UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK NIKOTIN FORMULA 1 (PELARUT ETHER) TERHADAP MORTALITAS Aphis gossypii (HOMOPTERA; APHIDIDAE)

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Proteksi Tanaman

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Entomologi Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (BALITTAS) Karangploso,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, FMIPA

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komponen Bioaktif, Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat: Penelitian dilakukan di Green House Kebun Biologi, Fakultas. 2. Waktu: Bulan Desember Februari 2017.

BAB I PENDAHULUAN. kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek. Walaupun telah lama dikenal

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi

BAB III METODE PENELITIAN. (BALITTAS) Karangploso Malang pada bulan Maret sampai Mei 2014.

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

PENGUJIAN BIOINSEKTISIDA DARI EKSTRAK KLOROFORM KULIT BATANG TUMBUHAN Bruguiera gymnorrhiza Lamk. (RHIZOPHORACEAE)

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di Green House Kebun. Biologi FMIPA UNY.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di Green House Kebun Biologi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sayuran, kacang-kacangan, tomat, jagung dan tembakau. Helicoverpa

METODE PENELITIAN. Penelitian evaluasi ketahanan beberapa aksesi bunga matahari (Halianthus

PEMANFAATAN EKSTRAK KLOROFORM KULIT BATANG TUMBUHAN NYIRI BATU (Xylocarpus moluccensis (Lamk) M. Roem.) (Meliaceae) SEBAGAI BIOINSEKTISIDA

BAB III METODE PENELITIAN. atau percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4. A1 = Daun Tembelekan Konsentrasi 3%

Feri Hartini 1 dan Yahdi 2 1 Jurusan Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram 2 Dosen Jurusan Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram.

Concentrations Test Of Tuba Root Powder (Derris elliptica Benth) Against Aphis glycines Matsumura (Homoptera: Aphididae) Mortality on Soybean Plants

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program

BAHAN DAN METODE. Pestisida, Medan Sumut dan Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Medan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2014 di

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

AGROVIGOR VOLUME 8 NO. 1 MARET 2015 ISSN TOKSISITAS BEBERAPA HASIL EKSTRAK DAUN TEMBAKAU TERHADAP Myzus persicae (Homoptera;Aphididae)

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Kasa Sentral Pengembangan

POTENSI BIOAKTIVITAS INSEKTISIDA DARI EKSTRAK KLOROFORM TUMBUHAN API-API JAMBU (Avicennia Marina)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Uji Toksisitas Potensi Insektisida Nabati Ekstrak Kulit Batang Rhizophora mucronata terhadap Larva Spodoptera litura

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

BAB I PENDAHULUAN. tanaman perkebunan. Akan tetapi banyak juga diantara serangga-serangga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Entomologi BALITKABI-Malang pada bulan

III. BAIIAN DAN METODE

BAB 1 PENDAHULUAN. petani dan dikonsumsi masyarakat karena sayuran tersebut dikenal sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA TANAMAN KEHUTANAN

I. PENDAHULUAN. Masyarakat luas telah menyadari bahwa pestisida merupakan senyawa yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

PESTISIDA ALAMI ALKALOID DENGAN EKSTRAK KECUBUNG PASTI MANJUR DAN AMAN

KISARAN HAMA SASARAN FORMULASI INSEKTISIDA BOTANI FTI-1 DAN KEAMANANNYA PADA BIBIT BEBERAPA FAMILI TANAMAN

I. PENDAHULUAN. ketersediaan beras di suatu daerah. Salah satu hal yang mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

PEMANFAATAN LIMBAH ROKOK DALAM PENGENDALIAN NYAMUK Aedes aegypty

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor pembatas proses produksi pertanian adalah hama. Hama timbul dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di Green House Kebun Biologi,

Keterangan : Yijk = H + tti + Pj + (ap)ij + Sijk. Sijk

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. lebih dari setengah penduduk menggantungkan hidupnya pada beras yang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L) SEBAGAI PESTISIDA NABATI TERHADAP PENGENDALIAN HAMA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk eksperimen semu (Quasi ekspperiment) yaitu meneliti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penggunaan baik sebagai bahan konstruksi maupun sebagai bahan non-konstruksi.

