I. PENDAHULUAN. Waduk adalah wadah air yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KERAPATAN KERAMBA JARING APUNG (KJA) TERHADAP KUALITAS PERAIRAN WADUK WAY TEBABENG KABUPATEN LAMPUNG UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Waduk Cengklik merupakan salah satu waduk di Kabupaten Boyolali yang

Ir. H. Djuanda di bagian hilir DAS (luas permukaan air ha) selesai dibangun tahun

I. PENDAHULUAN. menjalankan aktivitas budidaya. Air yang digunakan untuk keperluan budidaya

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR DANAU DAN/ATAU WADUK

BAB I PENDAHULUAN. memonitor kualitas perairan (Leitão, 2012), melalui pemahaman terhadap siklus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mikroorganisme banyak ditemukan di lingkungan perairan, di antaranya di

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHLUAN 1.1. Latar Belakang

Bab V Hasil dan Pembahasan

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Zonasi pada perairan tergenang (Sumber: Goldman dan Horne 1983)

I. PENDAHULUAN. berdampak buruk bagi lingkungan budidaya. Hal ini erat kaitannya dengan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. hal yang penting dan harus tetap dijaga kestabilannya (Effendi, 2003).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Waduk didefinisikan sebagai perairan menggenang atau badan air yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUDIDAYA IKAN DI WADUK DENGAN SISTEM KERAMBA JARING APUNG (KJA) YANG BERKELANJUTAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KUALITAS AIR DAN PRODUKTIVITAS BUDIDAYA IKAN NILA DI DANAU LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang termasuk dalam bentuk mikro terdiri dari Fe, Co, Zu, B, Si, Mn, dan Cu (Bold

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Deskriptif Fisika Kimia Air dan Sedimen

III. METODE PENELITIAN

Bab V Hasil dan Pembahasan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. keseimbangan ekologi dan tata air. Dari sudut ekologi, waduk dan danau

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk situ dan wadah air sejenis dengan sebutan istilah lokal (Permen LH No.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perairan merupakan perpaduan antara komponen fisika, kimia dan biologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu-satunya tanaman pangan yang dapat tumbuh pada tanah yang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi akan mempengaruhi kualitas

Ikan mola (Hypophthalmichthys molitrix) sebagai pengendali pertumbuhan plankton yang berlebihan di Waduk Cirata

Studi Pengaruh Air Laut Terhadap Air Tanah Di Wilayah Pesisir Surabaya Timur

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya di Kabupaten Banjarnegara dengan rata-rata turun sebesar 4,12 % per

ABSTRACT THE IMPACT OF AGRICULTURAL ACTIVITIES IN THE VARIOUS LEVELS OF EUTROPHICATION AND DIVERSITY OF PHYTOPLANKTON IN BUYAN LAKE BULELENG BALI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pembangunan di Indonesia yakni sektor pertanian. Sektor pertanian. merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia karena

ANALISIS KADAR NITRAT DAN KLASIFIKASI TINGKAT KESUBURAN DI PERAIRAN WADUK IR. H. DJUANDA, JATILUHUR, PURWAKARTA

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan

2014 KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR KAWASAN BUDIDAYA IKAN PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK JATILUHUR KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

THE RELATIONSHIP WATER QUALITY STATUS METHODS POLLUTION INDEX WITH ACTIVITIES OF FLOATING NET CAGE IN THE RIAM KANAN DAM

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FENOMENA DAMPAK UPWELLING PADA USAHA BUDIDAYA IKAN DENGAN KJA DI DANAU DAN WADUK

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Pengambilan Contoh Penentuan lokasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemodelan Penyebaran Polutan di DPS Waduk Sutami Dan Penyusunan Sistem Informasi Monitoring Kualitas Air (SIMKUA) Pendahuluan

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

MONITORING DAYA DUKUNG DAN STATUS MUTU AIR KEGIATAN BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK RIAM KANAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

: Baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 (hanya untuk Stasiun 1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan kimia. Secara biologi, carrying capacity dalam lingkungan dikaitkan dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERTUMBUHAN BEBERAPA STRAIN IKAN MAS YANG DIPELIHARA PADA TAMBAK BERSALINITAS RENDAH

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PERAIRAN KECAMATAN MANTANG KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU UNTUK KEGIATAN BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA JARING APUNG

KAJIAN SPASIAL FISIKA KIMIA PERAIRAN ULUJAMI KAB. PEMALANG

ANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN ABSTRAK

METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Pelaksanaan Penelitian Penentuan stasiun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Juli 2014 untuk

METODE PENELITIAN. Gambar 7 Lokasi penelitian di perairan dangkal Semak Daun.

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

TINJAUAN PUSTAKA. daratan. Danau dapat dipandang sebagai tempat penampungan (reservoir) air

PENDAHULUAN. di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Waduk adalah wadah air yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan dan berbentuk pelebaran alur atau badan atau palung sungai (PerMen LH No 28 Tahun 2009). Waduk merupakan salah satu perairan yang memiliki potensi sumber daya hayati. Keberadaan ekosistem waduk memberikan fungsi yang menguntungkan bagi kehidupan manusia, antara lain keperluan rumah tangga, industri, pertanian, dan perikanan. Fungsi penting waduk antara lain sebagai sumber plasma nutfah terutama jenis-jenis ikan dengan tingkat endemisitas yang tinggi, penyimpan air, kebutuhan air minum, irigasi, pendukung sarana transportasi, budidaya perikanan, pariwisata dan pembangkit listrik. Waduk Way Tebabeng terletak di Kecamatan Blambangan Pagar, Kabupaten Lampung Utara. Waduk tersebut berfungsi untuk kegiatan pariwisata, irigasi pertanian, dan perikanan. Dewasa ini waduk tersebut hanya berfungsi untuk kegiatan irigasi pertanian yaitu mengairi sawah di sekitar waduk, dan perikanan yaitu budidaya ikan menggunakan KJA. Saat ini terdapat lebih dari 250 KJA dan keramba jaring tancap (KJT) di perairan Waduk Way Tebabeng, dengan jarak kerapatan bervariasi mulai dari 2,5-5 m. Jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan nila, ikan mas, ikan lele dan ikan patin. Kegiatan budidaya ikan 1

menggunakan KJA telah dilakukan masyarakat sekitar tahun 1980-an hingga sekarang. Budidaya ikan menggunakan KJA merupakan salah satu cara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan. Budidaya ikan baik menggunakan keramba jaring apung (KJA), keramba jaring tancap (KJT), atau keramba saja akan menyebabkan terjadinya perubahan kondisi lingkungan. Hal tersebut akan menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi lingkungan perairan. Demetrio et al. (2011) menyatakan budidaya ikan menggunakan KJA dapat menyebabkan berbagai dampak lingkungan pada badan air. Dampak negatif tersebut berupa sedimentasi, umbalan, dan eutrofikasi yang dapat menurunkan kualitas perairan waduk. Menurut Simarmata (2007) penurunan kualitas perairan danau atau waduk, disebabkan oleh aktivitas budidaya ikan pada KJA yang berlebihan. Permasalahan yang selalu muncul dengan adanya budidaya ikan adalah terjadinya kematian masal ikan, terjangkitnya penyakit, dan bahkan turunnya produksi ikan budidaya. Eutrofikasi (penyuburan perairan) dan sedimentasi merupakan dampak awal yang timbul dari kegiatan budidaya ikan dengan KJA. Eutrofikasi merupakan proses pengayaan nutrien dan bahan organik dalam perairan (Irianto dan Triweko, 2011). Fauzi dkk. (2013) menyebutkan bahwa Eutrof adalah status air danau atau waduk yang memiliki kadar unsur hara yang tinggi. Status tersebut menunjukkan air telah tercemar karena naiknya kadar Nitrogen dan Fosfor. Hipereutrofik adalah status trofik air danau atau waduk yang mengandung kadar unsur hara sangat tinggi. Artinya, air telah tercemar berat kadar Nitrogen dan Fosfor. 2

