BAB I PENDAHULUAN. Yayasan merupakan salah satu bentuk organisasi kemasyarakatan yang

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Yayasan merupakan salah satu bentuk organisasi kemasyarakatan yang didirikan oleh karena masyarakat menilai bahwa negara belum mampu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ditargetkan terdapat empat pilar standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

Reposisi Manajemen Keuangan dalam Menjawab Tuntutan Transparansi-Akuntabilitas Organisasi Nirlaba di Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

publik yang semua aktivitasnya harus dipertanggungjawabkan kepada publik.

BAB I PENDAHULUAN. jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu. Dan juga Ibn. Abbas r.a dalam Laroche (1996) mengatakan bahwa:

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam Undang-Undang. Di

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai resiko besar dapat bangkrut, apalagi oraganisasi yang berbentuk

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN. Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi juga terpengaruh akan hal ini.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. agar fungsi APBN dapat berjalan secara maksimal, maka sistem anggaran dan

UU YAYASAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENYELENGGARAAN PTS DEDI MULYASANA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Berkaitan dengan akuntansi, organisasi dapat dibagi menjadi dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. seperti Sabda Nabi yang menyatakan bahwa kefakiran itu mendekati pada

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN STATUS DAN JANGKA WAKTU MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

tidak dapat memilih untuk membayar atau tidak. (Nurhayati, 2014)

BAB 1 PENDAHULUAN. bersaing, hingga tidak ada lagi batas antara satu negara dengan negara lain.

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Romney (2012:25), All organizations need information in order to

2016, No dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Ne

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

P R O F I L YAYASAN NURUL BAROKAH AL-ISLAMI

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT


PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH AWWALIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Searah dengan perubahan zaman, perubahan tata ekonomi dan. produktif untuk memberdayakan perekonomian masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. melalui prinsip otonomi daerah. Sebagai daerah otonom yang berhak, pedagang yang berjualan dengan tarif yang telah ditentukan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN GERAK SEDEKAH CILACAP

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan

BAB I PENDAHULUAN. governance dan penyelenggaraan organisasi sektor publik yang efektif, efisien,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi. Artinya bahwa pemerintah pusat memberikan wewenang untuk

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 109 PADA RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG. Layaknya perusahaan-perusahaan nirlaba lainnya, dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Pembiayaan Pendidikan Perspektif PP 48 Tahun 2008 dengan Perpres 87 Tahun Bahan Kajian

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan yang tidak jelas dan samar-samar, karena outputnya tidak seluruhnya dapat

PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktivitas perusahaan merupakan rangkaian dari setiap kegiatan-kegiatan

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

IMPLEMENTASI AKUNTANSI KEUANGAN DESA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yayasan merupakan salah satu bentuk organisasi kemasyarakatan yang didirikan oleh karena masyarakat menilai bahwa negara belum mampu menyejahterakan seluruh rakyatnya. Atas dasar itu, sebagian masyarakat yang sudah sejahtera merasa berkewajiban untuk ikut serta membantu negara menyejahterakan masyarakat lainnya yang masih kekurangan melalui lembaga yang dinamakan yayasan. Pembentukkan yayasan ini murni bertujuan sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, tidak dimaksudkan untuk mencari laba atau memperkaya para pendirinya. Saat ini, yayasan sudah memiliki payung hukum yang jelas di Indonesia. Hukum positif yang mengatur tentang yayasan adalah Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 tentang Yayasan. Dengan adanya undang-undang tersebut, dalam menjalankan seluruh aktivitasnya, yayasan wajib mengikuti aturan main yang tertera dalam undang-undang. Pelanggaran terhadap undang-undang dapat menyebabkan yayasan dibubarkan dengan putusan pengadilan. Sebagai sebuah lembaga swadaya masyarakat, untuk membiayai programprogram yang akan dijalankannya, menurut Pasal 26 Ayat 1 dan 2 Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 1