PENGARUH BIJI SRIKAYA DAN DAUN SIRSAK TERHADAP MORTALITAS Spodoptera litura di LABORATORIUM I. PENDAHULUAN

Oleh: Nur Alindatus Sa Diyah

III. METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized design yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan yang harus

PENGARUH EKSTRAK BIJI MIMBA TERHADAP PENEKANAN SERANGAN WERENG BATANG PADI COKLAT

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Proses ekstraksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH EKSTRAK ETANOL CABAI MERAH

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu resiko yang harus dihadapi. Kehilangan hasil akibat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BIOPESTISIDA PENGENDALI HELOPELTIS SPP. PADA TANAMAN KAKAO OLEH : HENDRI YANDRI, SP (WIDYAISWARA PERTAMA)

UJI EFIKASI EKSTRAK DAUN MIMBA TERHADAP LARVA DOLESCHALLIA POLIBETE CRAMER (NYMPHALIDAE: LEPIDOPTERA) PADA TANAMAN HANDEULEUM (GRAPTOPHYLLLUM PICTUM)

BAB III METODE. kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, masing-masing perlakuan

Keefektifan Ekstrak Tembakau Puntung Rokok Lingting Dan Berbagai Jenis Perekat Pada Beberapa Hari Untuk Mengendalikan Aphis craccivora

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

Aristya Rahadiyan, Desita Salbiah dan Agus Sutikno Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Riau. Pekanbaru.

KAJIAN TOKSISITAS EKSTRAK DAUN MINT (Mentha arvensis L.) TERHADAP MORTALITAS ULAT KROP KUBIS (Crocidolomia pavonana F.)

BAB III METODE PENELITIAN

tersebut mencapai miliaran rupiah setiap tahun (Setiawati et al., 2008).

UJI AKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN KELADI BIRAH (Alocasia indica Schott) TERHADAP LARVA NYAMUK Culex sp. ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu, dan Tempat Penelitian

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L) merupakan salah satu komoditi ekspor.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sirih hijau (Piper betle L.) sebagai pengendali hama Plutella xylostella tanaman

METODOLOGI PENELITIAN

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DAUN PEPAYA UNTUK PENGEDALIAN ULAT DAN SERANGGA PENGHISAP TANAMAN Oleh Robinson Putra, SP

Transkripsi:

AGROVIGOR VOLUME 5 NO. 1 MARET 2012 ISSN 1979 5777 47 UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK NIKOTIN FORMULA 1 (PELARUT ETHER) TERHADAP MORTALITAS Aphis gossypii (HOMOPTERA; APHIDIDAE) Sujak dan Nunik Eka Diana Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Malang ABSTRAK Aphis gossypii merupakan serangga hama kapas yang menyerang sejak tanaman muda sampai tanaman tua, akibat serangan A. gossypii daun akan mengkerut dan rontok. Sehingga serangan A. gossypii pada tanaman muda akan menghambat pertumbuhan tanaman/mati. Pengendalian yang diterapkan selama ini masih mengandalkan insektisida kimia, yang aplikasinya dengan penyemprotan maupun perlakuan benih sebelum di tanam (Seed treatmen) insektisida sistemik imidakloprit. Penggunaan insektisida kimia yang terus menerus dan berlebihan tentunya akan mengakibatkan resistensi, resurgensi dan pencemaran lingkungan. Untuk menunjang pertanian yang berkelanjutan perlu dicari alternatif pengendalian yang ramah lingkungan. Tembakau merupakan tanaman yang mengandung nikotin yang bersifat racun untuk serangga. Nikotin pada tembakau bisa di ekstrak dan digunakan sebagai insektisida nabati untuk serangga hama pengisap. Dalam makalah ini akan di laporkan hasil uji efektifitas Ekstrak Nikotin Formula 1 terhadap mortalitas A. gossypii. Penelitian dilakukan di Laboratorium Entomologi Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, Malang mulai Juni sampai September 2011. Ekstrak Nikotin Formula 1 merupakan ekstrak daun tembakau dengan menggunakan ether, sedangkan A. gossypii di ambil dari Kebun Percobaan Karangploso Malang dan di biakkan di laboratorium. Perlakuan konsentrasi Ekstrak Nikotin Formula 1 yang di uji yaitu 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125% dan 0 sebagai kontrol. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap dan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 25% menyebabkan mortalitas nimfa A. gossypii 93,33% pada 5 hari setelah aplikasi, sedangkan konsentrasi terendah 3,125% menyebabkan mortalitas sebesar 66,67%. Dengan demikian ekstrak nikotin formula 1 dapat digunakan sebagai insektisida nabati untuk mengendalikan A. gossypii, tetapi karena data hasil uji belum konsisten dan konsentrasi 25% masih terlalu tinggi sehingga masih perlu penyempurnaan ekstraksi agar diperoleh insektisida nabati yang efektif dan efisien. Kata kunci: Nikotin, konsentrasi, mortalitas, insektisida nabati dan A. gossypii PENDAHULUAN Aphis gossypii merupakan serangga hama dari ordo Homoptera famili Aphididae, famili ini terdapat beberapa spesies yang bersifat sebagai serangga hama. A. gossypii merupakan serangga hama polipag yang menyerang tanaman pangan, sayuran dan perkebunan (Kalshoven, 1981). Pada tanaman kapas A. gossypii menyerang sejak tanaman muda sampai tanaman tua, akibat serangan A. gossypii daun akan mengkerut dan rontok. Sehingga serangan A. gossypii pada tanaman muda akan menghambat pertumbuhan tanaman/mati, sedangkan serangan pada tanaman tua yang menjelang panen serat kapas akan kotor terkena sekresi kutu daun tersebut (sticky cotton). (Nurindah et all 2002). Pengendalian yang diterapkan selama ini masih mengandalkan insektisida kimia, yang aplikasinya dengan penyemprotan maupun perlakuan benih sebelum di tanam (Seed treatmen) insektisida sistemik imidakloprit. Penggunaan insektisida kimia yang terus menerus dan berlebihan tentunya akan mengakibatkan resistensi, resurgensi dan pencemaran lingkungan. Untuk menunjang pertanian yang berkelanjutan perlu dicari alternatif pengendalian yang ramah lingkungan. Tembakau merupakan tanaman yang mengandung nikotin yang bersifat racun. Tembakau merupakan tanaman yang telah lama di manfaatkan untuk pestisida nabati dengan teknologi yang sederhana yaitu daun tembakau direndam selama 12 jam kemudian diperas dan di saring untuk di semprotkan ke tanaman yang terserang hama, tetapi dengan kemajuan teknologi daun tembakau bisa di ekstrak dan bahan aktifnya bisa di

