BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No.

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan. pendidikan banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu Sistem Pendidikan Nasional. Dan sebagai pedoman yuridisnya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN. orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konkret; sejak bayi seorang anak yang hidup di lingkungan serigala, maka

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

BAB I PENDAHULUAN. diorganisasikan dan diarahkan pada pencapaian lima pilar pengetahuan: belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Dasar mulai mengembangkan keterampilan yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bhakti tri Gunarto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan prilaku. Pembelajaran pengetahuan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. wajib untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar. Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. yakni sebagai bahasa Negara dan Bahasa Nasional. Mengingat fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan, merencanakan, dan menilai pembelajaran. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi utama dalam kehidupan. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia kini telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 yaitu: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia. Pendidikan merupakan suatu proses dalam langkah mempengaruhi siswa supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat, aktif, dan tanggap dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa adalah alat untuk melakukan komunikasi dan bekerja sama dengan orang lain. Sedangka pengertian bahasa menurut Wibowo (2001:19) menyatakan Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilakan oleh alat ucap) yang bersifat albitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komuikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. 1

Pembelajaran bahasa diharapkan mampu membantu siswa dalam mengenal dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat membantu siswa dalam memberikan gagasan (pendapat), pikiran serta menggunakan kemampuan analistis, dan imajinasi yang ada di dalam dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat aspek keterampilan yakni keterampilan berbicara, menyimak, membaca dan menulis. Dari keempat keterampilan ini keterampilan berbicara merupakan salah satu aspek dalam bebahasa karena berbicara memiliki peranan yang sangat penting dalam melahirkan generasi muda di masa yang akan datang yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya. Dalam sehari-hari pun sebagian besar waktu yang kita miliki digunakan untuk berbicara dan menyimak. Berbicara merupakan alat komunikasi lisan yang digunakan oleh seseorang dalam menyampaikan pendapat, gagasan, ataupun idenya kepada orang lain. Sebagai penyimak/pendengar. Karena itu berbicara sangat erat hubungannya dengan menyimak karena merupakan komunikasi dua arah yang dilakukan secara langsung. Berbicara sangat perlu diajarkan kepada siswa/peserta didik karena memiliki tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan didalam pengungkapan ide, pikiran, gagasan, pengalaman agar dapat disampaikan kepada orang lain. Berikut ini adalah pengertian berbicara menurut Tarigan (2013:15) Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, mengatakan serta menyatakan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. 2

Menyimak juga sangat perlu diajarkan kepada siswa karena menyimak erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari lewat menyimak kita bisa menerima dan menyampaikan informasi yang didapat dari orang lain dan kita bisa menyampaikan kempali kepada yang lainnya, oleh karena itu menyimak sangatlah penting diajarkan pada siswa SD. Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita melakukan berbagai kegiatan. Orang yang berasal dari suku Banjar, sunda, Bali, Batak, Minang, Bugis, dan Dayak kalau ke Jakarta tidak harus menggunakan bahasa Betawi, Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu ini dapat mempermudah kita untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman-teman dari daerah lain. Dapat dibayangkan apabila kita tidak memiliki kemampuan berbahasa kita tidak dapat mengungkapkan pikiran tidak dapat mengekspresikan perasaan dan tidak dapat melaporkan fakta yang kita amati dalam kehidupan sehari-hari, untuk mengembangkan kecakapan berbahasa ini dapat dilakukan melalui pendidikan. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang menarik. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar dapat berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu diharapkan dalam pencapaian pembelajaran Bahasa Indonesia siswa bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari oleh karena itu dibutuhkan teknik yang cocok agar pembelajaran menjadi lebih bermakna dan lebih diingat siswa. Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Cibabat Mandiri 4 Kota Cimahi. Dipilihnya 3