Hasil studi kasus budidaya ikan di Waduk Cirata, Jawa Barat yang menerima beban nutrien total Nitrogen dan Fosfor baik yang berasal dari limbah sisa pakan budidaya ikan maupun yang masuk dari inlet waduk termasuk meningkat. Peningkatan beban nutrien memperburuk ketersediaan oksigen terlarut dan meningkatnya bahan toksik berupa amonia di perairan. Hasil identifikasi logam berat jenis kadmium (Cd) juga telah melebihi baku mutu (Sudrajat dkk., 2010). Hal tersebut juga didukung oleh kejadian yang selalu berlangsung setiap tahun yaitu terjadinya kematian ikan secara mendadak. Hal ini diduga terjadi karena adanya kasus pembalikan massa air yang biasa disebut arus balik atau umbalan (up welling). Sedimentasi (pendangkalan waduk) pada Waduk Way Tebabeng juga ditemukan. Hasil komunikasi dengan pembudidaya ikan di Waduk Way Tebabeng menyebutkan terdapat kedalaman waduk yang bervariasi mulai dari inlet waduk, bagian tengah waduk, pinggiran waduk dan outlet waduk. Inlet waduk memiliki kedalaman berkisar 2-3 m. Bagian perairan waduk dengan jumlah kerapatan KJA tinggi dan pinggiran waduk sebelah utara memiliki kedalaman berkisar 1-3 m. Bagian perairan waduk dengan jumlah kerapatan KJA sedang 3-4 m. Sedangkan bagian outlet waduk memiliki kedalaman berkisar antara 5-7 m. Waduk Way Tebabeng juga pernah mengalami kekeringan. Hal tersebut mengakibatkan sawah di sekitar waduk tidak dapat diairi. Berdasarkan dampak-dampak negatif tersebut diatas dan kondisi terbaru Waduk Way Tebabeng yang memiliki jumlah KJA dengan kerapatan bervariasi serta telah mengalami sedimentasi, maka perlu dilakukan studi dampak budidaya ikan di KJA perairan Waduk Way Tebabeng. Evaluasi terhadap waduk tersebut 3

diharapkan didapatkan informasi terbaru tentang kondisi kualitas perairan Waduk Way Tebabeng. Informasi kondisi tersebut berupa tingkat pencemaran perairan Waduk Way Tebabeng oleh budidaya ikan. Hal tersebut guna pemanfaatan dan pengelolaan waduk sebagai tempat budidaya ikan. Waduk tetap mengairi sawah pertanian dan kegiatan budidaya ikan tetap berlangsung dengan kondisi perairan Waduk Way Tebabeng yang lestari. 1.2. Perumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh kerapatan KJA terhadap kondisi kualitas perairan Waduk Way Tebabeng? 2. Bagaimana aktivitas pengelolaan budidaya ikan pada KJA oleh pembudidaya ikan di Waduk Way Tebabeng? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis pengaruh persentase kerapatan KJA terhadap kondisi kualitas perairan Waduk Way Tebabeng. 2. Mendeskripsikan aktivitas pengelolaan budidaya ikan pada KJA oleh pembudidaya ikan di Waduk Way Tebabeng. 1.4. Manfaat 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah untuk pengelolaan Waduk Way Tebabeng kedepan. 4