48 PSujak age dan Nunik Eka Diana : Uji Efektifitas Ekstrak Nikotin Formula 1 (Pelarut Eter). pisahkan. Di antara senyawa senyawa dalam tanaman tembakau ada yang bersifat racun antara lain alkaloid yaitu nikotin, nor-nikotin, anatabine, anatabasin dan derivatnya (Tso, 1990). Nikotin pada tembakau bisa di ekstrak dan digunakan sebagai insektisida nabati untuk serangga hama pengisap ( Ware, 1983). Pada konsentrasi tinggi, nikotin menyebabkan depresi dan penghambatan otot respirasi (Wilkinson, 1976). BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai dengan September 2011, di Laboratorium Entomologi Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Malang. Bahan bahan yang di gunakan yaitu daun tembakau Temanggung, NaOH, Ether, alcohol dan serangga A. gossypii (stadia Nimfa). Alat alat yang digunakan yaitu alat ekstraksi (soklet), gelas Erlenmeyer, gelas piala, toples, timbangan dan alat pembantu lain. Tahapan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Ekstraksi. 50 gram daun tebakau kering digiling halus, di tambah 500 ml NaOH 5%, kemudian diaduk menggunakan seker selama 15 menit, disaring dengan kapas kemudian Filtrat disaring dengan kertas saring, diendapkan dan di ekstrak dengan 500 ml pelarut ether. Filtrat dipanaskan dengan penangas air sampai semua pelarut menguap. Ditambah aquades sehingga diperoleh larutan 500 ml. nikotin berwarna jernih dengan kadar nikotin 590 ppm (0,059%). Larutan tersebut disebut Ekstrak Nikotin Formula 1. 2. Perbanyakan serangga. Serangga A. gossypii diambil dari tanaman kapas di Kebun Percobaan Balittas Malang, dengan cara mengambil A. gossypii dewasa dipindah ke daun yang bersih dan segar, setiap daun diisi ± 20 ekor induk. Selanjutnya pangkal tangkai daun dimasukkan dalam air dan di simpan dalam stoples dengan di tutup kain kasa. Setiap hari anakan A. gossypii (nimfa) dipindahkan ke daun lain untuk dipelihara, setelah nymfa umur 3 hari di gunakan perlakuan/pengujian. 3. Pelaksanaan penelitian Penelitian dengan menggunakan konsentrasi ekstrak nikotin yaitu: 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125% dan 0 (control). Rancangan penelitian dengan menggunakan rancangan Acak Kelompok dengan ulangan 3 kali. Setiap ulangan terdiri dari 60 ekor nymfa A. gossypii sehingga setiap perlakuan terdiri dari 420 ekor nymfa. Perlakuan dilakukan di dalam spray chamber (ruang semprot) tertutup. Dimana nymfa di letakkan pada daun kapas kemudian di semprot dengan masing masing konsentrasi. Setelah dilakukan penyemprotan nymfa beserta daunnya dimasukkan dalam stoples dan ditutup kain kasa. Pengamatan terhadap mortalitas dilakukan setiap 24 jam sekali sampai serangga mati semua. 4. Analisa data: Data hasil pengamatan dianalisa menggunakan analisa probit untuk mengetahui LC 50 dan LC 96. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari Tabel 1 terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi menyebabkan persentase mortalitas semakin tinggi, pada hari pertama setelah aplikasi konsentrasi terendah 3,125% menyebabkan mortalitas 5% sedangkan konsentrasi tinggi 100% mortalitasnya 33,33% dengan LC50 dan LC95 masing masing adalah 204,83% dan 389,63%. Pada hari ke lima setelah aplikasi konsentrasi terendah 3,125% menyebabkan mortalitas 66,67% sedangkan konsentrasi 25% mortalitasnya 93% dengan LC50 dan LC95 masing masing adalah - 11,75 dan 138,75 (Tabel 1). 48

