BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Didorong oleh issue perubahan iklim dunia yang menghangat belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga

PRODUCTIVITY ANALYSIS OF PROCESSING WASTE INTO ELECTRICAL ENERGY IN CLEAN DEVELOPMENT MECHANISM AT TPA SUMUR BATU, BANTAR GEBANG, BEKASI CITY

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

Praktik Cerdas TPA WISATA EDUKASI. Talangagung

INDIKATOR KINERJA BPLH KOTA BANDUNG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah di Provinsi DKI Jakarta Tahun

PROYEK URBAN NEXUS DI KOTA TANJUNGPINANG

POLEMIK PENGELOLAAN SAMPAH, KESENJANGAN ANTARA PENGATURAN DAN IMPLEMENTASI Oleh: Zaqiu Rahman *

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

Hartiningsih, Wati Hermawati, Ikbal Maulana, Ishelina Rosaira, Nur Laily PAPPIPTEK-LIPI Serpong, 3 Oktober 2012

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

tersebut terdapat di atmosfer. Unsur-unsur yang terkandung dalam udara dan

Sekretariat PROPER. LIMBAH B3 dan LIMBAH NON B3

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pengelolaan lingkungan hidup sehubungan dengan. dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Slide 1. Paparan Menteri Perindustrian pada acara TROPICAL LANDSCAPES SUMMIT: A GLOBAL INVESTMENT OPPORTUNITY 28 APRIL 2015, Shangri la Hotel Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

MATERI DIALOG INTERAKTIF BPLHD PROVINSI DKI JAKARTA PADA ACARA PAMERAN PEKAN LINGKUNGAN HIDUP 2013 TOPIK : MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

1.1 GRK dan Pengelolaan Limbah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TATA CARA PENILAIAN KETAATAN DAN PENILAIAN KINERJA LEBIH DARI KETAATAN

Sampah Kota atau Municipal Solid Waste (MSW) dan Penyelesaian Masalahnya

9 BAB I 10 PENDAHULUAN. minyak, yang dimiliki oleh berbagai perusahaan minyak baik itu milik pemerintah

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMANFAATAN SAMPAH MENJADI TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (UU RI No.18 Tentang Pengelolaan Sampah, 2008). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Pada satu sisi pertambahan jumlah kota-kota modern menengah dan

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman yang kemajuan teknologinya semakin pesat, masyarakat justru

BAB I. PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian yang tak terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu cara untuk memantau kinerja produksinya. Pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pihak menanggung beban akibat aktivitas tersebut. Salah satu dampak yang paling

Dewan Perubahan Iklim Menyongsong Kopenhagen Dewan Perubahan Iklim Menyongsong Kopenhagen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bank Sampah Wargi Manglayang RW 06

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bumi. Benda ini biasanya berwarna hitam, dan kadang berwarna coklat tua.

KEBIJAKAN NASIONAL MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. batubara dan lainnya menjadikan harga energi terus maningkat. Negara Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa mengenai

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian Perdagangan Bebas Asean-China (ACFTA) semakin

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang tentu saja akan banyak dan bervariasi, sampah, limbah dan kotoran yang

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

BAB III TEKNOLOGI PEMANFAATAN SAMPAH KOTA BANDUNG SEBAGAI ENERGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI. Go Green DJEBTKE 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan pemimpin politik untuk merespon berbagai tantangan dari ancaman

KONSEP DAN TUJUAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

Dinamika Upaya Pengarusutamaan Kegiatan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kutai Timur

Community Development di Wilayah Lahan Gambut

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

l. PENDAHULUAN Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA SEMINAR NASIONAL: THORIUM SEBAGAI SUMBER DAYA REVOLUSI INDUSTRI JAKARTA, 24 MEI 2016

Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

2015 PENGARUH ENVIRONMENTAL PERFORMANCE DAN PENERAPAN CARBON MANAGEMENT ACCOUNTING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dibalik penundaan ratifikasi ini. Kesimpulan yang penulis sampaikan

BAB I PENDAHULUAN. faktor terpenting bagi kehidupan manusia, karena memiliki tiga fungsi pokok yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin

OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mencapai 2324,7 juta ton/tahun (Ditjenbun, 2007).

UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( ) RESUME SKRIPSI

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU. Disampaikan pada : Workshop Efisiensi Energi di IKM Jakarta, 27 Maret 2012

BAB I PENDAHULUAN. yang berlimpah. Dimana sebagian besar penduduknya. menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Hal ini sebenarnya tidak terlalu

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia merupakan negara yang sedang berupaya

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

Peningkatan Kepedulian dan Pemahaman Masyarakat akan Dampak Perubahan Iklim. oleh: Erna Witoelar *)

Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian TPA Sumur Batu, Bantar Gebang, Kota Bekasi adalah TPA milik Kota Bekasi yang terletak di sebelah tenggara Kota Bekasi dan berdekatan dengan TPA Bantar Gebang di Bantar Gebang, Kota Bekasi yang khusus menampung sampah dari DKI Jakarta. TPA dengan luas lahan mencapai 12,4 hektar atau sekitar 12 persen dari luas wilayah Bantar Gebang ini khusus menampung sampah Kota Bekasi saja. TPA yang berlokasi di RW 03 Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang ini sudah beroperasi sejak 2003. Saat ini, TPA Sumur Batu mengolah sampahnya dengan beberapa cara salah satunya mengolah sampah menjadi energi listrik sebagai bagian dari proyek Mekanisme Pembangunan Bersih yang bekerja sama dengan PT. Gikoko Kogyo Indonesia. Proyek Mekanisme Pembangunan Bersih ini diresmikan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup pada 1 Mei 2008 dan mulai beroperasi 27 Juli 2009, proyek ini berbasis Kyoto Protocol (diratifikasi : UU No 17 tahun 2004). Dengan adanya proyek ini diharapkan : a. Perbaikan pengelolaan sampah dari hulu sampai hilir. b. Peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. c. Adanya transfer teknologi dibidang Land Flaring Gas dan proyek Mekanisme Pembangunan Bersih. d. Peningkatan PAD dari Certified Emission Reductions untuk pengelolaan sampah kota. e. Turut berpartisipasi dalam mengurangi efek gas rumah kaca. f. Memanfaatkan sampah untuk menghasilkan energi listrik. 1.2 Latar Belakang Penelitian Masalah lingkungan hidup menjadi concern bagi masyarakat internasional dan menjadi agenda kritis para pemimpin dunia, baik itu negara maju atau berkembang, negara kaya atau miskin, semua memiliki kesamaan dalam meghadapi masalah lingkungan hidup, setidaknya dalam 3 dekade terakhir ini

2 (Nurul, 2005). Salah satu yang menjadi concern adalah permasalahan sampah yang berdampak buruk bagi lingkungan hidup jika tidak ditangani secara tepat. Tidak hanya di Indonesia, negara-negara di dunia mengakui bahwa sampah telah menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang perlu untuk ditangani secara serius (Helmy, 2013). Asian Development Bank dalam kajian krisis sampah mengestimasi jumlah sampah yang dihasilkan oleh kota-kota besar di Asia ratarata sebanyak 760 ribu ton per hari. Jika tidak bersungguh-sungguh mengatasinya, diperkirakan pada tahun 2025 akan menjadi lebih dari dua kalinya yakni, 1,8 juta ton per hari. Meningkatnya jumlah timbulan sampah secara signifikan telah menyebabkan peningkatan biaya pengelolaan sampah dan penggunaan sumber daya yang selanjutnya akan menjadi penyebab timbulnya persoalan baru yang kompleks di bidang perekonomian dan lingkungan hidup. Beberapa negara-negara di dunia sudah cukup baik dalam mengatasi permasalahan sampah yaitu dengan memanfaatkannya menjadi sesuatu yang berguna, contoh pengelolaan sampah yang dilakukan negara-negara di dunia dapat dilihat pada Gambar 1.1. Gambar 1.1 Pengelolaan sampah negara-negara di dunia Sumber : Helmy, 2013 Permasalahan sampah di Indonesia sendiri diatasi dengan adanya UU Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah (Subekti, 2010). Payung hukum ini membuktikan Indonesia serius dalam mengatasi permasalahan sampah.

