TANAMAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.35/MEN/2011 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN SITUBONDO

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013

PENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya)

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.M Tahun 2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG

-1- BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 65 TAHUN 2016

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

2011, No Memperhatikan : 4. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Beri

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

P E R A T U R A N D A E R A H

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 60 TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 03/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN NASIONAL MENTERI KEHUTANAN,

2017, No Negara dan Reformasi Birokrasi dalam surat Nomor 116/M.KT.01/2017, tanggal 7 Maret 2017; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR PETANI SEBAGAI INDIKATOR KESEJAHTERAAN PETANI PADI DI KABUPATEN SRAGEN

RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018

BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN (BPTPTH)

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN PERIKANAN LAUT

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN

STRUKTUR ORGANISASI BPTPTH

III. KEADAAN UMUM LOKASI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

2011, No Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Berita Negara Republ

27/05/2015. Bogor, 26 Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

ANALISIS TINGKAT KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III PROFIL INSTITUSI MITRA A. GAMBARAN UMUM KONDISI WILAYAH KABUPATEN KARANGANYAR.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

Transkripsi:

BAB III KAJIAN LAPANGAN A. TINJAUAN UMUM Site plan yang dipilih untuk penempatan Pusat Konservasi Biodiversitas Flora Fauna tersebut adalah daerah dataran tinggi yakni daerah Gondosuli Tawangmangu. Gondosuli adalah salah satu dukuh di kecamatan Tawangmangu yang terletak di dataran tinggi kota Karangannyar. Pemilihan site plan tersebut dipertimbangkan dari obyek konservasi yang merupakan flora fauna biodiversitas dari dataran tinggu Gunung Lawu. Konservasi ex situ yang merupakan upaya pengawetan jenis diluar kawasan yang dilakukan dengan menjaga dan mengembangbiakan jenis tumbuhan dan satwa liar. Gambar 3.1 Peta Karnganyar Solo Jawa Tengah Sumber: Google Image PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU 127

1. Keadaan Geografis Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan kabupaten Sragen disebelah utara, Propinsi Jawa Timur disebelah timur, Kabupaten Wonogiri dan Sukoharjo disebelah selatan dan Kota Surakarta serta Kabupaten Boyolali disebelah barat. Bila dilihat dari garis bujur dan garis lintang, maka Kabupaten Karanganyar terletak antara 1100 40 1100 70 Bujur Timur dan 70 28 70 46 Lintang Selatan. Ketinggian rata rata 511 meter di atas permukaan laut serta beriklim tropis dengan temperature 220 310. 2. Curah Hujan Berdasarkan data dari 6 stasiun pengukur yang ada di Kabupaten Karanganyar, banyaknya hari hujan selama tahun lalu adalah 115,6 hari dengan rata rata curah hujan 7.231,4 mm, dimana curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februaru dan April. Sedangkan yang terendah pada Bulan Agustus dan September. 3. Ketinggian Wilayah Rata rata ketinggian wilayah di Kabupaten Karanganyar berada di atas permukaan laut yakni sebesar 511m. adapun wilayah terendah di Kabupaten Karanganyar berada di kecamatan Jaten yang hanya 90 m dan wilayah tertinggi berada di Kecamatan Tawangmangu yang mencapai 2000 m diatas permukaan laut 4. Luas Wilayah Luas wilayah Kabupaten karanganyar adalah 77.378,64 Ha, yang terdiri dari luas tanah sawah 22.340,45 Ha dan luas tanah kering 55.038,19 Ha. Tanah sawah terdiri dari irigasi teknis 19.212,51 Ha, non teknis 1.895,60 Ha, dan tidak berpengairan 1.232,34 Ha.. B. TINJAUAN KHUSUS 1. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU 128

a. Sejarah Bangunan Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan tersebut merupakan bangunan peninggalan Jepang. Bangunan tersebut dibangun oleh jepang pada tahun 1950- an. Bangunan tersebut dahulu merupakan bangunan yang digunakan Jepang untuk kepentingan bercocok tanam, dan pengembangan tanaman hutan. Hingga saat ini bangunan tersebut dijadikan Balai Besar yang melaksanakan penelitian di bidang bioteknologi dan pemuliaan tanaman hutan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Badan Litbang Kehutanan. Pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan penelitian tetap dilanjutkan berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan dalam Renstra tahun 2003-2009, sedangkan untuk kegiatan non penelitian melakukan kegiatan yang menyangkut kinerja BBPBPTH terdiri dari penyelenggaraan program anggaran, kerjasama penelitian, pelayanan teknis kepada pengguna dan pemangku kepentingan, serta kegiatan evaluasi dan pelaporan. Gamabr 3.2 Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU 129

