BAB I PENDAHULUAN. hanya sebuah inovasi yang mendapatkan influence (pengaruh) dari budaya atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. akan memunculkan sebuah budaya dan musik baru. Walaupun biasanya terkadang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. Awal kesenian musik tradisi Melayu berakar dari Qasidah yang berasal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik termasuk seni

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. keragaman aktivitas musik pada kelompok agama dan etnis di dunia. Musik tidak

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sabang, Langsa, Lhokseumawe dan Subulussalam. generasi ke generasi berikutnya, yang kemudian menjadi sebuah identitas dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membedakan suku-suku yang ada di Sumatera Utara. Yaitu ende dan ende-ende atau endeng-endeng. Ende adalah nyanyian

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Musik dapat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nila yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. dulu mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa

WARISAN BUDAYA TAK BENDA KAB. MERANGIN, JAMBI TARI SAYAK & TARI PISANG

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau terdiri dari etnik - etnik yang memiliki kesenian

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil penelitian mengenai perubahan fungsi seni beluk pada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. serta menjadi milik masyarakat itu sendiri yang dikenal dan dikagumi oleh

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa yang berda di bawah naungan Wakil Rektor III, dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berstruktur dan berprogram, di mulai dari pendidikan dasar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara dengan penduduk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. terbesar terjadi karena pecahan terhadap tahap pertama disebut unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah Karo adalah salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Peringatan Maulid Nabi Muhammad, merupakan peristiwa bersejarah bagi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Sunda, kata Sisingaan berasal dari kata si-singa-an. Kata

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Batak Pak-Pak - Dairi, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Angkol dan

BAB I PENDAHULUAN. yang kini merupakan Provinsi Aceh. Mereka biasa menyebut dirinya Ureueng

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. Aliran musik Emo merupakan sub aliran dan musil punk rock yang

BAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. ketertarikan bagi pelaku seni maupun orang yang menikmatinya.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai seperangkat norma, nilai, kepercayaan, adat-istiadat, aturan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membawakan berbagai aliran musik, otomatis memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lahir, hidup dan berinteraksi secara sosial-bekerja, berkarya,

BAB I PENDAHULUAN. (blackberry massanger), telepon, maupun jejaring sosial lainnya. Semua itu

BAB I PENDAHULUAN. aliran musik menggunakan gitar sebagai pengiring maupun pembawa melody. Secara garis

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ARIF RAMDAN, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya dapat dikaitkan sebagai hasil dari perkembangan manusia yang berhubungan dengan budi dan akal manusia yang dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Unsur-unsur yang membentuk budaya adalah sistem agama, politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan, dan karya seni dan lain-lain. Dalam kehidupan manusia, karya seni yang didalamnya mencakup bidang musik memiliki fungsi yang sangat penting diantaranya untuk hiburan, untuk upacara-upacara hari besar, untuk upacara kematian, untuk upacara pernikahan, dan upacara mengkhitan anak. Proses berjalannya waktu juga membuat semakin berkembang pula peran musik seperti dalam kegiatan sosial, religius, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Berkembangnya pemikiran manusia dan kebiasaan manusia juga akan memunculkan sebuah budaya dan musik baru. Walaupun terkadang budaya atau musik baru yang muncul memiliki kesamaan dengan budaya sebelumnya atau budaya dan musik yang lainya. Hal ini terjadi karena budaya dan musik biasanya hanya sebuah inovasi yang mendapatkan influence (pengaruh) dari budaya atau musik lain contohnya, tradisi mengarak anak berkhitan di Desa Sukadamai Barat ini adalah perkembangan dari tradisi yang ada pada tahun 1960-an dan dikembangkan menjadi lebih modern dengan memakai intrumen tambahan seperti belira yang pada 60-an instrument belira tidak dipakai. 1