karena sesuai oleh kriteria SD yang dibutuhkan. Ketika peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV guru tersebut mengatakan bahwa kemampuan berbicara siswa yang kurang baik dan hasil prestasi belajar yang ingin dicapai tidak mencapai nilai rata-rata kelulusan. Salah satu yang terkendala dalam pengembangan keterampilan berbicara pada siswa SD adalah tutur kata bahasa siswa yang saat ini dirasa kurang baik serta kurangnya siswa mengekspresikan perasaan dan mengungkapkan isi pikirannya. Penulis mengajukan suatu tindakan untuk menerapkan teknik Role Playing untuk meningkatkan keaktifan, motivasi dan hasil belajar siswa. Proses Role Playing ini memberi contoh kehidupan yang berguna bagi siswa yang berpengaruh pada sikap, nilai dan prestasinya. Penggunaan teknik bermain peran (role playing) diharapkan dapat mengatasi masalah yang terjadi di lapangan karena teknik bermain peran (role play) bertujuan untuk dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa, metode ini dapat melatih siswa untuk berbicara dengan cara yang menyenangkan. Pendapat lain yang muncul mengenai model pembelajaran role playing Miftahul A la (2011:49) menyatakan model pembelajaran role playing adalah cara penugasan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan yang dimiliki oleh setiap siswa. Role Playing (Bermain Peran) sebagai satu atau teknik sungguh besar peranannya, sebab dengan teknik ini disamping pengangkatan suatu keadaan atau kejadian ke dalam ruang kelas juga sebagai perasaan, keadaan dan perbuatan dari pada hal tersebut akan turut dirasakan atau dialami oleh siswa sebagai pelakunya. 4

Salah satu keunggulan metode bermain peran ini adalah siswa dapat merasakan berbagai macam peristiwa secara langsung, karena kadang-kadang banyak peristiwa psikologis dan sosial yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Oleh karena itu perlu didramatiskan dan siswa dipartisipasikan untuk berperan dalam peristiwa psikologis atau sosial tersebut. Dari penjelasan tersebut dapat dijelaskan bahwa penggunaan metode teknik Role Playing penyerapan suatu materi oleh siswa sebesar 90%, dan hal tersebut tentunya membawa dampak positif bagi siswa dalam proses pembelajaran. Siswa akan lebih aktif berekspresi dalam memerankan peran dan ikut terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Siswa pun seolah-olah berimajinasi membayangkan bermain drama layaknya dikehidupan nyata, agar siswa bisa mengaplikasikan pengalaman pembelajarannya pada kehidupan nyata. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru sebagai pengembang kurikulum dan ujung tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan, dituntut memiliki kecakapan dasar profesional kependidikan. Kehandalan guru dalam mengemban tugas profesional kependidikan khusussnya dalam program pendidikan Bahasa Indonesia, akan menentukan proses dan hasil pembelajaran yang menjadi tujuan mulai dari merencanakan, mengelola dan menilai hingga merefleksi hasil yang dicapai dalam suatu proses berkelanjutan untuk kepentingan perbaikan yang diharapkan sehingga pembelajaran lebih bermakna. Permasalahan yang terdapat di sekolah SD Negeri Cibabat Mandiri 4 Kota Cimahi yang akan menjadi tempat penelitian, guru masih menggunakan metode pembelajaran klasik yaitu ceramah dimana pembelajaran berpusat pada guru 5

sehingga tidak ada keaktifan dari siswa. Dengan demikian, siswa merasa bosan dan cenderung berperilaku yang tidak terkendali seperti mengobrol dengan teman sebangkunya, bermain-main pada saat menerangkan. Dengan keaadaan seperti itu sulit bagi guru untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, keberhasilan dalam proses belajar mengajar salah satuya dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menggunakan straegi, metode dan teknik belajar. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menerapkan teknik Role Playing ini untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV SD Negeri Cibabat Mandiri 4 Kota Cimahi, dengan mengadakan penelitian berjudul Peningkatan Kemampuan Menyampaikan Pesan melalui Telepon dengan Menggunakan Teknik Role Playing pada Siswa Kelas IV SD Penelitian Tindakan Kelas ini dilalukan oleh peneliti pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cibabat 4 Kota Cimahi Tahun Pelajaran 2015/2016 karena dinilai termasuk pada kriteria yang cocok untuk dijadikan Penelitian Tindakan Kelas guna untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada saat kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka masalah yang ditemukan sebagai berikut: 1. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. 2. Metode yang digunakan guru di kelas kurang bervariatif. 6

3. Guru kurang memberikan motivasi belajar kepada siswa. 4. Hasil belajar siswa tidak sesuai dengan pencapaian kompetensi yang ditentukan. Dari masalah yang telah ditemukan dari hasil pengamatan peneliti maka dinilainya sangat perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas supaya kemampuan berbicara dan hasil belajar siswa meningkat serta diharapkan dapat memotivasi siswa supaya lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran dan dapat memperbaiki pola berbahasa siswa yang dirasa kini keluar dari aturan-aturan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Siswa diharapkan bisa menerapkan kebiasaan cara menyampaikan pesan dengan bahasa yang sopan dan santun. C. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah Setelah mengkaji dan meneliti dari situasi keadaan siswa juga dari berbagai macam kendala dalam kegiatan pembelajaran yang telah di temukan dan diuraikan di latar belakang penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam teknik Role Playing untuk meningkatkan kemampuan menyampaikan pesan melalui telepon pada siswa kelas IV SDN Cibabat Mandiri 4 Kota Cimahi? 2. Bagaimanakah menggunakan teknik Role Playing untuk meningkatkan kemampuan menyampaikan pesan melalui telepon pada siswa kelas IV SD? 3. Apakah penggunaan teknik Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas IV SD? 7

