BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jamur merang (Volvariella volvacea), jamur kayu seperti jamur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

BAB I PENDAHULUAN. Jenis jamur itu antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dengan kekuasaan dan kehendak-nya telah menumbuhkan. berbagai macam tumbuh-tumbuhan di muka bumi ini yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI

PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur shiitake dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

I. PENDAHULUAN. menempati posisi penting dalam memberikan kontribusi bagi perekonomian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah

PEMANFAATAN AIR KELAPA SEBAGAI MEDIA TANAM BIAKAN MURNI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

I. PENGANTAR. konsumsi (edible mushroom), yang telah banyak dibudidayakan, karena selain

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gizi dalam jamur hampir mengimbangi nutrisi pada daging sapi dan daging ayam.

TUGAS AKHIR SB091358

I. PENDAHULUAN. fotosintesis. Oleh karena itu, didalam pertumbuhannya jamur memerlukan zat-zat

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

KAJIAN KOMPOSISI MEDIA UTAMA DAN PENAMBAHAN PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae). SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. khasiat obat ini antara lain jamur tiram (Pleurotus sp.), jamur kuping (Auricularia

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi.

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Permukaan

UKDW I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan salah satu spesies jamur

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan penyakit, cacat janin, kematian, bahkan. pemutusan mata rantai kehidupan suatu organisme. Limbah merupakan dapat

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DALAM UPAYA DIVERSIFIKASI PANGAN

JAMUR KAYU SUMBER PANGAN SEHAT DARI HUTAN. Sihati Suprapti dan Djarwanto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram dan jamur merang termasuk dalam golongan jamur yang dapat dikonsumsi dan dapat hidup di

PEMANFAATAN JERAMI PADI DAN PENAMBAHAN KOTORAN AYAM SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) SKRIPSI

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari)

BAB I PENDAHULUAN. lemak. Selain itu jamur juga banyak membutuhkan peluang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dalam mendukung perekonomian, sehingga bidang pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA. organik seperti selulosa, pati, lignin, dan glukosa (Irianto et al., 2008).

PENGARUH LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA TAMBAHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

BAB I PENDAHULUAN. mengenal berbagai jenis jamur seperti jamur kuping, jamur tiram, jamur

BAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, mengingat. pentingnya kebutuhan pangan untuk mencapai angka kecukupan gizi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. terpakai dan mengandung bahan yang dapat menimbulkan gangguan

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI PADI dan BATANG JAGUNG

LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) E-144

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

merang terutama selulosa (Subaryanto, 2011). Bersumber dari pernyataan tersebut, sangat mungkin sekali mengganti media tumbuh jamur merang yang

PENDAHULUAN. dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

TINJAUAN PUSTAKA. yang berbentuk tabung bersekat-sekat atau tidak bersekat, hidup pada bahan atau

PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TEH DAN KARDUS SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. gram jamur kering juga mengandung protein 10,5-30,4%, lemak 1,7-2,2%, kalsium 314 mg, dan kalori 367 (Suwito, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guru Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi.

I. PENDAHULUAN. merupakan sumber protein dan mineral yang baik, dengan kandungan kalium,

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I. TINJAUAN PUSTAKA. dari sel-sel lepas dan sel-sel bergandengan berupa benang (hifa). Kumpulan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Jamur Tiram. serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastik yang disebut dengan baglog.

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR TIRAM (Pleorotus ostreatus) AKIBAT KONSENTRASI PEMBERIAN MOLASE (GULA MERAH)

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur dikenal dalam kehidupan sehari-hari sejak 3000 tahun yang lalu, telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Di Cina, pemanfaatan jamur sebagai bahan obat-obatan sudah dimulai sejak 2000 tahun silam. Budidaya jamur merupakan salah satu usaha peningkatan ekonomi dan pangan yang berkembang dimasyarakat, bisnis budidaya jamur menjanjikan penghasilan yang tidak sedikit mengingat permintaan dari konsumen yang semakin meningkat. Jamur merupakan tumbuhan sederhana yang banyak dijumpai di alam bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak melakukan fotosintesis. Jamur dapat tumbuh dengan mudah dibatang kayu atau tumpukan sampah organik. Selain memiliki rasa yang enak, jamur juga bisa diolah menjadi obat. (Agromedia, 2010) Kandungan zat besi dan niasin dalam jamur tiram sangat berguna dalam pembentukan sel-sel darah merah, kandungan polisakarida lentinan dalam jamur dipercaya mampu menekan pertumbuhan sel-sel kanker khususnya kanker kolon. Jamur tiram juga mengandung serat tinggi sehingga bermanfaat dalam menurunkan kepekatan lemak dalam darah, mengeluarkan kolesterol, dan mencegah penyerapan berlebih dari makan yang kita konsumsi. Beberapa jenis jamur yang telah dibudidayakan dimasyarakat sebagai makanan dan sayuran diantaranya adalah jamur kancing (Agaricus bisporus), 1