2. Rekomendasi kepada masyarakat sekitar waduk, dalam pengelolaan dan pemanfaatan Waduk Way Tebabeng sebagai tempat budidaya ikan menggunakan KJA. 1.5. Kerangka Teoritis Waduk memiliki fungsi sebagai tempat pembakit listrik, sumber air minum, irigasi pertanian, pariwisata, penyimpan air, dan kegiatan perikanan. Salah satu fungsi waduk yaitu kegiatan budidaya ikan mengunakan KJA. Kegiatan budidaya ikan menggunakan KJA harus memperhatikan beberapa faktor pendukung. Faktor-faktor tersebut adalah kedalaman minimal KJA, jarak antar KJA, dan arus air di waduk. Jarak kerapatan antar KJA yang baik untuk kelestarian lingkungan adalah 4,5 m (Erlania dkk., 2010). Menurut Sudrajat dkk. (2010) kedalaman air yang terlalu rendah (< 1 m) dapat memicu terjadinya umbalan. Oleh karena itu, budidaya ikan menggunakan KJA harus memperhatikan faktor-faktor tersebut agar tidak mencemari lingkungan perairan waduk. Waduk Way Tebabeng adalah waduk yang terletak di Desa Jagang, Kecamatan Blambangan Pagar, Kabupaten Lampung Utara. Waduk tersebut berfungsi untuk kegiatan pariwisata, irigasi pertanian, dan perikanan. Saat ini waduk tersebut hanya berfungsi untuk kegiatan irigasi pertanian yaitu mengairi sawah di sekitar waduk, dan perikanan yaitu budidaya ikan menggunakan KJA. Kegiatan budidaya ikan menggunakan KJA di Waduk Way Tebabeng semakin tinggi. Hal tersebut ditandai dengan penambahan jumlah KJA. 5

Penambahan jumlah KJA di waduk mengakibatkan variasi peningkatan kerapatan KJA. Terdapat KJA dengan kerapatan rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Kegiatan budidaya ikan dengan variasi kerapatan KJA tersebut akan menghasilkan bahan organik tinggi yang berasal dari pakan dan metabolisme ikan. Bahan organik yang berasal dari pakan ikan berupa nitrat (NO 3 ), nitrit (NO 2 ), fosfat (PO 4 ), amonia (NH 3 ), dan hidrogen sulfida (H 2 S). Bahan organik tersebut dalam jumlah yang melebihi baku mutu akan mengakibatkan penurunan kualitas perairan waduk. Hal tersebut memberikan dampak pada kegiatan budidaya ikan dan badan perairan waduk menjadi tercemar. Dampak tersebut mulai dari kematian ikan, ledakan fitoplankton, sedimentasi, umbalan dan eutrofikasi. Jadi, diperlukan manajemen pengelolaan budidaya ikan menggunakan KJA di Waduk Way Tebabeng. Hal tersebut dimaksudkan budidaya ikan di KJA tetap berlangsung dengan perairan waduk tetap lestari. Penelitian ini terdiri dari pengambilan, pengamatan, dan pengukuran data primer di perairan Waduk Way Tebabeng dan didukung oleh data sekunder. Data primer yang diamati diwaduk adalah data parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi pada masing-masing stasiun pengamatan. Data sekunder penelitian yang ambil adalah manajemen pengelolaan budidaya ikan di KJA oleh pembudidaya ikan, kondisi sekitar lingkungan waduk, dan data monografi Desa Jagang. Bagan alir kerangka penelitian disajikan pada Gambar 1.1 dibawah ini. 6

Proses penelitian Waduk multi fungsi Waduk Way Tebabeng Kegiatan budidaya ikan di keramba jaring apung Kerapatan KJA rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi Menghasilkan bahan organik dari sisa pakan dan faeces Pengamatan parameter kualitas perairan Fisika, kimia, dan mikrobiologi Mendapat data dan dianalisis Deskriptif, regresi linier dan korelasi bivariat Perubahan kualitas perairan Kualitas air dan Indeks pencemaran tidak sesuai baku mutu Dampak budidaya ikan di KJA Manajemen pengelolaan KJA di Waduk Sedimentasi, umbalan, eutrofikasi blooming algae Pergeseran letak KJA, pengurangan padat tebar ikan, monitoring kualitas air,dan lainnya Gambar 1.1. Bagan alir kerangka penelitian. 7

F. Hipotesis Peningkatan jumlah persentase kerapatan (tutupan) KJA mengakibatkan peningkatan nilai IP atau penurunan kualitas perairan Waduk Way Tebabeng. 8