3 Untuk mengurangi dampak lingkungan hidup terhadap suatu aktivitas tertentu, Indonesia telah menerapkan banyak perangkat pengelolaan lingkungan. Ada dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dengan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL,RPL), ada konsep Produksi Bersih dan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang secara proaktif dapat memperkecil potensi pencemaran melalui minimisasi limbah yang akan terjadi akibat proses produksi dan ada juga waste to energy (Annisa, 2013). Saat ini semakin banyak pihak yang sudah mengetahui dan tertarik dengan konsep waste to energy, karena mampu menjadi solusi penanganan sampah sekaligus mengurangi pemakaian energi tidak terbarukan yang berbasis fossil fuel. Apalagi baru-baru ini Pemerintah RI melalui kebijakan feed in tarif Kementerian ESDM sudah menaikkan tarif listrik dari sumber energi terbarukan. Potensi listrik dari sampah salah satunya dapat melalui pembakaran sampah diatas 1000 derajat celcius (incineration) seperti dilakukan di Jepang, Singapura, dan Eropa. Salah satu konsep alternatif dari waste to energy adalah pemanfaatan gas metana dari TPA (landfill gas recovery). Gas metana dapat digunakan secara langsung sebagai bahan bakar gas, atau dikonversi menjadi pembangkit listrik. Beberapa TPA di Indonesia sudah memulainya, seperti DKI Jakarta, Kota Bekasi, Bali, Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Kendari. Namun baru DKI Jakarta dan Bali yang telah melakukan kontrak dengan PLN untuk penjualan listrik (Helmy, 2013). Salah satu yang menarik adalah Kota Bekasi melalui TPA Sumur Batu yang memanfaatkan gas metana menjadi pembangkit listrik dibawah payung proyek Mekanisme Pembangunan Bersih. Mekanisme Pembangunan Bersih adalah salah satu proyek penurunan emisi gas rumah kaca (termasuk gas metana), proyek ini tercantum dalam Protokol Kyoto, yaitu perjanjian negara-negara di bawah naungan PBB tentang kewajiban penurunan emisi gas rumah kaca yang berdampak buruk bagi lingkungan hidup. Indonesia sendiri meratifikasi perjanjian tersebut melalui UU Nomor 17 tahun 2004 (Project Ide Note TPA Sumur Batu, 2007). Saat ini TPA Sumur Batu menghasilkan energi listrik sebesar 120 Kilowatt dari pemanfaatan gas metana per harinya, namun belum didistribusikan kepada masyarakat karena masih terbilang sedikit, listrik masih sebatas digunakan untuk

4 internal pengelolaan TPA. Perlu adanya peningkatan produktivitas pengolahan sampah menjadi energi listrik ini karena proyek ini sangat potensial untuk mengatasi krisis energi dan krisis listrik di Indonesia. Listrik sebesar 120 Kilowatt jika didistribusikan ke rumah warga mampu menerangi sekitar 90 rumah, bisa dibayangkan jika tiap TPA di Indonesia menghasilkan energi listrik dari sampahnya, bukan tidak mungkin krisis listrik di Indonesia bisa teratasi dan menjadi sumber energi terbarukan. Hal ini yang mendasari penelitian yang berjudul Analisis Produktivitas Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik Dalam Proyek Mekanisme Pembangunan Bersih di TPA Sumur Batu, Bantar Gebang, Kota Bekasi. 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, terdapat beberapa rumusan masalah : 1. Bagaimana produktivitas pengolahan sampah menjadi energi listrik dan faktor apa yang dapat mempengaruhi rendahnya produktivitas? 2. Apa saja akar penyebab faktor tersebut? 3. Manakah penyebab yang paling dominan? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang dijabarkan dalam beberapa poin, yaitu : 1. Mengetahui dan menganalisis produktivitas pengolahan sampah menjadi energi listrik dan faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya produktivitas. 2. Mengetahui dan menganalisis akar penyebab faktor rendahnya produktivitas. 3. Mengetahui dan menganalisis penyebab paling dominan.

5 1.5 Kegunaan Penelitian 1) Aspek Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi atas berbagai ilmu sebagai sarana untuk memperluas masukan pengetahuan dan wawasan bagi pembaca mengenai analisis pengolahan sampah di TPA Sumur Batu menggunakan pendekatan Total Quality Management. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan acuan untuk penelitian berikutnya yang lebih mendalam. 2) Aspek Praktis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengevaluasi produktivitas perusahaan dalam menghasilkan energi listrik dari pengolahan sampah di TPA Sumur Batu. 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN Bab I merupakan penjelasan secara umum, ringkas dan padat yang menggambarkan isi penelitian yang meliputi objek studi, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan tugas akhir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II memaparkan dengan jelas, ringkas dan padat tentang hasil kajian kepustakaan yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Bab ini meliputi uraian penelitian terdahulu yang digunakan sebagai literatur, landasan teori yang digunakan sebagai dasar dari analisis penelitian dan kerangka pemikiran. BAB III METODE PENELITIAN Bab III menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian. Uraian meliputi jenis penelitian, operasionalisasi variabel, jenis dan teknik pengumpulan data, teknik sampling, uji validitas dan reliabilitas, dan analisis data yang digunakan dalam penelitian.

6 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan secara kronologis dan sistematis sesuai dengan lingkup penelitian, serta konsisten dengan tujuan penelitian, yang meliputi hasil analisis dan pengolahan data beserta gambarannya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V berisi mengenai kesimpulan hasil penelitian serta saran bagi perusahaan dan pihak lain yang membutuhkan.