Sujak dan Nunik Eka Diana : Uji Efektifitas Ekstrak Nikotin Formula 1 (Pelarut Eter). 49 Tabel 1. Uji efektifitas ekstrak nikotin cair formula 1 terhadap mortalitas A. gossypii. KONSENTRASI EKSTRAK (%) MORTALITAS (%) 1 HSA 2 HSA 3 HSA 4 HSA 5 HSA 0 0 0 0 0 0 3,125 5 10 11.67 41.67 66.67 6,25 6.67 21.67 26.67 36.67 80 12,5 3.33 18.33 30 36.67 70 25 5 21.67 41.67 56.67 93.33 50 10 31.67 45 58.33 65 100 33.33 48.33 55 75 85 LC50 204,83 96,24 73,25 39,63-11,75 Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak nikotin mampu membunuh Aphis sp. Walaupun dengan konsentrasi yang relatif tinggi. Pestisida dapat dikatakan efektif apabila mempunyai daya bunuh 80%, akan tetapi kreteria tersebut lebih cocok untuk pestisida kimia sintetik yang mempunyai efek kontak langsung. Sedangkan untuk pestisida nabati penilaian efektifitas lebih di tekankan pada efek serangga uji terhadap perkembangan biologinya missal pertumbuhan terhambat, serangga menjadi cacat, siklus hidup lebih panjang, terjadi kemandulan dan menghasilkan telur infertile (tidak menetas). Dwi AS. dan Subiyakto, 2006) melaporkan bahwa ekstrak tanaman tembakau 40% bisa menyebabkan mortalitas nimfa Myzus persicae 91%. Myzus persicae merupakan hama pengisap dan masih satu famili dengan A. gossypii. 100 90 80 Mortalitas 70 60 50 40 30 20 10 0 0 3.125 6.25 12.5 25 50 100 Konsentrasi 1 HSP 2 HSP 3 HSP 4 HSP 5 HSP Keterangan: HSP = Hari Setelah Perlakuan Gambar 1. Pengaruh perlakuan terhadap mortalitas A. gossypii

50 PSujak age dan Nunik Eka Diana : Uji Efektifitas Ekstrak Nikotin Formula 1 (Pelarut Eter). Pada Gambar 1 terlihat bahwa mortalitas masih rendah pada pengamatan hari 1 dan terus meningkat pada pengamatan hari berikutnya, demikian juga dengan semakin tinggi konsentrasi mortalitas A. gossypii juga semakin meningkat. Gambar 2. Gejala serangan A. gossypii pada tanaman kapas muda KESIMPULAN Semakin tinggi konsentrasi ekstrak nikotin menyebabkan persentase mortalitas semakin tinggi, konsentrasi terendah 3,125% menyebabkan mortalitas sebesar 66,67%, sedangkan konsentrasi 25% menyebabkan mortalitas nimfa A. gossypii 93,33% pada 5 hari setelah aplikasi. Dengan demikian ekstrak nikotin formula 1 dapat digunakan sebagai insektisida nabati untuk mengendalikan A. gossypii, tetapi karena data hasil uji belum konsisten dan konsentrasi 25% masih terlalu tinggi sehingga masih perlu penyempurnaan ekstraksi agar diperoleh insektisida nabati yang efektif dan efisien. DAFTAR PUSTAKA Dwi Adi S. dan Subiyakto, 2006. Pengaruh ekstrak limbah tanaman tembakau terhadap mortalitas dan reproduksi Myzus persicae (Sulzer) (Homoptera;Aphididae) Jurnal Ilmu Pertanian, Teknologi dan Kehutanan (AGRITEK) Institut Pertanian Malang. Volume 14, Nomor 4, Oktober 2006. Kalshoven, L.G.E. 1981. Pest of Crops in Indonesia (diterjemahkan dan di revisi oleh PA. van der Laan) PT. Ichtiar Baru van Hoeve. Jakarta. 701 p Nurindah, 2002. Serangga Hama Kapas. Monograf Kapas Balittas nomor 7. 232 p. Tso, T.C., 1990. Produktion, Physiology and Biochemistry of Tobacco Plant, IDEALS, Inc, Maryland, Amerika Serikat. 50

Sujak dan Nunik Eka Diana : Uji Efektifitas Ekstrak Nikotin Formula 1 (Pelarut Eter). 51 Ware G.W. 1983. Pesticides, Theory and Application. W.H. Freeman and Company. New York. Wilkinson, CF. 1976. Insecticide Biochemestry and Physiology Plenum Press. New York..