Gambar 7. Jenis-jenis serat alam.

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa.

BAB 6 BAHAN POLYMER Part 1

2015 PEMBUATAN D AN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK KOMPOSIT LIMBAH D AUN SUKUN D ENGAN MATRIK POLYETHYLENE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KIMIA. Sesi. Polimer A. PENGELOMPOKAN POLIMER. a. Berdasarkan Asalnya

Ilmu Bahan. Bahan Polimer

BAB I PENDAHULUAN. material logam mendominasi dalam bidang industri (Basuki, 2008). Namun,

Jenis-jenis polimer. Berdasarkan jenis monomernya Polimer yang tersusun dari satu jenis monomer.

ANALISIS KARAKTERISTIK FISIS DAN MEKANIS PAPAN SERAT KENAF

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Senyawa Polimer. 22 Maret 2013 Linda Windia Sundarti

PERANAN POLIMER SELULOSA SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PENGEMBANGAN PRODUK MANUFAKTUR MENUJU ERA GLOBALISASI

PENDAHULUAN. kelapa sawit terluas di dunia. Menurut Ditjen Perkebunan (2013) bahwa luas areal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan I- 1. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI KEKUATAN BENDING DAN IMPACT KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT RAMIE BERMATRIK POLYESTER BQTN 157 TERHADAP FRAKSI VOLUME DAN TEBAL SKIN

BAB VI PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kulit batangnya. Kenaf sebagai tanaman penghasil serat banyak

TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan diameternya mencapai 1 m. Bunga dan buahnya berupa tandan,

PRODI D3 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UPN VETERAN YOGYAKARTA

LOGO KOMPOSIT SERAT INDUSTRI KREATIF HASIL PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

akan sejalan dengan program lingkungan pemerintah yaitu go green.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga didunia

BAB 3 METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. tanah memiliki kondisi yang ideal. Hal ini dikarenakan kondisi tanah yang. memiliki kuat dukung dan sifat tanah yang buruk.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari tahun seluas 8,91 juta

kimia MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TINJAUAN PUSTAKA. Papan partikel merupakan salah satu jenis produk komposit atau panel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I.PENDAHULUAN. sehingga sifat-sifat mekaniknya lebih kuat, kaku, tangguh, dan lebih kokoh bila. dibandingkan dengan tanpa serat penguat.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. otomotif, elektronik, pulp, dan kertas (Sudjindro, 2011). (sisa potongan, serutan, serbuk gergaji) (Willy dan Yahya, 2001).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA

BAB I PENDAHULUAN. berubah; dan harganya yang sangat murah (InSWA). Keunggulan yang dimiliki

I. PENDAHULUAN. air, gas, aroma, dan zat-zat lain dari bahan ke lingkungan atau sebaliknya

PERBANDINGAN KOMPOSIT SERAT ALAM DAN SERAT SINTETIS MELALUI UJI TARIK DENGAN BAHAN SERAT JUTE DAN E-GLASS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4

Studi Awal Pembuatan Komposit Papan Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu

II. TINJAUAN PUSTAKA. membantu aktivitas pertumbuhan mikroba dan aktivitas reaksi-reaksi kimiawi

yang terbuat dari lembaran atau potongan potongan kecil kayu yang direkat bersama-sama (Maloney,1996). Mengacu pada pengertian ini, komposit serbuk

k = A. e -E/RT Secara sistematis hubungan suhu dan laju reaksi dapat ditulis sebagai berikut: v 2 = 2n x v 1 dan t 2 = t 1/ 2 n

I. PENDAHULUAN. yang tergolong dalam tanaman serat batang (bast fibre crops). Seratnya diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Zaki, Aboe. 2013

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Berbagai macam bahan

Sebuah tempat yang fleksibel, seperti kertas, plastik, atau kulit, yang digunakan untuk membawa atau menyimpan barang-barang.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Resin akrilik polimerisasi panas berbahan polimetil metakrilat masih

STUDI SIFAT-SIFAT REOLOGI ASPAL YANG DIMODIFIKASI LIMBAH TAS PLASTIK

Polyvinyl chloride (PVC) merupakan termasuk salah jenis plastik yang paling

BAB I PENDAHULUAN. fungsional, maupun piranti ke dalam skala nanometer.

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah merupakan tempat sampah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN UNSATURATED POLYESTER RESIN TERHADAP MUTU BETON K-350 EFFECT OF ADDITION UNSATURATED POLYESTER RESIN IN MIXED CONCRETE K-350

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Devy Lestari ( )

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah kecil bagian bukan karet, seperti lemak, glikolipid, fosfolid, protein,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok masyarakat dalam bahan bangunan untuk perumahan, maka

Aspal merupakan bahan perkerasan untuk jalan raya. Tentu "penghuni" jurusan Teknik Sipil mengenalnya. Mari kita bahas bersama mengenai aspal.