4. Apakah dengan menggunakan teknik Role Playing dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas IV SDN Cibabat Mandiri 4? 2. Batasan Masalah Memperhatikan hasil diidentifikasi masalah, rumusan masalah dan pertanyaan-pertanyaan penelitan yang telah diutarakan, diperoleh gambaran dimensi permasalahan yang begitu luas. Namun, menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka dalam penelitian ini penulis memandang perlu memberi batasan masalah secara jelas sebagai berikut: 1. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Cibabat Mandiri 4 Kota Cimahi tahun pelajaran 2015/2016. 2. Dari sekian banyak pokok bahasan pada mata pelajaran bahasa Indonesia, dalam penelitian ini hanya mengkaji atau menelaah pembelajaran pada pokok bahasan mengenai penggunaan metode Role Playing dalam materi menyampaikan pesan melalui telepon. 3. Model pembelajaan yang digunakan pada kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah teknik Role Playing. 4. Penggunaan Teknik Role Playing guna untuk meningkatkan Hasil belajar dan Keaktifan siswa. Dari sekian banyaknya permasalahan yang telah didapatkan dan peneliti telah membatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Pembatasan masalah merupakan proses eliminasi dari masalah-masalah yang banyak ditemukan oleh peneliti dalam indentifikasi masalah dan faktor penyebab permasalahan muncul. Maka dari itu peneliti telah membatasi permasalahan seperti yang telah terlampir 8

di atas dan agar peneliti dapat mencari jawaban atas permasalahan-permasalah yang telah ditemukan peneliti. Sehubungan dengan itu batasan masalah dilakukan agar permbahasan penelitian tidak meluas. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Peneliti telah mengkaji tujuan dari penelitian yang akan diteliti adapun tujuan umum dari penelitian tindakan kelas ini adalah ingin menerapkan teknik pembelajaran role playing untuk meningkatkan kemampuan menyampaikan pesan melalui telepon dan meningkatkan hasil belajar pada siswa serta meningkatkan keaktifan siswa dalam materi menyampaikan pesan melalui telepon pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SDN Cibabat Mandiri 4 Kota Cimahi. 2. Tujuan Khusus Setelah merumuskan masalah-masalah yang telah dikaji oleh peneliti tentunya penelitian ini memiliki tujuan. Peneliti pun telah menemukan tujuan dari penelitian kali ini, khusus yang hendak dicapai dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui perencanaan pembelajaran yang menggunakan model Role Playing yang dipersiapkan secara matang, siswa akan mudah bercerita dan mengekspresikan perasaannya. 2. Mengetahui kemampuan siswa dalam menyampaikan pesan dan mengekspesikan perasaan serta mengemukakan pendapat dan ide-idenya. 3. Mengukur keefektifan model yang dipakai dalam pembelajaran tersebut. 9

4. Mengukur keberhasilan hasil belajar dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini selain bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan meningkatkan hasil belajar serta keaktifan siswa. Penelitian ini juga dapat memberikan manfaat, baik manfaat teoretis maupun manfaat praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengalaman yang berharga dan bermakna dalam proses pelaksanaan pembelajaran dengan teknik Role Playing, serta akan mampu menambah wawasan, lebih mengerti dan memahami penerapan teori-teori yang telah didapat selama proses pembelajaran dan penelitian yang dilakukan, dan memahami keterhubungan antar teori dengan model pembelajaran Role Playing. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan alternative bahan, media, metode atau model pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV Sekolah Dasar. 2. Dapat memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan mengenai model, metode, sumber belajar dalam pelaksanaan pembelajaran. 3. Mengembangkan kreatifitas guru menggunakan berbagai sumber belajar dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. 10