Gamabr 3.3 Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan b. Material Bangunan Material yang digunakan bangunan tersebut adalah material material yang tahan akan gempa. Selain material yang mendukung system konstruksi dan struktur bangunannya pun di buat agar tahan terhadap bencana gempa bumi. Gambar 3.4 Lorong Laboratorium BBPBPTN Plesteran dan finishing cat tembok yang digunakan lebih tebal dari bangunan biasa. PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU 130

Gambar 3.5 Dinding Laboratorium BBPBPTN c. Fasilitas Fasilitas yang disediakan oleh Balai Penelitian tersebut antara lain: Laboratorium Terdapat 5 laboratorium dalam bangunan tersebut antara lain: 1. Laboratorium Sifat Fisika dan kimia Kayu 2. Laboratorium Kultur Jaringan 3. Laboratorium Benih 4. Laboratorium Hama dan Penyakit 5. Laboratorium Genetika Molekuler Gambar 3.6 Laboratorium Pemuliaan BBPBPTN PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU 131

Gambar 3.7 Ruang Steril Pemuliaan Tanaman Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 3.8 Ruang Pertumbuhan Kultur Jaringan Sumber : Dokumen Pribadi Hutan Penelitian Hutan penelitian tersedia untuk penempatan tanaman yang sudah siap untuk dibudidayakan selain dibudidayakan hutan tersebut digunakan untuk penempatan tanaman yang nantinya di pasarkan ke masyaarakat luar Gambar 3.9 Kebun BBPBPTN PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU 132

Perpustakaan Perpustakaan dalam Balai tersebut dibuka untuk umum, banyak menyediakan buku buku yang menyangkut tentang tanaman dan konservasi. Gambar 3.10 Perpustakaan BBPBPTN d. Utilitas Penempatan utilitas pada bangunan tersebut masih belum tertata, terlihat dari segi elektrikal tang terdapat pada beberapa sudut bangunan. Gambar 3.11 Lorong Laboratorium BBPBPTN e. Berdasarkan Peraturan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P. 18/Menlhk/Setjen/OTL.O/I/2016 tentang PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU 133

Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan BBPPBPTH secara de-jure berkedudukan Yogyakarta. Sesuai Permenhut diatas BBPBPTH dipimpin oleh seorang Kepala Balai Besar (Eselon II B) dan dibantu oleh 1 (satu) Bagian Tata Usaha (Eselon III B), 2 (dua) orang Kepala Bidang (Eselon III B) yaitu Kepala Bidang Program dan Evaluasi (PE) serta Kepala Bidang Data, Informasi dan Kerjasama (DIK). f. Kepala Bidang Program dan Evaluasi mempunyai tugas: melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja, anggaran penelitian serta penyusunan evaluasi dan pelaporan. Dalam melaksanakan tugas dimaksud Kepala Bidang Program dan Evaluasi dibantu oleh 2 (dua) orang Kepala Seksi (Eselon IV A) yaitu Kepala Seksi Program dan Anggaran serta Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan. g. Kepala Bidang Data, Informasi dan Kerjasama mempunyai tugas melaksanakan pelayanan data, informasi dan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), pelayanan penelitian bioteknologi dan pemuliaan tanaman hutan, pengelolaan sarana prasarana penelitian, pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus dan kerjasama penelitian di bidang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan h. Dalam melaksanakan tugas dimaksud Kepala Bidang Data, Informasi dan Kerjasama dibantu oleh 2 (dua) orang Kepala Seksi (Eselon IV A) yaitu Kepala Seksi Data, Informasi dan Diseminasi dan Kepala Seksi Kerjasama, KHDTK dan Pengembangan. i. Disamping, itu untuk melakukan tugas urusan tata usaha dan rumah tangga, Kepala Balai Besar dibantu oleh 1 (satu) orang Kepala Bagian Umum (Eselon III B). Dalam melaksanakan tugas dimaksud Kepala Bagian Umum dibantu oleh 2 (dua) Sub Bagian yaitu Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian dan Sub Bagian Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN). PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU 134