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN KEMASAN KERTAS DAN PLASTIK

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat mendorong

Polimer terbentuk oleh satuan struktur secara berulang (terdiri dari susunan monomer) H H H H H

Dari data di atas yang tergolong polimer jenis termoplastik adalah. A. 1 dan 5 B. 2 dan 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

TEKNOLOGI POLIMER. Oleh: Rochmadi Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Klasifikasi papan partikel menurut FAO (1958) dan USDA (1955)

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

III. TINJAUAN PUSTAKA A. Serat Alam Penggunaan serat alam sebagai bio-komposit dengan beberapa jenis komponen perekatnya baik berupa termoplastik maupun termoset saat ini tengah mengalami perkembangan pesat. Kelebihan serat alam antara lain memiliki harga produksi yang relatif murah, massa jenis rendah, sifat-sifat khusus yang dapat diterima, mengurangi bahaya kesehatan akibat penggunaan bahan kimia, serta dapat terurai secara alami. Drzall et al (2003) menyatakan bahwa bio-komposit yang berasal dari serat alam tidak sepenuhnya ramah lingkungan. Hal tersebut karena penggunaan komponen resin yang yang tidak dapat terurai. Keseimbangan antara ekonomi dan lingkungan mendorong industri dalam mempertimbangkan penggunaan serat alam untuk berbagai aplikasi seperti pada industri otomotif, bangunan, furniture, dan industri pengemasan. Di bawah ini merupakan beberapa jenis serat alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku bio-komposit (Gambar 7), kategorinya (Gambar 8) serta karakteristik umumnya pada Lampiran 10. Gambar 7. Jenis-jenis serat alam. 12

Gambar 8. Kategori serat alam. B. Tanaman Kenaf (Hibiscus cannabinus L) Tanaman kenaf (Hibiscus cannabinus L) termasuk tanaman hari pendek yang berasal dari Afrika, dimana tanaman berserat ini digunakan sebagai bahan makanan maupun produk serat. Kenaf merupakan tanaman tropis dan subtropis yang banyak digunakan sebagai sumber bahan baku serat untuk pembuatan pulp, kertas, dan produk serat lainnya. Nama kenaf berasal dari Persia yang kemudian diakui di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Kuba, serta banyak negara Eropa lainnya. Dibelahan dunia lain, kenaf memiliki banyak nama diantaranya Deccan hemp, Bimliapatan jute, Mesta, dan Guinea hemp. Di Indonesia, serat kenaf sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku karung goni. Selain itu banyak pula yang memanfaatkannya sebagai bahan baku tekstil, permadani, bahkan sebagai bahan subtitusi fiberglass, serat sintetis maupun industri otomotif lainnya. Bahkan beberapa negara seperti USA, Italy, Uni Eropa, dan Jepang memproduksi kenaf untuk keperluan remediasi tanah, absorban kimia, pulp, kertas, kertas uang, tekstil, geo-tekstil, 13

papan partikel, papan serat, dll (Kozlowski, et al. 2003). Budidaya tanaman kenaf (Gambar 9) sangat menguntungkan, selain karena seratnya banyak diminati oleh para pengguna di Eropa dan Amerika, bijinya yang dapat menghasilkan minyak untuk keperluan industri, serta bagian batangnya yang merupakan bahan yang sangat baik untuk kayu bakar. Sejauh ini kenaf dapat diterima dengan perhatian yang besar karena tanaman ini mudah beradaptasi dibandingkan tanaman serat lainnya. Gambar 9. Tanaman Kenaf (Hibiscus cannabinus L). Kenaf sudah ditemukan di Indonesia sejak tahun 1978. Tanaman ini mudah ditanam pada iklim dan tanah yang berbeda dibanding tanaman serat lain yang ditanam untuk keperluan komersil. Sekarang ini jumlah area penanaman kenaf di Indonesia telah mencapai 2500-3000 hektar. Kenaf termasuk famili Malvaceae satu famili dengan tanaman rosella dan kapas yang merupakan tanaman semusim dan cepat tumbuh. Tanaman ini juga merupakan tumbuhan tropis dan subtropis yang banyak terdapat di Filipina, Brasil, Hawai, India dan Indonesia. Tanaman kenaf sudah banyak dimanfaatkan negara maju untuk bahan baku berbagai industri. Menurut Dempsey (1975), kenaf termasuk tanaman yang memiliki penyebaran yang cukup luas mulai 30 LS hingga 48 LS dengan kelembaban relatif 68-82 %. Temperatur selama musim pertumbuhan yakni 22.5-33 C, 14