4. Dapat meningkatkan pencapaian aktivitas dan hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi berkomunikasi. b. Bagi Siswa 1. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran Bahasa Indonesia. 2. Meningkatkan sikap mental dan rasa percaya diri peserta didik dalam menyelesaikan tugas dari guru yang nantinya berguna bagi peserta didik. 3. Memberikan suasana baru bagi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa dapat menuangkan dan mengembangkan pemikirannya dalam pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. 4. Menumbuhkan presepsi bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia bukanlah pelajaran yang sulit dan membosankan. 5. Hasil penelitian ini dapat diharapkan akan meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada bercerita dongeng dengan memanfaatkan model pembelajaran Role Playing sebagai pelaksanaan pembelajaran yang menyenangkan. c. Bagi sekolah 1. Dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran ditingkat pendidikan. 2. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut khususnya pada kelas yang diteliti. 3. Menghasilkan berbagai teknik pembelajaran yang aktif dan kreatif. 4. Membantu sekolah untuk menjadi lebih berkembang. 11

5. Membantu meningkatkan kualitas pembelajaran pada sekolah yang diadakan penelitian. d. Bagi Peneliti 1. Dapat dijadikan bahan pengalaman yang berharga dalam pemanfaatan model pembelajaran Role playing pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV Sekolah Dasar dan mengetahui tingkat keberhasilan tersebut dalam penelitian. 2. Sebagai bahan informasi tentang pemanfaatan model pembelajaran Role Playing khususnya pada pembelajaran bahasa Indonesia. F. Definisi Operasional Menghindari terjadinya salah pengertian terhadap istilah-istilah yang terdapat pada variabel penelitian ini, maka istilah-istilah tersebut didefinisikan sebagai berikut : 1. Peningkatan adalah suatu gambaran siswa untuk meningkatkan kemampuan dirinya yang belum memahami materi yang disampaikan agar menjadi lebih baik. 2. Kemampuan adalah kapasitas seseorang untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental berpikir, menalar, dan memecahkan masalah. 3. Berbicara merupakan alat komunikasi lisan yang digunakan oleh seseorang dalam menyampaikan pendapat, gagasan, ataupu idenya kepada orang lain. 4. Model pembelajaran adalah prosedur atau cara dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 12

5. Role Playing (Bermain) peran adalah media yang berharga untuk terciptanya situasi kehidupan nyata. Media ini menyediakan lingkungan yang aman bagi siswa untuk berimajinasi, bereksperimen dengan perilaku dan keterampilan baru. G. Stuktur Organisasi Penulisan Skripsi Struktur organisasi ini mengacu pada pedoman panduan proposal skripsi dan jurnal ilmiah Universitas Pasundan tahun 2015. Adapun sitematika penulisan skripsi terdiri dari lima bab yang terdiri dari: BAB I Pendahuluan Pada bab 1 ini berisi dari uraian pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan struktur organisasi. BAB II Kajian Teoretis Berisikan kajian terori yang berfungsi sebagai landasan teori yang digunakan peneliti untuk membahas dan meneliti masalah yang dibahas oleh peneliti. Hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan penelitian. Kerangka pemikiran, asumsi dan hipotesis penelitian atau pertanyaan penelitian. BAB III Metode Penelitian Pada bab ini membahas tentang metode penelitian yaitu rangkaian kegiatan penelitian, pendekatan yang dipilih oleh peneliti. Subjek dan ojek penelitian, operasionalisasi variabel, rancangan pengumpulan data dan instrument serta rancangan analisis data. Pada bab ini menjelaskan secara sitematis dan 13

terperinci langkah-langkah dan cara yang digunakan dalam menjawab permasalahan dan memperoleh kesimpulan. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV ini terdiri dari deskripsi profil subjek dan objek penelitian serta hasi penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang dapat dijelaskan pada profil subjek dan objek penelitian serta hasil Penelitian dan Pembahasan esesnsi dari bagian ini adalah uraian tentang data yang terkumpul dari hasi pengolahan data serta analisis terhadap kondisi dan hasil pengelolaan data. BAB V Kesimpulan dan Saran Pada bab V ini berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan yang merupakan kondisi hasil penelitian yang merupakan jawaban dari setiap tujuan penelitian dan saran merupakan rekomendasi yang ditujukan kepada para pembuat kebijakan, penggunatentang tidak lanjut dan masukan. Pada srtuktur organisasi skripsi merupakan gambaran dari susunan skripsi yang terdiri dari V bab. Setiap bab terdiri dari beberapa subbab yang pada akhirnya tersusun sesuai dengan struktur organisasi penulisan skripsi. 14