2 Budaya dan musik yang berkembang juga berkaitan dengan budaya yang ada di Desa Sukadamai Barat, Kecamatan Pulo Bandring, Kabupaten Asahan. Desa yang mayoritas suku Jawa ini memiliki budaya atau tradisi dalam merayakan atau membuat pesta khitanan anak, yaitu mengarak anak yang berkhitan keliling kampung. Walaupun dalam merayakan anak dengan mengarak yang berkhitan sudah biasa, namun ada yang berbeda dalam ritualnya, yaitu diarak dengan menggunakan tandu (usungan untuk mengarak) yang dibuat menyerupai hewan Unta dan anak yang berkhitan berada diatas replika Unta sambil melempar permen kepada anak-anak yang mengikuti arak-arakan dengan diringi oleh musik. Tradisi mengarak anak ini sudah ada sejak tahun 1960-an, Namun sangat disayangkan pada tahun 1980-an tradisi mengarak ini menghilang dan tidak ada lagi. Hal ini terjadi karena tidak ada generasi yang meneruskan pada saat itu disebabkan oleh kurangnya minat pada para generasi penerus dan kurangnya motivasi orang tua untuk melanjutkan tradisi. Salah satu kelompok yang masih melestarikan dan mengembangkan tradisi ini adalah Grup Rebana Sidokeno adalah grup yang mengembangkan kembali tradisi mengarak anak berkhitan yang telah lama hilang. Tahun 2004 Grup Rebana Sidokeno sudah memperkenalkan kembali tradisi mengarak anak berkhitan pada salah satu perayaan pesta anak berkhitan di Desa Sukadamai Barat Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan. Meskipun dengan gaya baru yaitu dengan memodifikasi Unta-unta-an yang dipakai untuk mengarak dan juga menambahkan badut yang menyerupai ibu-ibu hamil. Selain itu musik pengiring yang berubah

3 yang awalnya musik pengiring memakai instrumen bedug, gendang rebana, dan vocal, sekarang vokal digantikan dengan belira. Lagu yang dimainkan untuk mengiringi diambil dari lagu daerah dan Al- Quran yang berbentuk puji-pujian dan juga selawat atas nabi. Beberapa lagu yang biasa dimainkan diantaranya berjudul Assalamu alaikum, lir-ilir, dan Barzanji. Menjadi hal yang menarik untuk dapat didokumentasi dan diselidiki bagaimana grup Rebana Sidokeno meracik lagu pengiring sehingga menjadi lagu pengiring dan bentuk penyajian untuk mengarak anak berkhitan di Desa Sukadamai Barat Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan. Musik untuk mengiringi arak-arakan ini sama halnya dengan musik lainya yang memiliki bentuk berupa nada, irama, melodi, struktur/bentuk lagu, dan lain sebagainya. Musik untuk mengiringi arak-arakan dimainkan pada saat mengiringi anak yang berkhitan keliling kampung untuk memeriahkan suasana dan memberi kesan bahwa anak yang berkhitan bagaikan raja satu hari. Dalam proses mengarak, sebelum anak yang berkhitan di arak keliling kampung, anak yang berkhitan di make-up (tata rias wajah) dan dipakaikan pakaian seperti raja atau bangsawan mesir, setelah proses make-up selesai anak yang berkhitan menaiki tandu yang berbentuk hewan unta lalu pemain musik pengiring memainkan perannya untuk mengiringi arak-arakan. Musik dimainkan sepanjang perjalanan arak-arakan. Disepanjang perjalanan arak-arakan, anak yang berkhitan membagi permen atau uang kepada anak atau peserta arak-arakan. Hal ini disimbolkan sebagai syukuran dan membagi rezeki kepada sesama.

4 Proses mengarak anak berkhitan juga memiliki makna yang terdapat didalamnya. Makna-makna yang disimbolkan dalam mengarak anak berkhitan dapat dilihat dari proses mengarak anak berkhitan dan dapat dijadikan referensi yang bermanfaat bila makna tersebut dapat dimengerti melalui penelitian ini. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, menurut pengamatan penulis, bahwa hal ini sangat menarik minat penulis untuk dapat meneliti lebih lanjut Bentuk Penyajian dan Bentuk Musik Dalam Mengarak Anak Berkhitan Pada Masyarakat Jawa Di Desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan. B. Identifikasi Masalah Beberapa hal yang menjadi masalah sebagai acuan perlakuan pada penelitian berdasarkan pada uraian latar belakang, yaitu: 1. Bagaimana bentuk penyajian musik dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan? 2. Bagaimana bentuk musik dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan? 3. Bagaimana fungsi musik dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan? 4. Bagaimana makna musik dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan? 5. Bagaimana proses mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan?