2 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 tentang Yayasan. Sumber dana yayasan dapat berasal dari: kekayaan para pendiri yang dipisahkan, sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat, wakaf, hibah, hibah wasiat, dan sumber lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Yayasan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, menurut Pasal 7 Ayat 1 dan 2, sumber dana yayasan dapat pula diperoleh dari badan usaha yang didirikan yayasan dan penyertaan modal dalam berbagai bentuk usaha prospektif selama tidak melebihi 25% dari seluruh nilai kekayaan yayasan. Dalam hal-hal tertentu, yayasan juga dapat memperoleh bantuan dari negara. Beragamnya sumber perolehan dana yayasan, menjadikan dana tersebut rentan diselewengkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, yayasan memiliki kewajiban moral untuk mengungkapkan informasi tentang sumber dan penggunaan dana yang telah diperolehnya. Hal ini dimaksudkan agar akuntabilitas dan transparansi yayasan tetap terjaga, sehingga para stakeholder yayasan memiliki keyakinan yang cukup bahwa dana yang disumbangkannya benar-benar digunakan sesuai dengan tujuan awal pendirian yayasan. Tuntutan akan akuntabilitas dan transparansi yayasan ini juga telah diatur dalam Pasal 49 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 16 tentang Yayasan yang mewajibkan pengurus yayasan untuk menyusun laporan tahunan secara tertulis paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku

3 berakhir yang terdiri dari laporan keadaan dan kegiatan yayasan serta laporan keuangan selama tahun buku tersebut. Khusus untuk laporan keuangan, Pasal 52 Ayat 2, 3 dan 5 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 16 tentang Yayasan mewajibkan yayasan untuk mengumumkan ikhtisar laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik dalam surat kabar berbahasa Indonesia bagi yayasan yang memenuhi kriteria: (a) memperoleh bantuan negara, bantuan luar negeri, dan/atau pihak lain sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau lebih, dalam 1 (satu) tahun buku, atau (b) mempunyai kekayaan di luar harta wakaf sebesar Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah) atau lebih. Ikhtisar laporan keuangan tersebut juga, harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia, dalam hal ini adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45 tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa yayasan yang sudah memenuhi kriteriakriteria sebagaimana dijelaksan di atas, seharusnya dapat mematuhi dan menjalankan ketentuan perundang-undangan tersebut dan membuat laporan keuangan yang sesuai dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45 tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi. Adapun syarat untuk menghasilkan laporan keuangan yang baik dan sesuai dengan standar adalah dengan tersedianya suatu sistem informasi akuntansi. Sistem inilah yang akan memroses data keuangan yayasan menjadi informasi (laporan keuangan) sebagai bahan

4 pertanggungajawaban pengurus kepada publik juga sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Islam merupakan agama paripurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia termasuk yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Dalam sebuah entitas, pendapatan dan beban harus dapat dipertanggungjawabkan baik itu di dunia maupun di akhirat sebagaimana sabda Nabi Saw. Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai ditanya tentang empat perkara; tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa dia gunakan, tentang hartanya darimana dia peroleh dan kemana dia infakkan dan tentang ilmunya apa saja yang telah dia amalkan. (HR At-Tirmidzi) Sedemikian beratnya tanggung jawab yang harus dipikul, sehingga orang yang diberi tanggung jawab mengelola keuangan, dalam pelaksanaannya harus dibantu dengan sebuah sistem pengendalian internal agar tidak melakukan hal-hal yang salah. Syari ah Islam juga berperan dalam pengendalian internal yang merupakan induk dari sistem informasi akuntansi. Orang yang menjalankan agama Islam dengan sungguh-sungguh tidak perlu diawasi dalam melakukan sebuah pekerjaan karena telah menjadikan Allah Swt. sebagai pengawas utamanya. Namun demikian kadang kala iman seseorang itu melemah, sehingga pengawasan dengan sistem yang dirancang sedemikian rupa dapat membantu menjaganya dari perbuatan tidak terpuji (penyelewengan dan kecurangan). Perancangan sistem informasi akuntansi dengan perspektif Islam akan menentukan arah kebijakan akuntansi suatu entitas baik itu bisnis maupun nirlaba. Kebijakan tersebut memengaruhi proses pengumpulan data yang menjadi input