Skema 3.1 Struktur Organisasi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Sumber: http://www.biotifor.or.id/content-106-struktur-organisasi.html (Diakses pada 23 Juni 2015 pukul 02:41 WIB) j. Kelompok Jabatan Fungsional Peneliti, Teknisi, Pustakawan dan Pranata Komputer mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk memudahkan Balai Besar PBPTH, seluruh jabatan fungsional ke-litbang-an pada tahun 2007 dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) Kelompok Penelitian (Kelti) yaitu Kelti Pemuliaan Tanaman Hutan, Kelti Konservasi Sumber Daya Genetik Tanaman Hutan dan Kelti Bioteknologi Hutan. PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU 135

2. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) a. Sejarah B2P2TOOT merupakan satu satunya balai besar penelitian di Indonesia yang mampu mengembangkan potensi tanaman obat sebagai dasar untuk pembuatan obat tradisiona. Balai ini berdiri dibawah naungan pemerintah yakni dari kementrian kesehatan. Karena bahan utama penelitian dan pengembangan dari B2P2TOOT merupakan tanaman obat, sehingga dibutuhkan Instalasi Benih dan Pembibitan. Kegiatan Instalasi Benih dan Pembibitan meliputi pengumpulan pengolahan dan penyedian stok benih tanaman obat. Karena tanaman obat menjadi dasar dari penelitian dan pengembangan balai tesebut, kegiatan yang meliputi balai penelitian ini menjadi sangat banyak dan kompleks, dari beberapa kegiatan yang terdapat dalam balai tersebut berikut diantaranya adaptasi, pelestarian, konservasi, pengembangan dll. Dari beberapa kegiatan tersebut balai penelitian ini memiliki banyak fasilitas untuk mendukung keberjalanan kegiatan tersebut fasilitas fasilitas tersebut tersiri dari fasilitas bangunan, alat (mesin), dan perkebunan atau lahan yang luas. b. Fasilitas B2P2TOOT Balai Penelitian ini memiliki beberaa fasilitas berupa bangunan untuk melancarkan kegiatan penelitian beberapa diantaranya adalah bangunan Kantor, gedung proses produksi, laboratorium, perpustakaan, museum, gedung pertemuan dan klinik. PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU 136

Gambar 3.12 Laboraoteium Kultur Jaringan Gambar 3.13 Ruang Steril Pertumbuhan Bibit Gambar 3.14 Lab Proteksi Hama dan Penyakit Tanaman PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU 137

Gambar 3.15 Laboratorium Formulasi Gambar 3.16 Lahan Penanaman Tanaman Obat Gambar 3.17 Rumah Kaca (Green House) PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU 138

Gambar 3.18 Rumah Kaca (Green House) c. Struktur Organisasi Balai Penelitian Tanaman Obat ini berdiri di bawah naungan pemerintah, sehingga struktur organisasi bali tersebut diatur dalam undang undang Kementrian kesehatan yakni: Permenkes Nomor 491/Menkes/Per/VII/2006, Organisasi dan Tata Kerja B2P2TOOT Tawangmangu Keterangan : 1. Bagian Tata Usaha. Melaksanakan urusan bagian perlengkapan umum serta pengelolaan keuangan. 2. Bidang Program Kerjasama dan Informasi Melaksanakan penyusunan perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi program dan anggaran, kerjasama dan kemitraan, penyediaan dan desiminasi informasi serta evaluasi dan pelaporan 3. Bidang Pelayanan Penelitian Melaksanakan koordinasi pelaksanaan dan evaluasi pelayanan penelitian 4. Instalasi, merupaka fasilitas penunjang penyelenggaraan litbang dibidang TO dan OT PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU 139