dengan curah hujan 10-329 mm perbulan. Kenaf dapat tumbuh hampir pada semua tipe tanah, tetapi yang paling ideal yakni tanah lempung berpasir atau tanah lempung liat berpasir dengan drainase yang baik. Tanaman berserat ini selain mudah dibentuk juga memiliki kekuatan yang tinggi. Bagian tanaman kenaf yang dapat dimanfaatkan untuk papan serat adalah kulit batang yang banyak mengandung serat. Di Indonesia tanaman yang merupakan salah satu sumber daya alam yang cukup berpotensi ini terdapat di Propinsi Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung dan Kalimantan Selatan. Sumber : Mokhtar, et al, 2007. Gambar 10. Kuat tarik dan modulus elastisitas beberapa jenis serat. Kenaf (Hibiscus cannabinus L) dapat menghasilkan serat halus dari batangnya yang hampir sama dengan rami. Kenaf dapat tumbuh di lingkungan tropis dan sub tropis, dengan ketinggian hingga 1000 m dpl. Tanaman kenaf dibiakkan dengan menggunakan benih yang dihasilkan dari tanaman penghasil benih. Benih tersebut kemudian ditanam sebagai tanaman penghasil serat. Kenaf merupakan tanaman yang tahan kekeringan. Tanaman ini harus dipanen pada umur 3-4 bulan (Balittas, 1996). 15

Pada kondisi normal, kenaf dapat tumbuh optimal pada umur 60-98 hari, dan dapat dipanen setelah umur 4 bulan. Tinggi batang kenaf saat dipanen mencapai 2.5-4.2 meter dengan diameter hingga 2.7 cm, dengan tebal kulit 1-2 mm. Secara fisik tanaman kenaf terdiri atas serat pendek pada bagian kayu, serat panjang pada bagian kulitnya, dengan komposisi tertentu. Sumber serat panjang dalam kenaf yang berasal dari bagian kulitnya sebesar 32.5 % sedangkan serat pendek dari kayunya sebesar 64.7%. Komposisi kimia serat kenaf dan batang kenaf disajikan pada Tabel 1 dan 2. Tabel 1. Komposisi kimia serat kenaf Sumber : Hobir et al, 1989. Tabel 2. Komposisi kimia batang kenaf Sumber : Hobir et al, 1989. 16

C. Polypropylene Plastik adalah polimer rantai-panjang atom yang mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, yang disebut monomer. Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang. Plastik merupakan senyawa polimer dari turunan-turunan monomer hidrokarbon yang membentuk molekulmolekul dengan rantai panjang dari reaksi polimerisasi adisi atau polimerisasi kondensasi. Sifat-sifat plastik sangat tergantung dengan jumlah molekul dan susunan atom molekul. Secara umum plastik digolongkan dalam dua kategori yaitu termoseting dan termoplastik. Termoseting adalah polimer yang berbentuk permanent (irreversible) setelah diproses, meskipun di bawah pengaruh panas dan tekanan. Setelah polimerisasi bahan-bahan termoset tetap stabil dan tidak dapat kembali ke bentuk awal, karena sudah membentuk ikatan tiga dimensi yang kokoh dan kuat. Contoh termoseting adalah phenolik, melamin, urea, alkid, dan epoksi. Termoplastik adalah bahan plastik yang sensitif terhadap panas, berwujud padat pada suhu ruang seperti kebanyakan logam. Pemberian panas pada termoplastik akan menyebabkan plastik melunak dan akhirnya meleleh menjadi cair. Golongan ini mempunyai sifat mudah larut dalam pelarut (solvent) tertentu, misalnya dalam benzene. Contoh termoplastik adalah polyethylene, polypropylene, dan polystyrene. Polypropylene (PP) merupakan jenis polimer termoplastik yang sangat luas penggunaannya karena sangat mudah diproses dengan berbagai macam cara, antara lain proses cetakan, ekstrusi, film, dan serat. Beberapa sifat keunggulan polypropylene antara lain memiliki densitas yang rendah, tahan terhadap suhu tinggi dibanding polyethylene, dan memiliki sifat mekanik yang baik. Polypropylene yang digunakan dalam penelitian ini adalah polypropylene jenis homopolimer. Sifat polypropylene dapat dilihat pada Tabel 3. 17

Tabel 3. Sifat-sifat polypropylene Sumber : Mokhtar, et al, 2007. Polypropylene sangat rentan terhadap sinar ultra violet dan oksidasi pada suhu tinggi. Senyawa ini dapat terdegradasi membentuk produk dengan berat molekul rendah. Perbaikan dapat dilakukan dengan menambahkan zat aditif yang digunakan dalam semua komponen polypropylene komersil (Beck, 1980). Umumnya polypropylene memiliki kekakuan (stiffness) tinggi, kuat tarik (tensile strength) tinggi, dan kekerasan (hardness) yang juga tinggi. Struktur molekul polypropylene dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Struktur polimer polypropylene. 18