5 suatu sistem informasi akuntansi, yang mana menurut Hall (2009: 17) dalam banyak hal, pengumpulan data merupakan tahapan yang paling penting dalam sistem. Sehingga, jika pada saat proses pengumpulan data tersebut salah atau ada yang disembunyikan, maka informasi yang dihasilkannya pun (output) otomatis akan salah dan menyesatkan. Yayasan Pendidikan Sosial Islam (YAPSI) Darul Amal Jampangkulon selanjutnya disebut YAPSI Darul Amal adalah sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial berbasis agama Islam. Dalam bidang pendidikan, yayasan tersebut mengelola unit-unit upaya dalam bentuk pendidikan formal mulai dari tingkat TK, SD, MI, SMP sampai dengan SMA dengan kurikulum terpadu (kurikulum pesantren yang diintegrasikan ke dalam kurikulum dari Dinas Pendidikan) serta Diniyah Takmiliyah Awaliyah (DTA). Sedangkan dalam bidang pendidikan non formal meliputi mudzakarah bulanan (majelis ta lim), pelatihan manajemen masjid, pelatihan penanggulangan kristenisasi dan sebagainya. Adapun dalam bidang sosial, diantaranya: santunan beasiswa melalui program Ashabuddar (Anak Asuh Darul Amal) dan penyaluran daging hewan kurban. Agar tidak selalu bergantung kepada donatur, biaya operasional yayasan juga berasal dari beberapa unit usaha yang dimiliki yayasan, antara lain berupa: mini market, Baitul Mal wat Tamwil (BMT), pertanian, dan peternakan. Akan tetapi prosentase dana yang dihasilkan dari unit-unit usaha tersebut masih kecil dibandingkan dengan dana yang berasal dari donatur. Sampai saat ini, yayasan yang berkantor pusat di Kp. Selajati RT 02 RW 01 Ds. Bojonggenteng Kec. Jampangkulon Kab. Sukabumi Provinsi Jawa Barat ini

6 telah memiliki cabang di Kabupaten Klaten, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan gambaran umum di atas, YAPSI Darul Amal termasuk ke dalam kriteria yayasan yang harus menyajikan laporan keuangannya sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia (PSAK 45) dan laporan tersebut wajib diaudit oleh akuntan publik serta diumumkan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 16 tentang Yayasan. Pada kenyataannya laporan keuangan YAPSI Darul Amal belum sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia (PSAK 45) juga belum pernah diaudit oleh akuntan publik apalagi diumumkan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia sebagaimana diwajibkan undang-undang tentang yayasan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN PERSPEKTIF ISLAM PADA YAPSI DARUL AMAL JAMPANGKULON. Alasan penulis mengambil judul tersebut dikarenakan sistem informasi akuntansi merupakan rangkaian komponen yang berguna untuk memproses data menjadi laporan keuangan, sehingga sistem tersebut penting untuk dirancang sebaik mungkin. Sistem tersebut juga dilihat dari perspektif Islam agar sesuai dengan tuntutan syari ah Islam yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan (maslahat) bersama dan menghindari kerusakan (mafsadat).

7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu, bagaimana perancangan sistem informasi akuntansi YAPSI Darul Amal dengan perspektif Islam. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang sistem informasi akuntansi YAPSI Darul Amal dengan perspektif Islam. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Praktis a. YAPSI Darul Amal akan memiliki sistem informasi akuntansi sebagai alat untuk penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan standar. b. Sistem informasi akuntansi YAPSI Darul Amal akan memiliki pengendalian internal yang dapat mencegah penyalahgunaan sumber daya yayasan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. c. Setelah memiliki pengetahuan yang cukup, YAPSI Darul Amal dapat mematuhi perundang-undangan dan standar yang berlaku di Indonesia sehingga menjadi yayasan yang akuntabel dan transparan. 1.4.2 Manfaat Teoritis a. Menambah wawasan mengenai perspektif baru dalam perancangan sistem informasi akuntansi yaitu dengan perspektif Islam. b. Integrasi antara akuntansi konvensional dengan akuntansi Islam untuk meminimalisir dominasi sistem ekonomi kapitalis.

8 1.5 Batasan Penelitian Mengingat cakupan sistem informasi akuntansi sangat luas, sedangkan obyek penelitian belum memiliki sistem informasi akuntansi dan keterbatasan waktu penelitian, maka penelitian ini dibatasi hanya pada perancangan sistem informasi akuntansi pokok. Unsur sistem informasi akuntansi pokok menurut Mulyadi (2001: 3) terdiri dari: (a) formulir, dan (b) catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan. Selain itu, penelitian ini juga membahas kebijakan akuntansi dan pengendalian internal. Kebijakan akuntansi menentukan jenis data keuangan seperti apa yang akan diterima sistem informasi akuntansi untuk kemudian diproses menjadi informasi. Sedangkan pengendalian internal merupakan induk dari sistem informasi akuntansi yang berfungsi untuk menjaga aset yayasan dan mengawasinya agar terbebas dari penyalahgunaan atau kecurangan.