5. Kelompok Fungsional Peneliti Melakukan kegiatan sesuai jabatan fungsional peneliti berdasar peraturan perundang undangan yang berlaku. d. Fasilitas dan Sarana 1. Gedung laboratorium terpadu 3 lantai 2. Gedung kantor untuk manajemen litbang 3 lantai 3. Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus yang telah ditetapkan sebagai Klinik Tipe A 4. Gedung pertemuan berdaya tampung 400 orang 5. Perpustakaan dengan 1.238 koleksi pustaka berupa jurnal ilmiah, majalah ilmiah dan buku buku terbitan dalam dan luar negeri. 6. Laboratorium pasca panen. 7. Rumah kaca 2 unit untuk adaptasi dan pelestarian. 8. Kebun penelitian, Etalase Tanaman Obat dan Kebun Produksi: 1) Kebun Karangpandan seluas 1,8 Ha pada ketinggian 600m dpl 2) Kebun Kalisoro dengan luas sekitar 2 Ha pada ketinggian 1200 m dpl 9. Sinema Fitomedika, untuk visualisasi penyebarluasan informasi 10. Museum Mini Obat Tradisional Herbarium kering dan basah PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU 140

Skema 3.2 Struktur Organisasi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Sumber: https://ydrika69.files.wordpress.com/2015/10/pkl-2.pdf (Diakses pada 24 Juni 2015 pukul 03:01 WIB) 3. Museum Biologi UGM Yogyakarta a. Sejarah Museum Museum ini terletak di Jl. Sultan Agyng 22 Yogyakarta, Museum ini diresmikan pada tanggal 20 September 1969 pada peringatan Dies Natalis Fakultas Biologi UGM, Museum ini terdiri dari beberapa jenis benda koleksi yakni diantaranya adalah Hewan Mamamal, Zoologicum dan Herbarium. Museum ini memiliki specimen hewan dan tumbuhan dalam bentuk awetan kering, awetan basah, serta fossil yang berasal PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU 141

dari Indonesia dan beberapa dari luar negri. Koleksi di museum ini digunakan sebagai sarana studi dosen, dan mahasiswa, pelajar, dan umum. (Fakultas Biologi UGM, 2012) b. Benda koleksi Gambar 3.19 Tumbuhan Awetan Basah Gambar 3.20 Tumbuhan Awetan Kering PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU 142

Gambar 3.21 Awetan Hewan Reptil Gambar 3.22 Babi Hutan Gambar3.23 Macan Jawa PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU 143

4. LIPI UGM a. Bangunan LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementrian Republik Indonesia yang dikoordinasikan oleh Kementerian Negara Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. b. Kegiatan LIPI 1. Menumbuhkembangkan budaya iptek serta meningkatkan kemampuan berbasis kompetensi di lingkungan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta. Turut berpartisipasi aktif dalam usaha menciptakan masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based society). 2. Melaksanakan pengembangan iptek dan implementasi hasil hasil penelitian hasil proses pangan, pakan, teknologi kimia dan lingkungan dengan penekanan pada usaha peningkatan nlai tambah bahan dan produk local, melaksanakan layanan jasa iptek utntuk menjawab permintaan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. 3. Menjalin kerjasama dengan para stake holders untuk mengembangkan produk produk unggul dengan daya komparatif dan kompetitif dari bahan local. 4. Mengimplementasikan iptek melalui mekanisme inkubasi Usaha skala Kecil dan Menengah (UKM). 5. Melaksanakan usaha penguatan institusi melalui pengembangan sumber daya yang terencana dengan memperhatikan pengembangan paradigma, kondisi serta daya dukung lingkungan. PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU 144

c. Fasilitas Gambar 3.24 Area Formulasi Gambar 3.25 Laboratorium Penanganan Virus dan Penyakit Gambar 3.26 Ruang Karantina Hewan Model PUSAT KONSERVASI FLORA FAUNA LAWU 145