jamur merang (Volvariella volvaceae), jamur kuping (Auricularia auricular), jamur payung shitake (Lentinus edodes), dan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), jamur kuping putih (Tremella fuciformis) dan jamur maitake (Grifola frondosa). Jamur termasuk jenis thallus karena tidak memiliki akar, batang, dan daun. Tubuh jamur ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak. Jamur tidak memiliki klorofil (zat hijau daun), tidak melakukan fotosintesis, dan tidak membutuhkan sinar matahari. Karena tidak berfotosintesis kehidupan jamur sangat bergantung kepada zat organik dari tumbuhan lain. Di alam, jamur berperan dalam menguraikan zat organik sehingga akan membantu siklus peredaran zat anorganik. Saat ini, jamur telah berkembang menjadi makanan bagi rakyat terutama sebagai sayuran. Ada 2 kategori jenis jamur yaitu jamur edible dan non-edible. Jamur edible merupakan jamur yang relatif aman untuk dikonsumsi, umumnya memiliki rasa yang lezat dan memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan bagi kesehatan sehingga aman untuk dikonsumsi. Contoh jamur edible antara lain jamur tiram putih, jamur kuping dan jamur merang. Jamur non-edible adalah jamur yang umumnya dikonsumsi dalam jumlah dan untuk tujuan tertentu saja. Kendati jamur ini kurang enak untuk dikonsumsi, tetapi bermanfaat bagi kesehatan sehingga sering dijadikan sebagai ramuan obat, salah satu contohnya adalah jamur ling zi. Budidaya jamur merupakan salah satu jenis usaha berbasis bahan pangan yang patut dikembangkan sebagai peluang usaha, karena dalam pembudidayaan tidak mengenal musim dan tidak membutuhkan tempat yang 2

luas. Jamur tiram putih bisa dikembangkan menjadi berbagai olahan yang diminati masyarakat. (Maulana, 2012) Peluang pasar produk jamur saat ini cukup tinggi, kebutuhan pasar lokal sekitar 35% dan pasar luar negeri 65%. Di dunia produksi jamur tiram menduduki peringkat kedua setelah jamur kancing (Champignon), yaitu sekitar 25% dari total produksi jamur dunia. Media yang digunakan untuk membuat media buatan adalah serbuk gergaji, bekatul atau dedak halus, gips (CaSO4), dan kapur pertanian atau kalsium karbonat (CaCO3). Saat ini para pembudidaya banyak menggunakan baglog sebagai tempat pertumbuhan jamur tiram putih. Baglog merupakan tempat untuk pembiakan jamur yang di dalamnya sudah terdapat media dan nutrisi yang mendukung pertumbuhan jamur. Kayu sengon merupakan bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomis. Pohonnya dapat mencapai sekitar 30-45 meter, dan berdiameter 70-80 cm. Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan kertas. Serbuk gergaji sisa dari kayu sengon biasanya digunakan untuk media penanaman jamur tiram karena serbuk kayu sengon termasuk kayu keras, tidak mengandung getah (kayu yang mengandung getah akan menghambat pertumbuhan jamur tiram, karena getah pada tanaman menjadi zat ekstraktif), serbuk kayu sengon juga tidak mengandung minyak serta bahan kimia lainnya. Dari keunggulan kayu sengon tersebut memenuhi syarat sebagai media tumbuh jamur tiram. Kayu sengon sendiri mengandung komponen kimia yaitu selulosa mencapai 49,7% karena 3

kadar selulosa merupakan bahan yang diperlukan dalam pertumbuhan jamur tiram dengan kandungan nutrisi yang tidak cepat habis. Bekatul merupakan sisa penggilingan padi, apabila diamati bekatul terdiri dari bubuk dan butiran kecil akibat dari pengupasan kulit padi. Pada media jamur penggunaan bekatul bertujuan sebagai sumber karbohidrat, karbon ( C ) dan nitrogen (N) selain itu vitamin B1 dan B2 juga terkandung di dalamnya (Wijoyo, 2008). Pada bekatul terdapat nutrisi yang membuat Acetobacter xylinium yang dapat mengubah karbohidrat limbah padi menjadi selulosa. Dalam budidaya jamur tiram selulosa dibutuhkan, karena menyediakan energi guna peningkatan pertumbuhan jamur tiram. Disamping kandungan zat / gizi, selulosa, bekatul juga mengandung karbon yang dipakai sebagai sumber utama yang berfungsi membangun miselin dan enzim yang dibutuhkan dalam budidaya jamur tiram (Maulana, 2012). Didaerah Kemusu Boyolali banyak warga yang memiliki pohon kelapa, akan tetapi sabut atau kulit kelapa kurang bisa dimanfaatkan. Sabut tersebut dimanfaatkan untuk dibakar sebagai pengganti kayu atau minyak tanah yang digunakan untuk memasak. Pemanfaatan sabut tersebut kurang maksimal, maka diperlukan inovasi atau ide yang perlu dikembangkan. (Rukmana dan Yudirahman, 2004) Sabut kelapa merupakan bahan berserat dengan ketebalan sekitar 5 cm, dan merupakan bagian terluar dari buah kelapa. Sabut kelapa terdiri atas kulit ari, serat dan sekam (dust). Diantara ketiga komponen penyusun sabut kelapa ini penggunaan serat adalah yang paling banyak dan telah berkembang. Pemanfaatannya sangat luas antara 4