5 C. Pembatasan Masalah Batasan masalah adalah usaha atau cara untuk membatasi masalah dalam penelitian agar tidak meluas, karena masalah yang luas akan mendapatkan analisis yang sempit. Hal ini memiliki kesamaan dengan pendapat, Ali dalam Fidya (2012: 5) yang mengatakan bahwa: Untuk kepentingan karya ilmiah sesuatu masalah, yang perlu siperhatikan masalah penulisan sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu luas, masalah yang luas akan menghasilkan analisis yang sempit dan sebaliknya bila ruang lingkup masalah dipersempit maka akan diharapkan analisis secara luas dan mendalam. Dapat disimpulkan bahwa cakupan masalah yang begitu luas untuk di identifikasi akan mempersempit hasil analisis dan hasil analisis yang diharapkan secara luas dan mendalam tidak dapat tercapai, maka pembatasan masalah dirasa perlu untuk mempermudahkan memecahkan masalah yang dihadapi dan mendapatkan analisis yang luas dan mendalam dalam penelitian. Sesuai dengan keterangan diatas, peneliti membatasi masalah penelitian ini menjadi sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk penyajian musik dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan? 2. Bagaimana bentuk musik dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan? 3. Bagaimana fungsi musik dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan?

6 4. Bagaimana makna musik dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan? D. Perumusan Masalah Perumusan masalah menjadi titik fokus penelitian yang akan dilakukan. didalam sebuah penelitian, rumusan yang dibuat dengan baik akan sangat mendukung untuk dapat menemukan jawaban pertanyaan dalam penelitian. Sesuai dengan uraian diatas Maryeni (2005: 14), mengatakan bahwa: Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak dari peneliti karena penilitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar dalam rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga biasa disikapi sebagai jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana dirumuskan. Berlandaskan dengan pendapat Maryeni (2005:14) diatas, maka Peneliti merumuskan masalah penelitian ini menjadi sebagai berikut: Bentuk penyajian dan bentuk musik dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mencari penanggulangan didalam masalahmasalah yang timbul agar mendapat apa yang hendak dicapai dalam penelitian, sesuai dengan pendapat Cholid (2009: 170) yang mengatakan bahwa: Tujuan penelitian adalah untuk menemukan masalah-masalah yang menimbulkan hambatan terhadap pembangunan dan mencari

7 penanggulangan hambatan itu, supaya usaha pembangunan dapat berhasil secara optimal. Dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian terdapat ungkapan sasaran yang ingin dicapai. Tujuan yang jelas akan mengarahkan penelitian pada gambaran yang jelas tentang hasil yang akan dicapai. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bentuk penyajian musik dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di Desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan. 2. Untuk mengetahui bentuk musik dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di Desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan. 3. Untuk mengetahui fungsi musik dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan? 4. Untuk mengetahui makna musik dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan? F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah harapan untuk mendapatkan sumber informasi yang dapat digunakan dalam mengembangkan kegiatan penelitian agar apa yang dilakukan dalam penelitian tidak sia-sia. Dengan definisi diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan harapan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Sebagai informasi untuk mengetahui lebih lanjut tentang bentuk penyajian musik dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di Desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan.

8 2. Untuk motivasi masyarakat yang ada di Desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan untuk mempertahankan budaya mengarak anak berkhitan. 3. Untuk memperkenalkan tradisi mengarak anak berkhitan yang ada di Desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan kepada masyarakat luas. 4. Sebagai media penulis untuk mendokumentasikan keberadaan musik dalam mengarak anak berkhitan pada masyarakat Jawa di Desa Sukadamai Barat Kec. Pulo Bandring Kab. Asahan. 5. Sebagai referensi untuk penelitian lanjutan yang relevan dengan pembahasan karya tulis ilmiah ini. 6. Sebagai referensi yang mengacu pada pembahasan penulisan karya ilmiah ini, baik dalam sifat formal maupun non-formal.