lainuntuk pembuatan tali, sapu, keset, sikat pembersih, media penanaman anggrek, saringan, pengaturan akustik dan lainnya. Satu buah kelapa dapat diperoleh rata-rata 0,4 kg sabut, sabut ini mengandung 30% serat. Serat dapat diperoleh dari sabut kelapa dengan cara perendaman dan cara mekanis. Hasil penelitian Sutarja (2010) penggunaan bekatul efektif untuk digunakan sebagai media campuran budidaya jamur tiram dengan media baku serbuk gergaji. Produksi optimal terdapat pada campuran media bekatul dengan konsentrasi 30% (300 gram). Bekatul berfungsi sebagai nutrisi karena bekatul memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Hasil penelitian Widyastuti (2008) limbah kayu yang berbentuk serbuk gergajian yang cukup melimpah dapat dimanfaatkan sebagai komponen formula media tanam jamur shiitake dan jamur tiram. Pada umumnya serbuk gergaji yang digunakan oleh para petani di Indonesia adalah sengon (Albazia falcataria). Hasil penelitian Maryawati (2010) media tanam budidaya jamur dapat meberikan hasil yang optimal terhadap produktivitas rata-rata berat basah (3,95 gram) dan dengan penambahan limbah cairan tahu mempercepat waktu munculnya munculnya primordia Lingzhi (205,2 hari setelah inokulasi). Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON (Albizia falcataria) DAN BEKATUL SEBAGAI MEDIA TANAM BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus sp.) DENGAN PENAMBAHAN SERBUK SABUT KELAPA (Cocos nucifera) 5

B. Pembatasan Masalah Agar pokok masalah yang dibahas tidak terlalu luas dan untuk mempermudah memahami masalah maka permasalahan dibatasi sebagai berikut: 1. Subyek penelitian Subyek penelitian ini adalah pembuatan media tanam budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) serbuk gergaji kayu sengon, bekatul dengan penambahan serbuk sabut kelapa. 2. Obyek penelitian Obyek penelitian ini adalah pertumbuhan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dengan pencampuran media tanam antara serbuk gergaji kayu sengon, bekatul, dan serbuk sabut kelapa. 3. Parameter Parameter penelitian ini meliputi miselium memenuhi media tanam jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) secara periodik dan hasil produksi jamur tiram putih. a. Miselium memenuhi media secara periodik yaitu munculnya misellium sampai misellium tumbuh sempurna (100%). b. Untuk pengamatan produksi meliputi: 1) Jumlah badan buah. 2) Berat segar badan buah. 6

C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Bagaimana pengaruh serbuk gergaji kayu sengon (Albizia falcataria) dan bekatul sebagai media tanam budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dengan penambahan serbuk sabut kelapa (Cocos nucifera) terhadap miselium memenuhi media tanam dan hasil produksi? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang di rumuskan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh serbuk gergaji kayu sengon (Albizia falcataria) dan bekatul sebagai media tanam budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dengan penambahan serbuk sabut kelapa (Cocos nucifera) terhadap miselium memenuhi media tanam dan hasil produksi. E. Manfaat Penelitian Apabila penelitian ini telah selesai diharapkan bisa memberi manfaat baik yang bersifat teoritis maupun praktis. 1. Manfaat teoritis Secara umum penelitian ini untuk sosialisasi masyarakat sekitar Kemusu Boyolali bahwa limbah serbuk gergaji dan serbuk sabut kelapa dapat dimanfaatkan sebagai media tanam budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). 2. Manfaat praktis 7

a. Bagi masyarakat 1) Memberi masukan kepada masyarakat tentang budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dengan komposisi media serbuk gergaji dan bekatul dengan serbuk sabut kelapa (Cocos nucifera). 2) Dapat membantu masyarakat dalam mengatasi dampak lingkungan akibat limbah serbuk gergaji dam membantu pemenuhan gizi masyarakat dengan mengkonsumsi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) sebagai makan alternatif yang aman bebas kolesterol dan lezat. 3) Hasil penelitian dapat dikembangkan sebagai sentra usaha kecil bagi masyarakat Kemusu Boyolali untuk penambahan pendapatan masyarakat. b. Bagi peneliti 1) Agar memiliki wawasan yang luas tentang budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dengan komposisi media yang lebih produktif. 2) Dapat menambah keterampilan bagi peneliti khususnya tentang media budidaya jamur. c. Bagi peneliti selanjutnya 1) Memberi sumbangan pemikiran dan dapat dipakai sebagai masukan apabila melakukan penelitian sejenis. 2) Peneliti dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya. 8